Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gagal Ginjal Kronik adalah proses kehilangan fungsi ginjal
secara progresif dalam periode beberapa bulan atau beberapa
tahun. Penyakit ini merupakan masalah di bidang nefrologi
dengan angka kejadian yang cukup tinggi. Gejala-gejala
memburuknya fungsi ginjal tidak spesifik, dan mungkin juga
ditemukan tidak enak badan dan penurunan nafsu makan. GGK
merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Dimana secara bertahap terjadi penurunan fungsi ginjal dari
waktu ke waktu dan biasanya menetap pada penderita penyakit
ginjal tahap akhir dan akan terus meningkat jika kita tidak
melakukan pencegahan dan pengelolaan dengan baik. Ada
banyak hal yang menjadi pencetus timbulnya penyakit Gagal
ginjal kronis. Salah satu diantaranya adalah penyakit diabetes
Melitus. Semakin hari angka penderita penyakit GGK terus
meningkat. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan keperawatan
untukmengatasi masalah- masalah yang ada.(Baradero,et,al.
2008).
B. TUJUAN PENULISAN
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian terhadap penyakit
CKD on HD
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan
dengan CKD ON HD
c. Mahasiswa mampu membuat perencanaan dengan CKD ON
HD
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan dengan
CKD ON HD
e. Mahasiswa mampu membuat evaluasi dan dokumentasi
terhadap asuhan keperawatan yang telah dilakukan
C.
a.
b.
c.
d.
METODE PENULISAN
Metode Deskriptif (Study Kasus)
Study Keperawatan
Wawancara dengan Klien dan Keluarga
Dokumentasi Keperawatan
D. RUANG LINGKUP
Asuhan Keperawatan pada Ny. N pada tanggal 6 Juni 2012 di
Ruangan Renal Unit RS PGI CIKINI
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini tersusun sebagai berikut
a. BAB I
: Pendahuluan
b. BAB II
: Tinjauan Teoritis CKD ON HD
c. BAB III
: Format Pengkajian Keperawatan
d. BAB IV
: Pembahasan
e. BAB V
: Penutup
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFISINI
Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah).Penyakit Ginjal Kronik
dinyatakan juga sebagai suatu proses patofisiologi dengan
etiologi yang beragam mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Selanjutnya, gagal ginjal ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
yang irreversible pada suatu derajat yang memerlukan terapi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
ETIOLOGI
Etiologi gagal ginjal kronik menurut Brunner dan Suddarth,
(2002).
Glomerulonefritis kronik
Nefropati diabetik
Nefrosklerosis hipertensi
Penyakit ginjal polikistik
Preparat toksik
Pielonefritis kronis dan nefritis interstial
Preparat lingkungan dan okupasi :timah,kadmium,merkuri,dan
kromium.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi gagal ginjal menurut Sarwono,(1996).
Gagal ginjal kronik dibagi 3 stadium :
- Stadium 1 : Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40 %
75 %).
Pada stadium ini kadar kreatinin serum dan kadar BUN
normal dan penderita asimptomatik.
- Stadium 2 : Insufisiensi ginjal (faal ginjal antar 20 % 50 %).
Pada tahap ini, dimana lebih dari 75% jaringan yang
berfungsi telah rusak, GFR besarnya 25% dari normal, Blood Urea
Nitrogen ( BUN ) dan kreatinin serum meningkat. Gejala-gejala
nokturia dan poliuria mulai timbul.
- Stadium 3 : Gagal ginjal stadium akhir atau uremia (faal ginjal
kurang dari 10 %).
Sekitar 90% dari massa nefron telah hancur atau rusak,
atau hanya sekitar 200.000 nefron saja yang masih utuh, nilai
GFR hanya 10% dari keadaan normal, kreatinin dan BUN
meningkat. Gejala-gejala yang timbul karena ginjal tidak sanggup
lagi untuk mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit
dalam tubuh, yaitu : oliguria karena kegagalan glomerulus,
sindrom uremik.
Diskripsi
60-89 ml/men
30-59 ml/men
15-29 ml/men
Gagal ginjal
< 15 ml/men
GFR
a.
b.
2.
a.
b.
-
Diagram
E.
FAKTOR-FAKTOR
KRONIK
YANG
MEMPERBERAT
GAGAL
GINJAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
F.
MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi gagal ginjal kronik menurut Sarwono, (1996).
1. Sistem Kardiovaskuler ; Hipertensi,Pitting edema (kaki, tangan,
sakrum),Edema periorbital,Friction rub perikardial, Pembesaran
vena leher.
2. Sistem Integumen ; Warna kulit abu-abu mengkilat, Kulit kering
(bersisik),Pruritus,Ekimosis,Kuku tipis dan rapuh,Rambut tipis dan
kasar.
3. Sistem Pulmonar ; Krekels,Sputum kental dan liat,Napas dangkal,
Pernapasan kussmaul,Overload efusi pleura.
4.
Sistem Gastrointestinal ; Napas bau amonia,Ulserasi dan
perdarahan pada mulut,Anoreksia, mual dan muntah,Konstipasi
dan diare,Perdarahan dari saluran GI.
5. Sistem
Neurologi
;
Kelemahan
dan
keletihan,Konfusi,Disorientasi, Kebas, Kejang, Kelemahan pada
tungkai,Rasa panas pada telapak kaki, Perubahan perilaku.
6. Sistem Muskuloskeletal ;Kram otot,Kekuatan otot hilang,Fraktur
tulang, Foot drop.
7. Sistem Reproduksi ;Amenore dan atrofi testikuler.
8. Sistem Hematologi ; Anemia
G. PATOFISOLOGI
Patofisiologi gagal ginjal kronik yg disebabkan penyakit
hipertensi menurut Sudoyo. W. Aru,et,al. (2006).Dengan bagan
halaman berikutnya.
Patofisiologi GGK
Hipertensi
Pe perfusi ginjal
.5
L
F
G
1
0
%
.4
LF
G
30
%
.3
LF
G
30
%
.2
Te
rja
di
ka
da
r
ur
ea
da
n
kr
ea
tin
in
se
ru
m
Terja
di
gejal
a
dan
kom
plika
si
yang
seriu
s Uremi
a
Noktu
)
ria, LFG 6
%0
anemi badan
(a lemah
,
,TD
mual,
gangg nafsu
uan maka
n ,
metab
olism penur
una
e
BB
fosfor
&
kalsiu
.m dll
Belum
meras
akan
keluha
n
LFG masih
normal atau meningkat
Gagal Ginjal
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urine
a. Volume ;Biasanya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau
urine tidak ada (anuria).
b. Warna ;Urine keruh, mungkin di sebabkan oleh pus, bakteri,
lemak.
c. Berat jenis ;Kurang dari 1,015
d. Osmolaritas ;Kurang dari 350 moSm/kg menunjukkan kerusakan
tubular.
e. Klirens kreatinin ;Menurun.
f. Natrium ; >40 mEq/L
g. Protein ;Derajat tinggi proteinuria (3-4 +)
2. Darah
BUN/Kreatinin,Hitung darah lengkap,SDM,Na Serum, Kalium,
Magnesium, Kalsium,Protein.
3. Osmolaritas serum
4. Peilogram retrograid
5. USG Ginjal.
I.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
gagal
ginjal
kronik
meliputi
penatalaksanaan konservatif, transplantasi ginjal,dan dialisis.
Dialisis dibagi menjadi dua jenis yaitu peritoneal dialisis dan
hemodialisis,namun dalam kasus ini akan dibahas secara lebih
mendalam hemodialisis.
1. Penatalaksanaan konservatif
Penatalaksanaan konservatif GGK bermanfaat bila faal ginjal
masih pada tahap insufisiensi ginjal dan gagal ginjal kronik, yaitu
faal ginjal berkisar antara 10-50 % atau nilai kreatinin serum 2
mg % - 10 mg %. a).Cairan,b).Pembatasan natrium,c).Obat anti
hipertensi,d).Anemia,e).Hiperkalemia,f).Asidosis
metabolik,g).Dosis
obat,h).Preservatif
vena,
i).Persiapan
psikologis, j).Gangguan neuromuskular, k). DM, l).Anestesi,
amino
esensial,Protein
2. Hemodialisa
Hemodialisis merupakan pengalihan darah pasien dari
tubuhnya melalui dialiser yang terjadi secara difusi dan
ultrafiltrasi kemudian darah kembali lagi ke dalam tubuh
pasien.Hemodialisis suatu proses yang digunakan pada pasien
dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialysis jangka
pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien
dengan penyakit ginjal stadium akhir atau end stage renal
disease (ESRD) yang memerlukan terapi panjang atau permanen.
(Klien Gangguan Ginjal.2008;136).
Tujuan :
Tujuan hemodialisis adalah untuk mengeluarkan zat-zat
nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air
yang berlebihan.
Prinsip dasar Hemodialisis :
1. Difusi
Merupakan pengeluaran zat limbah dan toksin dari dalam darah
dengan cara bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi
tinggi ke cairan dengan konsentrasi yang lebih rendah.
2. Osmosis
Kelebihan cairan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
osmosis.
Pengeluaran
air
dapat
dikendalikan
dengan
menciptakan gradient tekanan, dimana air bergerak dari daerah
dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan
yang lebih rendah (cairan dialisat)
3. Ultrafiltrasi
Merupakan peningkatan gradient melalui penambahan tekanan
negatif pada mesin dialysis. Tekanan negatif diterapkan pada alat
ini sebagai kekuatan penghisapan pada membran dan
memfasilitasi pengeluaran air.
Indikasi dilakukan hemodialisis bila terdapat :
Kegagalan ginjal mendadak (Akut renal failure : ARF)
Kegagalan ginjal menahun (Chronic renal failure : CRF)
Dialisis preparatif/profilaktif
Misalnya
:
intoksikasi,
juga
pada
penderita
psosiais, schtricophremia.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise.
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan
rentang gerak.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat; palpasi; nyeri dada
(angina).
Tanda : Hipertensi; nadi kuat, edema jaringan dan pitting; disritmia
jantung; fiction sub perikardial (respon terhadap akumulasi sisa);
pucat;
kulit
coklat
kehijauan,
kuning;
kecenderungan
perdarahan.
3. Integritas Ego
Gejala : Faktor stress, perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tidak
ada kekuatan.
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang,
perubahan kepribadian.
4. Eliminasi
Gejala : Penurunan frekuensi urin, oliguri atau anuria; distensi
abdomen atau konstipasi.
Tanda : Perubahan warna urine (kuning pekat, merah, coklat), oliguri,
atau anuria.
5. Makanan / Cairan
Gejala : Peningkatan berat badan (edema), penurunan berat badan
(malnutrisi) anoreksia, nyeri ulu hati, mual, muntah, rasa bau
amoniak.
Tanda : Distensi abdomen (asites), pembesaran hati (hematomegali);
perubahan turgor kulit, lembab, edema, ulserasi gusi, perdarahan
gusi atau lidah, penurunan otot, penurunan lemak subkutan,
penampilan tak berdaya.
6. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur
Kram otot (kejang), rasa terbakar pada telapak kaki.
Kesemutan dan kelemahan, khususunya ekstremitas bawah
(neuropati perifer)
Tanda : Gangguan status mental
Tanda chuostek dan trauseau positif
Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki.
Tanda : Perilaku berhati-hati (distraksi), gelisah.
8. Pernapasan
Gejala : Napas pendek, noktural paroxysmal dispnea, batuk dengan
atau tanpa sputum kental.
Tanda :
4.
R/
5.
6.
7.
R/
8.
R/
9.
2.
1.
2.
3.
4.
Resiko
gangguan
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal.
Tujuan :
Setelah 1 hari perawatan (1 kali hemodialisa) Tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan volume cairan dan elektrolit.
Kriteria hasil :
S : 36- 37 0C
N : 60- 80 x/mnt
P : 18- 20 x/mnt
2.
3.
4.
5.
6.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nama Pasien
Umur
:
:
Ny. N
64 tahun
yat penyakit
an utama
Pendidikan
Pekerjaan
Pengkajian
Wib
Nama Mahasiswa
SMA
: Wiraswasta
: Tgl. 06 Juni 2012
Pengkajian diambil
rawat : rawat jalan
Tanggal HD
merawat : PDGH
HD
ke
Medis : CKD on HD
HD I
Pkl. 09.00
Evi Kristianti
dari : Pasien
dan
: 06 Juni 2012
: 348
status
Status
Dokter yang
Diagnosa
: 15 November 2008
RIWAYAT KESEHATAN
: Pasien mengalami gagal ginjal sejak 4 tahun yang lalu.
: Pasien mengeluh pusing, berat badan naik dengan tidak
terkontrol.
Pernah dirawat
Penyakit dahulu
lalu
Riwayat alergi
PERNAPASAN
Pola napas
Sesak napas
: Teratur
: Tidak
: Isokor
: Unikterik
: Tidak anemis
Hidung
Gangguan penciuman
PERKEMIHAN
Urine
: Frekuensi
Warna
Bau
Jumah
: 2 x/hari
: Kuning
: Khas
: + 100 cc/hari
PENCERNAAN
Berat
badan
kg
Penambahan : 2,1 kg
Minum
: 600 cc/24 jam
MULUT DAN TENGGOROKAN
Mulut
: Bau keton
KARDIOVASKULER
Irama jantung
Nyeri dada
: Reguler
: Tidak
Verbal :
: 50,86
Hemiparese / Hemiplegia
Parestesia / Baal
Kekuatan otot
: Tidak
: Tidak
: Tidak ada Kelainan
KULIT
Warna
Turgor
Odem
ENDOKRIN
Pembesaran Tyroid
Hiperglikemia
Hipoglikemia
Luka gangrene
: Tidak ada
: Ada
: Tidak ada
: Tidak ada
PERSONAL HIGIENE
: Mandiri
PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Riwayat spiritual
: Menjalankan ibadah dan berdoa
Keadaan emosi
: Stabil
Hubungan dengan keluarga : Akrab
DAFTAR PUSTAKA
Baradero,M,et,al.Klien Gangguan Ginjal.(2008).Jakarta :EGC.
Doenges, Marilynn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan :
Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Edisi 3. Terjemahan dari Nursing Care Plans,
Guideline For Planning and Documenting Patient Care. (1993).
Alih bahasa. I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. Jakarta : EGC.
Ns. Tarwoto, Skep,et,al. (2009). Anatomi dan Fisiologi Untuk
Mahasiswa Keperawatan.Jakarta: Trans Info Media.
(2006). Buku
Ajar
Ilmu
Penyakit
2.
1.
2.
3.
4.
Identitas Klien
Nama
Usia
Jenis kelamin
Pendidikan
Suku bangsa
Alamat
Agama
Diagnosa medis
: Tn N
: 47 tahun
: Laki - laki
: SMA
: Jawa / indonesia
: tanah sari
: islam
: CKD
Pengkajian Primer
Airway
Pasien penurunan kesadaran, sulit bernafas, nampak sesak, ada sedikit secret,
tidak ada muntahan di rongga mulut, terdengar adanya bunyi aliran udara
pernafasan, bunyi auskultasi paru ronkhi, terasa adanya aliran udara pernafasan
Breathing
Istri klien mengatakan tidak ada trauma abdomen dan tidak ada trauma dada.
Do.
RR 50 x per menit
Udara terasa berhembus
Perkembangan dada seimbang
Ada retraksi dinding dada
Perkembangan dinding dada cepat
Circulation
Istri klen mengatakan tanggal 22 april 2013, hari ini pukul 05.00 pasinya muntah
3 kali, riwayat HD 1 bulan yang lalu
Do .
KU lemah
Nadi 120x permenit, TD 260/160
Akral dingin warna kulit pucat, piting edema 2mm
Nadi terasa lemah dan cepat
Tidak ada indikasi pendarahan
Disability
5.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
1)
2)
A : S1 S2 takikardi
P : nadi perifer teraba lebih jelas
P : redup
h. Abdomen
I
: datar
A
: bising usus 12 x per menit
P
: timpani
P
: tidak ada masa abnormal dalam tubuh
i. Ekstremitas
Ektremitas atas dan bawah tidak ada kelemahan, adanya pitting edema pada
ekstremitas bawah 2mm
j. Genetalia
Tidak ada hernia scrotalis, testis lengkap
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan sementara cito didapatkan data :
Creatinin
: 122, 9
WBC
: 17, 74
HGB
: 9,8
b. Radiologi
Hasil belum dibacakan
c. EKG : sinus takikardi
5. Terapy
Transfusi set dengan RL 12 tpm
Pukul 07.45 mendapat diazepam
Pukul 08.00 ektra lasix 1 ampul
Pukul 08.30 injeksi lasix1 ampul
Terpasang dc no 16 dengan urine tampung 200cc
B.
Analisa data
No Data
Problem
Ds. Bersihan jalan nafas
Istri klien mengatakan tn N tidak efektif
pukul 05.00 kejang dan sesak
nafas
Do.
Ku lemah
Nampak sulit bernafas
Auskultasi paru ronkhi
Nafas spontan RR 50 x permenit
Terdapat retraksi dinding dada
Terdapat otot bantu pernafasan
saat bernafas
etiologi
Obstruksi jalan nafas
dan produksi secret
Gangguan mekanisme
pengaturan
Do.
Ku lemah
Nadi 120x per menit
TD 260/160 mm hg
Akral dingin pucat
Pitting edema 2mm
Nadi cepat
Auskultasi paru ronkhi
Creatinin 122, 9
C. Intervensi
No tanggal
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
1
22.4.2013 NOC
NIC
1. Respiratory
status
:
Airway Management
ventilation
Pantau Ku pasien
2. Respiratory status : airway
R/ mendapat data masalah
patency
Buka jalan nafas, look, listen n feel
3. aspiration control
R/ Mengetahui apakah jalan nafasnya
setelah dilakukan tindakan
terganggu
keperawatan segera, pasien Kelola oksigenasi sesuai advice dokter
menunjukan keefektifan
Airway Suctioning
jalan nafas
Pastikan kebutuhan suction
Kriteria Hasil :
R/ memonitor kebutuhan
Bernafas dengan mudah
Monitor status oksgenasi
Suara nafas bersih
R/ mengetahui kebutuhan o2 pasien
Tidak ada sianosis
bradikardi hentikan dulu jangan di
Frekuensi nafas dalam
suction
rentan normal
R/ agar tidak membahayakan pasien
Tidak muncul otot bantu
nafas saat bernafas
D. Implementasi
Waktu
NOC
NIC
1. Electrolit and Acid base
Fluid Management
balance
Memantau keadaan umum klien
2. Fluid balance
R/ mengetahui masalah
3. Hidration Monitor status hidrasi, mukosa, tekanan
Tujuan :
darah dan laborat
Setelah dilakukan tindakan
R/ Melihat penyebab edema
keperawatan segera,
Pasang Dc sesuai ukuran
kelebihan volume cairan
R/ Memudahkan eliminasi dan balance
teratasi.
cairan
Kriteria Hasil : Berikan diuretik sesuai advice dokter
Nadi perifer teraba jelas
R/ mengurangi cairan berlebih
JVP tidak nampak
Intake dan output
NIC
seimbang
Fluid Monitoring
Tidak ada edema perifer
Monitor mukosa, turgor kulit, crt
tidak haus abnormal
R/ mengetahui status pasien terhadap
Tidak ada sunken eyes
cairan
monitor input dan output cairan
R/ sebagai balance cairan
No
Dx
07.20
implementasi
Respon
Masuk dibawa
brankart, KU
lemah
Pasien kejang,
tidak sadar dan
Keadaan Umum
lemah
Pasien semifowler
Canul O2 4lpm
07.25
1,2
07.25
07.26
1
1
Memposisikan semifowler
Memberikan bantuan oksigenasi
07.27
Nampak sesak,
sedikit secret
dimulut, terasa
hembusan nafas
07.28
Spontan RR 50x
permenit, ada
Ttd
07.29
1,2
Mengukur TTV
07.40
1,2
07.45
1,2
07.47
07.48
08.00
08.05
08.10
08.20
08.30
08.35
08.36
08.48
1,2
1
1,2
09.10
09.20
09.35
09.45
09.50
09.52
retraksi dinding
dada
TD 260/160
S : 35,5 C
N :120 x/menit
Transfusi set RL 20
tpm
Diazepam 10 mg
masuk
Akral dingin,
pucat, nadi lemah,
pitting edema 2mm
Dc terpasang
nomor 16
Lasix 1 ampul
masuk
Tidak ada luka lain
diseluruh tubuh
TD : 210/120
N 105 x/menit
RR 55 x/menit
S : 35,9
NGT terpasang
Lasix 1 ampul
masuk
Mengawasi keadaan pasien
Pasien sopor
Mengukur listrik jantung pasien
EKG s1s2 takikardi
Mengambil hasil sample darah di laborat
Creatinin 122,9
Wbc 17,74
Hb 9,8
Melaporkan segala keadaan pada dokter
Laporan diterima
jaga
Mengawasi keadaan pasien
Merencanakan pengiriman ke icu
ICU siap
Menyiapkan dokumentasi dan kelengkapan
Dokumentasi siap
Memeriksakan foto thorax ke radiologi
Mengantar pasien ke icu
Melakukan timbang terima dengan perawat
Timbang terima
jaga
selesai
10.06
10.07
10.11
Brankart bersih
E. Evaluasi
Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan nafas
efektif
Evaluasi
tidak
Ttd
S :O:
S:O:
Ku lemah
Kesadaran sopor
N 105x/menit
TD 210/120
RR 55x / menit
Terpasang DC no 16
Akral dingin, CRT >2 detik, nadi cepat, piting
edema 2, lasixmasuk
A. Masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
P. Lanjutkan intervensi
Kelola terapi farmakologis sesuai advice
Monitor intake dan output
Monitor balance cairan
Konsulkan spesialis dalam
Kolaboratif
Kolaboratif rencana pengiriman ICU
Konsulkan spesialis dalam