Sunteți pe pagina 1din 29

KOMPONEN ANALISIS BISNIS

Menurut Subramanyam (2013:12) Analisis bisnis meliputi beberapa proses yang


saling terkait untuk memperkirakan nilai perusahaan yang diestimasi dengan
menggunakan model penilaian estimasi hasil di masa depan dalam bentuk arus kas dan
laba prospektif. Untuk memperkirakan pembayaran di masa depan secara akurat, penting
untuk mengevaluasi prospek bisnis perusahaan maupun laporan keuangannya. Evaluasi
atas prospek bisnis merupakan sasaran utama dalam analisis lingkungan bisnis dan
strategi. Status keuangan perusahaan ditentukan dari laporan keuangannya dengan
menggunakan analisis keuangan. Kualitas analisis keuangan bergantung pada keandalan
dan muatan ekonomis laporan keuangan yang dianalisis dengan analisis akuntansi.
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis mencakup analisis akuntansi,
keuangan dan prospektif).
Komponen Proses Analisis Bisnis

Analisis
Lingkungan
Bisnis
dan Strategi
Analisis Industri Analisis Strategi

Analisa
Laporan
Keuangan

Analisis
Keuangan
Analisis
Akuntansi

Analisis
Sumber dan
Analisis
Penggunaan
Profitabilitas
Dana

Analisis
Prospektif
Analisis
Risiko
Biaya Estimasi
Modal

Biaya Estimasi
Modal

Komponen analisis bisnis meliputi:

1. Analisis Lingkungan Bisnis Dan Strategi


Analisis lingkungan bisnis dan strategi terdiri atas bagian analisis industri dan
analisis strategi. Analisis industri biasanya merupakan langkah pertama, mengingat
prospek dan struktur industri sangat menentukan profitabilitas perusahaan.

A. Analisis Industri
Analisis industri (industry analysis) sering kali dikerjakan dengan menggunakan
kerangka yang diajukan oleh Porter (1980, 1985) atau analisis rantai nilai (value chain
analysis). Analisis industri biasanya dilakukan setelah melakukan analis ekonomi. Dalam
analisis industri seorang investor mencoba untuk memperbandingkan kinerja dari
berbagai industri, untuk dapat mengetahui jenis industri yang memberikan prospek paling
bagus dalam masa yang telah ditentukan. Setelah dilakukan analisis industri akan
didapatkan informasi mengenai kelompok industri yang akan dibentuk dan diyakini akan
memberikan peluang yang paling menjanjikan. Pengelompokan industri di Indonesia
dilakukan berdasarkan standar klasifikasi industri yang telah ditentukan. Di Indonesia
standar yang banyak dipakai untuk mengelompokkan industri bagi perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah Jakarta Stock Exchange
Sectoral Industry Classification (JASICA). Contoh klasifikasi industri JASICA adalah
sebagai berikut:
Klasifikasi Industri Di Indonesia
1.

Pertanian

2.1 Pertambangan batubara

Pertanian

2.2 Pertambangan minyak dan gas bumi

Perkebunan

2.3 Pertambangan

Peternakan

logam

dan

lainnya

Perikanan

2.4 Penggalian batu atau tanah

Kehutanan

2.5 Lain-lain belum terklasifikasi

Lain-lain belum terklasifikasi


3.
2.

Pertambangan

Industri Dasar dan Kimia


3.1 Semen

mineral

3.2 Keramik, gelas, dan porselen

7.5 Lain-lain belum terklasifikasi

3.3 Produk logam dan sejenisnya


3.4 Kimia

8.

Keuangan

3.5 Plastik

8.1 Bank

3.6 Pakan Ternak

8.2 Lembaga Pembiayaan

3.7 Industri kayu dan pengolahannya

8.3 Perusahaan efek

3.8 Pulp dan kertas

8.4 Asuransi

3.9 Lain-lain yang belum terklasifikasi

8.5 Reksadana
8.6 Lain-lain belum terklasifikasi

4.

Aneka Industri
4.1 Mesin dan alat berat
4.2 Otomotif dan komponennya
4.3 Tekstil dan garmen
4.4 Alas kaki

9.

Perdagangan dan Jasa

4.5 Kabel

9.1 Perdagangan besar barang industri

4.6 Elektronik

9.2 Perdagangan

4.7 Lain-lain belum terklasifikasi

besar

barang

konsumsi
9.3 Perdagangan eceran

5.

Industri barang konsumsi

9.4 Hotel dan restoran

5.1 Makanan dan minuman

9.5 Pariwisata dan hiburan

5.2 Industri tembakau

9.6 Periklanan dan media masa

5.3 Farmasi

9.7 Jasa komputer dan perangkatnya

5.4 Kosmetik dan barang keperluan

9.8 Lain-lain belum terklasifikasi

rumah tangga
5.5 Lain-lain belum terklasifikasi
6.

Konstruksi, properti dan real estate


6.1 Konstruksi
6.2 Properti dan real estate
6.3 Lain-lain belum terklasifikasi,

7.

Infrastruktur, utilitas, dan transportasi


7.1 Energi
7.2 Jal;an tol, bandara, pelabuhan dan
sejenisnya
7.3 Telekomunikasi
7.4 Transportasi

Sumber: Laporan mingguan BEJ, 1997

Peranan Analisis Industri


Dikutip dari web www.ut.ac.id , Analisis Industri , sebagai alat yang dapat
mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri maka akan membantu
investor dalam menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan di
kemudian hari. Hal ini dikarenakan dalam analisis industri akan memberikan
informasi mengenai karakteristik-karakteristik resiko dan return mengenai berbagai
macam industri.
Pada era ini masing-masing industri bersaing dan berkompetisi secara ketat
dalam pencarian keuntungan yang ingin dimiliki. Masing-masing industri harus siap
untuk mengembangkan keuntungan kompetitif yang dimiliki. Dalam persaingan
tersebut terdapat hal-hal yang saling berhubungan yaitu:

Struktur industri yang kompetitif seperti apa yang bisa diperoleh ?

Bagaimana unit usaha memanfaatkan struktur industri kompetitif ?

Apa yang menjadi dasar keuntungan kompetitif unit usaha tersebut ?.

Menurut Poter, terdapat lima kumpulan kekuatan bersaing sebagai berikut:


1.

Intensitas

Persaingan

Diantara

Pesaing

yang

ada.

Faktor

mempengaruhinya adalah:
Pertumbuhan industri
Perbedaan produk
Jumlah pesaing dan perbedaan pesaing
Tingkat biaya tetap
Kapasitas yang berlebih
Hambatan dari luar
2.

Kekuatan pembeli dalam menawar, faktor yang mempengaruhi adalah:


Jumlah pembeli
Biaya switching pembeli
Kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan ke belakang

yang

Pengaruh produk unit usaha atas total biaya yang dikeluarkan pembeli
Pengaruh produk unit usaha atas kualitas produk yang dipilih pembeli
Signifikansi volume unit usaha terhadap pembeli
3.

Kekuatan Pemasok dalam menawar, faktor yang mempengaruhi adalah:


Jumlah pemasok
Kemampuan pemasok untuk mengintegrasikan ke depan
Adanya input substitusi
Pentingnya volume unit usaha pemasok

4.

Ancaman dari produk pengganti, faktor yang mempengaruhi adalah:


Hari relatif dari pengganti
Biaya switching pembeli
Keinginan pembeli untuk mensubstitusi

5.

Ancaman dari pesaing baru, faktor yang mempengaruhi adalah:


Kebutuhan modal
Akses ke jaringan distribusi
Skala ekonomi
Diferensiasi produk
Kompleksitas teknologi dari produk ataupun proses produk sendiri
Tindakan balasan dari usaha yang ada
Kebijakan pemerintah.

Dari lima kumpulan kekuatan bersaing tersebut terdapat beberapa hal yang berkaitan
dengan lima analisis industri, yaitu:
1.

semakin besar kekuatan lima faktor di atas, tingkat keuntungan yang


diperoleh semakin rendah

2.

ketergantungan terhadap lima faktor di atas masing-masing unit usaha


berbeda

3.

pemahaman terhadap sifat kekuatan di atas akan membantu dalam


merumuskan strategi

Beberapa penelitian yang terkait dengan analisis industri didokumentasikan oleh


Reilly dan Brown (1997) dengan kesimpulan:
1.

Studi mengenai kinerja tahunan industri, menunjukkan industri yang berbeda


mempunyai tingkat return yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan analisis
industri penting dan perlu dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja antar
industri untuk membantu investor mengidentifikasi peluang-peluang yang
menguntungkan atau tidak menguntungkan.

2.

Tingkat return masing-masing industri berbeda setiap periodenya. Dari


informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa return industri untuk periode yang
akan datang tidak dapat diestimasi hanya dengan menggunakan data return
tahun lalu, tetapi harus ditambah dengan data-data lain yang relevan untuk
mengestimasi return industri periode mendatang.

3.

Tingkat return perusahaan sejenis cukup beragam. Hal ini menunjukkan


analisis industri perlu diikuti dengan analisis perusahaan.

4.

Tingkat resiko berbagai industri juga beragam sehingga analisis dan investor
perlu mempelajari dan mengestimasi faktor-faktor resiko yang relevan untuk
suatu industri tertentu seperti hal yang sama dilakukan untuk estimasi return.

5.

Tingkat resiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu sehingga analisis
resiko berdasarkan data historis dapat digunakan untuk mengestimasi resiko
industri di masa yang akan datang.
Informasi umum yang dapat diambil dari hasil penelitian di atas adalah

pentingnya analisis industri untuk meminimalkan resiko atau menidentifikasi industri


yang mempunyai prospek menguntungkan.
Estimasi Tingkat Keuntungan Industri
Analisis Industri sebagai bagian dari analisis fundamental dalam perusahaan
harus mempunyai informasi mengenai return yang diharapkan dari suatu industri
yang akan dianalisis. Hal ini bertujuan untuk menentukan berapa return yang
diharapkan dan juga mempunyai informasi mengenai perusahaan yang mempunyai
prospek terbaik tempat untuk berinvestasi.

Informasi umum yang ingin diketahui oleh seorang investor adalah:

Earning per Share (EPS)


EPS

= keuntungan bersih/jumlah saham beredar

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan.


Biasanya nilai ini akan dibandingkan dengan nilai pada kuartal yang sama pada
tahun sebelumnya untuk menggambarkan pertumbuhan tingkat keuntungan
perusahaan. Dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan
kenaikan atau penurunan harga saham suatu perusahaan di bursa saham.

Price Earning Rasio (P/E)


P/E= Harga saham/EPS
Dengan rasio ini kita dapat membandingkan suatu perusahaan dengan P/E ratio
rata-rata dari perusahaan dalam kelompok perusahaan sejenis.
Jika hasil kedua ratio tersebut dikalikan maka akan muncul nilai akhir yang

diharapkan dari suatu industri (expected ending value of industry). Untuk


menentukan tingkat return yang diharapkan suatu industri kita membagi nilai akhir
yang diharapkan dari suatu industri ditambah deviden yang diharapkan dari industri,
dengan nilai awal industri tersebut pada periode sebelumnya. Dari informasi tersebut
ditentukan industri yang layak untuk dijadikan pilihan untuk berinvestasi. Seorang
investor pasti akan memilih industri yang mampu memberikan return yang paling
besar untuk menginvestasikan modalnya.
Estimasi Earning Per Share Industri
Dapat dilakukan dengan tiga teknik pendekatan yaitu:
1. Prakiraan Penjualan dan Daur Hidup Industri
Dalam tahapan ini dapat diestimasi besarnya penjualan suatu industri yang
diawali tahap:

Tahap permulaan, sebagai awal perkembangan industri pertumbuhan


penjualan sangat kecil, dengan tingkat biaya yang sangat besar untuk promosi
dan biaya pengembangan produk yang diyakini mempunyai prospek baik
untuk masa depan.

Tahap pertumbuhan, setelah dikenalnya produk oleh masyarakat maka


pertumbuhan penjualan akan cepat dengan banyaknya permintaan pada
industri yang bersangkutan. Keuntungan perusahaan akan tinggi. Hal ini
diprediksi

karena

persaingan

untuk

produk

tersebut

belum

ketat.

Pertumbuhan ekonomi pada tahap ini cenderung lebih besar.

Tahap kedewasaan, mulai munculnya persaingan maka penjualan akan


menurun. Dampaknya keuntungan perusahaan akan menuju pada tingkat
keuntungan yang normal. Pertumbuhan industri ekonomi sedikit lebih besar
dari pertumbuhan ekonomi secara umum.

Tahap stabil, merupakan tahap yang paling panjang dalam daur hidup
industri. Pertumbuhan industri cenderung sama dengan pertumbuhan
ekonomi secara umum di mana industri tersebut berada. Meskipun penjualan
terkait dengan kondisi ekonomi, tetapi besarnya pertumbuhan penjualan
masing-masing perusahaan secara individual dalam suatu industri akan
berbeda-beda satu dengan yang lain, tergantung kemampuan manajerial dari
masing-masing perusahaan.

Tahap penurunan, tingkat penjualan dan keuntungan industri semakin


menurun. Pada tahap ini biasanya investor mulai mencari alternatif industri
lain yang lebih menguntungkan. Pertumbuhan industri pada tahap ini akan
jauh di bawah pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

2.

Prakiraan Penjualan dan Analisis Input-Output

Merupakan cara alternatif untuk mengetahui gambaran prospek penjualan suatu


industri di masa yang akan datang dengan mengidentifikasi pemasok (supplier)
dan konsumen (demand) dari suatu industri. Dengan analisis ini kita dapat
mengestimasi permintaan konsumen di masa datang, serta kemampuan pemasok
untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam suati industri, yang
nantinya akan digunakan untuk memprediksi tingkat penjualan dan keuntungan
suatu industri di masa depan.
3.

Prakiraan
Ekonomi.

Penjualan

dan

Hubungan

Industri

dengan

Teknik dilakukan dengan cara membandingkan tingkat penjualan industri dengan


kondisi perekonomian secara keseluruhan yang berhubungan dengan barang dan
jasa yang diproduksi oleh industri tersebut. Dengan asumsi bahwa kondisi
perekonomian di mana industri tersebut beroperasi akan terkait dengan penjualan
dan keuntungan suatu industri.

B. Analisis Strategi
Analisis strategi (strategy analysis) merupakan evaluasi atas keputusan
bisnis

perusahaan

dan

keberhasilan

perusahaan

membangun

keunggulan

kompetitifnya.
Mengutip dari (http://www.manajementelekomunikasi.org/2013/04/06-analisis-danpilihan-strategi.html). Analisis dan pemilihan strategi sebagian besar melibatkan
pengambilan keputusan subjektif berdasarkan informasi objektif . Analisis dan
pemilihan strategi berusaha menentukan tindakan alternatif yang paling baik yang
akan dijalankan didalam mewujudkan misi dan tujuan perusahaan.
Strategi, tujuan, dan misi perusahaan dan misi perusahaan ditambah dengan
informasi audit internal dan eksternal memberikan landasan untuk menciptakan dan
mengevaluasi strategi alternatif yang masuk akal. Strategi alternatif cenderung
menggambarkan langkah-langkah berjenjang yang membawa perusahaan ke posisi
masa depan yang diinginkan, kecuali jika perusahaan menghadapi situasi yang berat.
Strategi ini berasal dari visi, misi, tujuan, audit internal dan audit eksternal
perusahaan, strategi ini sejalan dengan atau dibangun dengan strategi masa lalu yang
terbukti berhasil.

1. Proses Menciptakan dan Memilih Strategi.


Mengindentifikasi dan mengevaluasi strategi alternatif alternatif hendaknya
melibatkan banyak manajer dan karyawan, perwakilan dari departemen dan divisi
dalam perusahaan harus diikutsertakan dalam proses ini yang telah merumuskan
pernyataan visi dan misi organisasi serta audit eksternal dan internal.

Partisipasi mereka (partisipan) memberi peluang terbaik bagi manajer dan


karyawan untuk memperoleh pemahaman tentang apa yang perusahaan lakukan dan
mengapa dilakukan serta untuk berkomitmen dalam membantu perusahaan mencapai
tujuan tujuan yang telah ditetapkan.
Seluruh partisipan dalam memberikan analisis dan pemilihan strategi harus
memiliki informasi audit eksternal dan internal dihadapan mereka. Strategi-strategi
alternatif yang diajukan para partisipan harus dipertimbangkan dan didiskusikan
dalam satu atau serangkaian rapat. Dan harus disusun dalam bentuk tertulis.
2. Kerangka Perumusan Strategi Yang Komprehensif
Kerangka Analisis dan Perumusan Strategi dibagi dalam 3 (tiga) tahap:
1. TAHAP INPUT (Input Stage)

Berisi informasi input dasar yang dibutuhkan dalam merumuskan strategi terdiri
atas :

Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Matrik Evaluasi Faktor Internal (IFE) dan

Matrik Profil Kompetitif (CPM)

2. TAHAP PENCOCOKAN (Matching Stage)

Berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal meliputi:

Matrik Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (StrenghtsWeaknessOpportunities-Threats - SWOT)

Matrik Posisi Strategis dan Evakuasi Tindakan (Strategic Position And Action
Evaluation - SPACE)

Matrik Boston Consulting Group (BCG)

Matrik Strategi Besar (Grand Strategic Matrix).

3. TAHAP KEPUTUSAN (Decision Stage)


Melibatkan satu teknik saja yakni:

Matrik Perencanaan Strategi Kuantitatif ( Quantitative Startegic Planning


Matrix - QSPM) .
Kesembilan teknik dalam kerangka perumusan strategi di atas
membutuhkan gabungan institusi dan analitis .

a. Matrik Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (SWOT)


Matrik SWOT adalah alat untuk pencocokan yang sangat penting bagi para manajer
mengembangkan 4 (empat) jenis strategi:

Strategi SO (Kekuatan-Peluang) : Memanfaatkan kekuatan internal


perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal..

Strategi WO (Kelemahan-Peluang) : Memperbaiki kelemag=han internal


dengan cara mengambil keuntungan dari peluangeksternal.

Strategi ST (Kekuatan-Ancaman) : Menggunakan kekuatan sebuah


perusahaan untuk menghindari atau menngurangi dampak ancaman
eksternal.

Strategi WT (Kelemahan-Ancaman) : Merupakan taktif defnesif yang


diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal untuk menghindari ancaman
eksternal.

Terdapat 8 (delapan) langkah dalam membentuk sebuah Matrik SWOT:


1. Buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.
2. Buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan
3. Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan
4. Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan
5. Cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya dalam
sel Strategi SO.
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya
dalam sel Strategi WO.
7. Cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya
dalam sel Strategi ST.

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya


dalam sel Strategi WT.
b. Matrik Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (SPACE)
Matrik ini merupakan kerangka empat kuadran yang menunjukkan apakah strategi
agresif, konservatif, defensive atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu
organisasi tertentu. Matrik SPACE menunjukkan:

Dua dimensi internal kekuatan finansial (Financial Strength FS) dan


keunggulan kompetitif (Competitive Advantage - CA) dan

Dua dimensi eksternal stabilitas lingkungan (Environmental Stability - ES)


dan kekuatan industry (Industry Strength - IS).

Langkah langkah yang dibutuhkan dalam mengembangkan Matrik SPACE:


1. Pilih serangkaian variable untuk menentukan keluatan financial (FS),
keunggulan kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES) dan kekuatan
industry (IS)
2. Nilaivariable-variabel tersebut munggunakan skala 1 (paling buruk) sampai
nomer 6 (paling baik) untuk FS dan IS dan -6 (paling buruk sampai -1 (paling
baik) untuk ES dan CA. Pada sumbu FS dan CA kita buat perbandingan
dengan pesaing serta pada sumbu ES dan IS kita buat perbandingan dengan
industry lain.
3. Hitung rata rata dari FS,CA,IS dan ES dengan menjumlahkan nilai yang kita
berikan pada setiap variable dan kemudian membaginya dengan jumlah
variable dalam dimensi yang bersangkutan.
4. Petakan nilai rata-rata untuk FS, IS, ES dan CA pada sumbu yang sesuai
dengan Matrik SPACE.
5. Jumlahkan nilai rata-rata pada sumbu x (CA,IS) dan petakan hasilnya pada
sumbu X. Jumlahkan nilai rata-rata pada sumbu y (FS,ES) dan petakan
hasilnya dalam sumbu Y. Petakan perpotongan kedua titik X dan Y (xy yang
baru) tersebut.
6. Gambarkan arah vector (directional vector) dari koordinat 0,0 melalui titik
perpotongan yang baru. Arah panah menunjukkan jenis strategi yang
disarankan bagi organisasi : agresif, kompetitif, defensive atau konservatif.

c. Matrik Boston Consulting Group (BCG Matrix)


Matrik BCG dan Matrik IE atau biasa disebut Matrik Portofolio secara
khusus dirancang untuk membantu upaya-upaya perusahaan multidimensional dalam
merumuskan strategi. BCG adalah sebuah perusahaan konsultasi manajemen swasta
yang berbasis di BOSTON dan memperkerjakan 1.400 konsultan di seluruh dunia.
Secara grafis menggambarkan perbedaan antardivisi dalam hal posisi pangsa pasar
relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matrik BCG memungkinkan sebuah
organisasi multidivisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati
posisi pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industry dari setiap divisi relatif
terhadap semua divisi dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif didefinisikan
sebagai rasio pangsa pasar (atau pendapatan) suatu divisi di sebuah industri tertentu
terhadap pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan pesain terbesar di industri
tersebut.
Manfaat terbesar dari Matrik BCG adalah menarik perhatian kita pada arus
kas, karakteristik investasi dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi.
d. Matrik Internal-External (IE Matrix)
Matrik IE memposisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan
sembilan sel. Matrik IE dan Matrik BCG menempatkan divisi-divisi dalam organisasi
dalam sebuah diagram sistematis; untuk itulah alasan mengapa keduanya disebut
matrik portofolio.
Akan tetapi ada perbedaan penting antara matrix BCG dan matrik IE.
Pertama sumbunya tidak sama dan juga matrik IE membutuhkan lebih banyak
informasi mengenai divisi daripada matrik BCG. Selain itu implikasi strategis dari
matrik berbeda, untuk itu sebagian penyusun strategi diberbagai perusahaan
multidivional sering mengembangkan kedua matrik ini dalam merumuskan strategi
alternatif.
Matrik IE didasarkan pada dua dimensi kunci : skor bobot IFE total pada
sumbu X dan skor bobot EFE total pada sumbu Y . Kita ingat kembali skor bobot
pada topic bahasan yang lalu, skor bobot : IFE total 1,00 sampai 1,99 menunjukkan

posisi internal lemah; 2,00 sampai 2,99 sedang; 3,00 sampai 4,00 adalah kuat. Serupa
dengan EFE total 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah; 2,00 sampai
2,99 sedang; 3,00 sampai 4,00 adalah kuat.
e. Matrik Strategi Besar (Grand Startegy Matrix)
Selain Matrik SWOT, Matrik SPACE, Matrik BCG dan Matrik IE, Matrik
Strategi Besar telah menjadi alat yang popular untuk merumuskan strategi alternatif.
Semua organisasi dapat diposisikan di salah satu dari empat kuadran strategi Matrik
Strategi Besar. Matrik GS didasrakan pada dua dimensi evaluatif : posisi kompetitif
dan pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan openjualan
tahunannya melebihi 5% dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi
yang tepat untuk dipertimbangkan organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik
disetiap kuadran matrik tersbut.
4.

TAHAP KEPUTUSAN
Adalah tahap ketiga dari kerangka tiga tahap dalam pemilihan strategi-

strategi alternatif. Analisis dan intuisi menjadi landasan bagi pengambilan keputusan
perumusan strategi setelah melalui teknik-teknik pada tahap PENCOCOKAN
(matching stage).
Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)
Teknik matrik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik.
QSPM strategi menggunakan analisis INPUT dari TAHAP 1 dan hasil
PENCOCOKAN dari analisis TAHAP 2 untuk secara objectif dijalankan diantara
strategi-strategi alternatif.
QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi
berbagai strategi alternatif berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal
dan internal yang telah diindentifikasi sebelumnya. Seperti halnya alat analitis
strategi yang lain, QSPM membutuhkan penilain intuitif yang baik.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam mengembangkan QSPM:
Langkah 1.

Buatlah daftar berbagai peluang/ancaman eksternal dan kekuatan/kelemahan internal


utama dikolom kiri QSPM.
Langkah 2.
Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut.
Langkah 3.
Cermatilah matrik-matrik Tahap 2 (pencocokan) dan mengindentifikasi berbagai
strategi alternatif yang dipertimbangkan.
Langkah 4.
Tentukan Skor Daya Tarik (Attractiveness Score-AS) .
Skor Daya Tarik :
1 = tidak memiliki daya tarik; 2 = daya tarik rendah; 3 = daya tarik sedang; dan 4 =
daya tarik tinggi.
Langkah 5.
Hitunglah Skor Daya Tarik Total (Total Attractiveness Score - TAS). Didefinisikan
sebagai hasil kali antara Langkah 2 dan Langkah 4. Semakin tinggi skor daya tarik
totalnya semakin menarik pula skor alternatifnya.
Langkah 6.
Hitunglah jumlah keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlah Keseluruhan Skor Daya
Tarik Total (Sum Total Attractiveness Score - STAS) menunjukkan strategi yang
paling yang paling menarik disetiap rangakaian alternatif.

3. Aspek Budaya Dari Pemilihan Strategi.


Semua organisasi memiliki budaya. Budaya (culture) disini mencakup
serangkaian nilai, sikap, kebiasaan, norma, kepribadian yang menggambarkan
sebuah organisasi sebuah perusahaan.
Budaya merupakan dimensi manusiawidan cara unik suatu organisasi
menjalankan bisnisnya. Merupakan hal yang menguntungkan untuk melihat
manajemen strategis dari perspektif budaya akrena keberhasilan seringkali
bergantung pada seberapa besar dukungan yang diperolehstrategi titu dari budaya
sebuah perusahaan.

4. Politik Pemilihan Strategi

Semua organisasi itu politis. Kecuali dikelola, manuver politik menghabiskan


banyak waktu, mensubversikan tujuan operasional, mengalihkan energi manusia, dan
mengakibatkan hilangnya beberapa karyawan yang berharga.
Kadang bias politik dan preferensi personal melekat erat dalam keputusan
pemilihan startegi. Politik internal mempengaruhi pilihan strategi di semua
organisasi. Taktik-taktik yang sering digunakan para politikus:

Ekuifinalitas

Memuaskan

Generalisasi

Fokus pada isu-isu yang lebih tinggi

Menyediakan Akses Politis pada Isu-isu yang Penting


Analisis lingkungan bisnis dan strategi memerlukan pengetahuan tentang

kekuatan ekonomi dan industry. Analisis ini juga memerlukan pengetahuan tentang
manajemen strategi, kebijakan bisnis, produksi, manajemen logistic, pemasaran, dan
ekonomi manajerial

2. Analisis Akuntansi
Analisis akuntansi merupakan proses evaluasi sejauh mana angka akuntansi
perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Analisis akuntansi mencakup sejumlah
pekerjaan yang berbeda.
Analisis akuntansi merupakan persyaratan terpenting bagi analisisi keuangan
yang efektif. Hal ini disebabkan oleh kualitas analisis keuangan, dan kesimpulan
yang dibuat, bergantung pada kualitan informasi akuntansi yang digunakan, bahan
mentah dari analisis ini.
Kebutuhan Akan Analisis Akuntansi
Kemampuan Analisis Akuntansi adalah hal terpenting yang harus dimiliki
seorang analisis akuntan. setidaknya ada dua alasan mengapa seorang harus memiliki
kemampuan analisis akuntansi, yaitu :
1. Akuntansi akrual Memperbaiki akuntansi kas dengan mencerminkan aktivitas
usaha pada waktu yang lebih cepat

2. Laporan keuangan di buat untuk berbagai jenis pemakai dan kebutuhan akan
informasi.
Analisis akuntansi (accounting analysis) merupakan proses evaluasi sejauh
mana akuntansi perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Keterbatasan akuntansi
ini mempengaruhi kegunaan laporan keuangan dan menimbulkan setidaknya dua
masalah dalam analisis.

Pertama, ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan


(comparability problem). Masalah ini muncul jika perusahaan yang berbeda
menerapkan akuntansi yang berbeda untuk transaksi atau peristiwa yang sama.
Masalah ini juga muncul jika perusahaan mengubah akuntansinya, yang
berakibat pada timbulnya kesulitan perbanding sementara.

Kedua, pilihan dan ketidaktepatan dalam akuntansi dapat mendistrosi informasi


laporan keuangan. Distorsi akuntansi (accounting distortion) merupakan
penyimpangan informasi akuntansi dari ekonomi yang mendasarinya.
a. Distorsi Akuntansi
Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan dari informasi yang
dilaporkan pada laporan keuangan terhadap realitas usaha sebenarnya.
Distorsi ini timbul dari sifat akuntansi akrual-yang meliputi standar,
kesalahan estimasi, keseimbangan antara relevan, dan andal, serta kebebasan
dalam aplikasinya.
Sumber Distorsi Akuntansi
Setidaknya ada empat sumber yang mempengaruhi terjadinya distorsi
akuntansi, yaitu :
1. Standar Akuntansi
2. Kesalahan Estimasi
3. Keseimbangan Andal dan Relevan
4. Manajemen Laba
Manajemen Laba
Manajemen laba dapat diartikan sebagai intervensi manajemen dengan
sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan

pribadi (Schipper 1989). Sering kali proses ini mencakup mempercantik


laporan keuangan, terutama angka yang paling bawah, yaitu laba.
Strategi Manajemen Laba
Terdapat tiga jenis manajemen laba :
1. Manajer meningkatkan laba (increasing income)
2. Manajemen melakukan mandi besar ( big bath) melalui pengurangan
laba periode ini
3. Manajer mengurangi fluktuasi laba dengan perataan laba (income
smoothing)
Motivasi Melakukan Manajemen Laba
Banyak alasan kenapa manajer melakukan manajemen laba, diantaranya
adalah :
1.

Meningkatkan kompensasi manajer yang terkait dengan laba yang


dilaporkan

2.

Meningkatkan harga saham

3.

Usaha mendapatkan subsidi pemerintah

Implikasi Manajemen Laba Terhadap Analisis Laporan Keuangan


Karena manajemen laba mendistorsi laporan keuangan, identifikasi dan
membuat penyusunan manajemen laba menjadi tugas penting dalam analisis
laporan keuangan. Namun, meskipun kekhawatiran mengenai manajemen
laba meningkat, manajemen laba tidak tersebar sejauh yang diasumsikan.
Media keuangan senang memusatkan perhatian pada kasus manajemen
laba karena masalah ini enak dibaca. Hal tersebut memberikan kesan yang
salah pada pemakai bahwa manajemen laba dilakukan setiap waktu.
Menentukan Sebuah Perusahaan Menggunakan Manajemen Laba
Atau Tidak
Sebelum menentukan apakah sebuah perusahaan melakukan
manajemen laba, seorang analisis harus memeriksa hal berikut :
1. Intensif melakukan manajemen laba
2. Reputasi dan masa lalu manajemen
3. Pola yang konsisten
4. Kesempatan melakukan manajemen laba

Evaluasi Kualitas Laba


Kualitas laba (atau tepatnya, kualitas akuntansi) memiliki arti yang
berbeda untuk berbagai pihak. Banyak analis mendefinisikan kualitas laba
sebagai sejauh mana perusahaan mengaplikasi konservatisme-perusahaan
dengan kualitas laba tinggi diharapkan memiliki rasio harga terhadap laba
(price-earning ratio) yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan
kualitas laba lebih rendah.
Tahap Dalam Evaluasi Laba
Tahapan-tahapan dalam evalusi kualitas laba. Evaluasi kualitas laba
mencakup tahap berikut :
1. Identifikasi dan penilaian kebijakan akuntansi penting
2. Evaluasi tingkat fleksibilitas akuntansi
3. Tentukan strategi pelaporan
4. Identifikasi dan menilai tanda bahaya.
Penyesuaian Laporan Keuangan
Beberapa penyesuaian umum laopran keuangan mencakup :
1. Kapitalisasi sewa guna operasi jangka penjang, dengan penyesuaian atas
neraca dan laporan laba rugi
2. Pengakuan beban kompensasi berbasis saham untuk penentuan laba
3. Penyesuaian beban tidak rutin seperti penuruna nilai aset dan biaya
restrukturasi
4. Pengakuan status (dana) ekonomis untuk program pensiun dan program
imbalan pasca kerja lainnya dalam neraca
5. Menghilangkan dampak pajak penghasilan tertentu yang ditangguhkan
atas kewajiban dan aset dari neraca
Distorsi Akuntansi ini muncul dalam setidaknya tiga bentuk.
1. Estimasi manajemen dapat salah satu tidak lengkap. Kesalahan estimasi ini
merupakan sebab utama distorsi akuntansi.
2. Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk manipulasi atau
mempercantik laporan keuangan (window-dressing). Manajemen laba ini
dapat menyebabkan distorsi akuntansi.

3. Standar akuntansi dapat menyebabkan distorsi akuntansi karena gagal


menangkap realitas ekonomi.
Tiga jenis distorsi akuntansi ini menciptakan risiko akuntansi laporan
keuangan. Risiko akuntansi (accounting risk) merupakan ketidakpastian dalam
analisis laporan keuangan karena distorsi akuntansi.
Sasaran utama analisis akuntansi adalah mengevaluasi dan mengurangi resiko
akuntansi serta meningkatkan muatan ekonomis laporan keuangan.
Analisis akuntansi meliputi evaluasi kualitas laba perusahaan atau secara
lebih luas, kualitas akuntansinya. Analisis akuntansi juga mencakup evaluasi atas
daya tahan laba (earning persistence), yang kadang kala disebut sustainable earning
power.

3. Analisis Keuangan
Komponen ketiga dalam analisis bisnis ini merupakan pengunaan laporan
keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja perusahaan, dan untuk menilai
keuangan di masa depan. Analisa keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang
menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana
tersaji dalam laporan keuangan. Berdasarkan hasil analisa ini maka manajemen dapat
memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya:
Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari
suatu usaha.
Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi.
Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh
pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan
yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.
Analisis keuangan terdiri dari tiga bagian besar, yaitu analisis probalibitas,
analisis risiko, serta analisis sumber dan penggunaan data.
Analisis Probabilitas
Profitablitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam
persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu

menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Alat analisis profitabilitas ialah
rasio-rasio keuangan. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi
perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat probabilitasnya, dan
melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas.
Analisis ini juga mencakup evaluasi margin dan perputaran. Angka profitabilitas
dinyatakan antara lain dalam angka laba sebelum atau sesudah pajak, laba investasi,
pendapatan per saham, dan laba penjualan. Nilai profitabilitas menjadi norma ukuran
bagi kesehatan perusahaan
Menurut Kasmir(2008:197),tujuan penggunaan profitabilitas bagi perusahaan
maupun bagi pihak luar perusahaan adalah :
1.

Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu
periode tertentu.

2.

Unutk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3.

Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4.

Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan


baik modal sendiri.

5.

Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan,baik


modal pinaman maupun modal sendiri.

6.

Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan.

Sementara itu manfaat yang diperoleh adalah :


1.

Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu


periode.

2.

Mengetahui posisi laba tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3.

Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4.

Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5.

Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan,baik


modal sendiri maupun modal pinjaman.
Beberapa rasio yang umumnya digunakan dalam pengukuran profitabilitas dari

suatu usaha antara lain adalah:

a.

Return on Asset (ROA) = Laba Bersih Setelah Pajak (Earning After Tax)/ Total
Asset
ROA adalah perbandingan laba bersih dengan total asset, seberapa besar laba
perusahaan dapat di generate dengan asset yang ada. Semakin besar nilainya
tentu semakin bagus, namun tetap harus diperbandingkan juga dengan
perusahaan lain yang sejenis.

b.

Return on Equity (ROE) = Laba Bersih Setelah Pajak (Earning After Tax)/
Equity
ROE adalah perbandingan laba bersih dengan ekuitas, umumnya rasio ini sering
digunakan untuk mengukur profitabilitas usaha, seberapa besar perusahaan
mampu menghasilkan laba dengan modal yang ada.

c.

Sales Margin = Laba Bersih Setelah Pajak (Earning After Tax) / Total Penjualan
Sales Margin adalah seberapa besar margin usaha yang ada dibandingkan
dengan total penjualan.

d.

Net Profit Margin = Laba Kotor/Gross Profit / Total Penjualan


Net Profit Margin adalah laba bersih setelah pajak (Earning After Tax/EAT)
dibandingkan dengan total penjualan, besaran laba bersih tentunya telah
memerhitungkan komponen pajak maupun biaya bunga Bank.

Analisis Risiko
Secara sederhana, analisis resiko atau risk analysis dapat diartikan sebagai
sebuah prosedur untuk mengenali satu ancaman dan kerentanan, kemudian
menganalisanya untuk memastikan hasil pembongkaran, dan menyoroti bagaimana
dampak-dampak yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau dikurangi. Analisis ini
melibatkan penilaian atas solvabilitas dan likuiditas perusahaan sejalan dengan
variasi laba. Untuk melakukan analisis ini dapat dengan cara membandingkan
prestasi satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui
adanya kecenderungan selama periode tertentu. Selain itu dapat pula dilakukan
dengan cara membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga
dapat diketahui bagaimana posisi perusahaan dalam industri. Analisis risiko penting
untuk analisis ekuitas, baik untuk mengevaluasi keandalan dan daya tarik kinerja
perusahaan maupun untuk mengestimasi biaya modal perusahaan.

Penilaian atas solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi


segala finansial apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu di likuidasikan.
Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai
aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya.
Solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah aktiva
(total assets) di satu pihak dengan jumlah utang (baik jangka pendek maupun jangka
panjang) di lain pihak. Sedangkan penilaian atas likuiditas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada
waktunya. Likuiditas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah
aktiva lancar dengan utang lancar dimana perhitungan ini disebut jugan dengan
current rasio. Semakin tinggi current rasio berarti semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi finansial jangka pendek. Perusahaan yang mempunyai
kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala
kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan
tersebut adalah likuid dan sebaliknya yang tidak mempunyai kekuatan membayar
adalah illikuid.
Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Disebut juga analisis arus kas yang merupakan evaluasi bagaimana
perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya. Analisis

sumber dan

penggunaan dana merupakan alat penting bagi financial manager, untuk mengetahui
aliran dana, dari mana dana tersebut dan kemana dana itu digunakan. Analisis ini
memberikan pandangan tentang implikasi pendanaan perusahaan di masa
depan.Analisis sumber dan penggunaan dana lebih diarahkan pada penerapan
matching principle dalam pendanaan. Prinsip ini mengatakan bahwa penggunaan
jangka panjang seharusnya didanai dengan dana jangka panjang sedangkan dana
jangka pendek hanya untuk keperluan jangka pendek.
Sumber dana berasal dari :
o
o
o
o
o

Penurunan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas


Penurunan bruto aktiva tetap
Kenaikan bersih kewajiban dan hutang
Penambahan modal sendiri
Dana yang diperolehdari operasi

Sedangkan penggunaan dana berasal dari :


o
o
o
o
o

Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas


Penambahan bruto aktiva tetap
Penurunan kewajiban dan hutang
Pengurangan modal sendiri
Pembayaran deviden
Laporan sumber-sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat

penting artinya bagi bank dalam menilai permintaan kredit yang diajukan kepadanya.
Dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat diketahui bagaimana
perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya. Analisa ini dimulai dari
penyusunan neraca yang disusun atas dasar dua neraca pada saat yang berbeda,
sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing pos
neraca, dari laporan perubahan neraca itulah disusun laporan sumber-sumber dana
dan penggunaan dana.
Langkah langkah penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana terdiri atas :
1.

Membandingkan kedua neraca untuk menyusun perubahan neraca pada masing

2.

masing elemen
Menyusun penggolongan dari unsur-unsur yang memperbesar kas dan golongan

3.

atau unsur-unsur yang memperkecil kas


Mengelompokan unsur-unsur dalam laporan rugi laba, terutama laba ditahan ke

4.

dalam golongan yang memperbesar kas dan memperkecil kas


Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tersebut ke dalam laporan
sumber-sumber dan penggunan dana.

Perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mempunyai efek membesar


kas disebut sebagai sumber dana. Dengan demikian adanya sumber dana dapat
ditandai dengan :
1.

berkurangnya aktiva lancar selain kas

2.

berkurangnya aktiva tetap

3.

bertambahnya hutang-hutang

4.

bertambahnya modal

5.

adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Sebaliknya perubahan yang efeknya akan memperkecil kas merupakan penggunaan


dana yang ditandai dengan :
1.

bertambahnya aktiva lancar selain kas

2.

bertambahnya aktiva tetap

3.

berkurangnya hutang

4.

berkurangnya modal

5.

pembayaran cash dividend

6.

adanya kerugian.

4. Analisis Prospektif
Analisis prospektif merupakan peramalan hasil di masa depan-biasanya laba,
arus kas, atau keduanya. Analisis ini ditarik dari analisis akuntansi, analisis keuangan
serta analisis lingkungan bisnis dan strategi. Outputnya berupa hasil yang diharapkan
(expected payoffs)

di masa depan yang digunakan untuk mengestimasi nilai

perusahaan.
Analisis prospektif merupakan tahap final pada proses analisis laporan
keuangan. Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan
historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat.
Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketetapan rencana strategis
perusahaan. Oleh karena itu, dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus
kas yang cukup untuk mendanai pertumbuhan yang diharapkan atau apakah
perusahaan membutuhkan pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Pada
akhirnya analisis prospektif berguna bagi kreditor untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.
Proses proyeksi terdiri atas (1) Proyeksi laporan laba rugi; (2) Proyeksi neraca; dan
(3) Proyeksi laporan arus kas yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Proyeksi Laporan Laba Rugi
Proyeksi dimulai dengan besarnya harapan akan peningkatan penjualan. Analisis lebih
rinci membutuhkan informasi eksternal seperti:
Tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan
Dimisalkan, apabila ekonomi membaik, dapat diproyeksikan adanya kenaikan

penjualan dibandingkan penjualan tahun lalu.


Peta persaingan

Penting untuk mengetahui bagaimana kondisi peta persaingan terkini untuk dapat
membuat proyeksi atas unit penjualan maupun kemampuan perusahaan untuk

menentukan harga.
Bauran atas toko lama dan toko baru
Toko baru umumnya menikmati kenaikan penjualan yang lebih besar dibandingkan
dengan toko lama karena toko baru dapat meraih pasar yang tidak tertangani
dengan baik atau menyediakan komposisi barang terkini dibandingkan dengan
pesaing yang ada. Oleh karena itu analisis harus mempertimbangkan rencana
ekspansi.

5. Valuasi
Valuasi (valuation) merupakan tujuan utama banyak jenis analisis bisnis.
Valuasi adalah proses mengubah ramalan hasil di masa depan menjadi estimasi nilai
perusahaan. Model valuasi digunakan juga untuk mengestimasi nilai perusahaan atau
nilai intrinsik. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang (present value theory). Teori
ini menyatakan bahwa nilai utang atau efek ekuitas (atau untuk masalah ini, segala
aset) sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan dari efek di masa depan
yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat diskonto yang tepat.
Input pada model valuasi ini adalah estimasi hasil di masa depan (arus kas dan laba
prospektif) dan biaya modal. Sebelum melakukan valuasi, terdapat informasi penting
yang diperlukan. Informasi yang diperlukan merupakan informasi yang tertulis dan
umumnya mengenai masa lalu. Informasi ini bisa didapatkan dari perusahaan yaitu
laporan keuangan yang telah diaudit kantor akuntan publik. Laporan akuntan yang
dituangkan dalam Laporan Tahunan merupakan kewajiban perusahaan yang terdaftar
di bursa untuk mempublikasikannya. Ada juga informasi yang tidak tertulis yaitu
melalui hasil interview kepada direksi atau pejabat perusahaan yang ditunjuk untuk
aktifitas tersebut yaitu corporate secretary. Informasi ini sangat penting karena
merupakan pandangan dan proyeksi perusahaan tentang perusahaan di masa
mendatang.
Jenis model valuasi:
-

Valuasi Utang
Pada hal ini adalah valuasi obligasi. Hasil masa depan dari obligasi adalah
pembayaran pokok dan bunganya.
Valuasi Ekuitas

Dasar valuasi ekuitas, seperti penilaian utang adalah nilai sekarang hasil di masa
depan yang didiskontokan pada tingkat yang tepat. Namun valuasi ini lebih
kompleks karena dalam obligasi hasil masa depan telah ditentukan.

6. Analisis Laporan Keuangan dan Analisis Bisnis


Analisis ini menekankan bahwa analisis laporan keuangan merupakan
kumpulan proses analisis yang merupakan bagian dari analisis bisnis. Proses terpisah
ini memiliki kesamaan dalam hal penggunaan informasi laporan keuangan, dalam
berbagai tingkatan, untuk kepentingan analisis. Analisis lingkungan bisnis dan
strategi perusahaan kadang kala dipandang berada di luar analisis laporan keuangan
konvensional.
Menurut Sofian Syafri Harahap (1998:190) analisis laporan keuangan berarti
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara
satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data nonkuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam
proses menghasilkan keputusan yang tepat. Menganalisis laporan keuangan, berarti
melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan antara
unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman
yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut (Dwi Prastowo, 2002:52).
Berbagai langkah harus ditempuh dalam menganalisis laporan keuangan.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut Darsono dan Ashari
(2005:53) menyatakan bahwa:
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Analisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha perusahaan dan kebijakan
akuntansi yang dianut dan diterapkan oleh perusahaan.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup informasi

mengenai

kecenderungan industri dimana perusahaan beroperasi, perubahan teknologi,


perubahan selera konsumen, perubahan factor-faktor ekonomi seperti perubahan
pendapatan perkapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak, dan perubahan
yang terjadi didalam perusahaan itu sendiri, seperti perubahan posisi manajemen
kunci.
3. Mempelajari dan mereview laporan keuangan

Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah cukup
jelas menggambarkan data keuangan yang relevan dan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum.
4. Menganalisis Laporan Keuangan
Setelah memahami profil perusahaan dan mereview laporan keuangan, maka
dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis yang ada dapat
menganalisis laporan keuangan dan meninterprestasikan hasil analisis tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Rara Agha. (2012, 8 Mei). Rasio Probabilitas. Diperoleh 14 September 2014, dari
http://raraagha30.blogspot.com/2012/05/rasio-probabilitas-menggambarkan.html
Kristanti, Maria Jenny. (2013, 2 Juni). Makalah Analisis Keuangan Softskill.
Diperoleh

14

September

2014,

http://mariajhyun.blogspot.com/2013/06/makalah-analisis-keuangan.html

dari

Dewi, Intan Sari. (2013, 03 Juli). Analisis Sumber dan Penggunaan Dana. Diperoleh
16 September 2014, dari http://intansaridewi14.blogspot.com/2013/07/analisissumber-dan-penggunaan-dana.html
Sacsell. (2013, 13 Juni). Menilai Kesehatan Perusahaan dengan Analisa Rasio
Likuiditas

dan

Solvabilitas.

Diperoleh

16

September

2014,

dari

http://sacsell.wordpress.com/2013/06/13/menilai-kesehatan-perusahaan-dengananalisa-rasio-likuiditas-dan-solvabilitas/
Arsasi. (2012, 31 Desember). Mengenal Analisa Profitabilitas Usaha. Diperoleh 15
September 2014, dari http://arsasi.wordpress.com/2012/12/31/mengenal-analisaprofitabilitas-usaha/
Sari, Rizki Maya. (2013, 09 April). Tujuan Penggunaan Rasio Profitabilitas.
Diperoleh

15

September

2014,

http://rizkimayasari.wordpress.com/2013/04/09/tujuan-penggunaan-rasioprofitabilitas/

dari

S-ar putea să vă placă și