Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Skenario Kasus
Seorang laki-laki 40 tahun dirawat diruang paru dengan keluhan sesak nafas ,
nyeri dada dan mengalami batuk > 40 hari, mengeluarkan sputum ,batuk dengan
rasa panas di tenggorokan setelah dirawat 30 hari terdapat darah segar berwarna
merah muda,pada batuknya,selain itu Tn. R mengalami demam pada sore dan
malam hari disertai dengan keringat malam, anoreksia. Upaya yang sudah
dilakukan : tidak ada upaya yang dilakukan Ny.D kepada n.R terapi yang
diberikan minum obat dari warung terdekat dengan rumah pasien, BB sebelum
sakit : 63 Kg, TB : 160 cm, dan BB saat ini 55 Kg status gizi kurang atau
malnutrisi,status dehidrasi : dehidrasi ringan, TTV : TD :110/80 mmHg,suhu :
37,50 0C (oral), nadi : 70 kali/menit , RR :16 kali/menit, pemeriksaan fisik kepala
: kulit kepala kualitas rambut kasar,alis mata,mukosa bibir kering , leher normal
tidak ada gangguan, dada : gerakan dada saat bernafas normal,dan seimbang
antara bagian kanan dan kiri . diperkusi terdapat sonor pada seluruh lapang paru
& ronkhi, abdomen : ada bising usus dalam batas normal , tulang belakang :
normal tidak ada gangguan , ekstremitas atas : tangan kasar,integritas kulit
kering,tonus otot lemah,hasil pemeriksaan BTA (+).
C. Daftar Pertanyaan
1. Definisi TB Paru ?
2. Penyebab TB Paru ?
3. Bagaimana patofisiologi pada TB Paru?
4. Bagaimana menifestasi klinis pada TB Paru ?
5. Apa saja klasifikasi TB Paru ?
6. Apa saja komplikasi pada penyakit TB Paru ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada TB Paru ?
8. Apa saja penatalaksanaan pada TB Paru ?
9. Bagaimana pencegahan TB Paru ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada Tuberculosis paru sesuai kasus ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Anoreksia adalah suatu penyakit dimana seseorangmembiarkan dirinya
sendiri kelaparan karena merasa tubuhnya terlalu gemuk dan berat
badannya berlebihan
2. Sputum adalah mukus yang keluar saat batuk dari saluran pernafasan atas
atau lendir dan materi lainnya yang dibawa dari paru-paru bronkhus dan
trakea yang dibatukkan dan dimuntahkan
3. Mukosa adalah lapisan kulit dalam yang tertutup epitelium terlibat dalam
proses absorbsi dan proses sekresi melapisi berbagai rongga tubuh
yangmemiliki kontak dengan lingkungan luar dan organ internal
2
4.
9.
10. Hidrasi adalah proses dimana ion dikelilingi oleh molekul-molekul air
yang tersusun dalam keadaan tertentu. Hidrasi membantu menstabilkan
ion-ion dalam larutan dan mencegah kation untuk bergabung kembali
dengan anion. Hidrasi berbeda dengan Hidrolisis. Pada hidrolisis,
biasanya molekul terpecah menjadi dua bagian. Rehidrasi adalah proses
senyawaan kembali
11.
12. Tonus otot adalah kontraksi yang terus dipertahankan oleh otot. Pada saat
keadaan otot tidak digerakkan otot tersebut memang tidak dalam
keadaan fleksi namun terdapat regangan dalam satuan tertentu antar otot,
nah keadaan regangan inilah yang disebut dengan tonus otot(kontraksi
yang terus dipertahankan oleh otot. Keadaan tonus otot menurun
dinamakanhipotoni. Keadaan tonus Otot meningkat dinamakan hipertoni.
B. Etiologi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis yaitu sebagian dari organisme kompleks termasuklah M.
bovis dan M. africanum (harrison, 2005)
Penyakit
Tuberkulosis
adalah
disebabkan
oleh
infeksi
sulfolipids yang
berperan
dalam
virulensi. Asam mikolat merupakan asam lemak berantai panjang (C60 C90) yang
dihubungkan
dengan
arabinogalaktan
oleh
ikatan
glikolipid
dan
dengan
peptidoglikan oleh jembatan fosfodiester. Unsur lain yang terdapat pada dinding sel
bakteri tersebut adalah polisakarida seperti arabinogalaktan dan arabinomanan.
Struktur
dinding
sel
yang
kompleks
tersebut
menyebabkan
bakteri M.
tuberculosis bersifat tahan asam, yaitu apabila sekali diwarnai akan tetap tahan
terhadap upaya penghilangan zat warna tersebut dengan larutan asam-alkohol.
Komponen antigen ditemukan di dinding sel dan sitoplasma yaitu komponen lipid,
polisakarida dan protein. Karakteristik antigen M. tuberculosisdapat diidentifikasi
dengan menggunakan antibodi monoklonal .
Mycobacterium tuberculosis termasuk
dalam
genus
mycobacteria.
Mycobacterium adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang, non
motil, habitatnya di tanah, lingkungan akuatik air, binatang dan manusia.
5
C. Patofisiologi
bulan. Setelah masuk ke paru, kuman ini dihadapi pertama kali oleh netrofil,
kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag dan
keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dan
sekretnya.Interaksi antara kuman dengan reseptor makrofag, yaitu Toll-like
receptors (TLRs) menghasilkan kemokin dan sitokin yang dikenal sebagai
sinyal infeksi. Sinyal ini menyebabkan berpindahnya monosit dan sel
dendritik dari aliran darah ke tempat infeksi pada paru. Sel dendritik
memegang peranan penting sebagai presenter antigen pada fase awal infeksi
dibandingkan makrofag serta berperan dalam aktivasi sel T dengan antigen
spesifik dari M. tuberculosis.
Sel dendritik yang menelan kuman menjadi matur dan bermigrasi ke
limfonodi. Fenomena dari migrasi sel menuju focus infeksi menyebabkan
terbentuknya granuloma.Granuloma dibentuk oleh sel T, makrofag, sel B, sel
dendritik, sel endothel dan sel epitel. Granuloma ini pada dasarnya mencegah
penyebaran kuman dalam makrofag dan menghasilkan respon imun yang
berhubungan dengan interaksi antara sekresi cytokines oleh makrofag dan sel
T. Granuloma menjadi sarang kuman dalam periode yang lama (atau disebut
Fokus Ghon). Sarang primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru.
Bila menjalar sampai pleura, maka dapat terjadi efusi pleura. Kuman juga
dapat masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring dan
kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian kuman masuk ke dalam vena
dan menyebar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, dan tulang. Bila
masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru
menjadi TB milier.
Selain itu dapat pula terjadi limfadenitis regional dan limfangitis lokal.
Sarang primer, limfangitis lokal dan limfadenitis regional disebut sebagai
Kompleks Primer (Ranke). Semua proses ini dapat memakan waktu 3-8
minggu. Apabila terjadi ketidakseimbangan cytokines maka kuman akan
terlepas dan terjadi reaktivasi penyakit.( Price , Silvia Anderson , 1994 ).
D. Manifestasi Klinis
Gejala utama TB paru adalah batuk-batuk lebih dari 4 minggu dengan atau
tanpa sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan
7
b. Pada kategori 2: spuntum BTA diulani pada akhir bulan ke 2.5 dan 8.
c.Kultur BTA spuntum diulangi pada akhir bulan ke 2 dan akhir terapi.
2. Radiologis: foto toraks PA, lateral pada saat diagnosis awal dan akhir
terapi.
3. Selama terapi: evaluasi foto setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.
Imuno-Serologis:
a. Uji kulit dengan tuberculin (mantoux)
b. Tes PAP, ICT-TBC PCR-TB dari sputum
H. Penatalaksanaan
Tuberkulosis paru diobati terutama dengan agens kemoterapi (agens
antituberkulosis) selama periode 6 sampai 12 bulan. Lima medikasi garis
depan digunakan: isoniazid (INH), rifampycin (RIF), sreptomicyn (SM),
etambutol (EMB) dan pirazinamid (PZA). Kapreomisin, kanamisin,
etionamid, nantrium para-aminosalisilat, amikasin dan siklisin merupakan
obat-obat garis kedua. (Smeltzer, Suzanne C, et al. 2001).
Evaluasi Pengobatan :
1. Klinis
Biasanya pasien dikontrol dalam 1 minggu pertama, selanjutnya setiap 2
minggu selama tahap intensif dan seterusnya sekali sebulan sampai akhir
pengobatan. Secara klinis hendaknya terdapat perbaikan keluhan-keluhan
pasien seperti batuk-batuk berkurang, batuk darah hilang, nafsu makan
bertanbah, berat badan meningkat dll.
2. Bakteriologi
Setelah 2-3 minggu pengobatan sputum BTA mulai menjadi negative.
Pemeriksaan control sputum BTA dilakukan sekali dalam sebulan.
I. PENGKAJIAN
Tekanan Darah
Pernafasan
Denyut nadi
Suhu tubuh`
:
:
:
:
110 / 80 mmHg
16 x / menit
70 x / menit
37,50 C ( oral )
12
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
J. ANALISA DATA
No
DATA
1
DS :
-Pasien
mengeluh
sesak
ETIOLOGI
MASALAH
Obstruksi jalan
Ketidakefektifan
nafas
bersihan jalan
nafas
-Pasien mengeluh batuk
nafas
(ronchi)
DS :
-Pasien
mengeluh
Cedera biologis
Nyeri akut
Tonus otot
Ketidakseimbanga
menurun dan
n nutrisi kurang
penurunan berat
dari kebutuhan
badan dengan
tubuh
nyeri
dada
DO :
3
intake makanan
yang adekuat
13
DS :
-belum ada upaya yang
Ketidakadekuatan
imunitas,malnutrisi
Resiko infeksi
,
kurang
pengetahuan untuk
menghindari
pajanan phatogen
DS :
Belum ada upaya yang
Kurangnya
pengetahuan
K. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan kasus diagnosa keperawatan yang muncul adalah
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas
2. Nyeri akut yang berhubungan dengan cedera biologis
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tonus otot menurun dan penurunan berat badan dengan intake
makanan yang adekuat
4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan imunitas,malnutrisi
dan kurangnya pengetahuan untuk menghindari pajanan patogen
5. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi,pengobatan dan pencegahan
F. Proses Keperawatan
No
1
NANDA
NOC
Ketidakefektifan
bersihan jalan
keperawatan selama 1 x 24
nafas yang
berhubungan
dengan obstruksi
jalan nafas
dijalan nafas
Kriteria Hasil
NIC
airway
suction
airway
management
AKTIFITAS
Airway suction
1.
Pastikan
kebutuhan oral /
tracheal
suctioning
2.
Auskultasi
suara nafas
sebelum dan
sesudah
14
1. Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang
bersih(mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas
dengan mudah, tidak
ada pursed lips)
2. Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
3. Mampu
mengidentifikasikan
dan mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas
suctioning.
3.
Informasikan
pada klien dan
keluarga tentang
suctioning
4.
Minta klien
nafas dalam
sebelum suction
dilakukan.
5.
Berikan O2
dengan
menggunakan
nasal untuk
memfasilitasi
suksion
nasotrakeal
6.
Gunakan alat
yang steril sitiap
melakukan
tindakan
7.
Anjurkan
pasien untuk
istirahat dan
napas dalam
setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal
8.
Monitor status
oksigen pasien
9.
Ajarkan
keluarga
bagaimana cara
melakukan
suksion
10. Hentikan
suksion dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
bradikardi,
peningkatan
15
status O2
Nyeri akut
Pain
management
Pain management
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
Kriteria Hasil :
1. Mampu mengontrol
nyeri
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
skala nyeri
4. Menyatakan rasa
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
berkurang
pengalaman nyeri
pasien
4. Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
5. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
17
6. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
7. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemeberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Monitor tanda3
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
keperawatan selama
dari kebutuhan
2 x 24 jam diharapkan
tubuh
berhubungan
menurun dan
intake makanan
yang adekuat
Nutrition
management
Nutrition
1.
monitoring
2.
Kriteria hasil
penurunan berat
badan dengan
tanda Vital
Nutrition management
3.
1. Adanya peningkatan
berat badan sesuai
dengan tujuan
2. Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi
badan
4.
5.
6.
3. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
7.
4. Tidak ada tanda
tanda malnutrisi
5. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti
8.
9.
Monitor jumlah
nutrisi dan kandungan
kalori
10. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
11. Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition monitoring
1.
BB pasien dalam
batas normal
2.
Monitor adanya
penurunan berat
badan
3.
Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
4.
Monitor interaksi
anak atau orangtua
selama makan
5.
Monitor
lingkungan selama
makan
6.
Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak selama
jam makan
7.
Monitor kulit
kering dan perubahan
pigmentasi
8.
Monitor turgor
kulit
9.
Monitor
kekeringan, rambut
kusam, dan mudah
patah
10. Monitor mual dan
muntah
19
11.
Resiko infeksi
berhubungan
keperawatan selama
dengan
1 x 24 diharapkan
ketidakadekuatan
adanya peningkatan
imunitas,malnutri
sistem imun,adanya
si dan kurangnya
perlindungan terhadap
pengetahuan
untuk
tidak mengalami
menghindari
malnutrisi
pajanan patogen
Infection
control
Infection
Monitor kadar
albumin, total protein,
Hb, dan kadar Ht
12. Monitor makanan
kesukaan
13. Monitor
pertumbuhan dan
perkembangan
14. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
15. Monitor kalori dan
intake nuntrisi
16. Catat adanya
edema, hiperemik,
hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
17. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
Infection Control
1.
protection
2.
3.
4.
Kriteria hasil
1. Klien bebas dari
tanda dan gejala
infeksi
2. Mendeskripsikan
proses penularan
5.
6.
Bersihkan
lingkungan setelah
dipakai pasien lain
Pertahankan teknik
isolasi
Batasi pengunjung
bila perlu
Instruksikan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan saat
berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien
Gunakan sabun
antimikrobia untuk
cuci tangan
Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
20
penyakit, factor
yang mempengaruhi
penularan serta
penatalaksanaannya
3. Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah
timbulnya infeksi
4. Jumlah leukosit
dalam batas normal
5. Menunjukkan
perilaku hidup sehat
tindakan kperawtan
7.
Gunakan baju,
sarung tangan sebagai
alat pelindung
8.
Pertahankan
lingkungan aseptik
selama pemasangan
alat
9.
Ganti letak IV
perifer dan line
central dan dressing
sesuai dengan
petunjuk umum
10. Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
11. Tingktkan intake
nutrisi
12. Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
9.
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
10. Ispeksi kondisi
luka / insisi bedah
11. Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
12. Dorong masukan
cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara
menghindari infeksi
17. Laporkan
kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur
positif
5
Kurangnya
Teaching disease
pengetahuan
process
tentang
penyakit,cara pengobatan
dan pencegahan penularan
Kriteria hasil
1. Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan
program pengobatan
2.
tepat.
3.
Gambarkan tanda
dan gejala yang biasa
muncul pada
penyakit, dengan cara
yang tepat
4.
Gambarkan proses
penyakit, dengan cara
yang tepat
5.
Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna
cara yang tepat
6.
Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi, dengan cara
yang tepat
7.
Hindari harapan
yang kosong
8.
Sediakan bagi
keluarga informasi
tentang kemajuan
pasien dengan cara
yang tepat
9.
Diskusikan
perubahan gaya hidup
yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
di masa yang akan
datang dan atau
proses pengontrolan
penyakit
10. Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien
untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
23
tepat atau
diindikasikan
12. Eksplorasi
kemungkinan sumber
atau dukungan,
dengan cara yang
tepat
13. Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunitas lokal,
dengan cara yang
tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat
24
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E., 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC : Jakarta
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
Somantri Irman.2009.Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta:Salemba Medika
Suriadi, skp, msn & rita yuliani, skp. M.psi, asuhan keperawatan pada SISTEM
RESPIRASI, edisi 2. Jakarta 2010
25
NAMA
NPM
PARTISIPASI
AKTIF
O
1
ROBBY HARDIAN
2014 21 040
2
3
4
5
PRIYANA
M.REZA
RESTIA MELLA
NESPA LIZMA .O.
2014 21 042
2014 21 044
2014 21 046
2014 21 048
2014 21 050
2014 21 052
2014 21 054
2014 21 056
2014 21 058
2014 21 060
2014 21 064
2014 21 066
2014 21 068
2014 21 070
2014 21 072
2014 21 074
2014 21 076
2014 21 078
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
AHMAD GUSNANDA
I WAYAN PANDU
DESI OKTAFIANI
NURDWI MARSETI
YULIA WIDI .S.
KHOIRUL BARIAH
MIFTAHUL JANNAH
WIN FADILLAH
ANISA SUARDI
MARCY ZULELAWATI
NURSAFITRI
HERRY ERFANS
ANDI GUNAWAN
RESI ANZIARNI
26