Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Komunikasi
Penjalinan sistem
Sosialisasi
Pengawasan sosial
Pelembagaan
Perubahan social
Wujud Kebudayaan
J.J.Hoenigman membagi kebudayaan menjadi tiga wujud:
1. Gagasan
Gagasan,ide, nilai, atau norma merupakan bentuk ideal dari kebudayaan
2. Aktivitas
Bentuk kebudayaan aktivitas adalah sistem sosial berupa tindakan berpola
manusia dalam masyarakat.
3. Artefak
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang bisa di lihat, diraba, ataupun
didokumentasikan hasil karya atau perbuatan manusia.
Fungsi Sistem Sosial Budaya
Fungsi sistem budaya adalah untuk menata dan juga menetapkan tidakan serta
tingkah laku masyarakat(manusia). Proses pembelajaran sistem ini dilakukan
dengan pembudayaan atau pelembagaan yang bertujuan untuk dapat
menyesuaikan diri(pikiran dan sikap) denngan norma adat, dan peraturan yang
hidup di lingkungan kebudayaannya. Proses pembelajaran dilakukan mulai dari
kecil dari lingkungan keluarga, lingkungan diluar rumah, dan lingkungan
selanjutnya. Dimulai dari meniru apapun(sesuatu yang baik) yang ada di
lingkungan tersebut kemudian tindakan tersebut akan menimbulkan dorongan
untuk dimasukkan kedalam kepribadian sehingga menjadi pola dan norma yang
mengatur tindakan yang dibudayakan. Tidak semua orang mampu untuk
beradaptasi dengan sistem budaya di lingkungan sosial atau disebut juga deviants.
Negara juga sangat memerhatikan kebudayaan terbukti dalam konstitusi Indonesia
UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional
1. A.
LATAR BELAKANG
KESIMPULAN
A.
Sejenak mungkin terlintas dalam pikiran kita, barangkali ketika mendengar nama
Kampung Naga. Ternyata bentuk asli dari kampung tersebut sangat berbeda
dengan namanya, dan gambaran kita tentang hal-hal yang berbau naga, karena tak
satupun naga yang berada di sana. Nama Kampung Naga tu sendiri ternyata
merupakan suatu singkatan kata dari Kampung diNa Gawir ( red. bahasa sunda )
yang artinya adalah merupakan kampung yang berada di lembah yang subur.
Kampung Naga adalah sebuah kampung kecil, yang para penduduknya patuh dan
menjaga tradisi yang ada, hal inilah yang membuat kampung ini unik dan berbeda
dengan yang lain. Tak salah jika kampung ini menjadi salah satu warisan budaya
Bangsa Indonesia yang patut dilestarikan. Nenek moyang Kampung Naga Sendiri
konon adalah Eyang Singaparna yang makamnya sendiri terletak di sebuah hutan
di sebelah barat Kampung Naga. Yang membuat Kampung Naga ini unik adalah
karena penduduk ini seperti tidak terpengaruh dengan modernitas dan masih tetap
memegang teguh adat istiadat yang secara turun temurun. Kepatuhan warga
Sanaga ( red. Warga asli kampung Naga ) dalam mempertahankan upacara
upacara adat, termasuk juga pola hidup mereka yang tetap selaras dengan adapt
leluhurnya seperti dalam hal religi da upacara, mata pencaharian, pengetahuan,
kesenian, bahasa dan tata cara leluhurnya.
Masyarakat Kampung Naga memilki tempat-tempat larangan yaitu : 2 hutan
larangan, sebelah Timur dan Barat, tempat ini tidak boleh dimasuki oleh
seorangpun kecuali pada waktu upacara atau berziarah. Ada satu buah bangunan
yang dianggap keramat yaitu Bumi Ageung yaitu tempat pelaksanaan rutinitas
upacara adat, tempat ini tidak boleh dimasuki kecuali oleh Ketua Adat atau
Kuncen. Hari yang diagungkan masyarakat Kampung Naga diantaranya hari
Selasa, Rabu dan Sabtu.Pada hari itu masyarakat dilarang untuk menceritakan asal
usul atau sejarah mengenai Kampung Naga dan pada bulan Syafar tidak boleh
melaksanakan upacara adat atau berziarah. Dalam pembangunan rumah-rumah
diatur sedemikian rupa yaitu dengan membujur Timur Barat menghadap ke
Selatan, setiap rumah harus saling berhadapan untuk menjaga kerukunan antar
warga. Praktek pembangunannya pun mempunyai wawasan lingkungan yang
futuristik, baik secara fisik, sosial, ekonomi maupun budaya.