Sunteți pe pagina 1din 2

The Legend of Sangkuriang

Here is the short story...


There is a kingdom in Priangan Land. Live a happy family, a father in form of dog (his name is
Tumang), a mother (her name is Dayang Sumbi), and a child call Sangkuriang. Tumang is demigod
possessing magic powers.
One day, Dayang Sumbi asked her son to go hunting in the nearest jungle and she wanted some deer
liver or venison. So Sangkuriang went hunting with his lovely dog, Tumang. After hunting all day with
empty-handed, Sangkuriang began desperate and worried. Think shortly, Sangkuriang took his arrow
and shot his dog. Then he took the dog liver or flesh and carried home.
He gave dog liver or flesh to his mother. Soon Dayang Sumbi fine out that Sangkuriang lied to her. She
knew Sangkuriang had killed Tumang. So, She angry and hit Sangkuriang head. Sangkuriang got
wounded. Sangkuriang cast away from their home.
Years go bye, Sangkuriang had travel many places and on one day, he arrived at a village which is used
to be his home. He met a beautiful woman whom actually his mother and felt in love with her.
Their love grew naturally and one day, when they were discussing their wedding plans, Dayang Sumbi
suddenly realised that the profile of Sangkuriang's head matched that of her only son's who had left
twenty years earlier. How could she marry her own son? But she did not wish to dissapointed him by
canceling the wedding. So, although she agreed to marry Sangkuriang, she would do so only on the
condition that he provide her with a lake and a boat with which they could sail on the dawn of their
wedding day.
Sangkuriang accepted this condition and built a lake by damming the Citarum river. With a dawn just
moment away and the boat almost complete, Dayang Sumbi realised that Sangkuriang would fulfill
the condition she had set. With a wave of her supernatural shawl, she lit up the eastern horizon with
flashes of light. Deceived by false dawn, the cock crowed and farmers rose for the new day.
With his work not yet complete, SangkuriaNg realised that his endeavor were lost. With all his anger,
he kicked the boat that he himself had built. The boat fell over and, in so doing become the mountain
TANGKUBAN PARAHU

Legenda Sangkuriang
Berikut adalah cerita pendek ...
Ada Jalani keluarga bahagia di negeri Pariangan. Suatu hari, Dayang Sumbi
meminta anaknya untuk pergi berburu di hutan terdekat dan ia ingin beberapa
hati rusa atau daging rusa. Jadi Sangkuriang pergi berburu dengan anjing
kesayangannya, Tumang. Setelah berburu seharian dengan tangan kosong,
Sangkuriang mulai putus asa dan khawatir. Pikirkan lama, Sangkuriang
mengambil panahnya dan menembak anjingnya. Kemudian ia mengambil hati
anjing atau daging dan dibawa pulang.
Dia memberi hati anjing atau daging untuk ibunya. Segera Dayang Sumbi halus
bahwa Sangkuriang berbohong padanya. Dia tahu Sangkuriang telah membunuh
Tumang. Jadi, Ia marah dan memukul kepala Sangkuriang. Sangkuriang
mendapat luka-luka. Sangkuriang dibuang jauh dari rumah mereka.
Tahun pergi tinggal, Sangkuriang memiliki tempat wisata banyak dan pada suatu
hari, ia tiba di sebuah desa yang digunakan untuk menjadi rumahnya. Dia

bertemu seorang wanita cantik yang sebenarnya ibunya dan merasa jatuh cinta
padanya.
Cinta mereka tumbuh secara alami dan suatu hari, ketika mereka sedang
mendiskusikan rencana pernikahan mereka, Dayang Sumbi tiba-tiba menyadari
bahwa profil kepala Sangkuriang yang cocok bahwa anak satu-satunya itu yang
telah meninggalkan dua puluh tahun sebelumnya. Bagaimana dia bisa menikahi
anaknya sendiri? Tapi dia tidak ingin kecewa dia dengan membatalkan
pernikahan. Jadi, meskipun dia setuju untuk menikahi Sangkuriang, dia akan
melakukannya hanya dengan syarat bahwa ia memberikan nya dengan sebuah
danau dan perahu yang mereka bisa berlayar pada fajar hari pernikahan mereka.
Sangkuriang menerima kondisi ini lalu didirikan sebuah danau dengan
membendung sungai Citarum. Dengan fajar hanya saat pergi dan perahu yang
hampir selesai, Dayang Sumbi menyadari bahwa Sangkuriang akan memenuhi
kondisi ibunya. Dengan gelombang selendang gaib, dia menerangi horison
bagian timur dengan kilatan cahaya. Tertipu oleh fajar palsu, ayam berkokok dan
petani naik untuk hari yang baru.
Dengan karyanya belum selesai, Sangkuriang menyadari bahwa upayanya
hilang. Dengan semua kemarahannya, ia menendang perahu yang dia sendiri
dibangun. Perahu jatuh dan, dengan demikian menjadi gunung Tangkuban
Parahu

S-ar putea să vă placă și