Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Jantung merupakan struktur kompleks yang terdiri atas jaringan fibrosa, otot-otot
jantung dan jaringan konduksi listrik. Mempunyai fungsi utama untuk memompadarah
keseluruh tubuh yang dapat dilakukan jika jantung mempunyai kemamputan memompa
yang optimal, system katup yang baik, serta irama pemompaan yang baik pula. Jika
ditemukan ketidaknormalan pada salah satu unsur tadi maka akan berpengaruh terhadap
efisiensi pemompaan dan memungkinkan terjadi kegagalan pemompaan.(Mutaqqin, 2012)
CHF adalah sindrom yang disebabkan oleh disfungsi jantung ,umumnya akibat
disfungsi atau kerusakan otot miokard yang ditandai dengan terjadinya hipertrofi LV atau
keduanya (Heart Failure Society of America, 2010). CHF adalah sindrom yang ditandai oleh
disfungsi salah satu atau kedua paru dan vena sistemik sehingga asupan oksigen ke jaringan
perifer kurang baik pada saat relaks atau selama stressor berlangsung , yang disebabkan oleh
ketidakmampuan jantung menjalankan fungsinya (HFSA, 2010)
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi
jantung, sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada jika disertai peninggian volume
diastolik secara abnormal. Penamaan gagal jantung kongestif yang sering digunakan jika
terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan (Mansjoer, 2008).
pengisian ini meningkat sehingga mengakibatkan edema paru dan bendungan di sistem
vena, maka keadaan ini disebut gagal jantung kongestif (Kabo & Karim, 2007).
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang
adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Gagal jantung
kongestif ( CHF ) adalah gangguan klinis yang umum yang menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah paru dan penurunan curah jantung (Figueroa, 2006)
B. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari semua penyakit jantung congenital
atau didapat. Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan
yang meningkatkan beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium.
Keadaan yang meliputi beban awal seperti : regurgitasi aorta, cacat septum ventrikel dan
beban akhir meningkat pada kondisi stenosis aorta dan hipertensi sistemik. Beberapa
keadaan yang dapat menyebabkan CHF diantaranya (HFSA,2010) :
1. Disfungsi moikard, menyebabkan menurunnya kontraktilitas otot jantung.
2. Hipertensi sistemik dan pulmonal (peningkatan afterload), mengakibatkan hipertrofi
3.
1.
Kelainan Mekanis
Kelainan Miokardial
Primer
Kardiomiopati
Gangguan
neuromuscular
miokarditis
Diabetes mellitus (metabolic)
Henti jantung
Ventrikular fibrialasi
Takikardi atau bradikardi
ekstrim
Asinkronik
listrikndan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Keracunan
Sekunder
Iskemia (PJK)
Gangguan metabolic
Inflamasi
Penyakit infiltrative (restriksi
kardiomiopati)
Penyakit sistemik
PPOM
Terapi yang mendepresi
miokard
gangguan konduksi
C. Patofisiologi
Setiap hambatan pada arah aliran (forward flow) dalam sirkulasi akan menimbulkan
bendungan pada arah berlawanan dengan aliran (backward congestion). Hambatan
pengaliran (forward failure) akan menimbulkan adanya gejala backward failure dalam sistim
sirkulasi aliran darah. Mekanisme kompensasi jantung pada kegagalan jantung adalah upaya
tubuh untuk mempertahankan peredaran darah dalam memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan. Mekanisme kompensasi yang terjadi pada gagal jantung ialah : dilatasi ventrikel,
hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang simpatis berupa takikardi dan vasikonstriksi perifer,
peninggian kadar katekolamin plasma, retensi garam dan cairan badan dan peningkatan
eksttraksi oksigen oleh jaringan. Bila jantung bagian kanan dan bagian kiri bersama-ama
dalam keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan adanya bendungan, maka akan
tampak tanda dan gejala gagal jantung pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Keadaan
ini disebut Gagal Jantung Kongestif (CHF).(American Heart Association, 2009 p. 1983)
Sebagai respon terhadap gagal jantung kongestif, da tiga mekanisme yang merupakan
mekanisme respon primer :
1. Meningkatnya adregenik simpatis
2. Meningkatnya beban awal akibat aktivasi neurohormon
3. Hipertrofi ventrikel
Ketiga respon diatas bertujuan untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal
atau hamper normal pada gagal jantung. Namun kelainan pada kerja ventrikuler dan
menurunnya curah jantung tampak pada keadaan beraktivitas.(AHA, 2009)
D. Derajat Gagal Jantung
Pada Guidelines Heart Failure yang dikeluarkan oleh Heart Failure Society of America
tahun 2010 maka klasifikasi CHF dari New York Heart Association (NYHA) masih tetap
digunakan dengan ditambahkan beberapa kelas baru , yaitu :
Kelas
I
II
III
IV
Definisi
Pasien dengan kelainan jantung tetapi tanpa
pembatasan aktivitas fisik
Pasien
dengan
kelainan
jantung yang
mengakibatkan sedikit pembatasan fisik namun
hasil dari aktivitas tersebut mengakibatkan
kelelahan, pakpitasi dan dyspneu
A. Pasien dengan kelainan jantung yang
menyebabkan pembatasan aktivitas fisik,
nyaman saat istirahat namun pada saat
melalukan
aktivitas
sehari-hari
menyebabkan kelelahan, palpitasi dan
dyspneu
B. Mengalami keterbatasan aktivitas fisik.
Nyaman saat istirahat namun pada saat
penggunaan
teenaga
minimal
dapat
menyebabkan palpitasi, kelelahan dan
dyspneu
Pasien dengan kelainan jantung yang segala
bentuk aktivitas fisiknya akan menyebabkan
dyspneu, palpitasi atau kelelahan
Istilah
Disfungsi
ventrikel
asimptomatik
Gagal jantung ringan
kiri
b.
terapi diuretik
c.Intoksinasi digitalis, Akibat dari penggunaan digitalis berlebihan, hypokalemi,
gangguan funsi renal
Aritmia, Dapat terjadi akibat gangguan keseimbangan elektrolit maupun
d.
intoksikasi digitalis
e.Infark Miokard, Terjadi akibat dari beban kerja miokard yang meningkat serta efek
dari pemberian inotropik
f. Syok kardiogenik, kerusakan jantung mengakibatkan penurunan curah jantung,
sehingga dapat terjadi penurunan tekanan darah arteri ke organ-organ vital seperti
jantung, otak dan ginjal.
Episode tromboembolik, kurangnya mobilitas pasien penyakit jantung dan
g.
h.
masuknya cairan dalam kantung pericardium, jika terjadi efusi yang cepat dapat
meregangkan perilakrdium dan menyebabkan penurunan curah jantung serta aliran
balik vena ke jantung dan berakhir terjadi tamponade jantung.
G. Pemeriksaan penunjang (HFSA, 2010)
1. EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan
kerusakan pola, adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel
hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.
2. Rontgen dada ; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau
hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan
pulnonal.
3. Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.
2. Non Farmakologis
a. CHF Kronik
1) Meningkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi
oksigen melalui istirahat atau pembatasan aktivitas.
2) Diet pembatasan natrium
3) Menghentikan obat-obatan yang memperparah seperti NSAIDs karena efek
prostaglandin pada ginjal menyebabkan retensi air dan natrium
4) Pembatasan cairan (kurang lebih 1200-1500 cc/hari)
5) Olah raga secara teratur
b. CHF Akut
1) Oksigenasi (ventilasi mekanik)
2) Pembatasan cairan
3. Farmakologis
Untuk mengurangi afterload dan preload
a. First line drugs ; diuretic
Mengurangi afterload pada disfungsi sistolik dan mengurangi kongesti pulmonal pada
disfungsi diastolic, seperti :.thiazide diuretics untuk CHF sedang, loop diuretic,
metolazon (kombinasi dari loop diuretic untuk meningkatkan pengeluaran cairan),
Kalium-Sparing diuretic
b. Second Line drugs; ACE inhibitor
Membantu meningkatkan COP dan menurunkan kerja jantung., seperti :
1) Digoxin; meningkatkan kontraktilitas. Obat ini tidak digunakan untuk kegagalan
diastolic yang mana dibutuhkan pengembangan ventrikel untuk relaksasi
2) Hidralazin; menurunkan afterload pada disfungsi sistolik.
3) Isobarbide dinitrat; mengurangi preload dan afterload untuk disfungsi sistolik,
hindari vasodilator pada disfungsi sistolik.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN DATA
Pengkajian pada pasien CHF ditujukan sebagai pengumpulan data daninformasi terkini
mengenai status pasien dengan pengkajian system kardiovaskuler sebagai prioritas
pengkajian. Pengkajian sistematis pada pasien mencakup riwayat khususnya yang
berhubungan dengan nyeri dada, sulit bernafas, palpitasi, riwayat pingsan, atau keringat
dingin ( diaphoresis). Masing-masing gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya serta
factor pencetusnya.
1. Anamnesa
a. Keluhan Utama
Keluhan utama pada CHF sehingga pasien mencari bantuan atau pertolongan antara
lain :
1) Dyspneu
2) Kelemahan fisik
Merupakan manifestasi utama pada penurunan curah jantung sebagai akibat
metabolism yang tidak adekuat sehingga mengakibatkan deficit energy.
3) Edema sistemik
Tekanan paru yang meningkat sebagai respon terhadap peningkatan tekanan vena
paru. Hipertensi pulmonal meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan
sehingga terjadi kongesti sistemik dan edema sistemik.
b. Riwayat keluhan sekarang
Akan didapatkan gejala kongesti vascular pulmonal seperti dyspnea, ortopnea,
diypnea nocturnal paroksimal, batuk dan edema pulmonal akut. Pengkajian mengenai
dyspne dikarakteristikkan pada pernafasan cepat dan dangkal.
1) Orthopnea
Ketidakmampuan bernafas ketika berbaring dikarenakan ekspansi paru yang tidak
adekuat
2) Dyspnea Nokturnal paraksimal
Terjadinya sesak nafas atau nafas pendek pada malam hari yang disebabkan
perpindahan cairan dari jaringan kedalam kompartemen intravascular.
3) Batuk
Merupakan gejala kongesti vascular pulmonal. Dapat produktif dan kering serta
pendek.
10
4) Edema pulmonal
Terjadi bila tekanan kapiler pulmonal melebihi tekanan dalam vascular (30
mmHg). Terjadi tranduksi cairan kedalam alveoli sehingga transport normal
oksigen ke seluruh tubuh terganggu.
c. Riwayat Penaykait Dahulu
Apakah pasien pernah mengalami nyeri dada akibat Infark Moikard akut, hipertensi,
DM. Konsumsi obat yang digunakan dan alergi terhadap makanan atau obat
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Didapakan kesadaran baik dan akan berubah sesuai tingkat gangguan yang
melibatkan perfusi system saraf pusat
b. Pemeriksaan system
1) Breathing (B1), mencari tanda dan gejala kongesti vascular pulmonal seperti
dyspnea, orthopnea, dyspnea nocturnal paraksimal, batuk dan edema paru.
Crakcles atau ronchi basah dapat ditemukan pada posterior paru. Yang dikenali
sebagai kegagalan ventrikel kiri.
2) Bleeding (B2)
a) Inspeksi : adanya parut pasca bedah jantung, distensi vena jugularis (gagal
kompensasi ventrikel kanan), edema (ekstermitas bawah), asites, anoreksia,
mual, nokturia serta kelemahan
11
h. AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
i. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal
infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase
Laktat/LDH, isoenzim LDH).
13
B. Penyimpangan KDM
Peningkatan aktivasi
otomatik (afternpotential)
dan re-entry
Aritmia ventrikular
Kematian mendadak
CHF
Kongesti Pulmonalis
Penurunan curah jantung
Tekanan hidrostatiklebih
besar dari tekanan osmotik
Peningkatan aktivitas
adregenik simpatik
Vasokontriksi sistemik
GFR turun
Vasokontriksi
ginjal
Aktivasi Renin
AngiotensinAldosteron
Hipertrofi ventrikel
Angiotensin I ACE II
Pemendekan miokard
Pengeluaran aldosteron
Pengisian LV turun
Edema paru
Perembesan cairan ke
alveoli
Peningkatan reabsorbsi
natrium dan H2o dalam
tubulus
PK GGA
Pengembangan paru
tidak optimal
Gangguan perfusi
jaringan
14
Penurunan tingkat
kesadaran
Resti kelebihan
volume cairan
Kelemahan fisik
Resti penurunan
curah jantung
Penurunan suplai O2 ke
miokardium
Aktivasi RAS
Syok Kardiogenik
Pasien selalu
terjaga
Kematian
Perubahan metabolism
miokardium
Peningkatan hipoksia
jaringan miokardium
Insomnia
Nyeri dada
Iskemia miokardium
Infark Miokardium
Kecemasan
Resiko ketidakpatuhan
pengobatan
15
Kurang Pengetahuan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas ventrikel kiri,
perubahan frekuensi, irama dan konduksi elektrikal.
2. Nyeri dada berhubungan dengan penurunan suplai darah ke miokardium, perubahan
metabolism dan peningkatan prosuksi asam laktat
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perembesan cairan ke alveoli, kongesti
paru sekunder, perbahan membrane kapiler alveoli dan retensi cairan interstitial
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru tidak optimal dan kelebihan
5.
6.
7.
8.
16
1.
Diagnosa
Penurunan cardiac output
berhubungan dengan
penurunan kontraktilitas
ventrikel kiri, perubahan
frekuensi, irama dan
konduksi elektrikal.
Tujuan
Dalam waktu 3 x 24 jam penurunan
CO dapat diatasi dan menunjukkan
tanda-tanda vital dalam batas yang
dapat diterima (disritmia terkontrol
atau hilang) dan bebas gejala gagal
jantung serta haluaran urine 1-2
cc/KgBB/jam.
Kriteria hasil :
1. Pasien melaporkan penurunan
episode dyspnea
2. Pasien berperan dalam aktivitas
mengurangi beban kerja jantung
3. TD 110-120/ 70-90 mmHg
4. Nadi 80-100 x/ menit
5. Pada EKG tidak ditemukan
aritmia
6. CRT < 3 detik
7. Produksi urine 1-2 cc/KgBB/jam
Intervensi
Kaji dan laporkan tanda penurunan
curah jantung
Rasional
Mortalitas dan morbiditas sehubungan
Mitral Insufisiensi > 24 jam pertama
5.
6.
7.
8.
9.
4.
17
1.
2.
2.
18
b.
Istirahatkan pasien
perifer
c.
d.
e.
Managemen lingkungan :
tenang dan batasi pengunjung
f.
3.
4.
1.
2.
Kaji edema
19
5.
Kolaborasi :
a. Diet tanpa garam
b.
c.
Terapi diuretic
1.
4.
2.
Dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada
keluhan sesak atau respon yang
menyatakan penurunan sesak
3.
Kriteria hasil :
1. Secara
subjektif
pasien
melaporkan sesak berkurang
4.
2. RR 80-100 x/menit
3. Tidak ada penggunaan otot bantu
nafas
5.
20
1.
5.
pengeluaran katekolamin
Diketahuinya derajat hipoksemia dan
peningkatan tahanan perifer
3.
4.
5.
6.
2.
6.
Penurunan tingkat
kesadaran berhubungan
7.
8.
1.
2.
21
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
7.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Kolaborasi :
a. Pemberian diet tanpa garam
b.
Beri diuretic
c.
22
1.
8.
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara
suplai oksigen ke jaringan
dengan kebutuhan
sekunder penurunan curah
jantung.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
9.
2.
3.
4.
5.
6.
23
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
Hindari konfrontasi
4.
5.
6.
24
25
E. EVALUASI
Hasil yang diharapkan pada proses perawatan pasien dengan CHF
1. Tidak terjadi kegawatan sebagai akibat penurunan curah jantung
2. Pasien terbebas dari nyeri
3. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari
4. Menunjukkan peningkatan curah jantung
a. TTV dalam batas normal
b. Terhindar dari resiko penurunan perfusi perifer
c. Tidak terjadi kelebihan volume cairan
d. Tidak sesak
e. Edema ekstermitas tidak terjadi
5. Menunjukkan penurunan kecemasan
6. Memahami penyakitnya dan tujuan perawatan
a. Mematuhi semua aturan medis
b. Mengetahui kapan harus meminta bantuan jika episode nyeri atau kegawatan muncul
c. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas
komplikasi
d. Mampu menjelaskan terjadinya gagal jantung
e. Mematuhi dan melaksanakan perawatan diri
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2001), Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, Edisi 8, Unit 16. Editor :
Smeltzer & Bare, Alih Bahasa : Agung Waluyo et al, Editor bahasa Indonesia : Monica
Ester. EGC, Jakarta.
Doenges, E. Maryllin (2010). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care
Accros the Life Span. FA Davis Company, Philadelphia.
Figueroa M & Peters J. 2006. Congestive Heart Failure: Diagnosis,
Pathophysiology, Therapy, and Implications for Respiratory
26
Care.
Available
at
Journals
of
Respiratory
Care.
27