Sunteți pe pagina 1din 4

ASKEP HEPATOMA demam, bengkak kaki, kuning, muntah, gatal, muntah darah, perdarahan

dari dubur, dan lain-lain.


2.2.1 Pengertian Hepatoma
Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah tumor ganas hati primer 2.2.5 Patofisiologi Hepatoma
dan paling sering ditemukan daripada tumor ganas hati primer lainnya Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya
seperti limfoma maligna, fibrosarkoma, dan hemangioendotelioma. yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik.
Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau disebut juga hepatoma atau kanker Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang
hati primer atau Karsinoma Hepato Selular (KHS) adalah satu dari jenis tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai
kanker yang berasal dari sel hati. pembesaran hati mendadak.
Hepatoma biasa dan sering terjadi pada pasien dengan sirosis hati yang Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat
merupakan komplikasi hepatitis virus kronik. Hepatitis virus kronik adalah lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian
faktor risiko penting hepatoma, virus penyebabnyaadalah virus hepatitis B akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran
dan C. pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan
(Brunner dan Suddarth, 2002). kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara,
paru-paru, uterus, dan pankreas.
ETIOLOGI Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai
Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal
Bahan-bahan Hepatokarsinogenik : lagi.
§ Aflatoksin
§ Alkohol 2.2.6. Stadium Hepatoma
§ Penggunaan steroid anabolic Stadium I : Satu fokal tumorberdiameter \ hati.
§ Penggunaan androgen yang berlebihan Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada
§ Bahan kontrasepsi oral segment I atau multi-fokal tumor terbatas padlobus kanan atau lobus kiri
§ Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis) hati.
Stadium III : Tumorpada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV) atau
2.2.3. Gejala-Gejala Hepatoma ke lobus kanan segment V dan VIII atau tumordengan invasi peripheral ke
Hepatoma seringkali tak terdiagnosis karena gejala karsinoma tertutup sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu (biliary duct)
oleh penyakit yang mendasari yaitu sirosis hati atau hepatitis kronik. Pada tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.
permulaannya penyakit ini berjalan perlahan, malah banyak tanpa Stadium IV :Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan dan
keluhan. Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas. Ada lobus kiri hati.
penderita yang sudah ada kanker yang besar sampai 10 cm pun tidak - atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah hati (intra
merasakan apa-apa. hepaticvaskuler ) ataupun pembuluh empedu (biliary duct)
Keluhan utama yang sering adalah : - atau tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic
• Keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di perut vessel) seperti pembuluh darah vena limpa (vena lienalis)
kanan atas - atau vena cava inferior-atau adanya metastase keluar dari hati (extra
• Nafsu makan berkurang, hepatic metastase)
• Berat badan menurun, dan rasa lemas.
• Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites (penimbunan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
cairan dalam rongga perut), mual, tidak bisa tidur, nyeri otot, berak hitam, · Laboratorium:

1
Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein ³ 500 mg/dl, HbsAg 2. Ikterus
positf dalam serum, Kalium, Kalsium. 3. Splenomegali, Spider nevi, Eritema palmaris, Edema.
· Radiologi ; Ultrasonografi (USG)/C-7 Scan (Sidik Tomografi Komputer),CT- Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus
Scan, Thorak foto, Arteriography, Angiografi Hepatik, Skintigrafi Hepatik Hepatoma, meliputi :
· Biopsi jaringan hati dilakukan dengan tuntunan USG atau laparoskopi • Gangguan metabolisme
• Perdarahan
PENGOBATAN • Asites
· Reseksi segmen atau lobus hati • Edema
· Pemberian kemoterapi secara infus • Hipoalbuminemia
· Penyinaran .
• Jaundice/icterus
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HEPATOMA • Komplikasi endokrin
I. PENGKAJIAN • Aktivitas terganggu akibat pengobatan
1. Biodata
Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang, status II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
sosial ekonomi, adat / kebudayaan, dan keyakinan spiritual, sehingga
mudah dalam komunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
sesuai. 1. Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan
2. Riwayat Keperawatan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan
Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin diapragma)
mengganggu sehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan
dirasakan semakin berat disamping itu disertai nyeri abdomen. pernapasan efektif kembali
a. Riwayat Penyakit sekarang Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 – 24 X/menit. Hasil Lab BGA
Riwayat Penyakit Sekarang dapat diperoleh melalui orang lain atau Normal
dengan klien itu sendiri. Intervensi :
b. Riwayat Penyakit Dahulu 1) Pertahankan Posisi semi fowler.
Riwayat Penyakit Dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut
penyakit yang pernah diderita oleh klien. terhadap diafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk ekspansi
c. Riwayat Penyakit Keluarga paru yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga mengurangi
Riwayat Penyakit Keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai peningkatan volume darah paru sehingga memperluas ruangan yang
penyakit yang pernah dialami ol eh anggota keluarga. dapat diisi oleh udara.
3. Pemeriksaan Fisik 2) Observasi gejala kardinal dan monitor tanda – tanda ketidakefektifan
2. Gejala klinik jalan napas.
Fase dini : Asimtomatik. Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga
Fase lanjut :Tidak dikenal simtom yang patognomonik. dapat diambil tindakan penanganan segera.
Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, 3) Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk
anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. membatasi aktivitas.
Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang. Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan : mengatasi permasalahan yang terjadi.
1. Ascites

2
4) Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan 2) Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit
pemeriksaan Gas darah. yang di tentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan.
Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk
eskpasi paru dapat maksimal. mengkonsumsi makanan sesuai diit yang ditentukan dan umpan balik
Pemeriksaan gas darah untuk mengetahui klien tentang penjelasan merupakan tolak ukur penahanan klien tentang
kemampuan bernapas. nutrisi
3) Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan
2. Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen yang mengandung kalori dan protein tinggi.
berhubungan denganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di
(ascites). tentukan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan diharapakn nyeri 4) Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan
dapat berkurang atau Pasien bebas dari nyeri. kenaikan berat badan yang diinginkan berat badan ideal.
Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 – 80 Rasional : Diharapkan klien kooperatif.
x/menit. 5) Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.
Intervensi : Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat
5) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik. meningkatkan selera makan.
Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai 6) Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.
sistim saraf sentral. Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga
6) Atur posisi klien yang enak sesuai dengan keadaan. diharapkan menambah rasa.
Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan 7) Monitor kenaikan berat badan
gaya gravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka terjadi Rasional : Dengan monitor berat badan merupakan sarana untuk
pengurangan penekanan sisi yang sakit. mengetahui perkembangan asupan nutrisi klien.
7) Awasi respon emosional klien terhadap proses nyeri. 4. Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan
Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan klien dengan sesak dan nyeri.
untuk menangani nyeri. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapakn tidur
8) Ajarkan teknik pengurangan nyeri dengan teknik distraksi. terpenuhi sesuai kebutuhan
Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur.
sehingga mengurangi emosional dan kognitif. Intervensi :
9) Observasi tanda-tanda vital. 1) Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan
Rasional : Deteksi dini adanya kelainan analgesik
3. Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan Rasional : Dengan penambahan suplay O2 diharapkan sesak nafas
berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi. berkurang sehingga klien dapat istirahat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi. 2) Beri suasana yang nyaman pada klien dan beri posisi yang
Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi:
yang di sediakan. Rasional: Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan
Intervensi : sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih tinggi
1) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin. diharapkan membantu paru – paru untuk melakukan ekspansi optimal.
Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme, 3) Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.
mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu pembentukan Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk
sel baru. memenuhi kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan.

3
4) Tingkat relaksasi menjelang tidur. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal
Rasional : Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry
lebih tenang. Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.
5) Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur.
Rasional : Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien Corwin, J. Elizabeth. 2007. buku saku patofisiologi edisi 3. Jakarta ; EGC
mempermudah klien untuk beradaptasi dengan lingkungan.
5. Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengan
sesak dan nyeri.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan klien dapat
melakukan aktivtas dengan bebas.
Kriteria : Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Intervensi :
1) Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap.
Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas
sesuai kemampuan.
2) Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.
Rasional : Diharapkan ada upaya menuju kemandirian.
3) Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi yang merupakan
salah satu teknik pengurangan nyeri.
Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian
dengan optimal.
4) Jelaskan tujuan aktifitas ringan.
Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif.
5) Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas.
Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat
meningkatkan rasa nyeri.
6) Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan.
Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa
I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih


bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

S-ar putea să vă placă și