Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
TEKNOLOGI HAYATI
Vanilla sebagai Biomaterial
Disusun oleh:
Kelompok 5
Gunadi Trinuroni (16114010)
Hany Husnul Chotimah (16114030)
Giasintha Stefani (16114062)
Ahdina Karima (16114095)
Yoga Firmansyah (16114096)
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Vanilla merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi jika dibandingkan dengan komoditas perkebunan
lainnya, akan tetapi perkembangan pasar vanilla tidak memiliki
kestabilan, sehingga seringkali terjadi fluktuasi pemasaran vanilla.
Kualitas pasar dari komoditas vanilla tidak hanya ditentukan oleh kualitas
tanaman vanilla itu sendiri. Ada banyak hal yang menentukan kualitas
pasar vanilla, diantaranya adalah petani, pengumpul, eksportir, serta tata
niaga yang digunakan dalam sistem pasar.
Tanaman vanilla tumbuh lebih subur dan lebih produktif di
Indonesia yang beriklim tropis dibandingkan dengan negara asalnya
(Mexico) dan negara produsen vanilla lainnya. Kualitas vanilla Indonesia
yang dikenal dengan Java Vanilai masih menjadi yang terbaik di dunia.
Hal ini didasarkan atas kadar vanilinnya yang cukup tinggi, yakni sekitar
2,75 %. Ditinjau dari perspektif spasial dan bisnis, Indonesia unggul
secara komparatif dibanding negara-negara produsen vanilla lainnya di
dunia.
Secara umum, vanilla bernilai ekonomis tinggi dan fluktuasi
harganya relatif stabil jika dibandingkan dengan tanaman perkebunan
lainnya. Namun pada kenyataannya, meskipun kualitas vanilla Indonesia
menduduki posisi tertinggi di dunia, tetapi secara kuantitas Indonesia
baru bisa memasok sekitar 10 persen dari total kebutuhan pasar dunia.
Meskipun posisinya menduduki urutan ketiga di dunia, namun angka
pasokan tersebut masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan
Madagaskar yang mampu memasok sekitar 70 persen pasar dunia dan
Comoro Island sekitar 12 persen.
Atas dasar inilah perlu dikembangkan suatu metode budidaya
tanaman vanilla yang mampu menghasilkan bibit-bibit vanilla dalam
jumlah banyak, dalam waktu singkat, serta berkualitas.
1.2
Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini
adalah untuk:
Menentukan klasifikasi ilmiah dan karakteristik tanaman vanilla.
Menentukan pemanfaatan tanaman vanilla sebagai biomaterial.
Menentukan
vanilla di
Indonesia.
Menentukan
Menentukan
Menentukan
BAB II
VANILLA SEBAGAI BIOMATERIAL
Vanilla adalah pemberi rasa yang dihasilkan dari tanaman genus
Vanilla, terutama Vanilla planifolia. Kata vanilla diturunkan dari bahasa
Spanyol, vaina yang berarti polong, karena buah vanilla berbentuk polong.
Tumbuhan
ini
pertama
kali
dibudidayakan
oleh
masyarakat Aztec Mesoamerika yang menyebut tanaman ini dengan
nama tlilxochitl. Hernn Corts membawa vanilla bersama dengan cokelat
ke Eropa pasca penjelajahannya di benua Amerika. Vanilla oleh
masyarakat Mesoamerika digunakan sebagai salah satu bumbu utama
bagi minuman cokelat. Aroma vanila yang khas berasal dari buahnya,
yang dihasilkan dari proses penyerbukan bunga vanila. Setiap satu bunga
akan menghasilkan satu buah.
Vanila tumbuh sebagai tumbuhan merambat yang membutuhkan
tumbuhan lain atau tiang sebagai tempatnya merambat. Di Reunion,
tumbuhan ini dipelihara bersama dengan pemeliharaan hutan (wanatani)
dan secara alami tumbuhan ini membutuhkan sedikit cahaya matahari.
Sehingga di perkebunan terbuka, tumbuhan ini membutuhkan tabir untuk
mengurangi sedikit cahaya matahari.
2.1
Karakteristik Tanaman Vanilla
2.1.1 Klasifikasi
Tanaman Vanilla masih tergolong dalam kerabat Anggrek
(Orchidaceae), oleh karena itu tanaman ini tumbuh dengan cara
merambat dan hidup secara semi epifit. Terdapat 3 jenis tanaman vanilla
di dunia yang dapat dimanfaatkan produksi buahnya, yakni Vanilla
planifolia, Vanilla pompona, dan Vanilla tahitiensis. Namun, jenis vanilla
yang paling banyak diproduksi adalah Vanilla planifolia, sehingga dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Vanilla planifolia.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Vanilla
Spesies
: V. Planifolia
Nama binomial: Vanilla planifolia
Anatomi
1) Akar
Akar tanaman vanili mempunyai keunikan tersendiri bila
dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman ini
mempunyai 2 macam akar yang keluar dari setiap ruas batang,
yang pertama disebut akar gantung dan yang kedua adalah akar
yang tersusun didalam tanah.
Disebut akar gantung, karena
jenis akar ini selalu melekat kuat pada
Gambar 2: akar
tempat rambatannya dan bergantungan
vanilla
di udara. Selama tidak menyentuh
sesuatu,
akar
ini
akan
tumbuh
kesamping. Jika menyentuh sesuatu,
akar akan membelitkan dirinya untuk
berpegangan.
Akar
gantung
ini
2) Batang
Batang tanaman vanilla kira-kira sebesar
jari, berbentuk silinder, berwarna hijau,
agak lunak, beruas dan berbuku dengan panjang rata-rata 15 cm,
serta berdiameter 1 sampai 2 cm. Batang tanaman vanilla tumbuh
melekat pada pohon dengan kecenderungan selalu merambat
tegak keatas atau sepanjang penunjangnya, kecuali bila ujungnya
dipangkas maka akan membentuk cabang baru. Panjang batang ini
dapat mencapai 100 m. Apabila pucuk batang pokok terputus,
maka cabang baru bagian ruas atas dapat berfungsi sebagai
batang pokok.
Gambar 3 : batang
vanilla
3) Daun
Daun vanilla merupakan daun tunggal yang letaknya
berselang-seling pada masing-masing buku, berwarna hijau terang
dengan panjang 10-25 cm serta lebar 5-7 cm. Bentuk daun pipih,
berdaging, bulat telur, jorong atau lanset dengan ujung lancip.
Setelah daun menjadi tua atau mengering, tulang daun tampak
sejajar, namun ketika daun masih muda tidak terlihat jelas pola
tulang daunnya.
4) Bunga
Bunga vanilla adalah
bunga tandan yang
terdiri
dari
15-20
bunga. Bunga keluar
dari ketiak daun bagian pucuk batang. Bentuk
bunganya duduk, berwarna hijau-biru agak
pucat dengan panjang 4-8 cm serta berbau
agak harum. Bunga vanilla terdiri dari 6 daun
bunga (3 sepal, 3 petal) yang terletak dalam
dua lingkaran. Daun bunga bagian luar (sepal)
sedikit lebih besar daripada bagian dalam petal.
Salah satu dari petalnya berubah bentuk
menjadi
gulungan
seperti
corong
yang
disebut bibir (rostelum). Uniknya bunga dari
tanaman vanilla ini hanya mekar selama satu
hari pada bulan Agustus sampai Oktober.
Gambar 5 : bunga
vanilla
Biogeografi
2.2
Industri Vanilla di Indonesia
2.2.1 Potensi Vanilla di Indonesia
Subsektor perkebunan merupakan salah satu bagian dari sektor
pertanian yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan perekonomian nasional. Sektor ini berperan cukup besar
dalam memberi kontribusi penyediaan lapangan kerja dan sumber devisa.
Pada tahun 1999, subsektor perkebunan menyerap 17,1 juta tenaga kerja
atau 1,03% angkatan kerja. Di samping minyak bumi yang menjadi
sumber utama devisa negara, sektor perkebunan juga menyumbangkan
devisa yang cukup besar. Nilai produksi nasional subsektor perkebunan
pada tahun yang sama sebesar Rp 18,3 trilyun dengan rata-rata nilai
devisa per tahun yang dihasilkan sebesar 3,9 milyar US$ atau 47,44% dari
ekspor sektor pertanian.
Disamping itu, subsektor perkebunan mempunyai keunggulan
komparatif jika dibandingkan dengan subsektor lainnya antara lain
disebabkan oleh tersedianya lahan yang belum dimanfaatkan secara
optimal dan berada di kawasan dengan iklim menunjang, ketersediaan
tenaga kerja yang banyak, serta adanya pengalaman selama krisis
ekonomi yang membuktikan ketangguhan subsektor perkebunan dengan
pertumbuhan ekonomi yang selalu bernilai positif (3,1%). Kondisi ini
merupakan hal yang dapat memperkuat daya saing harga produk
perkebunan Indonesia di pasaran dunia dan menjadi alasan kuat untuk
selalu mengembangkan produk perkebunan.
Salah satu komoditi perkebunan yang penting dengan nilai ekonomi
yang cukup tinggi dan telah mempunyai nama cukup baik di pasaran
internasional adalah tanaman vanilla. Vanilla bukanlah tanaman asli
Indonesia. Secara historis, tanaman tahunan ini baru masuk ke Indonesia
pada tahun 1819. Namun, tanaman vanilla tumbuh lebih subur dan lebih
produktif di Indonesia yang beriklim tropis, dibandingkan dengan negara
asalnya (Mexico). Di Indonesia, tanaman ini banyak dikembangkan di
Daerah Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, dan sebagian kecil di Papua. Pengusahaan perkebunan
vanilla di Indonesia lebih banyak dikelola oleh perkebunan rakyat (PR)
daripada perkebunan negara (PBN) maupun swasta (PBS).
Harga Rata-rata
Tahun
Jenis Mutu
1990
Polong Kering
33.087
1991
1992
1993
1994
1995
Polong
Polong
Polong
Polong
Polong
Kering
Kering
Kering
Kering
Kering
32.628
56.472
52.398
62.761
66.611
1996
Polong Kering
50.500
1997
Polong Kering
60.531
1998
Polong Kering
54.026
1999
2000
2001
Polong Kering
Polong Kering
Polong Kering
55.118
79.871
301.333
2002
2003
Polong Kering
Polong Kering
275.833
269.958
2004
Polong Kering
231.938
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Polong
Polong
Polong
Polong
Polong
Polong
523.601
226.551
272.726
300.277
72.649
78.212
2011
Polong Kering
67.600
2012
Polong Kering
45.108
Kering
Kering
Kering
Kering
Kering
Kering
(Rp./Ha)
2.2
Dampak Industri Vanilla
2.2.1 Dampak lingkungan Industri vanilla Indonesia
Penggunaan pupuk dan obat-obatan kimia pertanian memberikan
dampak bagi kesehatan manusia yang terdapat pada produk konsumsi
sehari-hari. Di samping itu, penggunaaan pupuk secara terus-menerus
ternyata dapat merusak struktur tanah. Hal-hal tersebut juga terjadi pada
industri perkebunan termasuk vanilla. Oleh karena itu, budidaya
perkebunan termasuk vanilla mulai beralih untuk menghasilkan produk
organik yang lebih ramah lingkungan. Dampak lingkungan lainnya yang
ditimbulkan dari industri vanilla adalah dalam proses pembuatan pabrik
yang membutuhkan lahan cukup luas sehingga biasanya perlu membabat
hutan dan menyebabkan hilangnya habitat organisme tertentu juga
menurunkan keanekaragaman hayati. Selain itu, penggunaan mesinmesin dalam proses pengolahan buah vanilla menjadi barang jadi ataupun
setengah jadi sering kali menimbulkan pencemaran suara maupun udara.
2.3.2 Dampak Sosioekonomi Industri Vanilla Indonesia
Vanilla Indonesia memiliki kualitas yang sudah diakui oleh pasar
internasional, hal ini mengakibatkan harga jual vanilla di pasar
internasional cukup tinggi. Permintaan vanilla Indonesia baik dari
domestik mapun luar negeri semakin meningkat, seperti yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya yakni potensi vanilla sebagai
biomaterial, vanilla dapat digunakan baik sebagai pengusir serangga,
pengharum rumah, sampai perasa makanan. Fungsi vanilla sebagai
perasa makanan inilah yang berkontribusi besar terhadap sosioekonomi
masyarakat Indonesia, hal ini dikarenakan penambahan rasa serta aroma
vanilla dapat meningkatkan daya jual dari produk makanan tersebut
hingga berlipat-lipat. Sifat orang Indonesia yang gemar terhadap kuliner
juga turut berkontribusi dalam pengembangan industri makanan terutama
yang menggunakan vanilla sebagai perasa.
Selain kebutuhan domestik, vanilla Indonesia juga diekspor ke luar
negeri, walaupun kuantitas ekspornya seringkali tidak stabil dari tahun ke
tahun. Indonesia sebagai negara pengekspor mendapatkan devisa yang
cukup besar dari komoditi ekspor ini. Terlebih lagi, budidaya tanaman
vanilla tidak hanya menghasilkan buah vanilla kering sebagai komoditi
ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi juga menyerap tenaga kerja
sekitar 4 orang untuk setiap hektarnya. Hal ini juga turut mengurangi
tingkat pengangguran di Indonesia.
2.3
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Karakteristik dan klasifikasi Tanaman vanilla
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Orchidales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Vanilla
Spesies
: V. Planifolia
Nama binomial: Vanilla planifolia
REFERENSI
Havkin-Frenkel, D. 2004. Interrelation of curing and botany in vanilla (Vanilla planifolia)
bean. Acta Horticulturae. 132 : 23.
http://www.apoteker.info/Pojok%20Herbal/vanila.htm diakses pada 5 April 2015 pukul 19.20
http://100budidayatanaman.blogspot.com/2014/06/tanaman-vanili.html diakses pada 5 April
2015 pukul 19.43
http://bioscbiologi.blogspot.com/2014/06/mengenal-vanilla-planifolia.html diakses pada 5
April 2015 pukul 20.00
https://edoagasiswanto1.wordpress.com/2013/09/16/makalah-tumbuhan-vanili/ diakses pada
5 April 2015 pukul 20.08
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tanregar/berita-245-bahan-tanam-unggul-vanili--vanillaplanifolia-andrews.html diakses pada 5 April 2015 pukul 20.32
http://foodtech.binus.ac.id/2015/01/05/ekstraksi-flavor-vanilla/ diakses pada 5 April 2015
pukul 20.54
http://masyarakatagrobisnis.blogspot.com/2011/01/perkebunan-vanili.html diakses pada 5
April 2015 pukul 21.05
http://villabean.blogspot.com/2013/04/mari-mengenal-vanilla-bean.html diakses pada 9 April
2015 pukul 05.12
http://cyber.kamarasta.web.id/teknologi/detail/1982/mengenal-vanili diakses pada 9 April
2015 pukul 06.00
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/transformasi_model_pengembangan_vanili.pdf diakses pada 9 April
2015 pukul 06.35
http://industri.bisnis.com/read/20131222/99/193732/pemerintah-didesak-intensifikasi-kebunvanili diakses pada 9 April 2015 pukul 06.50
http://www.mediaperkebunan.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=111:bisnis-vanili-masih-menguntungkannamun&catid=2:komoditi&Itemid=26
diakses pada 9 April 2015 pukul 07.15