Sunteți pe pagina 1din 5

RESENSI BUKU HABIBIE & AINUN

a. Pendahuluan
1. Nama pengarang
2. Judul buku
3. Penerbit

: Bacharuddin Jusuf Habibie


: Habibie & Ainun
: PT THC Mandiri

4. Tempat terbit

: Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta


12560 Indonesia.

5. Tahun terbit
6. Tebal buku
7. Kategori
8. Harga buku
9. Resolusi

: 2010
: xii + 323 Halaman
: Biografi
: Rp. 80.000
: 14 cm x 21 cm

b. Isi
Dimulai dengan bertemunya kembali Habibie dengan Ainun di
kediaman keluarga Besari (Keluarga Ainun) setelah hampir 7 tahun
tidak bertemu. Pertemuan malam Idul Fitri itu menyisakan
kenangan

rindu

bagi

Habibie

muda

akan

pandangan

mata

menyejukkan yang diberikan oleh Ainun muda kala itu. Proses


pertunangan dan pernikahan yang cukup cepat, namun dilakukan
dengan kepastian jiwa dan kekuatan cinta yang murni, suci, sejati,
sempurna dan abadi serta keyaninan bahwa Allah SWT selalu akan
menemani, memungkinkan keduanya yakin untuk bersama-sama
mengarungi bahtera rumah tangga di rantau (Jerman) mengingat
masa cuti Habibie yang hanya 3 bulan akan segera habis.
Setibanya mereka di Jerman berbekal 2 koper berdua,
disanalah perjuangan mereka dimulai. Sebuah kisah inspiratif yang

patut

dijadikan

contoh

sebuah

keluarga

sakinah

mawaddah

warahmah, insya Allah.


Betapa Ibu Ainun sangat mendukung pekerjaan dan tugas Bapak
Habibie dengan tanpa mengeluh selalu mencoba melakukan tugas
dan kegiatannya dengan sebaiknya tanpa mengganggu konsentrasi
perhatian dan pekerjaan Habibie. Memberikan masukan intelektual
dan pertimbangan juga saran yang saling mendukung satu sama lain.
Selalu

menjaga

dan

mengontrol

kesehatan

Habibie

dengan

menyediakan makanan sehat juga senyum menawan yang selalu


dirindukan Habibie.
Sebaliknya Habibie juga selalu melibatkan Ainun dalam setiap
kegiatannya, menceritakan dan meminta pertimbangan istrinya
untuk setiap keputusan yang akan diambil. Benar-benar perpaduan
yang harmonis indah romantis atas dasar cinta.
Dibagian tengah cerita, sebuah kesadaran pun ingin ditularkan
oleh penulis kepada seluruh pembacanya. Bahwasanya semangat
nasionalisme haruslah selalu dipupuk dan dikembangkan dalam
setiap jiwa insan bangsa Indonesia. Sebagai contoh, penulis yang
saat itu adalah CEO sebuah perusahaan penerbangan terkenal
terkemuka di Jerman, rela meninggalkan semuanya dan bersama
keluarga kembali ke Indonesia tercinta untuk tujuan mulia
mengabdi dan mengembangkan negara tercinta dengan ilmu yang
didapatkan dengan daya upaya sendiri.

Nampak pula peran maksimal seorang istri bagi Habibie dalam


semua aktivitas barunya. Seorang tokoh teknologi yang menjadi
tokoh politik, presiden ketiga Republik Indonesia. Oleh sebab itu,
sangatlah pantas jika dalam pidatonya dalam tiap kesempatan
(penghargaan teknologi, penganugerahan gelar, dsb) sering Habibie
menyampaikan bahwa di balik sukses seorang tokoh, tersembunyi

peran dua perempuan yang amat menentukan, yaitu ibu dan istri.
Di akhir cerita, tergambar dengan jelas keterkaitan Habibie
Ainun satu sama lainnya. Keduanya saling menjaga mendoakan yang
terbaik bagi masing-masing. Ada kejadian yang menurut saya
sangat menyentuh yaitu ketika Ibu Ainun di ICCU, Pak Habibie
yang telah menjadi kebiasaan pukul 10 pagi selalu tiba di ICCU pada
hari itu harus terlambat datang karena dilarang masuk sebab tim
dokter sedang melalukan operasi mendadak. Ketika Habibie
akhirnya masuk 2 jam kemudian, didapatinya Ainun sedang
menangis. Kenapa? Karena khawatir terjadi sesuatu dengan Habibie
sebab dia terlambat datang. Sungguh indah bukan. Kedua sangat
memperhatikan kondisi masing-masing, meskipun dalam keadaan
sehat atau sakit.

c.Komentar
Komentar saya terhadap buku ini layak untuk dibaca
karena didalamnya tidak hanya membahas
Habibie

dan Ainun

saja, tapi

soal kisah cinta

juga membahas

tentang

kehidupan yang harus banyak bersyukur dan rela menyerah

untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. selain itu novel


ini juga membahas tentang negara Indonesia, yang bisa
membuat kita lebih mempunyai jiwa nasionalisme.

d. Simpulan
Bacharuddin

Jusuf

Habibie

amat

sangat

mencintai

dan

menyayangi belahan jiwanya Ainun Habibie yang menjadi pemicu


seorang Habibie untuk menuliskan buku yang berjudul Habibie &
Ainun. Beliau merasa telah kehilangan separuh jiwanya yang selalu
menemaninya selama 48 tahun dan 10 hari (12 Mei 1963 s.d. 22 Mei
2010). Akhirnya dengan kondisi dan keadaan jiwa setelah ditinggal
kekasih hai dan dalam menghadapi kondisi emosional tersebut
Habibie melakukan kegiatan yang melibatkan secara intensif pikiran
maupun emosionalnya, yaitu dengan menulis. Menulis hari-hari
bersama separuh jiwanya tersebut Ibu Ainun Habibie.

e. Penilaian
Buku Habibie & Ainun menceritakan Perjalanan cinta beliau
dengan isteri beliau "Ibu Ainun Habibie" memberikan banyak
pelajaran bagi masyarakat awam serta kaum bangsawan dan
pemerintah. Kesetiaan, cinta serta pengorbanan yang dilakukan oleh
kedua pasangan ini bagi Bangsa Indonesia memberikan banyak
pelajaran bagi pemirsa yang menontonnya.
Biografi Pak BJ. Habibie dengan Bu Ainun Habibie dikemas
dengan elegan. Bumbu-bumbu ilmu pengetahuan serta ambisi beliau
menciptakan pesawat terbang untuk Indonesia menjadi nilai positif
tersendiri bagi kita sebagai Bangsa Indonesia. Cerita dan alur yang

mengharukan ini rupanya dirusak oleh iklan-iklan produk yang


diletakkan secara tidak estetis. Sangat disayangkan sama sekali
bahwa film sebagus ini dijejali iklan produk yang kurang enak
dilihat, meskipun hanya sekitar sekian detik, namun keberadaannya
seakan-akan mengotori cerita.
Akan tetapi dalam buku ini memiliki satu kekurangan yaitu
dalam penggunaan gaya bahasa nya yang banyak tidak dimengerti,
banyak menggunakan kata kata sulit yang tidak mudah dipahami.

S-ar putea să vă placă și