Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
YELVINA TANRIONO
070111234
Pembimbing :
Prof. dr. B. H. R. Kairupan, Sp.KJ(K)
: Tn. I. I
Umur
: 30 tahun
Jenis kelamin
: Laki - laki
Tempat/Tanggal lahir
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Pendidikan Terakhir
: Tamat SD
Suku/bangsa
: Gorontalo / Indonesia
Alamat
Pekerjaan
: Petani
Agama
: Islam
Cara datang ke RS
Tanggal Pemeriksaan
: 5 September 2013
Tempat Pemeriksaan
Autoanamnesis
Merasa takut dialami pasien sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu,
pasien merasa takut dikejar keluarga adik ipar pasien. Awalnya pasien
berkelahi hingga membacok adik ipar pasien karena pasien merasa curiga
kepada adik ipar pasien. Pasien berpikir bahwa adik ipar pasien mencuri racun
rumput milik pasien. Sejak saat itu pasien merasa takut dikejar keluarga adik
ipar pasien.
= pasien
= ibu pasien
= ayah pasien
III.STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum
-
Penampilan
Pasien adalah seorang laki - laki, usia 30 tahun, sesuai umur. Kurus
penampilan rapi menggunakan kaos abu-abu dan celana pendek. Ekspresi
wajah tampak datar.
Perilaku dan aktivitas psikomotor
Gelisah, tidak mau duduk
Sikap terhadap pemeriksa
Pasien tampak tidak berminat dan kurang kooperatif.
Mood : cemas
Afek : tumpul
Kesesuaian : tidak sesuai (inappropriate)
3. Karakteristik bicara
Selama wawancara, pasien menjawab semua pertanyaan dengan pendek-pendek,
artikulasi jelas, bicara lambat, pasien kurang berminat.
4. Gangguan Persepsi
Ada gangguan persepsi halusinasi auditorik.
5. Proses Pikir
-
Arus pikiran :
Produktivitas : pikiran yang lambat, hanya menjawab apabila di tanya
Isi pikiran : Waham persekutorik, merasa takut akan didatangi keluarga adik
ipar pasien.
Taraf kesadaran
Kompos mentis, kasadaran yang jernih.
Orientasi
Waktu : Baik. Pasien bisa membedakan siang dan malam.
Tempat : Baik. Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS.
Orang : Baik. Pasien dapat mengenali orang-orang di sekitarnya.
Daya Ingat
Daya ingat jangka panjang : Tidak terganggu. Pasien dapat menyebutkan
nama saudara kandung pasien.
Daya ingat jangka pendek : Tidak terganggu.
Daya ingat segera : Tidak terganggu. Pasien dapat mengulang 6 huruf dan
-
: cukup
Kesadaran
: kompos mentis
Tanda vital
Kepala
Thoraks
Abdomen
Ekstremitas
2. Status Neurologi
GCS : E4M6V5
TRM : Tidak Ada
Mata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, refleks cahaya +/+
Pemeriksaan Nervus Kranialais
a. Nervus Olfaktorius (NI)
kiri dan ke kanan dan diberi sedikit tahanan. Hasilnya pada pasien ini kesan
normal.
Fungsi Sensorik
: tidak terganggu
Fungsi Motorik
: Kekuatan otot
Tonus otot
Ekstrapiramidal Sindrom
Refleks fisiologis
: Normal
Refleks Patologis
VI.FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan riwayat pasien, ditemukan adanya kejadian-kejadian yang
mencetuskan perubahan pola perilaku dan psikologis yang bermanifestasi timbulnya
8
gejala dan tanda klinis yang khas berkaitan adanya gangguan kejiwaan serta
ditemukan adanya distres dan disabilitas ringan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian dapat disimpulkan pasien mengalami suatu gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status interna dan status neurologi tidak ditemukan kelainan
yang mengindikasikan adanya gangguan medis umum yang secara fisiologis
menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita
selama ini.
Pasien tidak pernah mengalami trauma di kepala, dengan demikian gangguan
mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan.
Pada anamnesis ditemukan pasien tidak merokok, hanya pernah minumminuman beralkohol. Pasien juga tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang
sehingga kemungkinan gangguan mental akibat zat psikoaktif (F10-F19) juga dapat
disingkirkan.
Pada aksis 1 ditemukan adanya perilaku halusinasi dan waham persekutorik.
Pada pasien gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif samasama menonjol pada saat yang bersamaan. Selain itu juga ditemukan kegelisahan
yang memuncak pada pasien. Maka diagnosis pada pasien ini termasuk dalam
Gangguan skizofrenia paranoid (F20.0)
Pada aksis II tidak ada diagnosis.
Pada aksis III tidak ada diagnosis
Pada aksis IV ditemukan adanya masalah pendidikan (pasien hanya menamatkan SD
karena pasien merasa tidak mampu untuk melanjutkan sekolah) dan masalah
berkaitan dengan lingkungan sosial (berkelahi hingga membacok adik ipar pasien).
Pada aksis V GAF 70 - 61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
Aksis I
Aksis II
Aksis III
IX.RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka
-
Risperidone 2 mg 2 1 tablet
Fluoxetine 20 mg 1 0 - 0
10
Memotivasi dan memberikan dukungan kepada pasien agar pasien tidak merasa
putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak kendur.
b. Terhadap keluarga
-
X. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
XI.DISKUSI
Pada pasien ditemukan perilaku halusinasi auditorik. Waham berupa waham
persekutorik ditemukan pada pasien yang mengaku takut didatangi oleh keluarga adik
ipar pasien. Selama wawancara sikap pasien kurang kooperatif, ekspresi wajah biasa,
artikulasi jelas dan volume stabil, pandangan tidak tertuju pada pemeriksa. Hal ini
makin menguatkan diagnosis skizofrenia paranoid. Tidak
psikotik pada masa lampau. Sesuai dengan PPDGJ III pasien ini dikategorikan
dengan gangguan skizofrenia paranoid (F20.0).
Pada pasien ini diberikan risperidone 2 mg dengan dosis 2 kali sehari,
fluoxetine 20 mg dengan dosis 1 kali sehari diberikan pada pagi hari. Pada pasien ini
juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi.
Dalam hal ini diberikan melalui edukasi terhadap pasien agar memahami
gangguannya, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya
kepatuhan dan keteraturan minum obat sehingga pasien sadar dan mengerti akan
sakitnya, dan menjalankan pengobatan secara teratur, tidak dengan terpaksa.
11
Hal lain yang dilakukan adalah dengan intervensi langsung dan dukungan
untuk meningkatkan rasa percaya diri individu, perbaikan fungsi sosial dan
pencapaian kualitas hidup yang baik sehingga memotivasi pasien agar dapat
menjalankan fungsi sosianya dengan baik. Keluarga pasien juga diberikan terapi
keluarga dalam bentuk psikoedukasi berupa penyampaian informasi kepada keluarga
mengenai penyebab penyakit yang dialami pasien serta pengobatannya sehingga
keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien untuk minum obat dan
kontrol secara teratur serta mengenali gejala-gejala kekambuhan secara dini.
Pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan
penyakit juga penting untuk disampaikan. Prognosis pasien ini adalah dubia ad
bonam tidak ada gangguan premorbid. Bila pasien taat menjalani terapi, adanya
motivasi dari pasien sendiri untuk sembuh, serta adanya dukungan pasien dari
keluarga maka akan membantu perbaikan pasien.
XII. KESIMPULAN
1. Diagnosis pasien kasus ini skizofrenia paranoid
2. Keteraturan minum obat perlu diperhatikan dengan mewaspadai efek samping obat
yang mungkin akan terjadi.
3. Psikoterapi pada pasien ini sangat penting karena pasien merasa dirinya tidak sakit
4. Dukungan dan partisipasi keluarga sangat menentukan pemulihan dan pencegahan
timbulnya relaps, oleh karena itu perlu dipertimbangkan pasien untuk tinggal bersama
keluarga.
Pemeriksa
Pasien
Dialog :
A
: Selamat pagi
12
: Dimana itu ?
: di Boalemo
: di rumah sakit
: dorang sapa ?
ade ipar
A
: (diam)
13
: (diam)
: ba minum dok
:K, L, M, N, O, P
:4, 1, 7, 2, 5, 3
14