Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Proses penuaan sel atau aging cell merupakan suatu proses yang secara alamiah
akan dialami oleh setiap makhluk hidup atau organisme. Proses ini pasti akan
terjadi namun kita tidak tahu kapan dimulainya. Gejala awal yang bisa dikenali
adalah mulai munculnya kemunduran fungsi organ.Proses ini merupakan suatu
keadaan yang secara normal terjadi dan tidak bisa dihindari. Tua adalah tahap di
mana banyak sel organ tubuh menjadi aus, rusak, dan bahkan tidak bisa berfungsi
lagi dan proses penuaan ini mengenai semua organ tubuh.
Manusia didalam hidupnya akan mengalami beberapa masa yang secara garis
besar terbagi atas empat masa yaitu masa kecil atau kanak-kanak, lalu masa
remaja, masa dewasa, dan yang terakhir masa tua. Setiap orang yang hidup
didunia ini pasti akan melewati ke empat masa ini.
Pada masa kanak-kanak dan remaja, hidup manusia rata-rata mengalami
kesehatan yang prima. Kalaupun seorang anak mengalami sakit, maka masa
penyembuhan mereka relatif sangat cepat. Akan tetapi ketika mulai menginjak ke
masa dewasa dan bahkan masa tua, hidup seseorang akan mengalami masalahmasalah pada kesehatannya seperti misalnya kencing manis, darah tinggi, jantung
koroner, dan masih banyak lagi penyakit-penyakit yang biasanya disebut penyakit
tua. Ternyata ketika seseorang menginjak masa dewasa, mereka mengalami proses
yang dikenal dengan proses penuaan. Jadi proses penuaan ini adalah proses
menurunnya kinerja-kinerja yang ada di dalam tubuh manusia.
Sel merupakan satuan dasar kehidupan dan merupakan unit terkecil dari makhluk
hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel disebut sebagai unit terkecil
karna sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil yang
berdiri sendiri. Sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan
respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel dan peka
terhadap rangsangan.
Secara sturuktural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut
satuan struktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya itu berfungsi, jadi kegiatan
tiap-tiap sel itulah yang membentuk organisme. Karena itu, sel juga disebut
sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Apabila sel-sel penyusun suatu
makhluk hidup tidak berfungsi dengan semestinya, maka akan menimbulkan suatu
kerusakan sel dan kematian sel yang berdampak negatif bagi organisme yang
bersangkutan. Kerusakan sel dan kematian sel juga dapat dipengaruhi oleh proses
penuaan sel. Penuaan sel merupakan perubahan berangsur-angsur dari struktur
setiap organisme yang terjadi dengan berlalunya waktu, bukan disebabkan karena
penyakit atau kecelakan lain dan pada akhirnya sampai pada peningkatan
kemungkinan kematian karena organisme itu bertambah tua.
Penuaan menyebabkan sejumlah fungsi sel menurun secara progresif. Fosforilasi
oksidatif mitokondria menurun, seperti sintesis protein structural, enzimatik dan
reseptor. Sel yang mengalami proses penuaan memilki kapasitas untuk ambilan
nutrien dan perbaikan kerusakan kromosom yang berkurang. Perubahan
morfologik pada sel yang menua meliputi ketidakaturan inti, mitokondria
bervakuola pleomorfik, pengurangan retikulum endoplasma, dan penyimpangan
apparatus golgi. Secara bersamaan, terdapat akumulasi tetap pigmen lipofuscin
(yang mengindikasikan kerusakan oksidatif dan jejas membran sel), protein yang
terlipat abnormal dan produk akhir silang dengan protein yang berdekatan.
Walaupun terdapat banyak teori, jelas bahwa proses penuaan sel adalah
multifaktorial. Proses itu melibatkan efek kumulatif, baik siklus jam molecular
intrinsik dari penuaan sel maupun stressor ekstrinsik dari lingkungan sel
(kerusakan sel)
Kini, proses penuaan dapat dipicu oleh beberapa faktor selain bertambanya usia,
yaitu salah satunya kondisi selular tubuh yang tidak sehat disebabkan tubuh yang
tercemar oleh radikal bebas sementara antioksidan dalam tubuh sudah tidak dapat
diproduksi secara normal baik kualitas maupun kuantitasnya. Penuaan dini adalah
hal yang menakutkan untuk kebanyakan orang karena kondisi ini tentu
mengganggu penampilan. Oleh karena itu perlu adanya pengetahuan tentang
proses selular pada aging (penuaan) dan dan bagaimana pencegahannya yang
aman dan tidak menimbulkan efek samping negatif untuk tubuh dan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Teori Pertama
Teori pertama menyatakan bahwa semakin cepat suatu organisme hidup maka
semakin cepat pula mereka menua. Hal ini terjadi karena kehidupan cepat
didefinisikan sebagai proses differensiasi dari pertumbuhan yang cepat serta
metabolisme yang tinggi sehingga sel-sel lebih cepat mengalami penuaan.
Apabila disandarkan pada teori ini maka pertumbuhan seorang manusia yang
terlalu cepat, tidak baik bagi manusia tersebut karena dia akan cepat mengalami
penuaan. Namun demikian teori ini tidak menjelaskan bagaimana proses tersebut
dapat terjadi pada tingkat seluler sehingga pengambilan kesimpulan yang hanya
didasarkan pada teori ini banyak memiliki kekurangan.
2. Teori Kedua
Teori kedua menyatakan bahwa setiap sel tidak dapat mengelak dari penumpukan
sisa metabolit yang bersifat racun. Penumpukan tersebut secara berangsur-angsur
mengurangi kemampuan sel untuk berfungsi sehingga akhirnya menjadi tua. Sel
tidak dapat mengelak dari penumpukan ini karena kolagen sebagai protein
struktural yang merupakan selubung ekstraseluler sebagian besar sel tubuh
menjadi tidak lentur dan tidak mudah larut. Seperti diketahui, ketika kolagen
pertama kali dibentuk, zat ini bersifat lentur dan mudah larut dan hal ini
menunjukkan bahwa sel belum menua. Namun demikian lama-kelamaan rantai
polipeptida yang terbuat dari kolagen terikat terus bersama sehingga kelarutan dan
kelenturan (permeabilitas) dari bahan tersebut berkurang. Akibat pengurangan
permeabilitas ini maka lalu lintas bahan antar-sel mengalami banyak hambatan.
Kemungkinan ini pula yang dijadikan dasar dalam pemunculan hipotesis bahwa
penuaan mengakibatkan terjadinya perubahan hormone walaupun tidak ada
hubungan antara penuaan tersebut dengan perubahan komposisi asam lemak sel
3. Teori Ketiga
Teori ketiga menyatakan bahwa penuaan terjadi sebagai akibat kondisi lingkungan
yang merugikan gen-gen yang berhubungan dengan sel badan atau sel-sel
somatic. Menurut Burnet dalam mutasi gen somatik yang tidak dengan cepat
diperbaiki oleh enzim DNA polimerase akan menumpuk pada sel sehingga gengen
tersebut mulai
menghasilkan
protein
yang
tidak
sempurna
yang
mengakibatkan efisiensi sel berkurang. Apabila protein yang tidak sempurna ini
menjadi enzim maka proses mutasi somatik akan terjadi secara lebih cepat.
Akibatnya, sel akan mati (merupakan proses penuaan) atau bahkan mengalami
kanker. Akibat lain penuaan adalah merangsang mutasi DNA mitokondria
(Fukagawa et al., 1999).
cukup
lama
mengabaikan
tema
penuaan.
Kini
transkripsi
dan
translasi,
yang
penjelasan
ini
harus
akurat
dan
mempunyai
mekanisme-mekanisme
yang
terpisah yang dapat diuji coba. Penelitian lebih terfokus pada proses, yang
memicu kehidupan dan mengakhirinya. Namun faktor-faktor apa yang
mempengaruhinya dan seberapa lama makhluk hidup dapat hidup, memang
sedikit sekali diteliti. Namun sejak satu dasawarsa terakhir, terdapat sejumlah
ilmuwan yang meneliti cabang mengenai rentang umur kehidupan.
Proses penuaan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, gaya hidup dan
penyakit-penyakit yang diderita. Beberapa pakar mencoba merumuskan apa yang
dimaksud dengan proses menua. Di antaranya: faktor genetis dan faktor
lingkungan.
Setiap mahluk hidup, termasuk manusia dibentuk oleh sel. Dalam tubuh seorang
dewasa terdapat 100 trilliun sel yang setiap detiknya kurang lebih 50 juta sel
tersebut rusak dan mati. Namun sel yang rusak atau mati dengan cepat diganti
dengan yang baru. Sel-sel tersebut membelah normal sampai kurang lebih 50 kali
dan kemudian berhenti dan mati. Umur manusia berhubungan erat dengan umur
hidup sel. Kebanyakan ahli gerontologi (ilmu yang mempelajari proses penuaan
secara alami) berpendapat bahwa umur maksimum manusia rata-rata 110 - 120
tahun.
Perbedaan susunan kromosom pada pria dan wanita (wanita bergenotip XX; dan
pria, XY) mengakibatkan umur pria lebih rendah dari wanita. Kelebihan satu
kromosom X pada wanita membuat wanita berkemampuan untuk mengatasi stres
dan mengatasi segala penyakit yang dibawa oleh kromosom-X pada pria. Wanita
hanya akan menderita apabila kedua kromosomnya cacat, dan hal ini hampir tidak
pernah terjadi. Salah satu contoh penyakit terpaut kromosom seks-X yang paling
terkenal adalah hemofilia yaitu kondisi penderita tidak memiliki cukup faktor
pembeku darah sehingga jika dia terluka angat sukar untuk menghentikan
pendarahan. Wanita hanya akan terkena penyakit ini jika kedua ayah dan ibunya
juga kena, satu situasi yang hampir mustahil terjadi. Sedangkan pria, sekalipun
kedua orang tuanya normal tetapi ibunya carrier (he-terozigous) maka ada peluang
50% untuk setiap anak lelaki menderita hemofilia.
Semua ciri khas penuaan yang terlihat adalah merupakan manifestasi perubahanperubahan dalam tubuh dari segi struktur, susunan kimia dan efektivitas kerja
organ-organ tubuh serta komponennya. Faktor-faktor yang mengakibatkan proses
penuaan.:
a. Faktor internal
Segala jenis penyakit, khususnya infeksi yang diakibatkan oleh virus, bakteri dan
mikroorganisme lain. Luka dan kerusakan bagian tubuh yang disebabkan oleh
peristiwa kimia, panas, maupun benturan secara fisik. Efek kumulatif radiasi, baik
yang digunakan untuk pengobatan (misalnya sinar X) maupun yang terjadi secara
alamiah (sinar kosmik) Interaksi dengan sesama manusia dan lingkungan yang
seringkali mendatangkan stres.
penuaan pada jamur atau binatang berderajat rendah itu, yang dapat ditarik pada
model seluler proses penuaan binatang menyusui, termasuk juga manusia.
Pada jamur ragi, proses reproduksi dengan menumbuhkan sel anakan, melambat
dan berhenti pada usia tertentu. Siklus ini mirip dengan siklus reproduksi
manusia. Hal tersebut merupakan aspek biologis dari penuaan, yang nyaris tidak
berubah dalam proses evolusi. Para ahli menyebutnya sebagai sifat khas yang
diawetkan. Berdasarkan penelitian, para ahli dapat menemukan faktor-faktor apa
yang mempengaruhi seberapa sering sel ragi dapat membelah diri, antara lain;
faktor genetis dan faktor lingkungan. Yang menarik, kedua faktor ini berkaitan
amat erat.
c. Faktor Kalori
Dalam penelitian ditemukan, pengurangan sumber kalori pada medium tempat
ragi tumbuh, yakni glukosa dari dua menjadi setengah persen, justru
memperpanjang umur sel ragi. Dimana, dengan lebih sedikitnya masukan kalori
makin panjang umur sel. Demikian pengamatan para peneliti, bukan hanya pada
ragi, tetapi juga pada binatang lainnya sampai ke tikus percobaan. Perpanjangan
umur ragi, akibat berkurangnya pasokan glukosa, diatur oleh gen tertentu yang
disebut regulator informasi peredamSIR dua. Jika terjadi kondisi kekurangan
sumber energi, gen bersangkutan meregulasi agar DNA bekerja lebih lambat.
Dengan puasa semacam itu, DNA menahan diri, untuk tidak melakukan
rekombinasi, yakni pertukaran potongan DNA diantara kromosom yang berbedabeda. Pada lalat buah diamati, masukan kalorinya lebih sedikit, selain
meningkatkan aktivitas enzim dari protein, juga meningkatkan konsentrasi enzim
bersangkutan. Kedua hal tersebut, menurunkan sintesa dalam gen dan juga
rekombinasi DNA, dengan dampak memperpanjang umur lalat bersangkutan.
Sejauh ini para ahli masih meneliti kaitan antara menurunnya aktivitas molekuler
dengan umur panjang tersebut. Tim yang dipimpin George Roth dari institut
nasional penuaan di AS, melakukan penelitian lebih lanjut dengan monyet rhesus.
Seperti diketahui, kode genetik monyet lebih dari 90 persen identik dengan kode
genetik manusia. Satu kelompok monyet percobaan, mendapat masukan kalori
sekitar 30 persen lebih rendah dari kelompok monyet pembanding, selama masa
uji coba antara tiga sampai lima tahun. Juga dalam ujicoba ini, para peneliti
mengamati terjadinya perubahan terukur sejumlah parameter biologis pada
monyet yang dipaksa puasa. Antara lain, lebih rendahnya suhu tubuh, menurunnya
kadar plasma insulin serta meningkatnya sejenis hormon steroid, yang kadarnya
justru menurun pada monyet yang berusia lanjut.
Sejauh ini para peneliti masih mengamati, apakah monyet-monyet percobaan yang
jatah kalorinya dikurangi, dapat berumur lebih panjang dari monyet pembanding
yang diberi masukan kalori normal. Akan tetapi, yang cukup menarik ketiga
parameter biologis, yang ditunjukkan monyet percobaan, juga diamati terjadi para
manusia berjenis kelamin pria, yang tergolong berumur panjang. Ternyata rahasia
umur panjang, terletak pada proses yang terjadi di tingkat molekuler.
d. Korelasi metabolisme
Sekarang pertanyaannya, bagaimana menarik korelasi antara umur panjang
dengan penuaan? Untuk itu, ada satu unsur lagi yang amat penting dalam
Proses penuaan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, gaya hidup dan
penyakit-penyakit yang diderita. Beberapa pakar mencoba merumuskan apa yang
dimaksud dengan proses menua. Di antaranya:
1. Teori pakai dan rusak (wear and tear theory)
Dr. August Weismann, seorang biologis Jerman, pertama kali memperkenalkan
teori ini pada tahun 1882. Beliau percaya bahwa tubuh beserta sel-selnya rusak
karena pemakaian yang berlebihan dan penyalahgunaan. Organ-organ seperti
liver, lambung, ginjal, kulit dan lain-lain dicemari oleh racun dalam pola makan
harian kita, belum lagi dari lingkungan sekitar.
Konsumsi lemak, gula, kafein, alkohol, nikotin, banyak terkena sinar ultra violet
dan banyak tekanan fisik dan emosional lain menyebabkan tubuh kita mengalami
Kerusakan Akibat Pemakaian atau Wear and Tear baik pada tingkat organ
maupun sel-sel.
Bahkan jika kita tidak pernah menyentuh rokok sekalipun atau minum segelas
anggur atau kita sangat berhati-hati terhadap sinar ultraviolet dan hanya
mengkonsumsi makanan yang alami saja, suatu saat nanti secara alami masa pakai
tubuh kita akan habis, dan juga akan mengalami kerusakan akibat pemakaian
atau organ-organ tubuh menjadi usang. Penyalahgunaan hanya akan
mempercepat proses tersebut. Sebaliknya, sejalan dengan bertambahnya usia, tiaptiap sel kita akan merasakan efeknya, walaupun sesehat apapun gaya hidup kita.
Waktu muda, sistem pertahanan dan perbaikan tubuh secara aktif melakukan
penyesuaian baik pada Kerusakan Akibat Pemakaian secara normal ataupun
Hormon adalah vital untuk memperbaiki dan mengatur fungsi-fungsi tubuh. Bila
kita menua, produksi hormon tubuh menjadi berkurang, sehingga kemampuan
tubuh untuk memperbaiki sendiri (self-repaired) dan mengatur sendiri (selfregulation) menjadi rendah.
Produksi hormon adalah saling interaktif, dalam arti bilamana salah satu hormon
produksinya berkurang, produksi hormon tubuh yang lainpun akan berubah, bisa
berkurang atau bahkan malah bertambah
3. Teori Kontrol Genetik
Secara genetik, manusia sudah membawa garis seberapa cepat ia menua dan
akhirnya meninggal. Namun dalam perjalanannya ada variasi-variasi tertentu yang
bisa menjelaskan mengapa ada adik yang terlihat lebih cepat tua dibanding
kakaknya.
Teori penuaan-terencana berpusat pada program genetik sesuai DNA kita. Kita
dilahirkan dengan kode genetik yang unik, sebuah kecendrungan tipe fisik dan
fungsi mental yang telah ditentukan sebelumnya. Warisan genetik tersebut sangat
menentukan seberapa cepat dan seberapa panjang kita hidup. Jika menggunakan
gambaran kasar, dapat dibayangkan setiap manusia hadir dimuka bumi bagaikan
sebuah mesin yang sudah terprogram untuk menghancurkan dirinya sendiri.
Semua orang memiliki jam biologis yang terus berdetak dan bisa berhenti kapan
saja, lebih cepat atau lebih lama beberapa tahun. Ketika jam berhenti berdetak, itu
merupakan pertanda bahwa tubuh kita mulai menua dan akhirnya akan mati.
Namun, sesuai dengan segala aspek warisan genetik kita, waktu yang berlaku
pada jam genetik ini bervariasi, tergantung apa yang kita alami selama
pertumbuhan dan bagaimana gaya hidup kita (perdebatan lama Nature Versus
Nurture atau Alam Versus Pemakaian).
4. Teori Telomerase
Teori penuaan telomerase adalah teori baru tentang penuaan yang menawarkan
banyak kemungkinan yang menjanjikan dalam bidang obat-obatan Anti-Penuaan.
Teori ini lahir dari hasil temuan kemajuan ilmu-ilmu genetika dan teknologi
genetika. Pertama kali ditemukan oleh sekelompok ahli dari Geron Corporation
di Menlo Park, California, telomere adalah sekumpulan asam nukleat yang
merupakan perpanjangan dari ujung kromosom. Telomer bertugas untuk
mempertahankan integritas kromosom. Setiap kali sel-sel kita membelah, telomer
akan memendek. Terutama, saat ujung telomer-DNA terlalu pendek, pembentukan
sel akan melambat dan kemudian akan berhenti sama sekali. Hal ini diyakini
kemungkinan sebagai mekanisme untuk jam selular penuaan.
Para ahli menemukan bahwa elemen kunci dalam membentuk kembali telomertelomer kita yang hilang adalah enzim telomerase abadi sebuah enzim yang
hanya ditemukan dalam sel-sel kuman dan kanker. Telomer adalah rangkaian
asam nukleat di ujung kromosom. Setiap kali sel tubuh membelah, telomer akan
memendek dan inilah yang mengurangi kemampuan sel memperbaiki diri.
Telomerase
berfungsi
untuk
memperbaiki
dan
memperbaharui
telomer,
6. Teori cross-linking
Teori ini dibuat berdasarkan fakta bahwa dengan bertambah tua, protein manusia
yaitu DNA dan molekul lainnya akan saling melekat, saling memilin (crosslink).
Akibatnya protein yang sudah rusak tidak dapat dicerna oleh enzim protease,
sehingga mengurangi elastisitas protein dan molekul. Akibatnya pada kulit bisa
terjadi kerutan , pada ginjal fungsi penyaring menjadi berkurang dan pada mata
terjadi katarak (kekeruhan lensa mata). (Pudjiadi, Cindiawaty, Dr, MARS, MS,Sp,
Gk)
7. Teori Penuaan Sel Intrinsik
Berpegang bahwa proses penuaan sel terjadi karena pemrograman genetik yang
telah ditetapkan. Teori semacam ini, didukung oleh pengamatan jangka panjang
bahwa fibroblas manusia dewasa normal pada kultur sel, memilki rentang masa
hidup tertentu; fibroblas berhenti membelah dan menjadi menua setelah kira-kira
mekanisme
replikasi
DNA,
setiap
pembelahan
sel
normal
Jam gen. Konsep bahwa kontrol waktu genetik terhadap masa penuaan
didukung oleh identifikasi jam gen, terutama pada makhluk hidup,.
Sebagai tambahan untuk jam genetik intrinsik, teori terkini berpegang bahwa
rentang masa hidup sel juga diatur oleh keseimbangan cedera yang sedang
berlangsung dan kemampuan sel untuk memperbaiki kerusakan. Teori wear and
tear mengesankan bahwa meskipun mekanisme perbaikan sel masih baik, dan
kuat (misalnya, peran HSP dalam pelipatan protein yang rusak), pengaruh eksogen
lanjutan jangka panjang akhirnya tetap berlaku dan sel menglami proses penuaan
Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat faktor-faktor lain yang menyebabkan
terjadinya proses penuaan sel.
1. Radikal Bebas Penyebab Penuaan, Kerusakan, dan Kematian sel
Beragam hipotesis mengenai penyebab selular kerusakan sel dan melibatkan
kerusakan radikal bebas, terjadi oleh pengaruh pajanan lingkungan yang
berulang-ulang, misalnya radiasi pengion, suatu reduksi progresif mekanisme
pertahanan anti-oksidan misalnya, vitamin E, glutation, peroksidase), atau
keduanya akumulasi lipofuscin pada sel tua merupakan petunjuk adanya
kerusakan itu, tetapi tidak ada bukti bahwa pigmen lipofuscin sendiri yang bersifat
toksik terhadap sel. Lagipula, radikal bebas dapat menginduksi kerusakan
mitokondria dan nuclear DNA; cedera radikal bebas diperkirakan menyebabkan
modifikasi 10.000 basa per sel per hari. Konsisten dengan teori penuaan adalah
hasil pengamatan sebagai berikut :
Mekanisme kerusakan sel kedua meliputi modifikasi protein intrasel dan ekstrasel
pascatranslasi. Salah satu modifikasi itu adalah oksidasi radikal bebas; modifikasi
lainnya adlah glikosilasi nonenzimatik, mengakibatkan pembentukan AGE yang
mampu berikatan saling dengan protein yang berdekatan, glikosilasi protein lensa
yang berkaitan dengan umur.
Proses penuaan disebabkan oleh kerusakan oleh radikal bebas, dihasilkan dalam
mitokondria. Radikal bebas menyebabkan pengoksidaan komponen protein dan
lemak secara progresif dalam membran sel dan termasuk juga fosfolipase,
protease dan endonuklease yang aktif. Peroksidaan lemak meningkat telah
dikaitkan dengan proses penuaan diikuti dengan pengaruh enzim detoksifikasi.
Kedua pada kulit terjadi akibat paparan jangka panjang karena pengoksidaan dari
cahaya ultra violet yang menghasilkan radikal bebas. Reaksi balik berantai
berhubungan dengan proses penuaan dapat dicegah dengan memakan buahbuahan atau sayuran segar atau suplemen dengan bahan anti pengoksidaan.
Radikal bebas adalah produk-antara yang terbentuk dalam berbagai proses reaksi
dari metabolisme sel. Berbagai proses metabolisme dalam tubuh manusia
menghasilkan radikal bebas yang berbal namun dalam keadaan fisiologik tubuh
kita memiliki mekanisme proteksi yang menetralkan radikal bebas tersebut, antara
lain dengan adanya enzim-enzim yang bersifat scavenger terhadap radikal bebas.
Tulisan ini bermaksud mengulas secara ringkas apa, bagaimana dan mekanisme
Pengaruh radiasi ionisasi terhadap materi biologik akan menghasilkan bermacammacam radikal bebas yang kompleks. Energi panas juga dapat menghasilkan
radikal bebas. Zat-zat organik ataupun xenobiotik yang terpapar suhu tinggi,
misalnya polutan, sampah organik yang dibakar, rokok yang terbakar,
menghasilkan campuran berbagai radikal bebas yang kompleks
Scavenger radikal bebas adalah suatu substansi atau molekul yang dapat
bereaksidengan radikalbebas,dan berfungsimenetralkan radikalbebas.
Scavenger radikal bebas terdapat endogen dalam tubuh kita, maupun
berasaldariluartubuh(eksogen).Komponenkomponen sel,seperti gula,
asamaminotakjenuh,asamaminoyangmengandungsulfur,asamlemak
takjenuh,dapatbereaksi`menetralkan'radikalbebas.(SuyatnaFD,1989)
Peroksidasi lemak
Membran sel kaya akan sumber poly unsaturated fatty acid (PUFA), yang mudah
dirusak oleh bahan-bahan pengoksidasi; proses tersebut dinamakan peroksidasi
lemak. Hal ini sangat merusak karena merupakan suatu proses berkelanjutan.
Pemecahan hidroperoksida lemak sering melibatkan katalisis ion logam transisi.
LH + R L+ RH
L + O2 LOO
LOO + L'H LOOH + L'
LOOH LO, LOO, aldehydes.
Kerusakan protein
Protein dan asam nukleat lebih tahan terhadap radikal bebas daripada PUFA,
sehingga kecil kemungkinan dalam terjadinya reaksi berantai yang cepat.
Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat
ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang
pada sel normal), atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam
protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah jika protein berikatan
dengan ion logam transisi.
Kerusakan DNA
Seperti pada protein kecil kemungkinan terjadinya kerusakan di DNA menjadi
suatu reaksi berantai, biasanya kerusakan terjadi bila ada lesi pada susunan
molekul, apabila tidak dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan
terjadi mutasi. Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar
DNA seperti pada radiasi biologis.
Pada gambar diatas terlihat terjadi penciutan otak sebanyak 30% pada otak
seseorang yang berumur 70 tahun. Tidak heran manusia pada umur 70 akan
mengalami pikun-pikun dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan otak
seperti Parkinson.
Fungsi Seksualitas
Fungsi Indera
Ketiga teori yang telah diungkapkan sebelumnya merupakan teori biologi yang
dianggap mampu menjelaskan berbagai penurunan kondisi baik penurunan bentuk
anatomis maupun secara fisiologis (fungsi tubuh) apabila seorang manusia
mengalami penuaan.
atau bahkan terhenti sama sekali. Bila ditinjau dari fungsi nurani, ada
kecenderungan bahwa manusia memahami siapa dirinya dan mau kemana
dia pada akhirnya, Hal ini muncul karena selama proses kehidupan, proses
pembelajaran dan pengalaman terjadi. Proses ini mendidik rasionya untuk
selalu bekerja dan berfikir
Dampak Dari Penuaan Secara Khusus (akibatnya terhadap sel, jaringan dan organ)
1. Kerusakan Membran Sel
Komponen terpenting membran sel mengandung asam lemak tak jenuh ganda
yang sangat rentan. Seiring dengan bertambahnya usia struktur dan fungsi
membran akan berubah yang dalam keadaan ekstrem akhirnya mematikan sel-sel
pada jaringan tubuh.
2. Kerusakan Protein
Terjadinya kerusakan protein akibat penuaan ini termasuk oksidasi protein yang
mengakibatkan kerusakan jaringan tempat protein itu berada. Contohnya
kerusakan protein pada lensa mata yang mengakibatkan katarak.
3. Kerusakan Lipid Peroksida
Ini terjadi bila asam lemak tak jenuh mengalami proses penuaan dan terserang
factor penyebab penuaan yaitu radikal bebas. Dalam tubuh kita, reaksi antarzat
gizi tersebut dengan radikal bebas akan menghasilkan peroksidasi yang
selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel, yang dianggap salah satu penyebab
terjadinya berbagai penyakit degeneratif (kemerosotan fungsi tubuh).
4. Jam Sel
Dengan terjadi penuaan, maka akan menyebabkan sebuah barisan sel akan mati
setelah beberapa kali pembelahan sel.
5. Kematian Gen
Proses penuaan dapat menyebabkan terjadinya kematian sen, yang pada akhirnya
akan menyebabkan sel menjadi mati.
6. Kerusakan DNA
Telomerase biasanya melindungi DNA dari kerusakan selama pendiplikatan, dan
telomerase mekindungi telomerase ini. Sel-sel yang menua kekurangan telomerase
dan telomeres, dan DNA lainnya, menjadi terbuka terhadap kerusakan.
7. Kerusakan Mithokondria
DNA mithokondria mungkin adalah yang paling sensitif terhadap proses penuaan
akibat radikal bebas. (Khairun nisa, dr, Biologi Kedokteran, Unimal 2007)
Menghindari stress
Menkonsumsi Air
Memperkuat tubuh
Berikut penjelasan beberapa hal yang dapat diterapkan untuk mencegah atau
menghambat penuaan:
lingkungan pada jaman dulu yang tidak tercemar diduga menjadi penyebab
bahwa umur manusia jaman dulu lebih lama daripada umur manusia masa kini
dan kualitas hidupnya pun lebih baik daripada kualitas hidup manusia masa
kini (catatan: pengertian kualitas hidup disini lebih dititikberatkan pada
kesehatan).
masuknya bahan antar sel atau permeabilitas kolagen akan lebih terjaga.
Kedua hal inilah yang dipastikan akan menghambat penuaan sel. Dalam ilmu
fisiologi fenomena ini dibahas dalam fisiologi latihan (Exercise Physiology).
Menghindari stress
Secara fisiologis, stress akan mengakibatkan proses metabolisme berjalan
secara tidak normal. Metabolisme yang tidak normal akan mempercepat
penumpukan metabolit, atau terbentuknya protein yang tidak sempurna
sehingga efisiensi sel berkurang. Karena umumnya manusia yang mengalami
stress malas untuk ber-olah raga, metabolitnya menumpuk relatif cepat dalam
sel dan memperbesar peluang protein yang tidak sempurna untuk menjadi
enzim. Pada gilirannya, proses penuaan pun biasanya berlangsung secara
cepat.
Antioksidant primer
Antioksidant primer ini bekerja untuk mencegah pembentuk senyawa radikal
bebas baru ( bekerja pada tahap propagasi ). Sebelum radikal bebas bereaksi
untuk membentuk radikal bebas baru, antioksidan ini mengubah radikal bebas
yang ada sehingga berkurang dampak negatifnya. Contoh antioksidan ini
adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalam
tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD
sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan
bantuan zat-zat gizi mineral seperti mangan, seng, dan tembaga. Selenium (Se)
juga berperan sebagai antioksidan.
Sebagai contoh peran antioksidant primer yaitu pada penambahan antioksidant
(AH) primer dengan konsentrasi rendah pada lipida dapat menghambat atau
mencegah reaksi autooksidasi lemak dan minyak. Penambahan tersebut dapat
menghalangi reaksi oksidasi pada tahap inisiasi maupun propagasi (Gambar
R*
AH
->
RH
A*
Radikal lipida
Propagasi : ROO* + AH -> ROOH + A*
Jenis-jenis antioksidant primer
SOD ( superoksid dismutase )
Antioksidant sekunder
Antioksidant ini berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya
reaksi berantai. Contoh antioksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta
karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin.
Vitamin E
Pada
kulit
vitamin
mampu
mengubah
dan
seperti makanan, aktivitas fisik, paparan sinar matahari, kebiasaan merokok, dll.
Semakin tinggi nilainya, berarti nilai antioksidan dalam tubuh lebih baik.
dengan
thiol
sehingga
menghambat
pembentukan
ion
tembaga
(Cu)
berperan
melalui
aktivitas
ensirn
Mineral zat besi (Fe) merupakan komponen ensim katalase yang berperan
dalam mengkatalisis reaksi dismutasi hidrogen peroksida.
Mineral selenium (Se) sebagai komponen ensim glutathion peroksidase yang
mengkatalisis reaksi perubahan hidrogen peroksida menjadi glutathion dan air.
Mengkonsumsi air
Ketika seseorang melewati usia 20-an, kelembaban alamiah dari kulit-karena
adanya keringat dan jaringan lemak-akan berkurang, demikian juga lapisan
kulit paling atas. Akibatnya, kulit menjadi tak lembab lagi. Untuk itu
dibutuhkan air yang cukup untuk mengganti air yang keluar melalui air seni,
peluh, dan pernapasan; termasuk juga yang dibutuhkan sel-sel kulit, terutama
kulit yang kering dan tua. Kekeringan kulit dapat diminimalkan dengan
minum air sekurang-kurangnya 10 gelas setiap hari, tidak termasuk kopi, teh,
cola, yang mungkin juga merupakan bagian diet seseorang setiap hari. Sebab,
minuman seperti kopi mengandung kafein, suatu diuretik yang justru
meningkatkan kehilangan air dari kulit, seperti juga alkohol.
Memperkuat tubuh
Gejala lain dari penuaan yang dapat diimbangi dengan diet adalah
menurunnya ketahanan tubuh seseorang terhadap penyakit. Sebenarnya,
sistem imun seseorang harus mampu untuk mengatasi serangan dari luar,
seperti bakteri atau virus. Pada orang-orang yang lebih tua, infeksi justru akan
makin parah karena sistem imun tubuh mereka melemah. Proses menua akan
BAB III
KESIMPULAN
Beberapa teori yang menjelaskan proses penuaan yaitu: Teori pakai dan rusak
(wear and tear theory) Teori Neuro Endokrin, Teori Kontrol Genetik, Teori
Telomerase, Teori Radikal Bebas, Teori cross-linkin. Faktor-faktor lain penyebab
terjadinya proses penuaan sel yaitu : radikal bebas, kemunduran hormon, sinar
matahari, cara hidup dan oksidasi penyebab penuaan sel.
Dampak dari penuaan secara umum yaitu: dampak secara anatomis, dan secara
fisiologis dan dampak dari penuaan secara khusus (akibatnya terhadap sel,
jaringan
dan
organ)
yaitu:
kerusakan
membran
sel, kerusakan
protein, kerusakan lipid peroksida, jam sel, kematian gen, kerusakan DNA,
kerusakan mithokondria kehilangane elastisitas jaringan kolagen dan otot,
perubahan anatomis pada jantung, perubahan fisiologis pada jantung
Beberapa upaya menghambat penuaan antara lain: Hidup dalam lingkungan tidak
tercemar, mengkonsumsi makanan yang bergizi, mencegah kegemukan atau
kekurusan, melaksanakan olah raga secara teratur, terus menggunakan otak untuk
berfikir, menghindari stress, mengkonsumsi antioksidan-antioksidan (vitamin E),
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi, mengkonsumsi tempe
sebagai pembersih radikal bebas, mengkonsumsi air, dan memperkuat tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Clark, David P., PhD, Russell, L.D., PhD, Molecular Biology, Cancer and Aging,
CachE River Press, 1997
Cindiawaty, pudjiadi, MARS, MS., Sp.Gk.,Dr. Phaidon Toruan, MM., Prof. Dr. E.
Alwi Datau, Sp.PD., KAI., 2004 dalam seminar "Revolution on Anti Aging
Medicine" Jakarta
Fukugawa, N.K., M. Li, P. Liang, J.C. Russel, B. E. Sobel and P.M. Absher.
1999. Aging and high concentration of glucose potentiate injury to mitocondrial
DNA. Free Radical Biology and Medicine. 27(11/12):1437-1443.
Iszahanid, Hafizah. 2000. artikel Matahari Percepat Proses Penuaan
Khairun Nisa, dr. 2007. Fisiologi 1. program studi pendidikan dokter universitas
lampung
Rudman D, Feller A, Nagraj HS, Gergans GA, Lalitha PY, Goldberg AF,
1990. dalam artikel apa itu penuaan
Robbins, 2007. buku ajar patalogi edisi 7. Jakarta : EGC
Suyatna FD. Radikal bebas dan iskemia. Cermin Dunia Kedokt 1989; 57:Cermin
Dunia Kedokteran No. 102, 1995 35
www.biosprayplus@yahoo.com
www.google.com
www. kompas cyber media.com
www.majalah-farmacia.com
www.wikipedia.com
www.yahoo.com
www.cermin dunia kedokteran.com
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN.3
BAB II TINJUAUAN PUSTAKA
2.1
Proses Penuaan..14
2.2
2.3
2.4
2.5
Disusun oleh
KHAIRUN NISA
130820070056
PEMBIMBING:
Dr. Imam Megantara, Mkes., SpTHT