Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHUUAN
Sifat kelarutan
Sifat kelarutan terbagi dua, yaitu dapat larut dalam air dan tidak
larit dalam air.
Temperatur
Temperatur terbagi dua, yaitu sifat eksoterm dimana zat terlarut
akan larut apabila jika temperatur dinaikkan dan endoterm yaitu zat
terlarut tidak akan larut jika temperatur dinaikkan.
Pembentukan kompleks
Efek ion berasam
Ukuran partikel
Kecepatan kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh ukuran partikel.
Semakin halus zat terlarut, semakin kecil ukuran partikel, semakin
luas permukaannya yang kontak dengan pelarut sehingga zat
terlarut makin cepat larut.
Struktur air
Hidrotofi
b.
BAB II
ISI
A. Monografi Zat Aktif
Difenhidramina Hidroklorida
a. Struktur
b. Pemerian
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit disertai rasa
tebal.
c. Kelarutan
Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P dan dalam
kloroform P; sangat sukar larut dalam eter P, agak sukar
larut dalam aseton P.
d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya.
e. Titik Leleh
Antara 167 dan 172
f. PH stabilitas
PH stabilitas sekitar 7,0
B. Monografi Eksipien
1) Sacharum Album
a. Pemerian
Hablur putih atau tidak berwarna, masa hablur atau
berbentuk kubus atau serbuk
hablur putih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis,
stabil diudara. Larutannya
netral terhadap lakmus.
b. Kelarutan
Sangat mudah larut dalam 0,5 bagian air, lebih mudah larut
dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter.
c. Penyimpanan
b. Pemerian
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak berasa.
c. Kelarutan
Sangat sukar larut dalam air, larut daam air, larut dalam 35
bagian etanol (95%)P dalam 3 bagian aseton P dalam 140
bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah
larut dalam larutan alkali hidroksida.
d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik.
e. Titik leleh
Titik lelehnya antara 95 sampai 98
3) Profilenglikol
a. Pemerian
Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak
manis, hidrokropik.
b. Kelarutan
Dapat bercamput dengan air, etanol(95%)P dan dengan
kloroform P, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur
dengan eter minyak tanah P dan minyak lemak.
c. Oksidasi
Pada 5ml dalam labu bersumbat tambahkan 5ml air, 2ml
larutan kalium iodida P dan 2ml asam sulfat encer P biarkan
ditempat gelap selama 15 menit. Titrasi dengan natrium
tiosulfat 0,005 N menggunakan indiktor larutan kanji P,
diperlukan tidak lebih dari 0,2 ml natrium tiosulfat 0,005 N.
d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
4) Sorbitol
a. Struktur
b. Pemerian
Serbuk, utiran, kepingan; putih; rasa manis; higroskopik.
c. Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, sukar arut dalam etanol
(95%)P dalam metanol P dan dalam asam asetat P.
d. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat
5) Menthol
a. Struktur
b. Pemerian
Hablur berebntuk jarum/ prisma, tidak berwarna, bau tajam
seperti minyak permen ; rasa panas dan aromatik diikuti rasa
dingin.
c. Kelarutan
Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%)
dalam kloroform P dan dalam eter P.
d. Titik leleh
Antara 41 samapai 44
e. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk
6) Etanol
a. Pemerian
Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan
memeberikan nyala biru yang tidak berasap.
b. Kelarutan
Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P.
c. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik, rapat, terlindungi dari cahaya,
ditempat sejuk, jauh dari nyala api.
7) Aquadestilata
a. Pemerian
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa.
b. Oksidasi
Didihkan 100ml dengan 10 ml asam sulfat encer P dan 0,5 ml
kalium permanganat 0,01 N, warna tidak hilang.
c. Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik
C. Permasalahan farmasetika
a. Difenhidramin memiliki rasa yang pahit
b. Sediaan multiple dose rentan terhadap kontaminasi mikroba
Jumlah
12,5 mg /5ml
Kegunaan
Antihistamin
67%
0,02 %
0,5 g
15 %
0,015 %
0,5 ml
Ad 60 ml
Pemanis
Pengawet
Pelarut
Antiploking
Flavoring
Pelarut
Pelarut
1 x = 12,5 mg
1 h = 37,5 mg
DM Umur
% DM
1x=
10
20
x 100 mg
= 50 mg
1h=
10
20
x 250 mg
= 125 mg
1x=
12,5
50
x 100%
= 25 % (TOD)
1h=
37,5
125
x 100%
= 30 % (TOD)
1. Diphenhydramin HCl
60 ml
12,5 mg=150mg
5 ml
2. Saccharum Album
67
60 ml=40,2 gram
100
3. Propil Paraben
0,02
60 ml=0,012 gram
100
4. Propilen Glikol
BJ = 1,036
Jumlah = 0,5 gram V =
5. Sorbitol
6. Menthol
0,5 gram
=0,48 ml
1,036
15
60 ml=9 gram
100
0,015
60 ml=0,009 gram
100
7. Etanol
= 0,5 ml
8. Aqua Destilata ad 60 ml
Untuk melarutkan Diphenhydramin HCl =
150 mg
1000
x 10 = 1,5 ml
Diphenhydramin HCl
= 150 mg
Saccharum Album = 40,2 gram
Propil Paraben
= 0,012 gram
Propilen Glikol
= 0,5 gram
Sorbitol
= 9 gram
Menthol
= 0,009 gram
Etanol
= 0,5 ml
Aqua Destilata ad 60 ml
H. Prosedur Pembuatan
1. Dikalibrasi botol 60 ml.
2. Siapkan alat dan bahan.
3. Setarakan timbangan.
4. Timbang bahan masing-masing. Untuk Propilenglikol dan
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
sudah dikalibrasi.
12. Tambahkan Aqua destilata sampai batas kalibrasi (60 ml).
13. Tutup botol, dan kocok.
14. Masukkan botol ke dalam wadah sekunder.
15. Tandai Sirup Diphenhydramin HCl
BAB III
PENUTUP
A. Evaluasi Sediaan
1. Organoleptik
a. Warna
= bening kecoklatan
b. Rasa
c. Bau
= manis
= mint
2. Viskositas
= 12 detik
3. pH
=6
4. Volume terpindahkan = 60 ml
B. Hasil Pengamatan
Setelah 1 minggu
1. Pengkristalan pada leher botol = 2. Warna
= bening kecoklatan
3. Rasa
= manis
4. Bau
= mint
C. Pembahasan
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Kadar sakarosa tidak kurang dari 64 % dan tidak lebih
dari 66 %.
Difenhidramin (C19H21NO.HCl )merupakan
antihistamin turunan etanolamin. Difenhidramin berbentuk
mikrokristalin berwarna putih yang tidak berbau. Adanya cahaya
akan mengubah warna menjadi kecoklatan, mudah larut dalam
air, dalam etanol dan dalam kloroform; ;agak sukar larut dalam
aseton; sangat sukar larut dalam benzena dan dalam eter.
Kandungan obat ini terdiri dari zat aktif dan eksipien. Eksipien
untuk menyeleseikan permasalahn zat aktifnya, seperti rasa
pahit dengan ditambah pemanis yaitu sacharum album dan obat
bisa tahan lama dengan ditambah pengawet yaitu profil
paraben. Difenhidramin Hcl merupakan salah satu golongan obat
antialergi dan obat untuk anafilaksis, yaitu obat yang digunakan
dalam terapi untuk pengobatan gejala sakit alergi dan geala
sakit oleh karena terjadi anafilaksis, terhadap/oleh karena
pengaruh lingkungan.
Difenhidramin berkompetisi dengan histamin bebas untuk
mengikat reseptor H1. Difenhidramin bersifat antagonis
kompetitif terhadap efek histamin pada saluran gastrointestinal,
uterus, pembuluh darah besar, dan otot bronkial. Penghambatan
reseptor H1 juga menekan pembentukan edema, panas dan
gatal yang disebabkan oleh histamin. Kontraindikasinya yaitu
hipersensitif terhadap antihistamin; serangan asma karena
aktivitas antikolinergik antagonis H1 dapat mengentalkan sekresi bronkial pada
saluran pernapasan sehingga memperberat serangan asma akut; jangan
digunakan pada bayi baru lahir atau prematur dan pada wanita
menyusui karena reaksi terhadap obatnya antagonis H1 tidak
direkomendasikan selama menyusui, dapat menginduksi
stimulasi SSP paradoksikal pada bayi atau kejang pada bayi
prematur. Juga dapat terjadi penghambatan laktasi. ;Perlu
Daftar Pustaka