Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
melakukan tindakan di bidang kebidanan dan kandungan , biasanya kita pilih 10 kasus
terbanyak yang ditangani, di UGD, rawat jalan, rawat , menurut standar akreditasi RS ada
format khusus seperti berikut.
ABORTUS
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
: Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan, dan sebagai batasan digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan anak kurang
dari 1000 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada
kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri,
sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks telah
mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil
konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi pendarahan
per vaginam ostium masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik
dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 0 minggu, akan hasil konsep
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Pemeriksaan darah
I. Abortus imminens
a.
Istilah baring, tidur baring merupakan
unsur penting dalam pengobatan karena
cara ini menyebabkan bertambahnya aliran
darah ke uterus dan berkurangnya rangsang
mekanis.
b.
Penobarbital 3 x 30 mg sehari dapat
diberikan untuk menenangkan penderita.
c.
Tokolitik
d.
Preparat progesterone 2-3x 1 tab
setiap 8-12 jam
e.
Antiprostaglandin 3x500mg
Perbaiki KU
2.
Kosongkan uterus
3.
4.
Amoxycicillin 4500 5 hr
Penyulit
Ada 3 penyulit:
a.
Anemia
Infeksi
c.
Perforasi
Pemberian uterotonik
KEHAMILAN EKTOPIK
No.Dokumen
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
kehamilan abdominasi
b.
c.
d.
e.
kehamilan ovarialal
f.
g.
kehamilan komu
h.
kehamilan serviks
a.
Tanda-tanda syok
Hipotensi
Takikardi
b.
Abdomen akuta
dinding perut
Pemeriksaan Ginekologi:
Korpus uteri normal atau sedikit membesar, kadangkadang sulit diketahui karena nyeri abdomen yang hebat.
Radang panggul
Appendisitis
Abortus iminens
Diagnosa Banding :
Pemeriksaan
penunjang
: a.
b.
Pemeriksaan Laboratorium
Ditalasi
Kuretase.
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan Kuldosentesis
d.
Pemeriksaan Laparoskopi
Kehamilan Abdominal:
1987
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
No.Dokumen
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
Definisi
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
Liver fungsi
Penyulit
Penyakit Jiwa
Spesialis Saraf
Ringan
Lama Perawatan
: 7 hari
1. Berat
: Tergantung dengan
penyulit yang telah didapat.
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
2. Cunningham MD MacDonal PC
Gamt NF Hypertensiv disorder in
pregnancy. William obstetric 20th
Ed 718-723, 1997
1
2
Nama Penyakit
Definisi
:
:
ABORTUS
Adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan, dan
sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat badan anak kurang dari 500 gram.
Abortus komplit:
Adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
Abortus inkomplit:
Adalah sebagian konsepsi telah keluar dari vakum uteri,
sebagian lagi masih tertinggal.
Abortus insipiens:
Adalah abortus yang sedang mengancam dimana serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan
tetapi hasil konsepsi masih di dalam kavum uteri.
Abortus imminens:
Adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi
pendarahan per vaginam ostium masih tertutup dan hasil
konsepsi masih baik dalam kandungan.
Missed Abortion :
Adalah abortus dimana embrio atau fetus telah
meninggal dalam kandungan sebelum kehamilan 0
minggu, akan hasil konsep seluruhnya masih tertahan
dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.
Abortus habitualis:
Adalah keadaan dimana terjadinya abortus tiga kali
Kriteria Diagnosa
Diagnosa Banding
Pemeriksaan Penunjang
Abortus komplit
Abortus inkomplit
Abortus insipiens
Abortus imminens
Standar Tenaga
Perawatan RS
Terapi
Rawat inap
I. Abortus imminens
f.
Penyulit
Ada 3 penyulit:
d.
Anemia
Infeksi
Perforasi
10
11
12
Informed Concent
Konsultasi
Lama Perawatan
:
:
:
13
Masa pemulihan
14
15.
Output
PA
:
:
16
Otopsi
Pemberian uterotonik
No.Dokumen
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
Pemeriksaan inspekulo:
Kriteria Diagnosa :
Stress inkontinensia
Diagnosa Banding :
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Rawat di RS
B.Aktif:
a.
Bila pelvik skor < 5, diakhiri persalinan dengan seksio
sesarea.
Bila pelvik skor >5, induksi persalinan, partus per vaginam.
Terapi
Infeksi
Penyulit
Untuk tindakan operatif perlu
Informed Consent
Konsultasi
Konservatif : Sangat tergantung
pada usia kehamilan, lamanya air
ketuban keluar, keadaan umum
pasien.
3-5 hari
2 minggu
Sembuh total
1. Standar Pelayanan Medik, PB IDI,
2002
2. Cunninghan, Mac Donald, Cant.
William Obstetrics. Eighteenth Ed.
P 750-752 Appleton & Lange, 1989.
3. Friedman, Acker, Sachs. Obstetrical
Decision Making. Second Ed. P 170
Manly, Graphig Asian Edition,
1988.
4. Kebijakan Pelayanan Obstetri &
Ginekologi Lab/UPF Kebidanan &
kandungan FK Unair / RSUD Dr.
Soetomo Surabaya, 1982.
PERSALINAN PRETERM
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
STANDAR
.
1 dari 2
PELAYANAN
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
MEDIS
Direktur
Definisi
: Persalinan neonatus pada usia kehamilan antara 22 dan
37 minggu lengkap, atau antara 140 dan 259 hari,
dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Mayor :
Kehamilan multiple
Hidramnion
Anomaly uterus
Serviks terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan
32 minggu
Serviks mendatar kurang dari 1 cm pada
kehamilan 32 minggu.
Riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali
Riwayat persalinan preterm sebelumnya
Operasi abdominal pada kehamilan preterm
Riwayat operasi konisasi
Iritabilitas uterus
Minor :
penyakit yang disertai demam
perdarahan per vaginam setelah kehamilan 12
minggu
riwayat pielonefritis
merokok lebih dari 10 batang/hari
riwayat abortus trisemester II
riwayat abortus trisemester I lebih dari 1 kali.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai: 1
atau lebih faktor resiko mayor; atau 2 atau lebih faktor
risiko minor; atau keduanya.
Kriteria
: usia kehamilan antara 22 dan 37 minggu lengkap,
Diagnosa
atau antara 140 dan 259 hari.
Kontraksi uterus (his) teratur, sedikitnya setiap 78 menit sekali
Pemeriksaan serviks berkala menunjukkan bahwa
serviks telah mendatar 50-80%, atau terbuka sedikitnya
2 cm.
Selaput ketuban seringkali telah pecah
Merasakan gejala seperti : rasa kaku di perut
menyerupai kaku menstruasi;rasa tekanan intrapelvis,
nyeri bagian belakang
Mengeluarkan lendir pervaginam, mungkin
bercampur darah
Diagnosa
: Kontraksi pada kehamilan preterm
Banding
Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat.
Pemeriksaan
penunjang
Penyulit
Informed
Consent
Konsultasi
Diagnosa
Banding
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
: Pendarahan per vaginam pada usia kehamilan 20
minggu atau lebih.
: Anamnesis
a.
Pendarahan per vaginam pada usia kehamilan 20
minggu atau lebih
b.
Timbulnya pendarahan per vaginam secara
spontan tanpa melakukan aktivitas akibat trauma pada
abdomen.
c.
Disertai nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi
uterus.
d.
Beberapa faktor predisposisi:
Riwayat solusio plasenta
Perokok
Hipertensi
Multi paritas
Pemeriksaan:
Keadaan tensi, nadi, pernafasan.
Obstetrik :
Periksa luar
:
- Bagian bawah janin belum /sudah masuk BAP.
Ada kelainan letak atau tidak ?
Inspekulo : pendarahan berasal dari ostium uteri
atau dari kelainan serviks dan vagina?
Pendarahan fornises : hanya dikerjakan pada
presentasi kepala.
PMDO
: Bila akan mengakhiri kehamilan
persalinan.
USG
: Solusio plasenta
Batasan : terlepasnya plasenta yang letaknya normal
pada fundus uteri/corpus uteri sebelum janin lahir.
a.
Ringan:
Pendarahan kurang dari 100-200 cc, uterus tidak
tegang, belum ada tanda renjatan. Janin hidup,
pelepasan plasenta kurang dari 1/8 bagian permukaan,
kadar fibrinogen 250 mg%
b.
Sedang:
Pendarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang, terdpt
tanda pra renjatan, gawat janin atau janin telah mati,
(amniotomi/oksitosin infus)
Bila pendarahan dan pelvik score
< 5 atau persalinan masih lama> 6
jam seksio sesarea.
B. Sedang/ Berat:
Resusitasi cairan
Atasi anemia ( transfusi darah)
PDMO:
a. Plasenta previa : partus per
abdominal
b. Bukan Plasenta previa : partus
per vagina ( ammoniotomi pitosin
infus)\
II. Vasa Previa:
Test Apt positif ( terdapat darah
janin)
Dapat diraba pembuluh darah
janin melalui spekulum
amniokopi
Janin mati : partus per
vaginam
Janin hidup : pertimbangan
partus per abdominal
III. Plasenta Previa
A. Bila perdarahan sedikit : dirawat
sampai usia kehamilan > 36 minggu,
mobilisasi bertahap. Bila ada
kontraksi, lihat penanganan
persalinan preterm
B.
Bila perdarahan banyak
resusitasi cairan
Atasi anemia
PDMO
Plasenta previa totaslis
partus per abdominal sekseio
sesarea
Bukan plasenta previa totalis
partus per vaginam
1.
Tidak terdapat renjatan dengan
usia gestasi 37 minggu atau lebih /
TBF 2500 gram atau lebih
A. Solusio Plasentae
Ringan / sedang/ berat:
Partus per abdominal bila persalinan
per vaginam diperkirakan
berlangsung lama
B.
Plasenta Previa
Plasenta previa totaslis
partus per abdominal sekseio
Penyulit
sesarea
Bukan plasenta previa totalis
partus per vaginam
C.
Vasa Previa
Janin mati : partus per
vaginam
Janin hidup : pertimbangan
partus per abdominal
2.
Terdapat Renjatan
1. Solusio plasenta
Atasi renjatan, resusitasi
cairan dan transfusi darah.
Bila renjatan tidak teratasi,
upayakan tindakan penyelamat yang
optimal. Bila renjatan dapat diatasi
pertimbangkan untuk partus per
abdominal bila janin masih hidup atau
bila persalinan per vaginam
diperkirakan berlangsung lama
1. Plasenta previa
Atasi renjatan, resusitasi
cairan dan transfusi darah.
Bila tidak teratasi upayakan
penyelamat optimal, bila teratasi
partus per abdominal.
A. Karena penyakit:
Pada ibu:
Renjatan
Gagal ginjal akut/akut tubular
nekrosis
DIC ( Disseminated Intra
vascular Coagulation)
Plasenta acreta
Atonia uteri Uterus coubelaire
Pendarahan pada implantasi
uterus di segmen bawah.
Pada Janin:
Asfiksia
BLLR
RDS
B. Karena Tindakan/terapi
Pada Ibu :
Reaksi tranfusi
Kelebihan cairan
Renjatan
Infeksi
Pada Janin :
Asfiksia
Infeksi
Informed
Consent
Konsultasi
Definisi
: Robeknya dinding uterus, pada saat kehamilan atau
dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya
peritoneum visceral.
Kriteria Diagnosa : Sakit perut mendadak
Perdarahan pervaginam
Renjatan yang cenderung tidak sesuai dengan
jumlah darah yang keluar karena adanya perdarahan
intraabdominal
Adanya lokus minoris pada rahim, trauma,
partus
Diagnosa Banding : Mola destruens
Kehamilan ektopik lanjut terganggu
Pemeriksaan
: Hemoglobin dan hematokrit darah, PO2, PCO2 dan ph
penunjang
darah, elektrolit darah
Standar tenaga
: Dokter Kebidanan dan Kandungan
Perawatan RS
: Perawatan rutin pasca bedah (7-10 hari)
Terapi
Definisi
: Abses Tubo-ovarial (ATO) adalah radang bernanah
yang terjadi pada ovarium dan atau tuba fallopii pada
satu sisi atau kedua sisi adneksa.
Kriteria Diagnosa : Berdasarkan gejala klinis dan anamnesis pernah
infeksi daerah panggul dengan umur antara 30-40
tahun, dimana 25-50% nya adalah nulipara.
Pemeriksaan lab, x foto, usg, pungsi douglas
Diagnosa Banding : ATO utuh dan belum memberi keluhan :
kistoma ovarii, tumor ovarium.
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
Kriteria
Diagnosa
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
: Partus kasep adalah suatu keadaan dari suatu
persalinan yang mengalami kemacetan dan
berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu
maupun anak
: .
Tanda-tanda kelelahan dan dehidrasi :
1. Dehidrasi : nadi cepat dan lemah.
2. Meteorismus.
3. Febris.
4. His hilang atau melemah.
II. Tanda-tanda infeksi intra uterin
1. Keluar air ketuban berwarna keruh kehijauan dan
berbau kadang bercampur mekonium.
2. Suhu rektal > 37,6 C
III.
Tanda-tanda rahim robek ( ruptura uteri )
1. Perdarahan melalui ostium uteri eksternum.
2. His hilang.
3. Bagian anak mudah diraba dari luar.
4. Periksa dalam : bagian terendah janin mudah
didorong ke atas.
5.
Robekan dapat meluas sampai serviks dan
vagina.
IV. Tanda-tanda gawat janin.
1. Air ketuban bercampur mekonium.
2. Denyut jantung janin takikardi / bradikardi /
ireguler.
3.
Gerak anak berkurang atau hiperaktif ( gerakan
yang konvulsive).
Keadaan umum Ibu :
1. Dehidrasi
2. Panas
3. Meteorismus
4. Syok
5. Anemia
6. Oliguria.
II. Palpasi
1. His lemah atau hilang
2. gerak janin tidak ada
3. Janin mudah diraba
III.
Auskultasi
Denyut jantung janin :
Takikardi / bradikardi
Ireguler
Negatif ( bila anak sudah mati )
IV.
Pemeriksaan dalam
1. Keluar air ketuban yang keruh dan berbau
bercampur mekonium.
2. Bagian terendah anak sukar digerakkan bila rahim
belum robek, tetapi mudah didorong bila rahim sudah
robek, disertai keluarnya darah.
3. Suhu rektal > 37,6 C.
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
II.
Mengakhiri persalinan tergantung
l.
Sebab kemacetan.
2. Anak hidup / mati.
Sebaiknya perbaiki dulu keadaan ibu dengan cepat
( dalam waktu 2-3 jam ), kemudian dilanjutkan tindakan
mengakhiri persalinan.
1. Perbaikan keadaan umum ibu.
1. Pasang infus set / blood
transfusion set yang cukup adekuat
( No. 16-18 ) dan kateter urine
( ditampung ).
2. Beri cairan dan kalori serta
elektrolit
- Normal saline
: 500 cc
- Dextrose 5 10 %
: 500 cc
Dalam 1- 2 jam pertama selanjutnya
tergantung :
a. Urine produksi
b. BJ Plasma (bila perlu )
Cairan dapat diberikan menurut
kebutuhan.
3. Koreksi asam basa dengan
dengan pengukuran C02 darah dan
Penyulit
pH ( bila perlu ).
4. Pemberian antibiotik spektxum
luas secara parenteral. Derivat :
- Ampicillin 3 x I gr/hari selama 2
hari, dilanjutkan 4 x 500 mg/hari
per.os selama 3 hari dan
Gentamisin 60-80 mg, 2-3 x sehari
selama 5 hari, atau Sefalosporin
generasi III 1 gr, 2-3 x sehari selama
5-7 hari.
Kombinasi dengan :
- Metronidazole 2 x 1 gr rektal
supositoria per hari, selama 5-7 hari.
5.
Penurunan
panas :
- Antipiretika parenternal xyllomidon
2cc i.m.
- Kompres basah.
Pengakiran persalinan
Tergantung kondisi saat itu
Bila
:
Pembukaan lengkap
Syarat-syarat persalinan pervaginam
terpenuhi maka persalinan dilakukan
pervaginam dengan mempercepat
kala II (Vaccum/Forcep atau perforasi
kranioklasi ).
Bila
:
Pembukaan belum lengkap
Syarat pervaginam tidak terpenuhi
> seksio sesar.
Ibu .
1. Infeksi sampai sepsis.
2. Asidosis, dan gangguan
elektrolit.
3. Dehidrasi, syok, kegagalan
fungsi organ-organ.
4. Robekan jalan lahir.
5. Robek pada buli-buli vagina,
rahim dan rektum.
II. Anak
1. Gawat janin dalam rahim sampai
meninggal.
2. Lahir dalam asfiksia berat
sehingga dapat
menimbulkan cacat otak menetap.
3. Trauma persalinan :
Patah tulang dada, lengan, kaki,
kepala karena pertolongan persalinan
dengan tindakan.
Informed
Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
Perlbelum tindakan
Penyakit dalam , Anak
3-7 hari
2 minggu
baik
1. Benson. Current -Obs & Gin
Diagnostic & Therapy. 5th Edition,
1985, p. 925-945. Hange & Maruzeni.
.
2. Danforth & Scott. Obstetrics &
Gynecology. 5th Edition, 1986, p. 690721.
3. William Obstetrics. XVII Edition,
1985, p : 641-732.
LETAK SUNGSANG
No.Dokumen
STANDAR .
PELAYANA
N MEDIS
Definisi
Kriteria :
Diagnos
a
Revisi 0
Hala
man
1
dari
2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
Disebut letak sungsang apabila janin terlihat membujur dalam
rahim dengan bokong pada bagian bawah.
Tergantung dari bagian janin mana yang terendah, dapat
dibedakan :
a. letak bokong
b. letak bokong kaki
c. letak kaki
Pemeriksaan fisik.
1. Palpasi
Leopold I
: kepala /ballotement di fundus.
Leopold II
: teraba punggung disatu sisi, bagian-bagian
kecil disisi lain. Leopold III dan IV: bokong teraba dibagian
bawah rahim.
2. Ultrasonografi
Dipertahankan untuk :
konfirmasi letak janin apabila pemeriksaan fisik tidak jelas.
menentukan letak plasenta.
menentukan kemungkinan adanya cacat bawaan.
3. X-foto ( bila perlu )
menentukan posisi tungkai bawah /Frank Breech
konfirmasi letak janin.
POST DATE
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
: Kehamilan Post Date ialah : Kehamilan yang lamanya
melebihi 42 minggu ( 294 hari ) dihitung dari hari
pertama haid terakhir atau 14 hari setelah perkiraan
tanggal persalinan yang dihitung menurut rumus
NAEGELE, dengan asumsi siklus haidnya 28 hari.
Kriteria
Diagnosa
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
penunjang
: Persalinan aterm
: Pemeriksaan Penilaian Kesejahteraan janin
( Mulai dikerjakan pada usia kehamilan 41 minggu )
USG :
Pengukuran biometrik janin / letak plasenta.
Deteksi kelainan cacat bawaaan, pengukuran jumlah air
ketuban dengan Amniotik fluid index ( AFI ).
Pemantauan detik jantung janin :
Non Strees Test ( NST ) / Stress Test.
Penentuan maturasi janin dengan pemeriksaan cairan
ketuban ( shake test atau L/S rasio ) harus dikerjakan
bila pemeriksaan USG menunjukkan usia kehamilan 35
minggu.
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan Skor
Penyulit
Informed
Consent
Konsultasi
Pediatric
Lama
3-5 hari
Perawatan
Masa Pemulihan 2 minggu
Output
Baik
PA
Otopsi
Referensi
1. Lagrew D.C, Freeman R.K.
Management of postdate pregnancy
Am J Obstet Gynecol. 1986; 154: 8-13.
2. Phelan J.P. The Post dat Pregnancy :
An overview Clinical Obstetrics and
Gynecology. Editors : Pitkin R.M. Scott
J.R. 1989 ; 32 : 221-7.
3. AHM M.O., Phelan J.P. Epidemiologic
Aspect of the Postdate Pregnancy
Clinical Obstetri and Gynecology.
Editors : pitkin R.M., Scott J.R. 1989 ;
32: 228-34.
4. Sims M.E., Wlather F.JK. Neonatal
morbidity and mortality and Long-term
out-come of postdate infants. Clinical
Obstetrics and Gynecology. Editor
itkin R.M. Scott J.R. 1989 ; 32 : 285-93.
VAGINOSIS BAKTERIAL
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
Kriteria
Diagnosa
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
:
:
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
Infeksi vagin yang disebabkan oleh berkembangbiaknya
flora normal akibat hilangnya kuman laktobasilus yang
memproduksi hidrogen peroksida.
Gx Keputihan berbau terutama post co, kumat
kumatan . keputihan bau amis, putih abu-abu,
menempel dinding vagina, ph vagina> 4.5. ditemukan
clue cel, pemberian KOH pada fluor akan memberi bau
amis seperti ikan
Vaginosis trikomoniasis
Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan mikrobiologi, KOH, pH
Penyulit
1.
1. Pada kehamilan resiko
abortus, partus prematurus,
khorioamnionitis
2. Endometritis
3. Adnexitis
Informed
Consent
Konsultasi
Lama
Perawatan
Masa
Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
3-5 hari
Seminggu
Baik
1. Soper David E Novaks Gynecologi
edisi XIIp 429-445
2. Carter James E, Pelvic Inflamatory
disease , pelvic pain diagnosis and
Direktur
Definisi
: Infeksi vagina yang disebabkan oleh parasit
trichomonas vaginalis, merupakan penyakit yang
ditularkan melalui hubungan sex (STD)
Kriteria
: Sebagian besar asimtomatis, fluor berlebihan , purulen,
Diagnosa
bau, pruritus, parah dinding vagina kemerahan dengan
bercak putih , cerviks seperti strawberi (colpitis
macularis), ph>5 ditemukan trikomonas dapat pula clue
cel
Diagnosa
: Vaginosis bacterial
Banding
Vulvovaginal kandidiasis
Pemeriksaan
: Pemeriksaan parasit, pH
penunjang
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS
: Bila ditemukan penyulit
Terapi
Metronidazole : d o c 500mg tiap 12
jam/po selama 7 hari
Metronidazole : 2 gr po / dosis tunggal
3-5 hari
Pengobatan pasangan dengan obat
yang sama
Penyulit
Informed
Consent
Konsultasi
Lama Perawatan Masa Pemulihan 1 minggu
Output
Baik
PA
Otopsi
Referensi
1.
Direktur
Definisi
: Infeksi vagina yang disebabkan oleh candida albicans
atau specialis C glabrata, C tropicalis
Kriteria
: Keputihan seperti susu, gatal, pruritus,di daerah vulva,
Diagnosa
nyeri dansaat koitus
Diagnosa
: Vaginosis trikomoniasis
Banding
Vaginosis bakterial
Pemeriksaan
: KOH
penunjang
Standar tenaga : Dokter umum dan dokter spesialis kandungan
Perawatan RS
: Bila ada penyulit
Terapi
1.
1. Ringan Fluconazole 150
mg/oral dosis tunggal, bila
tidak membaik 3 hr diberi
penambahan.
2. Berat :
Clotrimazole 100mg /
intravaginal/ dosis tunggal selama 7
hari
Clotrimazole 100mg / intravaginal/ tiap
12 jam selama 3 hari
Clotrimazole 500 mg / intravaginal/
dosis tunggal
1.
1. Krim hidrokortison 1%
menghilangkan gatal dan
perih
2. Kasus kronis
- ketoconazole 400mg atau
fluokonazole 200mg/ dosis tunggal/hari
sampai keluhan hilang, dilanjutkan
ketoconazole 400mg atau fluokonazole
150mg/minggu selama 6 bulan
Penyulit
Pada kehamilan resiko abortus, partus
prematurus, khorioamnionitis
Informed
Consent
Konsultasi
Lama
Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
3-7 hari
2 minggu
Baik
1. Soper David E Novaks Gynecologi
edisi XIIp 429-445
2. Carter James E, Pelvic
Inflamatory disease , pelvic pain
diagnosis and management.
Lippincot William 8c Wilkin. Edisi
tahun 2000 bab IX
PROLAP UTERI
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
: Turun atau keluarnya sebagian atau seluruh uterus dari
tempat asalnya melalui vagina sampai mencapai atau
melewati introitus vagina
1. Derajat I : berdiri atau mengejan posisi cx distal 1
cm diatas ring hymen
2. Derajat II : berdiri atau mengejan posisi cx 1 cm
diatas atau di bawah ring himen
3. Derajat III : berdiri atau mengejan posisi cx distal
lebih 1 cm ring hymen tetapi penojolannya tidak
lebih panjang vagina dikurangi 2 cm
4. Seluruh uterus diluar vagina
Kriteria
Diagnosa
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
: -
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
Penyulit
Informed
Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
INFERTILITAS
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
Kriteria
Diagnosa
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
Ketidakmampuan pasangan suami istri mewujudkan
konsepsi, hamil, melahirkan, meskipun senggama
teratur (2-3 kali seminggu) selama minimal 12 bulan
tanpa proteksi
Belum punya putra 12 bulan
Abortus berulang
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
penunjang
Analisis sperma
Laparaskopi-histeroskopi
Uji pasca senggama
Histerosalfingogrfi (HSG)
Pemeriksaan panas badan basal/ body basal temperatur
Biopsi endometrium
.
No.Dokumen
.
Tanggal Terbit :
Revisi 0
Ditetapkan,
Direktur
Halaman
1 dari 2
Definisi
Kriteria
Diagnosa
Diagnosa
banding
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
Penyulit
Akselerasi persalinan
Ekstraksi
Sc
Ibu
: partus lama, infeksi
intrapartum, ruptura uteri, fistula,
perlukaan jalan lahir
Janin / bayi : asfiksia, cidera,
kematian
Tertulis, perlu saat penderita MRS
Informed
Consent
Konsultasi
Lama Perawatan 4-5 hari untuk persalinan
pervaginam
6-7 hari sc
Masa Pemulihan 42 hari untuk persalinan pervaginam
3 bulan untuk sc
Output
Ibu bayi sehat tanpa komplikasi
PA
Otopsi
Referensi
1. . Benson. Current -Obs & Gin
Diagnostic & Therapy. 5th Edition,
1985, p. 925-945. Hange & Maruzeni.
.
2. Danforth & Scott. Obstetrics &
Gynecology. 5th Edition, 1986, p. 690721.
3. William Obstetrics. XVII Edition,
1985, p : 641-732.
4. Standar pelayanan medis vol 1
edisi 2 1997
KANKER SERVIKS
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
Kriteria
Diagnosa
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
penunjang
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
: Keganasan pada mulut rahim atau serviks
: Gejala klinis perdarahan sesudah senggama yang
kemudian berubah menjadi metrorragi, fluor yang
berbau, nyeri, odema, gx penjalaran organ
Pemeriksaan fisik, ginekologik, penunjang
: Ca endometrium
Ca ovarium
: Pap smear
Kolposkopi
Biopsi
Dilatasi dan kuretaseboratorium
Konisasi
Labortorium
Radologi
Usg
Endoskopi
Standar tenaga
Perawatan RS
MIOMA UTERI
STANDAR
PELAYANAN
MEDIS
Definisi
Kriteria
Diagnosa
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
penunjang
Kehamilan
Neoplasma ovarium
Endometriosis
Kanker Uterus
Kelainan bawaan rahim
v USG pada kasuis terpilih
v Kuret dan pemeriksaan PA pada kasus perdarahan
v D/K bertingkat pada penderita disertai dengan
pendarahan untuk menyingkirkan patologi lain pada
endometrium ( hiperplasia endometrium atau
adenokarsinoma endometrium)
v Tes kehamilan
Standar tenaga :
Perawatan RS
Terapi
No.Dokumen
Revisi 0
Halaman
.
1 dari 2
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
Tumor jinak lapisan miometrium rahim dengan sifat
konsistensi padat kenyal, berbatas jelas dan memiliki
pseudokapsul bisa soliter atau multiple dengan ukuran
mulai mikroskopis samapi > 50kg
Letak tumor bisa :
Submukus, intramural, subserus,intraligamenter, servik,
bertangkai (pedunculated), parasitic (wandering)
v Gejala klinis :
1. bisa tanpa gejala
2. rasa penuh atau berat di perut bagian bawah atau
benjolan yang padat dan kenyal.
3. gangguan haid atau perdarahan abnormal uterus
(30%) : menoragi, metroragi, dismenore
4. gangguan akibat penekanan tumor :
disuria/polakisuri, retensio urine, overflow
incontinence,konstipasi, varices, edema tungkai
v Palpasi abdomen : tumor daerah atas pubis atau
abdomen bagian bawah padat kenyal, berdungkul, tidak
nyeri, berbatas jelas mobil bila tidak ada perlekatan
v Pemeriksaan bimanual bisa menyatu atau
berhubungan dengan rahim
Informed
Consent
Konsultasi
Lama
Perawatan
Masa
Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Pengobatan hormonal:
1. PUD ovulasi
1.
Pendarahan pertengahan siklus
Estrogen 0.626 1.25 hari ke 10-15
siklus.
2.
Pendarahan bercak pra haid
Progesteron 5- 10 mg hari ke 17 26
siklus
3.
Polimenorea : progesteron 10
mg hari ke 18 25 siklus
1. PUD Anovulasi:
Menghentikan pendarahan segera
Kuret medisinalis:
1.
Anovulasi stimulasi CC
2.
Hiperprolakstin bromokriptin
3.
Polikistik ovarii kortikosteroid
lanjutan stimulasi CC.
Setelah darah berhenti atau siklus:
Dengan E + P selama 3 siklus
Pengobatan sesuai kelainan:
a.
Anovulasi stimulasi CC
b.
Hiperprolaktin bromokriptin
c.
Polikistik ovarii
kortikosteroid lanjutan stimulasi CC.
Pendarahan banyak anemia ( PUD
berat)
Estrogen konjungsi 25 mg
intravena diulang tiap 3 4
jam atau
Progresteron 100 mg ( Etinodiol
asetat : DMPA)
Setelah darah stop atur haid dengan:
Dengan kombinasi estrogen 20
hari dan diikuti progesteron 5
hari
Setelah 3 bulan, pengobatan
disesuaikan dengan kelainan
hormonal.
Pertorasi akibat tindakan
Anemia berat
Perlu untuk tindakan D/C
Penyulit
Informed
Consent
Konsultasi
Output
PA
Otopsi
Referensi
Baik
Bahan hasil kuretase
Tidak ada
Standar Pelayanan Medik, PB IDI,
2002
Leon Speroff, et al. Clinical
Gynaecologic Endocrinology &
Infertility. William & Wilkins,
Baltimore/London, 4`h edition, 1989.
2. Benson ralph C, et al. Current
Obstetrics & Gynaecologic, Diagnosis
and Treatment, Appleton Century/East
Narwalk, Connecticut, 5 th edition,
1992, p.149-15I.
3. Baziat Ali, et al. EndokrinologiGinekologi. Kelompok Studi
Endokrinologi Reproduksi Indonesia,
Jakarta, 1991.
4. Yen SamuelS.C., et al.
Reproductive Endocrinology,
Physiology, Pathophisiology and
Clinical Management. W.B. Saunders
Company, Philadelphia, 2d edition,
1986, p.490-491.
RADANG PANGGUL
(PELVIC INFLAMATORY DISEASE)
No.Dokumen
STANDAR
.
PELAYANAN MEDIS Tanggal Terbit :
Definisi
Revisi 0
Halaman
1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Diagnosa
Banding
Pemeriksaan
penunjang
Standar tenaga
Perawatan RS
Terapi
2.
Nyeri bila servik uteri digerakkan
3.
Nyeri pada adneksa
B.
Bersamaan dengan satu atau lebih tanda-tanda
dibawah ini :
1.
Negatif gram diplokok pada sekret endoserviks
2.
Suhu diatas 38 C
3.
Lekositosis lebih dari 10.000 per mm
4.
Adanya pus dan kavun peritonel yang didapat
dengan kuldosentesis maupun laparoskopi
5.
Adanya abses pelvik dengan pemeriksaan
bimanual maupun USG
Di RSUI ORPEHA TULUNGAGUNG tidak dilakukan
pemeriksaan diagnostik dengan laparoskopik.
Berdasarkan rekomendasi Infection Disease Society for
Obstetrics & Gynecology, USA, Hager membagi derajat
radang panggul menjadi :
Derajat I
: Radang panggul tanpa penyakit
( terbatas pada tuba dan ovarium ), dengan atau tanpa
pelvio-peritonitis.
Derajat II
: Radang panggul dengan penyulit
( didaptkan masa radang, atau abses pada kedua tuba
dan ovarium ) dengan atau tanpa pelvio-peritonitis.
Derajat III
: Radang panggul dengan penyebaran
diluar organ-organ pelvik, misal adanya abses tubo
ovarial
: 1.
Kehamilan ektopik terganggu
2.
Abortus septikus
3.
Torsi kista ovarii atau ruptura kista.
4.
Endometriosis
5.
Apendisitis
: leboratorik dan mikrobiologik
: Dokter umum, dokter spesialis kebidanan dan
kandungan
:
Berdasar derajat radang panggul,
maka pengobatan dibagi menjadi
1. Pengobatan rawat jalan
Pengobatan rawat jalan dilakukan
kepada penderita radang panggul
derajat I.
a. Antibiotik :
sesuai dengan
buku Pedoman Penggunaan Antibiotik
RSI Hasanah Muhammadiyah
Mojokerto
- Ampisilin 3,5 g/sekali p.o/sehari
selama I hari dan Probenesid 1 g
Penyulit
Informed
Consent
Konsultasi
Lama Perawatan
Masa Pemulihan
Output
PA
Otopsi
Referensi
Ovarial ).
Penyulit radang panggul dapat dibagi
:
1.
Penyakit segera
Penyulit segera pads radang panggul
ialah pembentukan abses dan
peritonitis, perihepatitis ( Fits-Hugh
Curth Syndrome ) dan sakrolitis.
2.
Penyulit jangka panjang.
Penyulit jangka panjang adalah
akibat kerusakan morfologik genitalia
interna bagian atas yaitu berupa
a. Infeksi berulang.
Radang panggul yang timbul kembali
setelah 6 minggu pengobatan
terakhir. Wanita yang pernah
mengalami radang panggul
mempunyai resiko 6-10 kali
timbulnya episode radang panggul.
b. Infertilitas.
c. Kehamilan ektopik.
d. Nyeri pelvik kronik
Perlu
Peyakit dalam, bedah
5- 7 atau lebih tergantung komplikasi
7-14 hr
Sembuh atau menetap, berulang
Bila dilakukan tindakan operatif
1.
Faukner.S dan Soman M.Pelvic
Inflammatory Disease manual of ,
outpatient Gynecology. Little Brown &
Co, 1986, p.29-38.
2.
Hare M.J,.Genital Tract Infection
in Women. Churenhil Livingstone,
New York, 1988.
3.
Jones H.W, Wentz A.C. et al.
Novak Textbook of Gynecology, 11`h
edition, William & Wilkins 188, p.507524.
4.
Hacker F.N, Moore J.G. Essential
of Obstetrics and Gynecology.
W.B.Saunders Company 1986, p.304310.
5.
Handaya. Etiologi dan diagnosis
penyakit radang pelvik. Seminar,
Tanggal terbit
Halaman
Ditetapkan
Direktur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
No. Dokumen
PROSEDUR
TETAP
No. Revisi
Halaman
Tanggal terbit
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Unit terkait
Halaman
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal terbit
1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
2 Agustus 2008
2.3.
Memberi penjelasan pada pasien proses persalinan
dan langkah yang akan dikerjakan serta cara mengejan yang
benar.
2.4.
Meminta ibu mengejan waktu ada his.
2.5.
Melakukan anestesi lokal infiltrasi pada tempat
eposiotomi menggunakan lidocain 1%.
2.6.
Melakukan efisiotomi pada waktu perineum sudah
tipis.
2.7.
Melahirkan kepala bayi i dengan secara klasik.
2.7.1. Menahan perineum dan menekan ke arah kranial
menggunakan ibu jari dan jari II, III penolong yang tertutup
duk steril.
2.7.2. Menahan defleksi kepala dengan tangan kiri.
2.7.3. Berturut-turut akan lahir dahi, mata, hidung, mulut
dan dagu.
2.7.4. Membersihkan lendir, mulut, dan hidung.
2.8.
Membiarkan kepala bayi melakukan putar paksi
Halaman
2/2
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Halaman
2/2
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
2.5. Melakukan observasi tanda pelepasan plasenta dengan
memperhatikan parameter sebagai berikut 2.5.1 Perut ibu
Glubuler/cembung
2.5.2 Tali pusat menjulur sedikit
2.5.3 Keluar darah baru dari vagina
2.6 Melakukan tes separasi dengan cara merenggangkan
tali pusat dengan tangan kanan, menekan fundud uteri
dengan tangan kiri, bila tali pusat tidak tertarik ke dalam
artinya plasenta sudah lepas atau separasi.
2.7. Bila plasenta sudah separasi, lahirlah plasenta dengan
menekan fundus uteri ke arah bawah. Tali pusar ditarik pelan
sampai plasenta lahir.
2.8 Melakukan message uterus sampai terasa ada kontrasi
2.9 Memeriksa plasenta apakah ada yang tertinggal
2.10 Memberikan suntikan oksitosin 10 unit intra maskuler
2.11 Mengukur jumlah darah yang keluar
2.12 Membersikan dan merapikan pasien.
2.13 Melakukan dekontaminasi alat dengan laruran klorin
0,5%
2.14 Mengukur gejala cardinal dan mencatat
Unit Terkait
Halaman
1/3
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Pengertian
Suatu tindakan pada ibu hamil baik yang sudah inpartu maupun
Yang belum inpartu dengan memasukkan Inf. D 5% dan oksitosin.
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal terbit
Halaman
2/3
Halaman
3/3
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
3. Secondary arrest adalah tidak adanya pembukaan
ostium uteri pada persalinan fase aktif setelah dilakukan
evaluasi selama 2 jam. Untuk menilai kemajuan ini
seyogyanya dilakukan 1 orang.
4. Bila terjadi secondary arrest, hendaknya dievaluasi
penyebab terjadinya hal tersebut. Bila persalinan
pervaginam tidak mungkin atau tidak terjadi kelainan letak,
maka dilakukan seksio caesarea.
Unit Terkait
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Halaman
1/5
EKSTRAKSI CUNAM
CUNAM
EKSTRAKSI
No.
Dokumen
No.
Revisi
No. Dokumen
No. Revisi
11
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
5. Persiapan
5.1.Persiapan untuk lbu.
5.1.1. Posisi tidur lithotomi.
5.1.2.
Rambut vulva dicukur
Halaman
Halaman
3/5
2/5
5.1.3.
Kandung kemih dan rektum dikosongkan
5.1.4.
Desinfeksi vulva.
5.1.5.
Infus bila diperlukan.
5.1.6.
Narkosis bila diperlukan.
5.1.7.
Kain penutup pembedahan
5.1.8.
Gunting episiotomi.
5.1.9.
Alat-alat untuk menjahit robekan jalan lahir.
5.1.10.
Uterotonika.
5.2.
Persiapan untuk Janin.
5.2.1. Alat-alat pertolongan persalinan.
5.2.2. Alat penghisap lendir.
5.2.3. Oksigen.
5.2.4. Alat-alat untuk resusitasi bayi.
5.3. Persiapan untuk Dokter,
5.3.1.
Mencuci tangan.
5.3.2. Sarung tangan suci hama.
5.3.3.
Baju operasi suci hama.
Sebelum ektrasi cunain dikcrjaknn, penolong harus meneliti
secara
cermat apakah semua persiapan tersebut telah lengkap.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen
No. Revisi
1
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
6. Teknik
6.1. Cara Pcmasangan Cunam.
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan
panggul ibu pada waktu cunam tersebut dipasang, maka
pemasangan cunam dibagi :
6.1.1. Pemasangan Sefalik (pemasangan biparietal,
melintang terhadap kepala), ialah pasangan cunam dimana
sumbu panjang cunam sesuai dengan diameter mentooksipitalis kepala janin, sehingga daun cunam terpasang
secara simetrik di kiri kanan kepala.
6.1.2. Pemasangan Pelvik (melintang terhadap panggul) ialah
pcmasangan cunam sehingga sumbu panjang cunam sesuai
dengan sumbu panggul.
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam
terpasang bilateral kepala dan melintang panggul. Hal ini
hanya terjadi bila kepala janin sudah dipintu bawah panggul
dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna
(ideal) ialah bila :
6.1.2.l.
Sutura sagitalis tegak lurus dengan bidang
Halaman
4/5
tangkai cunam
6.1.2.2.
Ubun-ubun kecil terletak 1 jari di atas
bidang tersebut.
6.1.2.3.
Kedua daun cunam teraba simetris
disamping kepala.
6.2. Cara Ekstraksi Cunam.
Ekstraksi cunam terdiri dari tujuh langkah, yaitu :
6.2.1. Penolong membayangkan bagaimana cunarn akan
dipasang.
6.2.2. Pemasangan daun cunam pada kepala janin.
6.2.3. Mengisi sendok cunam.
6.2.4. Menilai hasil pemasangan hasil cunarn.
6.2.5. Ekstraksi cunam pcrcobaan.
6.2.6. Ekstraksi cunam definitif.
6.2.7. Membuka dan melepaskan scndok cunam.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen
No. Revisi
1
PROSEDUR
TETAP
Unit Terkait
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Halaman
5/5
Tanggal terbit
1. Unit Rawat Inap
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen
No. Revisi
1
Ditetapkan
Tanggal terbit
Direktur
Halaman
Kebijakan
Prosedur
EKSTRAKSI VAKUM
VAKUM
EKSTRAKSI
No. Dokumen
Dokumen
No. Revisi
Revisi
No.
No.
1
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
2.2. Janin.
2.2. 1. Gawat Janin (masih kontroversi)
3. INDIKASI KONTRA
3.1. Ibu
3. l. l. Ruptura uteri membakat.
3.1.2.
Pada penyakit-penyakit dimana ibu secara
mutlak tidak boleh mengejan, misalnya payah
jantung, Preeklampsia berat.
3.2. Janin
3.2.1. Letak muka.
3.2.2. After coming head.
3.2.3. Janin preterm.
4.
SYARAT
4.1 Syarat-syarat ekstraksi vakum sama dengan
ekstraksi
cunarn, hanya disini syarat lebih luas, yaitu :
4.1.1 Pembukaan lebih dari 7 cm (hanya pada multigravida)
4.2 Penurunan kepala janin boleh pada hodge II
Harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga pengejan.
Teknik
1.
Cara Pcmasangan Cunam.
Ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kcpala janin dan
panggul ibu pada waktu cunam tersebut dipasang, maka
pemasangan cunam dibagi :
1.1. Pemasangan Sefalik (pemasangan biparietal, melintang
terhadap kepala), ialah pasangan cunam dimana sumbu
panjang cunam sesuai dengan diameter mentooksipitalis
kepala janin, sehingga daun cunam terpasang secara
simetrik di kiri kanan kepala
Halaman
Halaman
2/4
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
.
1.2. Pemasangan Pelvik (melintang terhadap panggul) ialah
pemasangan cunam sehingga sumbu panjang cunam sesuai
dengan sumbu panggul.
Jadi pemasangan cunam yang baik ialah, bila cunam
terpasang bilateral kepala dan melintang panggul. Hal ini
hanya terjadi bila kepala janin sudah dipintu bawah panggul
dan ubun-ubun kecil berada di depan di bawah simfisis.
Oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna
(ideal) ialah bila :
1.2.l. Sutura sagitalis tegak lurus dengan bidang tangkai
cunam
1.2.2. Ubun-ubun kecil terletak 1 jari di atas bidang
tersebut.
1.2.3. Kedua daun cunam teraba simetris disamping kepala.
2. Cara Ekstraksi Cunam.
Ekstraksi cunam terdiri dari tujuh langkah, yaitu :
2.1.
Penolong membayangkan bagaimana cunarn akan
dipasang.
2.2.
Pemasangan daun cunam pada kepala janin.
2.3.
Mengisi sendok cunam.
2.4.
Menilai hasil pemasangan hasil cunarn.
2.5.
Ekstraksi cunam pcrcobaan.
2.6.
Ekstraksi cunam definitif.
2.7.
Membuka dan melepaskan scndok cunam.
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen
No. Revisi
PROSEDUR
TETAP
Unit Terkait
Tanggal terbit
1. Unit Rawat Inap
TINDAKAN OPERATIF
DALAM KALA URI
No. Dokumen
No. Revisi
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Halaman
4/4
Tanggal terbit
Halaman
Ditetapkan
Direktur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Halaman
2/4
Halaman
.
5.
EKSPLORASI RONGGA RAHIM
5.1.
Indikasi
5.1.1. Persangkaan tertinggalnya jaringan plasenta
(plasenta lahir tidak lengkap), setelah operasi vaginal yang
sulit seperti ekstraksi cunam yang sulit, dekapitasi, versi, dan
ekstraksi, perforasi dan lain-lain, untuk menentukan apakah
ada ruptura uteri eksplorasi juga dilakukan pada pasien yang
pernah mengalami seksio sesaria dan sekarang melahirkan
pervaginam.
TINDAKAN OPERATIF
DALAM KALA URI
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
4/4
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
5.2. Penatalaksanaan
5.2.1. Tangan masuk secara obstetrik seperti pada
pelepasan plasenta secara manual dan mencari sisa plasenta
yang seterusnya dilepaskan atau meraba apakah ada
kerusakan dinding uterus. Untuk menentukan robekan
dinding rahim eksplorasi dapat dilakukan sebelum plasenta
lahir dan sambil melepaskan plasenta secara manual
Unit Terkait
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Halaman
Ditetapkan
Direktur
.
Mencegah terjadinya perdarahan yang patologis pada kala
nifas dini yaitu perdaralran lebilr dari 500 cc setelah plasenta
lahir sampai 24 jam pertarna setelah persalinan.
Tanggal terbit
2. Petunjuk :
2.1 Perhitungan secara visual (sulit karena sering sudah
menggumpal atau meresap dalam kain)
2.2 Atau dengan monitoring tanda vital dan menghitung dalam
formula Giesecke
3. Penatalaksanaan
3.1. Pemasangan infus ukuran besar apabila belum terpasang,
bila pendarahan banyak dan syok berat sebaiknya dipasang
lebih dari satu saluran infus.
3.2. Pemberian cairan pengganti (RL/PZ) sesuai dengan formula
Giesecke.
3.3. Pemasangan kateter tetap den mengukur produksi urine
secara berkala.
3.4. Monitor tanda vital secara intensif selarna pertolongan
diberikan.
3.5. Massage uterus atau kompresi bimanual.
PENCEGAHAN PENDARAHAN
PADA KALA NIFAS DINI
No. Dokumen
No. Revisi
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
3.6. Pernberian uterotonika kalau perlu secara kontinyu
melalui drip, dengan 20 30 unit oksitosis dalam 1000 cc
cairan kristaloid dengan kecepatan 200 cc/jam Quilligan
menganjurkan pemberian oksitosin 10 20 unit RL 5000
cc/jam disertai massege bimanual kemudian intermitten
fundal massege selama 10 20 merit dilakukan selama
beberapa jam sampai kontraksi uterus cukup keras tanpa
stimuli.
3.7. Apabila setelah pemberian oksitosis dalam 1000 cc
cairan tidak berhasil dapat diberikan derifat ergot atau
prostagladin.
3.8. Penggunaan tampon uterus mungkin berhasil untuk
menghentikan perdarahan karena atonia yang gagal dengan
obat-obatan: Pernasangan tampon harus secara hati-hati den
secara padat. Bahaya adalah memberi rasa aman yang semu
sehingga menunda tindakan definitif yang perlu. Tampon
yang padat menyerap darah sampai 1000 cc. Untuk
mencegah infeksi sebaiknya diberikan antibiotika dan
diangkat dalam 24 jam.
3.9. Apabila usaha di atas juga gagal maka dapat
dipertimbangkan tindakan operatif yang ligasi arteria
hypogastrika pada wanita yang masih ingin anak atau
histerektomi bila sudah tidak menginginkan.
Halaman
2/2
Unit Terkait
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PROSEDUR
Tanggal terbit
TETAP
2.2.2. Tingkat II : Sebelum dilakukan penjahitan pada
robekan perineum tingkat lt maupun tingkat III, jika dijumpai
Halaman
2/2
Halaman
1/1
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
Halaman
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Tanggal terbit
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Unit Terkait
Tanggal terbit
1. Unit Rawat Inap
MENYUSUI BAYI YANG BENAR
No. Dokumen
No. Revisi
PROSEDUR
TETAP
Halaman
2/2
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur
Halaman
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PROSEDUR
TETAP
Unit Terkait
Halaman
2/2
Tanggal terbit
1. Unit Rawat Inap
PEMERIKSAAN VAGINAL
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan
Direktur
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Pengertian
Tujuan
Ginekologi, agar
pasien mengerti dan faham akan tujuan pemeriksaan.
Kebijakan
Prosedur
ASUHAN NIFAS
No. Dokumen
No. Revisi
PROSEDUR
TETAP
Tanggal terbit
Ditetapkan
Direktur
Pengertian
Tujuan
Halaman
Kebijakan
Prosedur
Diagnosis :
Anamnesis / MMPI tes.
Pemeriksaan fisik.
USG dan Doppler.
Antibiotik
Drainase
Laparotomi
Kuretase
Laparotomi
Antibiotik
Kelainan yang berhubungan dengan tromboemboli
Obat Antikoagulan
Antibiotik
Ambulasi dini
1. Konseling
1.1. Menerangkan maksud dan tujuan petneriksaan vaginal pada
pasien.
2. Persiapan Tindakan
2.1.
Syarat :
2.1.1. Dilakukan dengan halus dan hati-hati.
2.1.2. Dilakukan dalam keadaan steril.
2.1.3. Dilakukan dengan pendamping tenaga paramedik atau
keluarga pasien.
2.2. Indikasi
2.2.1.
Pada perneriksaan kesehatan ginekologik berkala
(check up).
2.2.2.
Bila ada keluhan dan atau kelainan yang diduga
berasal dari organ genitalis.
2.3 Indikasi Kontra
2.3.1. Masih virgin
2.3.2. Dalam hal ini dilakukan pemeriksaan rektal.
PEMERIKSAAN VAGINAL
Halaman
No. Revisi
Halaman
2/2
Ditetapkan
PROSEDUR
Tanggal terbit
Direktur
TETAP
3.10. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan bimanual untuk
mengetahui keadaan rahim. Jika arah uterus antefleksi,
uterus dapat diraba diantara dua tangan, yang satu di
dalam vagina pada forniks anterior dan yang lain menekan
uterus ke bawah dari dinding perut. Ditentukan konsistensi,
besar, kontur, mudah digerakkan atau tidak, apakah nyeri
tekan, ada atau tidaknya tumor. Jika arah uterus retrofleksi,
tangan yang berada di vagina menekan forniks posterior
untuk dapat meraba uterus.
3.11. Pada saat tangan menekan forniks posterior, diraba
pula keadaan ligarnen sakrouterium dan rongga douglas
menonjol.
3.12. Pemeriksaan dilanjutkan dengan menekan adneksa
parametrium kanan dan kiri. Tangan yang berada di vagina
menekan forniks.lateralis dan yang berada diluar menekan
dinding perut. Diraba ovarium: besarnya, nyeri tekan, tumor
dan derajat kebebasannya.
3.13. Untuk meraba lebih jelas bagian belakang rahim dan
rongga douglas, kadangkala dilakukan pula pemeriksaan
rektovaginal. Jari telunjuk dimasukkan vagina dan jari
tengah dimasukkan rectum.
4. Tindak Lanjut
4.1.
Menulis hasil pemeriksaan pada status pasien.
4.2.
Menetapkan diagnosa.
Unit Terkait
1. Unit Rawat Inap
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan
Tanggal terbit
Direktur
Suatu tindakan untuk terminasi kehamilan dengan obat
misoprostol dengan cara mematangkan cerviks
Sebagai pedoman untuk pelaksanaan induksi /terminasi
kehamilan dengan misprostol
1.
Misoprostol ada 2 kemasan 200 mcg dan 100mcg, oral,
vaginal maupun rectal
2.
Menigkatkan skor pelvic
3.
Tidak dianjurkan pemberian misoprostol secara poliklinis
4.
Tidak dianjurkan untuk kasus bekas bedah sesar
1.
2.
3.
4.
5.
Kontra indikasi bekas sc
6.
Dosis 25-50 mcg tiap 6-8 jam pervaginal maksimal 4x
pemberian , pemberian oral lebih dianjurkan
7.
Jangan manipulasi dengan uterotonika lain ataupun ekspresi
kristeller
Unit terkait