Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Iman menurut bahasa artinya percaya atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut
istilah adalah pengakuan di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan
dengan anggota badan , Rasullah SAW berkata : Iman adalah pengakuan
dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota
badan.(HR Thabrani)
Iman kepada Allah merupakan suatu keyakinan yang sangat mendasar. Tanpa
adanya iman kepada Allah SWT, seorang tidak akan beriman kepada yang lain,
seperti beriman kepada malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan hari kiamat
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang
diturunkan sebelumnya, Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (QS.An Nisa : 136)
Allah SWT memiliki sifat wajib, mustahil dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan bagiNya. Sebagai muslim yang beriman, wajib mengetahui sifat-sifat tersebut
1. Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT . sifat wajib
Allah berjumlah 13.
2. Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah
SWT. Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama
dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
3. Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu
atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Artinya Allah berbuat
sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang. Sifat jaiz bagi
Allah hanya satu, yaitu Filu kulli mumkinin au tarkuhu.
5.
Sifat Wajib
Wujud
Qidam
Baqa
Mukhalafatu
lilhawadisi
Qiyamuhu binafsihi
Artinya
Sifat Mustahil
Ada
Adam
Terdahulu
Hudus
Kekal
Fana
Berbeda dengan baru Mumasalatu lil
(mahluk)
hawadisi
Berdiri dengan zat-Nya Ihtiyajuhu
sendiri
lighairihi
Artinya
Tidak ada
Baru
Rusak
Sama dengan
mahluk-Nya
Membutuhkan
pertolongan
orang lain
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Wahdaniyat
Qudrat
Iradat
Ilmu
Hayat
Sama
Basar
Kalam
Esa
Kuasa
Berkehendak
Mengetahui
Hidup
Mendengar
Melihat
Berfirman
Berbilang
Lemah
Terpaksa
Bodoh
Mati
Tuli
Buta
Bisu
Taadud
Ajzu
Karahah
Jahlun
Mautun
Summu
Umyum
Bukmum
1.
Qadiran
Maha Kuasa
Ajzun
2.
Muridan
Maha
Berkehendak
Mukrahan
Yang maha
terpaksa
3.
Aliman
4.
Hayyan
Maha Hidup
Yang mati
5.
Samian
6.
Basiran
Maha Melihat
Ama
7.
Mutakaliman
Maha Berfirman
Abkama
Mayyitun
1. Wujud
Wujud berarti ada. Adanya Allah itu bukan karena ada yang mengadakan atau
menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri. Adapun sifat mustahil-Nya
adalah adam yang berarti tidak ada
Kepercayaan ada dan tidak adanya Allah SWT bergantung pada manusia itu sendiri
yang bisa menggunakan akal sehatnya, sebagai bukti dengan adanya alam beserta
isinya. Jika kita perhatikan, maka dari mana alam semesta itu berasal? Siapakah
Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Agung itu? Dialah Allah SWT yang Maha Suci dan
Maha Tinggi. Dialah yg mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.
Qidam berarti terdahulu. Allah SWT mempunyai sifat terdahulu karena tidak ada
yang mendahului. Sifat mustahil-Nya adalah Hudus yang artinya baru.
Allah SWT tidak berpermulaan sebab sesuatu yang berpermulaan itu adalah baru
dan sesuatu yang baru itu namanya mahluk (yang diciptakan). Allah SWT bukan
mahluk melainkan Khalik (Maha Pencipta). Oleh karena itu Allah SWT wajib bersifat
qidam
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin*1452+; dan dia
Maha mengetahui segala sesuatu.(QS.Al-Hadiid:3)
Adanya Allah itu pasti lebih awal daripada mahluk ciptaan-Nya. Seandainya
keberadaan Allah didahului oleh mahluk-Nya, maka semua ciptaan Allah ini akan
hancur berantakan. Hal ini tentu mustahil bagi Allah karena Allah Maha pencipta,
tidak mungkin ciptaannya lebih dahulu dari pada yang menciptakan
Baqa berarti kekal. Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan atau penghabisan.
Sifat mustahilnya adalah fana artinya rusak atau binasa. Semua mahluk yang ada
di alam semesta seperti manusia, binatang, tumbuhan, planet dan bintang akan
rusak atau binasa sehingga disebut baru sebab ada awal dan ada akhirnya
Manusia betapapun gagah perkasa dirinya, wajah elok nan rupawan, suatu saat
akan menjadi tua dan mati. Demikian halnya dengan tumbuhan yang semula
tumbuh subur maka lama kelamaan akan layu dan mati. Sungguh betapa hina dan
lemahnya kita berbangga diri di hadapan Allah SWT. Betapa tidak patutnya kita
berbangga diri dengan kehebatan yang kita miliki karena segala kehebatan itu
hanyalah bersifat sementara. Hanya Allah SWT Sang Pencipta yang bersifat kekal
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang
mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS.Ar Rahman :26-27)
4. Mukhalafatu lil
Hawadisi
Mukhalafatu lil Hawadisi berarti berbeda dengan semua yang baru (mahluk). Sifat
mustahilnya adalah mumasalatu lil hawadisi artinya serupa dengan semua yang
baru(mahluk).
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba
kita perhatikan tukang jahit hasil baju yang dijahit sendiri tidak mungkin sama
dengan baju yang dibuat orang lain. Begitu juga dengan tukang pembuat sepatu
tidak mungkin sama dengan sepatu yang dibuatnya, bahkan robot yang paling
canggih dan mirip manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia yang
membuatnya.
Tidak sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dialah yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.(QS Asyura: 11)
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia(Allah).(QS Al Ikhlas :4)
5. Qiyamuhu
Binafsihi
Qiyamuhu Binafsihi berarti Allah SWT itu berdiri dengan zat sendiri tanpa
membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada
dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan. Contohnya, Allah
SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta
pertolongan siapapun
Sifat mustahilnya adalah ihtiyaju lighairihi, artinya membutuhkan bantuan yang
lain. Berbeda sekali dengan manusia, manusia hidup di dunia ini tidak bisa hidup
sendiri-sendiri. Mereka pasti saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya
karena mereka mahluk (yang diciptakan), sedangkan Allah SWT adalah Maha
Pencipta
Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri
sendiri. (QS Ali Imran:2)
Sadarlah ternyata kita ini mahluk yang sangat lemah karena tidak mampu hidup
tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi, sebagai manusia kita juga harus memiliki
sifat mandiri supaya tidak bergantung pada orang lain.
6. . Wahdaniyah
Wahdaniyah berarti esa atau tunggal. Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa.,
baik esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuata-Nya.
Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu bukanlah hasil dari penjumlahan dan
perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain mkenjadi satu.
Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari berbagai unsur, seperti wujudnya
manusia, ada tulang, daging, kulit dan seterusnya
Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama
dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya, seperti marah, malas dan sombong.
Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh
perbuatan mahluk apapun dan tanpa membutuhkan proses atau tenggang waktu.
Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang menyuruh dan
melarang
6. . Wahdaniyah
Sifat mustahil-Nya adalah taadud artinya berbilang atau lebih dari satu. Allah SWT
mustahil (tidak mungkin) lebih dari satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi
saling bersaing dalam menentukan segala sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti
alam semesta tidak akan terwujud.
:Katakanlah (Muhammad ). Dialah Tuhan Yang Maha Esa . Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada_Nya segala sesuatu . dia tidak beranak dan tidak
diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dg Dia. (QS Al Ikhlas :1-4)
Meyakini ke-Esa-an Allah SWT merupakan hal yang paling prinsip. Seseorang
dianggap muslim atau tidak , bergantung pada pengakuan tentang ke-Esa-an Allah
SWT. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara bersaksi terhadap Allah SWT, yaiut
dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi : Aku bersaksi tiada Tuhan selain
Allah.
7. Qudrat
Qudrat berarti kuasa. Kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak
ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri
maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya
dan ada yang membatasi. Contohnya, kekuasaan Presiden RI, dibatasi oleh undangundang dan batas kekuasaannya hanya untuk negara Indonesia.
Sifat mustahilnya adalah ajzu, artinya lemah. Allah SWT tidak mungkin bersifat
lemah. Bagi Allah SWT, jika sudah berkehendak melakukan atau melakukan
sesuatu, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangin-Nya. Dengan
demikian, Allah SWT tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil bersifat ajzu
(lemah).
8. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Allah SWT menciptakan alam beserta isinya atas
kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur tangan dari
siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi, begitu juga setiap
setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi
9. Ilmu
Ilmu berarti mengetahui. Sifat mustahilnya adalah Jahlun yang artinya bodoh.
Allah SWT memiliki pengetahuan atau kepandaian yang sangat sempurna, artinya
ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui
segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.
Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun. Bukti
kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut menjadi tinta untuk menulis kalimatkalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat tersebut meskipun
mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula
Allah SWT mengetahui apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al Hujurat:16).
Oleh karena itu, sebagai hamba Allah SWT, seharusnya terdorong untuk terus
menimba ilmu. Kita sadar bahwa sebanyak apapun ilmu yang telah kita ketahui,
masih lebih banyak lagi ilmu yang belum kita ketahui.
10. Hayat
Hayat berarti hidup. Hidupnya Allah tidak ada yang menhidupkannya melainkan
hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan
makhluk yang diciptakan-Nya.
Sifat mustahilnya adalah mautun yang artinya mati. Contohnya, manusia ada yang
menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman,
istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak
membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami
kematian bahkan mengantuk pun tidak
:Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. (QS Al Baqarah: 255)
Allah SWT selalu mengurus dan mengawasi seluruh makhluk ciptaan-Nya. Oleh
karena itu, hendaknya kita selalu berhati-hati dalam segala tindakan karena gerak
gerik kita akan di awasi dicatat Allah SWT. Kelak di akhirat seluruh amalan tersebut
akan kita pertanggungjawabkan.
11. Sama
Sama berarti mendengar . Allah SWT mendengar setiap suara yang ada di alam
semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun
suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa manusia.
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran mahluk Nya karena tidak
terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang
dan waktu
Sifat mustahilnya adalah summun artinya tuli (tidak mendengar). Allah SWT
mustahil bersifat tuli (tidak mendengar) sebab sekiranya Allah SWT tidak
mendengar pasti segala permohonan dan pernyataa syukur hamba-Nya tidak akan
diterima-Nya. Selain itu penghiaan orang kafir, orang musrik, orang munafiq, dan
lain sebagainya tidak dihiraukan-Nya. Oleh karena itu Allah SWT tetap bersifat
sama mustahil bersifat summun . Sebagaimana Firman Allah SWT dalam surah Al
Maidah berikut.
:Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS Al Maidah :76)
Sebagai seorang muslim seharusnya kita senantiasa bertingkah laku, bersikap, dan
berbicara dengan bahasa yang santun dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik
lagi bermanfaat. Karena Allah SWT pasti mendengar segala perkataan m,anusia,
baik terucap maupun di dalam hati.
12. Basar
Basar berarti melihat. Allah SWT melihat segala sesuatu yang ada di alam semesta
ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi oleh jarak( jauh atau
dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau tebal). Segala sesuatu yang
ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak atau tidak tampak, pasti
semuanya terlihat oleh Allah SWT.
Sifat mustahil-Nya adalah umyun, artinya buta. Allah SWT wajib bersifat
kesempurnaan. Seandainya Allah SWT itu buta pasti alam semesta ini tidak akan
ada karena Allah SWT tidak dapat melihat apa yang diciptakan-Nya.
13. Kalam
Kalam berarti berfirman atau berbicara. Allah SWT bersifat kalam artinya Allah
SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.
Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena
Allah SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh
manusia. Allah SWT berbicara tanpa menggunkan alat bantu yang berbentuk
apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna. Sebagai bukti bahwa
adanya wahyu Allah SWT berupa al quran yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul
sebelum Nabi Muhammad SAW.
Sifat mustahi-Nya adalah bukmun, artinya bisu. Allah SWT mustahil bersifat bisu.
Seandainya Allah SWT bersifat bisu mana mungkin para utusan-Nya bisa mengerti
maksud wahyu yang diturunkan kepada tersebut, baik dalam bentuk perintah
maupun larangan , Dan Allah berkata kepada Musa dengan satu perkataan yang
jelas.(QS AnNisa :164)
Oleh karena itu kita sebagai hamba Allah SWT hendaknya membiasakan diri
mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah, artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika
kita berbuat salah, maka segeralah membaca istighfar.
Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua
orang tuanya, (terutama kepada ibunya), karena ibunyalah yang
mengandungnya dengan berbagai susah payah, dan menyapihnya dalam
(umur) dua tahun. Oleh karena itu hendaklah kamu bersyukur kepada Ku (hai
manusia) dan juga kepada Kedua orang tuamu. ( QS. Luqman 14 )
Bersandar kepada
panca indra
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata:"Hai Musa, kami tidak akan beriman
kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang", karena itu kamu
disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. (QS. 2:55)
Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah
kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang
lebih besar dari itu, mereka berkata:"Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan
nyata". Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka
menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata,
lalu Kami maafkan (mereka) dari yang demikian. Dan telah Kami berikan kepada
Musa keterangan yang nyata. (QS. 4:153)
Mereka tidak
beriman kepada
Allah dengan dalih
tidak bisa melihat
Allah.
Padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat tapi rnereka meyakini akan
keberadaannya, seperti: gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal pikiran dsb
Kesombongan
Lengah
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang
mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS. 21:1)
Tidak datang kepada mereka suatu ayat al-Qur'an pun yang baru (diturunkan)
dari Rabb mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermainmain, (QS. 21:2)
lagi)hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan
pembicaraan mereka: "Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua)
seperti kamu, maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu
menyaksikannya" (QS. 21:3)
Bodoh
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta
itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta
benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
(QS. 2:188)
Ragu-ragu
Taqlid
Keberadaan Allah
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup
kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat
memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah,mengetahui apa-apa yang
di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar. (al-Baqarah: 255)
Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah
Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa
atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi
segala sesuatu. (ath Thalaaq: 12)
Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya,
Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahakuasa. (al-Hajj: 74)
Keberadaan Allah
Akan tetapi, banyak orang yang tidak menerima keberadaan Allah swt. seperti
yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut. Mereka tidak memahami
kekuasaan dan kebesaran-Nya yang abadi. Mereka memercayai kebohongan
bahwa merekalah yang mengatur diri mereka sendiri dan berpikir bahwa Allah
berada di suatu tempat yang jauh di alam semesta dan jarang mencampuri
perkara keduniaan.
Memahami kekuasaan Allah swt. dengan baik merupakan ikatan awal dalam
rantai keimanan. Sesungguhnya, seorang mukmin akan meninggalkan
pandangan masyarakat yang menyimpang tentang kekuasaan Allah swt. dan
menolak keyakinan sesat
Kaum muslimin memercayai Allah swt. sesuai dengan penjelasan Al-Qur`an.
Mereka melihat tanda-tanda keberadaan Allah pada dunia nyata dan alam gaib,
kemudian mulai memercayai keagungan seni dan kekuasaan Allah
Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang2 yg mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka,
(barulah) ia mengatakan, Sesungguhnya, saya bertobat sekarang. Dan tidak
(pula diterima tobat) orang2 yg mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi
orang2 itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (an-Nisaa`: 18)
Berdoa
Berdoa merupakan cara berdialog dengan Allah; juga merupakan ciri utama
yang membedakan orang yang beriman dari orang musyrik. Berdoa bisa
dijadikan sebagai alat ukur keimanan seseorang kepada Tuhannya
Katakanlah (kepada orang-orang musyrik), Tuhanku tidak mengindahkan
kamu, melainkan kalau ada ibadahmu.... (al-Furqaan: 77)
Kebanyakan orang berpikir bahwa tidak ada yang mengatur alam semesta ini
dan segala sesuatu berinteraksi dengan sendirinya. Akan tetapi, mereka tidak
mengetahui bahwa segala sesuatu di langit dan di bumi tunduk kepada-Nya,
tidak ada makhluk yg takdirnya tidak diatur oleh Allah dan tidak patuh kepadaNya. Bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah)
mengatakan kepadanya, Jadilah, lalu jadilah ia. (al-Baqarah: 117)
Orang musyrik tidak memahami kenyataan penting ini dan mereka
menghabiskan seluruhhidupnya untuk menggunakan alam ini dalam mengejar
impian semu
Berdoa
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (al- Baqarah: 186)
Akan tetapi, haruslah dipahami bahwa Allah tidak harus mengabulkan semua
yang diinginkan dari-Nya. Bagi orang-orang yang jahil, Dan manusia mendo`a
untuk kejahatan sebagaimana ia mendo`a untuk kebaikan. Dan adalah
manusia bersifat tergesa-gesa. (al-Israa`: 11) Dengan demikian, Allah
menjawab semua doa kita, namun terkadang mengabulkan, terkadang tidak
bila ternyata akan menimbulkan keburukan yang nyata.
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut...
berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orangorang yang berbuat baik. (al-Araaf: 55-56)
Berdoa