Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PRE EKLAMSIA
OLEH:
KIKI WULANSARI
1411511051
LEMBAR KONSUL
Nama Mahasiswa :
NPM
:
Judul
:
Tanggal
Topik
Paraf
Pembimbing Lahan
LAPORAN PENDAHULUAN
PREEKLAMPSIA
I.
DEFINISI
Per eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi
tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu
atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan. Eklampsia adalah preeklamsia yang disertai kejang dan/atau koma
yang timbul bukan akibat kelainan neurologi. Superimposed preeklampsiaeklampsia adalah timbulnya preeklampsia atau eklampsia pada pasien yang
menderita hipertensi kronik. (Mansjoer, 2007)
Preeklampsia adalah hipertensi pada kehamilan yang umumnya baru timbul
sesudah minggu ke-20 kehamilan disertai oedem dan proteinuria, kadangkadang hanya hipertensi dan proteinuria atau hipertensi dengan oedem tanpa
kejang. Ekalmpsia sama gejalanya dengan preeklampsia ditambah dengan
kejang dan/atau koma. (Bagian Obstetri & Gineklogi FKUNPAD, 1984)
KLASIFIKASI PRE EKLAMSIA
1. Preeklamsia Ringan
Bila salah satu gejala atau tanda ditemukan pada ibu hamil sudah dapat
digolongkan pre-eklamsia berat :
-
II.
ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. (mansjoer, 2007)
Apa yang menjadi penyebab preeklamsia dan eklampsia sampai sekarang
belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan
sebab musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi
jawaban yang memuaskan. Teori yang diterima harus dapat menerangkan halhal berikut:
1) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravidas, kehamilan ganda
hidramnion, dan mola hidatidosa.
2) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian
janin dalam uterus.
4) Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
5) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
Penyebab PIH tidak diketahui; namun demikian penelitian terakhir
menemukan suatu organisme yang disebut hudatoxi lualba.
Fakor resiko:
1)
2)
3)
4)
5)
Kehamilan pertama
Riwayat keluarga dengan preeklampsia atau eklampsia
Pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya
Ibu hamil dengan usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Wanita dengan gangguan fungsi organ (diabetes, penyakit ginjal,
MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya 2 dari 3 gejala, yaitu
penambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan proteinuria.
kali.
Edema
terlihat
sebagai
peningkatan
berat
badan,
pembengkakan kaki jari tangan dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg
atau tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg atau tekanan diastolik
>15mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. Tekanan
diastolik pada trimester kedua yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai
sebagai bakat preeklampsia. Proteinuria +1 atau 2; atau kadar protein > 1 g/l
dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter atau urin porsi tengah, diambil
minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.
Disebut preeklampsia berat bila ditemukan gejala:
1) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg
2) Proteinuria +>5 g/a4 jam atau > 3 pada tes celup
3) Oliguria (<400 ml dalam 24 jam)
4) Sakit kepala hebat atau Gangguan penglihatan
5) Nyeri epigastrium dan ikterus
6) Edema paru atau sianosis
7) Trombositopenia
8) Pertumbuhan janin terhambat
Diagnosis eklampsia ditegakkan berdasarkan gejal-gejal preeklampsia
disertai kejang atau koma. Sedangkan bila terdapat gejala preeklampsia berat
disertai salah satu atau beberapa gejala dari nyeri kepala hebat, gangguan
visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan tekanan darah yang
progresif, dikatakan pasien tersebut menderita impending preeklampsi.
Impending preeklampsia ditangani sebagai kasus eklampsia. (Mansjoer,
2007)
IV.
V.
Patofisiologi
KOMPLIKASI
Tergantung derajat preeklampsi atau eklampsinya. Yang termasuk komplikasi
antara lain atonia uteri (uterus Couvelaire), HELLP syndrome (hemolysis,
elevated liver enzimes, low platelet count), ablasi retina, KID (koagulasi
intravaskular diseminata), gagal ginjal, hingga syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut dan kronisnya insufisiensi
uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas
VI.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
1. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3. Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan
janin terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
4. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera
mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau
ibu akan lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
1. Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin
2. Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak
perlu dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140150/90-100 mmhg).
3. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari
dan minimal 8 jam pada malam hari)
4. Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
5. Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
6. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat
antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau
nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari, atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau
pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30 mg/hari).
7. Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
8. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1
minggu
9. Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2
minggu rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2
kali berturut-turut, atau pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia
berat. Berikan juga obat antihipertensi.
10. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai preeklampsia berat. Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
yang
penting
dari
pemeriksaan
antenatal
yang
(Wiknjosastro H,2006)
VIII.
PENGKAJIAN PRIMER
AIRWAY
Kaji adanya batuk, penumpukan sputum, gurgling, stridor, snoring,
pemakaian OPA
BREATHING
kaji adanya sesak, penggunaan otot asesoris, RR, retraksi dinding dada,
ekspansi paru asimetris, irama napas, penggunaan O2
CIRCULATION
baik.
Kaji adanya renjatan syok hipovolemik, TD, nadi, aritmia, CRT, konjungtiva
anemis
DISABILITY
Kaji tingkat kesadaran (GCS), ukuran pupil, respon pupil terhadap cahaya
IX.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
X.
2.
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d retensi air dan garam
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan masalah gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit dapat teratasi
Kriteria Hasil:
Tidak ada odem, tidak ada peningkatan BB tiba-tiba
Intervensi :
1. Timbang BB secara rutin
Rasional : Peningkatan BB > 1 kg/minggu sebagai indikasi adanya retensi
abnormal pada klien.
2. Monitor adanya edema
Rasional : edema sebagai tanda gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Catat kadar Hb dan Hematokrit
Rasional: Identifikasi adanya Hemokonsentrasi. HCT 3X Hb merupakan
indikasi adanya Hemokonsentrasi.
4. Monitor output urine, suara parau dan tanda vital.
Rasional : indicator kerja ginjal, indicator adanya udema paru, adanya
peningkatan tensi abnormal.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta : Media Aesculapius
________. 1984. OBSTETRI PATOLOGI. Bandung: ELTAR OFFSIDE BANDUNG.
Nurarif, Amin Huda. 2013. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN
DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction
PUBLISHING.