Sunteți pe pagina 1din 45

LAPORAN KESEHATAN KERJA

PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI RT 03/RW 07


KELURAHAN KEBON KANGKUNG KECAMATAN
KIARACONDONG KOTA BANDUNG

Disusun Oleh :
Arini Raydian

220112150086

Dewi Yulia Fathonah

220112150093

Melda Iskawati

220112150118

Nurfadlah

220112150088

Septyani Elvionita

220112150094

Siti Zahra

220112150083

PROGRAM PROFESI NERS XXX


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas nikmat, rahmat,
rezeki, dan karunia-Nya yang telah diberikan. Alhamdulillah atas kepercayaanNya penulis dapat menyelesaikan laporan Kesehatan Keselamatan Kerja Home
Industry Konveksi Pakaiaan RT 03 RW 07 Kelurahan Kebon Kangkung
Kecamatan Kiaracondong Bandung. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas Keperawatan Komunitas Program Profesi Ners Angkatan XXX
Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran.
Penulis menyadari dalam penulisan ada kekurangan, oleh karena itu, kritik
dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan sehingga
dapat digunakan dalam penyusunan laporan berikutnya.
Harapan besar dari penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kesehatan khususnya untuk kesehatan pekerja pada Home Industry.

Bandung, Mei 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K3) adalah kondisi dan faktor yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pegawai atau pekerja lain (termasuk
pekerja sementara), pengunjung atau orang lain di daerah kerja. Dalam rangka
terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja pada penyelenggaraan konstruksi di
Indonesia, terdapat pengaturan mengenai K3 yang bersifat umum dan yang
bersifat khusus untuk penyelenggaraan konstruksi yakni: UU Nomor 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja 21 dan Permen Tenaga Kerja No.
Per01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi
Bangunan, serta masih banyak lagi yang mengatur tentang keselamatan kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja diperlukan untuk mengatasi risiko yang
dapat timbul pada lingkup garapan kerja, risiko sendiri adalah gabungan dari
kemungkinan terjadinya bahaya atau paparan dan keparahan luka atau gangguan
kesehatan yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan. Pentingnya upaya
kesehatan dan keselamatan kerja dikarenakan setiap kecelakaan kerja yang terjadi
akan menimbulkan kerugian ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan
dan bangunan, biaya pengobatan, dan biaya santunan kecelakaan. Oleh karena itu,
dengan melakukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan, maka selain dapat
mencegah terjadinya cedera pada pekerja juga dapat menghemat biaya yang harus
dikeluarkan.
Daerah Rukun Warga 07 Kelurahan Kebon Kangkung terdapat beberapa
home industry, salah satunya adalah home industry konveksi pakaiaan. Pakaian
akan didistribusi ke distro-distro yang berada di sekitar kota bandung. Produksi
pembuatan baju ini dibuat setiap hari tergantung pesanan. Pada pengkajian
ditemukan bahwa pekerja tidak ergonomis dalam melakukan pekerjaan msialnya
saat mengangkat kain dan menjahit. Oleh karena itu menjadi penting untuk
mengkaji secara lebih lanjut terhadap home industry ini dan diharapkan dengan
adanya kegiatan ini dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan

meningkatkan status kesehatan pekerja home industry Konveksi di RW 07


Kelurahan Kebon Kangkung Kecamatan Kiaracondong Bandung.
1.2

Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum


Memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam upaya peningkatan kesehatan kerja pegawai di home
industry Konveksi Pakaian.

1.2.2 Tujuan Khusus


-

Mampu mengidentifikasi masalah kesehatan pada para pekerja home


home industri Home industry konveksi pakaian

Mampu mengidentifikasi perencanaan keperawatan yang dapat


diterapkan pada para pekerja home industri Home industry konveksi
pakaian

Mampu mengimplementasikan perencanaan yang telah dibuat dalam


mengatasi masalah kesehatan pada pekerja home industri Home
industry konveksi pakaian

Mampu mengevaluasi hasil implementasi terhadap pekerja home


industri Home industry konveksi pakaian.

Metoda Penulisan
Dalam pembuatan laporan ini penulis menggunakan studi lapangan dan

studi kepustakaan.
3

Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan ini menggunakan sistematika penulisan sebagai
berikut:

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang
B Tujuan Penulisan
C Metoda Penulisan
D Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
BAB VI SARAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keperawatan Okupasi
1. Pengertian
Menurut Depkes RI Tahun 1995, kesehatan kerja merupakan semua upaya
untuk menyerasikan kapasitas kerja, beban kerja agar setiap pekerja dapat
bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat
yang ada di sekeliling. Dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan kerja, upaya kesehatan kerja ditunjukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Upaya kesehatan kerja meliputi pekerja di sektor formal dan informal dan
berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat
kerja. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja
sebagaimana yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan menjadim
lingkungan kerja yang sehat bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan
kerja. (Undang-undang Nomor 36 2009).
2. Langkah-langkah Manajerial Keperawatan Kerja
Dalam pelaksanaan kesehatan kerja, diperlukan

langkah-langkah

manajemen untuk menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerja.


Langkah-langkah dalam Usaha kesehatan Kerja (UKK) tersebut merupakan
langkah utama dalam manajemen keperawatan okupasi. Unit Kesehatan Kerja
(UKK) yang dapat dilakukan dalam perusahaan yaitu:
a. Upaya pencegahan penyakit dan kecelakaaan dalam bekerja
b. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaankecelakaan akibat kerja.
c. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan tenaga kerja.
d. Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga
kerja.
e. Pemberantasan kelelahan tenaga kerja.
f. Meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
g. Perlindungan masyarakat sekitar perusahaan dari bahaya-bahaya
pencemaran yang berasal dari perusahaan.
h. Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh produk-produk industri.

i. Pemeliharaan dan peningkatan higiene dan sanitasi perusahaan seperti


kebersihan, pembuangan limbah, sumber air bersih dan sebagainya.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan pekerja agar diperoleh tenaga kerja
yang sehat dan produktif.
b. Tujuan Khusus
1) Masyarakat pekerja dapat mencapai keadaan dan kesehatan yang
sebaik-baiknya baik fisik, mental maupun sosial.
2) Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya
pencemaran perusahaan.
3) Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan masyarakat
konsumen.
4) Meningkatkan efisiensi dan produktifitas pekerja sehingga
meningkatkan produksi perusahaan.
4. Sasaran
a. Upaya kesehatan kerja begi pekerja dan keluarganya, dikembangkan
secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan
puskesmas dan rujukkan.
b. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui upaya pelayanan kesehatan
paripurna dengan penekanan pada: pelayanan kesehatan kerja,
keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja.
c. Peningkatan upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran aktif
masyarakat pekerja dengan menggunakan pendekatan edukatif.
5. Masalah Kesehatan Kerja yang Menurunkan Produktivitas Kerja
a. Penyakit-penyakit umum yang diderita pekerja seperti ISPA, low back
pain, kelelahan dan sebagainya.
b. Penyakit-penyakit yang timbul akibat kerja seperti low back pain, pegalpegal, dan sebagainya.
c. Keadaan gizi pekerja yang kurang baik.
d. Lingkungan kerja yang kurang menunjang peningkatan produktivitas,
misalnya suhu, kelembaban, ventilasi, penerangan, dan sebagainya.
e. Kesejahteraan tenaga yang kurang memadai.
f. Fasilitas kesehatan perusahaan masih kurang
g. Penerapan perundang-undangan yang belum dapat dilaksanakan
sepenuhnya.
6. Tingkat Pencegahan Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan Akibat Kerja
a. Peningkatan Kesehatan (Healt Promotion)

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pendidikan kesehatan kepada


pekerja, peningkatan dan perbaikan gizi pekerja, perkembangan
kejiwaan pekerja yang sehat, penyediaan perumahan pekerja yang sehat,
rekreasi bagi pekerja, penyediaan tempat dan lingkungan kerja yang
sehat, pemeriksaan sebelum bekerja, perhatian terhadap faktor-faktor
keturunan.
b. Perlindungan Khusus (Spesifik Protection)
Kegiatan yang dapat dilakukan adalah pemberian imunisasi, higiene
kerja yang baik, sanitasi lingkungan kerja yang sehat, perlindungan diri
terhadap bahaya-bahaya pekerjaan, pengendalian bahaya akibat kerja
agar dalam keadaan aman, perlindungan terhadap faktor karsinogen,
menghindari sebab-sebab alergi, perserasian manusia (pekerja) dengan
mesin.
c. Diagnosa Dini dan pengobatan yang tetap (Early Diagnosis and
promptreatment)
1) Mencari tenaga kerja baik perorangan atau kelompok terhadap
gangguan-gangguan penyakit tertentu.
2) General check up secara teratur terhadap pekerja dengan tujuan:
-

Mengobati dan mencegah proses penyakit.

Mencegah penularan penyakit.

Mencegah komplikasi.

3) Penyaringan
d. Pencegahan Kecacatan (Disability Limitation)
Kegiatan yang dilakukan berupa pengobatan yang adekuat untuk
mencegah dan menghentikan proses penyakit, perawatan yang baik,
penyediaan fasilitas untuk membatasi kecacatan dan mencegah
kematian.
e. Pemulihan (Rehabilitation)
Kegiatan yang dilakukan adalah Latihan dan pendidikan untuk melatih
kemampuan yang ada, pendidikan masyarakat untuk menggunakan
tenaga cacat, penempatan tenaga cacat secara selektif, terapi kerja di
rumah sakit, menyediakan tempat kerja yang dilindungi.

7. Penyakit Akbat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapa kemungkinan penyakit yang dapat
terjadi dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :
a.

Fisik : Kerusakan indera pendengaran, angioneorosis, heat rash,

kejang-kejang, panas, radang dingin, gangguan penglihatan, kanker.


b.
Kimia : pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebut.
c.
Biologis/infeksi : antraksis, kulit.
d.
Fisiologis : luka, Flaktur/trauma.
e. Psikologis : Stress.

8. Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja


a. Substitusi
Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahanbahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya
karbon tetraklorida diganti triklor-etilen.
b. Ventilasi Umum
Ventilasi umum yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut
perhitungan ke dalam ruang kerja, agar bahan-bahan berbahaya ini lebih
rendah dari kadar yang membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang
batas.
c. Ventilasi Keluar Setempat
Ventilasi keluar adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat
kerja tertentu, agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut
dapat dialirkan keluar.
d. Isolasi
Isolasi

merupakan

cara

mengisolasi

proses

perusahaan

yang

membahayakan, misalnya penggorengan yang panas, sehingga suhu yang


disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja.
e. Pakaian/Alat Pelindung

Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker, helm,


sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan
tertentu.
f. Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Pemeriksaan sebelum bekerja yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon
pekerja untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut sesuai dengan
pekerjaan yang akan diberikan baik fisik maupun, mentalnya.
g. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Pemeriksaam kesehatan secara berkala adalah pemeriksaan kesehatan
yang dilakukan secara berkala terhadap pekerja, apakah ada gangguan
kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang dilakukan. Dapat dilakukan
setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau disesuaikan dengan
kebutuhan.

B. Peran Perawat Pada Program kesehatan Kerja


Dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya perawat kesehatan yang
bekerja di sektor kerja tetap menggunakan pendekatan proses keperawatan
sebagai suatu pendekatan ilmiah, disamping melaksanakan tugas-tugas lain yang
berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan pekerja. Peran perawat dalam
kesehatan kerja adalah :
1.

Mengkaji Masalah Kesehatan Pekerja

a. Mengumpulkan data para pekerja yang mencakup biodata, riwayat


penyakit yang lalu, masalah-masalah kesehatan dan perawatan pekerja
saat ini.
b. Menganalisa masalah kesehatan dan keperawatan pekerja.
c. Menentukan masalah kesehatan pekerja.
d. Menyusun prioritas masalah.
2.

Menyusun Rencana Asuhan Keperawatan Pekerja

a.

Merumuskan tujuan.

b.

Menyusun rencana tindakan.

c.

Menyusun kriteria keberhasilan.

3.

Melaksanakan Pelayanan Kesehatan dan Keperawatan Terhadap


Pekerja

a. Penyuluhan kesehatan pada pekerja.


b. Memberikan asuhan keperawatan di klinik sesuai dengan perencanaan
dan masalah yang dihadapi pekerja.
c. Kolaborasi dengan dokter dalam melakukan tindakan medik dan
pengobatan.
d. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.
e. Melakukan rujukan medik ke rumah sakit bila terjadi keadaan gawat
darurat.
4.

Penilaian

a.

Menilai hasil asuhan keperawatan yang berpedoman kepada tujuan.

b.

Membandingkan hasil dengan tujuan yang dirumuskan.


5.

Tugas-Tugas Perawat Kesehatan di Perusahaan

a.

Pengawasan terhadap lingkungan pekerja.

b.

Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan.

c.

Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja.

d.

Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja.


e. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan perawatan di
rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja yang mempunyai masalah.
f. Ikut menyelenggarakan pendidikan higiene perusahaan dan kesehatan
kerja terhadap pekerja.

g.

Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.


h. Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana terhadap pekerja
dan keluarga pekerja.

i.

Membantu usaha penyelidikan kesehatan kerja.

j.

Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan hiperkes.

BAB III
TINJAUAN LAPANGAN
A. Kajian Keselamatan Kerja
1. Situasi dan Kondisi Lingkungan Kerja
a. Kondisi Lingkungan Luar
Home industry konveksi pakaian yang ada di wilayah RW 07
tepatnya di RT 05 Kelurahan Kiaracondong yang didirikan oleh Bapak
Furkhon. Home Industry ini bernama CV Dwi Bakti sudah berdiri 3
tahun yang lalu. Barang yang dihasilkan berupa kaos, hijab, kemeja,
dan sweter yang di pasarkan ke toko-toko dengan sistem orderan dari
distro atau toko. Barang dijual dalam bentuk kodian. Barang atau
pakaian tersebut dibuat dibuat berdasarkan pesanan dan borongan.
Bangunan home industry konveksi ini terdiri dari 3 ruangan,
dimana 1 ruangan untuk ruangan kantor/pemasaran, 1 ruangan untuk
proses sablon, dan 1 ruangan untuk proses cutting sampai jahitan.
b. Kondisi Lingkungan Dalam
Kondisi lingkungan home industry konveksi merupakan sebuah
bangunan permanen dengan atap genting namun ruangan yang di

pakai adalah halaman depan atau teras dan seluruh lantai dari semen.
Lantai sudah terbuat dari keramik dan tidak licin. Tidak ada alat
pemadam kebakaran pada home industry ini.
Alat yang digunakan sedangkan alat yang ada di ruangan jahit dan
cutting adalah kerangka/pengukur pakaian, gunting/cutter, mesin jahit,
mesin obras, jarum dan benang. Terdapat risiko dari penggunaan alatalat tersebut, seperti pada proses penyablonan saat colouring berisko
untuk terhirupnya bahan kimia yang berasal dari cat.
c. Aturan Kerja dan Upah
Jam kerja pegawai di home industry ini dari jam 9 sampai jam 5
sore dengan 6 hari kerja dalam seminggu dan waktu istirahat 1 jam.
Sistem kerja yang diberlakukan yaitu sistem upah mingguan, dimana
seorang pekerja di beri upah atas pekerjaannya setiap seminggu.
Setiap pegawai tidak mendapatkan aturan yang terikat dan bisa bebas
mengundurkan diri kapanpun.
2. Perlindungan Diri
Berdasarkan hasil observasi, para pegawai pada saat bekerja belum
menggunakan alat pelindung diri. Tidak ada alat pengamanan dan
perlindungan khusus yang digunakan untuk melindungi dari kecelakaan,
seperti pemakaian masker pada saat colouring dan percetakan, tidak ada
kotak P3K jika terjadi luka, dan tidak ada sarung tangan saat menuangkan
tinta.
3. Kemungkinan Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan beberapa kemungkinan
terjadinya kecelakaan. Diantaranya:
a. Terkena tusukan jarum dari alat-alat jahitan
b. Terhirup zat kimia dari bahan-bahan kimia cat tinta untuk colouring
c. Posisi duduk yang salah waktu merajut seharian
d. Posisi mengangkat beban yang kurang tepat
B. Kajian Kesehatan Kerja
Item Pengkajian
Aspek Biologi Manusia
Usia

Home Industry Konveksi


Usia pekerja berkisar antara 20 s.d
30 tahun.

Jenis kelamin
Penyakit genetik
Fungsi fisiologis

Tn A berumur 22
Tn. As berumur 27
Tn. S berumur 23
Tn. C berumur 24
Tn. Ag berumur 28
Tn. A berumur 26
Tn. F berumur 24
Tn. Am berumur 29
Tn. E berumur 30
Tn. R berumur 25
10 orang Laki-laki
Tidak ada
Tidak ada pekerja yang memiliki
kecacatan fisik.

Aspek Lingkungan
Potensial hazard

Gejala pada punggung dan sendi


berhubungan

dengan

pekerjaan

(gejala fisiologis). Bahan kimiawi


yang digunakan dalam proses kerja,
Psikososial

seperti cat (golongan kimiawi).


- Belum pernah ada penkes APD
- Belum pernah ada promosi
kesehatan

tentang

bahaya

merokok
- Hubungan antar pekerja baik
- Hubungan antara pemilik

dan

pekerja baik karena jika ada


sesuatu yang berbeda langsung
dipanggil dan dibicarakan baikErgonomi

baik.
Posisi kerja para pekerja lebih
banyak

berdiri,

posisi

tidak

duduk

dengan

ergonomis,

dan

mengangkat beban berat (>8 jam)


Aspek Gaya Hidup
Pola konsumsi makanan

Pegawai

makan

minimal

1x

ketika

bekerja, tetapi jika ingin jajan bisa


langsung pergi karena tidak aturan yang
mengikat dari pihak Home Industri.

Aktivitas dan istirahat

Waktu istirahat adalah saat pegawai akan


melaksanakan sholat atau makan dengan
saling

bergantian.

Setelah

melakukan

pekerjaan, pegawai tidak melakukan cuci


Penampilan

pada

bekerja

tangan.
saat Posisi pada saat bekerja adalah berdiri dan
duduk tergantung penempatan. Duduk
untuk bagian yang menjahit, berdiri untuk
bagian membuang benang.
alat Tidak ada yang memakau masker dan

Penggunaan
perlindungan diri

sarung tangan, karena mengatakan merasa

Aspek sistem kesehatan

kurang nyaman jika memakainya.


Tidak terdapat kotak P3K di tempat kerja.
Tidak ada pengawasan keselamatan kerja

Pemeriksaan
vital pegawai

dan prosedur kerja.


tanda-tanda Tn A berumur 22
TD : 130/70 mmHg, RR: 18 x/menit,
T 36,7o C, N: 88 x/menit
Masalah kesehatan : pegal-pegal
Tn. As berumur 27
TD : 120/70 mmHg, RR: 17 x/menit,
T 36,6o C, N: 90 x/menit
Masalah kesehatan : nyeri punggung
Tn. S berumur 23
TD : 120/80 mmHg, RR: 18 x/menit,
T 36,8o C, N: 87 x/menit
Masalah kesehatan : tidak ada keluhan
Tn. C berumur 24
TD : 130/70 mmHg, RR: 18 x/menit,
T 36,7o C, N: 88 x/menit
Masalah kesehatan : pegal-pegal
Tn. Ag berumur 28
TD : 130/90 mmHg, RR: 16 x/menit,
T 36,6o C, N: 78 x/menit
Masalah kesehatan : pusing, pegal-pegal
di tangan dan kai
Tn. A berumur 26
TD : 120/90 mmHg, RR: 19 x/menit,

T 36,9o C, N: 80x/menit
Masalah kesehatan : tidak ada keluhan
Tn. F berumur 24
TD : 120/70 mmHg, RR: 17 x/menit,
T 36,7o C, N: 83x/menit
Masalah kesehatan : pegal-pegal, kurang
tidur
Tn. Am berumur 29
TD : 120/90 mmHg, RR: 19 x/menit,
T 36,9o C, N: 80x/menit
Masalah kesehatan : nyeri tengkuk
Tn. E berumur 30
TD : 130/80 mmHg, RR: 16 x/menit,
T 36,5o C, N: 78 x/menit
Masalah kesehatan : nyeri punggung,
kurang tidur
Tn. R berumur 25
TD : 120/80 mmHg, RR: 16 x/menit,
T 36,9o C, N: 84 x/menit
Masalah kesehatan : pegal-pegal
Catatan : hanya 10 pegawai dari 12 pegawai yang ada disebabkan saat pengkajian
kedua pegawai tersebut sedang tidak ada di tempat.

Tabel 1. Komposisi Pegawai di Rumah Industri Konveksi di RW 07


Kelurahan Kebon Kangkung.
No.
1.
2.
3.
4.
5
6
7
8
9
10

Nama
Pegawai
Tn A
Tn As
Tn S
Tn C
Tn Ag
Tn A
Tn F
Tn Am
Tn E
Tn R

Usia
22
27
23
24
28
26
24
29
30
25

Pendidikan
SMP
SMA
SMP
SMA
SMP
SMA
SMP
SMA
SMA
SMA

Agama
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam

Jenis Pekerjaan
Pemotongan
Jahit
Pengepakan
Jahit
Pemotongan
Jahit
Jahit
Pengepakan
Sablon
Sablon

Pelayanan Kesehatan Terdekat


1. Jarak pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas babakan sari.
Puskesmas babakan sari berjarak 6 Km dengan waktu tempuh 25-30
menit. Namun selama

ini para pegawai belum pernah memanfaatkan

saranan kesehatan tersebut karena belum pernah terjadi cedera/injuri yang


fatal. Untuk menuju pelayanan kesehatan pegawai dapat menggunakan alat
transportasi sepeda motor, sebagian besar pegawai pergi ke pelayanan
kesehatan klinik di lingkungan RW 07 Kel.Kebon Kangkung dan biaya
berobat di tanggung oleh pemilik home industry.
2. Program Asuransi Kesehatan atau Tabungan Kesehatan
Upaya pemeliharaan kesehatan oleh pemilik home industry kepada
pegawai belum di fasilitasi dengan asuransi / kartu jaminan kesehatan,
namun biaya untuk pengobatan pekerja di tanggung oleh pemilik home
industry.
b

Keadaan Biologis Pekerja


3. Keadaan Kesehatan
Pada saat dilaksanakan pengkajian, seluruh pegawai dalam keadaan sehat.
Hal tersebut dapat terlihat pada saat dilaksananakan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan tekanan darah. Seluruh pegawai memiliki tekanan darah
normal, sistole 120-130 mmHg dan diastole 80-90 mmHg. Dan hampir
dari setengahnya jumlah pegawai pekerja memiliki keluhan yang sama
yaitu nyeri punggung, pegal dan pegal dikarenakan posisi yang tidak
ergonomis saat bekerja.
4. Kebersihan Perorangan
Para pegawai memiliki kebiasaan mandi 2 kali dalam sehari,saat akan
bekerja dan pulang dari bekerja. Para pegawai memiliki kebiasaan
menggosok gigi 2 kali dalam sehari. Selain personal hygiene, para pegawai
kurang memiliki kesadaran akan pentingnya mencuci tangan sebelum dan
setelah melakukan tindakan di dapur. Pada saat kuku mulai memanjang,
para pegawai memotong, sebanyak 2x dalam seminggu. Namun, terdapat
beberapa pegawai yang kuku tangannya panjang.
5. Penyakit yang Banyak di Derita

Pada saat dilaksanakan pengkajian, didapatkan bahwa hampir seluruh


pegawai mengeluh sering sakit punggung, pegal pada lengan dan
pergelangan tangan dikarenakan posisi yang tidak ergonomis saat bekerja.
Sampai saat ini tidak pernah ada cedera yang fatal yang didapatkan saat
proses kerja.
6. Penyakit Kronis
Dari hasil pengkajian fisik dan wawancara dengan para pegawai, tidak
terdapat pegawai dengan penyakit kronis.
7. Pola Tidur
Hasil wawancara rata-rata pegawai tidak pernah tidur siang karena harus
bekerja sampai sore hari. Pada malam hari pegawai sekitar 6-7 jam.
Namun, ada beberapa pegawai yang megatakan kurang tidur pada malam
hari.

8. Pola Makan dan Minum


Dari hasil wawancara didapatkan bahwa seluruh pekerja memiliki pola
makan yang teratur. Biasanya makan 2-3 kali dalam sehari, yaitu pagi,
siang dan malam hari. Pola minum sehari-hari sebanyak 4-5 gelas air putih
dan air teh. Hampir semua pegawai yang memiliki kebiasaan memimun
kopi dan merokok.
c

Keadaan Psikologis Pekerja


1 Keadaan Emosi
Seluruh pegawai dalam keadaan emosi stabil, jika ada permasalahan atau
hal yang ingin dibicarakan biasanya diselesaikan dengan musyawarah
2

secara bersama-sama.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dalam Rumah industri adalah Bapak Furkhon
sebagai pemilik rumah industri. Biasanya pak Furkhon mendiskusikan
terlebih dahulu dengan bapak Irfan selaku orang kepercayaan pak

Furkhon.
Ketergantungan Obat/Bahan
Para pegawai memiliki kebiasaan meminum kopi atau merokok. Hanya
ada 3 pegawai yang tidak merokok.
Rekreasi

Para pegawai mengatakan kegiatan rekreasi biasanya dilaksanakan


bersama dengan pegawai lainnya setiap hari seperti bercanda bersama dan
5

menonton tv, bernyanyi dan mendengarkan musik.


Hubungan antar Anggota Kelompok
Hubungan antar pegawai berjalan dengan harmonis. Hal tersebut didukung
oleh sistem kekeluargaan antara pemilik dan pegawai rumah industri yang
sudah seperti keluarga sendiri.

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A Situasion Problem In Need Of Improvement
a Bekerja dengan menggunakan bahan-bahan kimia
b Tidak menggunakan alat perlindungan diri saat bekerja.
c Posisi saat bekerja seperti saat mengangkat benda, memotong kain,
menjahit, para pekerja membungkung sehingga dapat mengakibatkan low
back pain.
B Hipotesa
a Resiko terjadinya gangguan keselamatan kerja akibat penggunaan alat,
b

terpapar bahan-bahan kimia


Resiko cedera (low back pain) akibat posisi yang salah pada saat
mengangkat barang dan selama bekerja.

C Hipotesis Testing
a. Resiko terjadinya ganguan keselamatan kerja akibat penggunaan bahanbahan kimia. Luka dapat terjadi akibat kondisi tubuh yang terlalu lelah
ketika bekerja atau kurang konsentrasi dalam penggunaan peralatan kerja
serta akibat tidak menggunakan alat pelindung saat bekerja.
b. Resiko cedera (low back pain) akibat posisi yang salah pada saat
mengangkat barang dan bekerja disebakan oleh posisi kerja yang salah.

D Learning Issue
Proses Pembuatan Baju
Proses cutting, proses penjahitan,

Mengangkat benda berat (Kain)

memberi warna,
penggunaan gunting daat

Sikap tubuh yang salah / kurang

memotong, penggunaan, mesin

tepat pada saat mengangkat

jahit , serta saat mewarnai pakaian

barang

menggunakan cat (bahan kimia)


Human eror, kurang konsentrasi

Ketegangan otot dan tulang

dan kurang maksimalnya

belakang (injury)

penggunaan alat pelindung diri.


Keluarnya mediator kimia: kinin,
bradikinin, serotonin.
Terluka atau terpapar bahan kimia
Resiko cedera

Low back pain


resiko peningkatan
penyakit muskuloskeletal

Kecelakaan kerja dapat terjadi karena beberapa faktor sehingga merugikan


pekerja itu sendiri dan orang lain. Timbulnya kecelakaan akibat kerja merupakan
kenyataan bahwa untuk jenis pekerjaan tertentu terdapat kecenderungan untuk
mengalami kecelakaan dan berdasarkan penelitian kecelakaan itu 80% disebabkan
karena faktor manusia (human eror) seperti kurang konsentrasi, lalai atau masa
bodoh.
Berdasarkan permasalah diatas, kami berusaha mencoba membuat rencana
program kesehatan dan keselamatan kerja bagi pegawai yang bekerja di home
industry Konveksi di RT 03 / RW 07 Kelurahan Kebon Kangkung Kecamatan,
Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.

Analisa Data
Data yang telah kami dapat dari hasil pengkajian yang kami lakukan mulai
tanggal 26-28 Mei 2016, untuk menentukan diagnosa keperawatan maka kami
menyusun analisa data sebagai berikut;
No.
1.

Data

Etiologi

DS:
-

Kurang

Pekerja

mengatakan

pernah

menggunakan

tidak pengetahuan
sarung pekerja tentang

Problem
Resiko cidera pada
pekerja di home
industry konveksi

tangan ataupun masker saat penggunaan


proses sablon dan pewarnaan APD
pakaian
DO:
Saat proses penyablonan baju
pekerja tidak menggunakan masker
ataupun sarung tangan

2.

DS:

berhubungan

Pekerja

lebih dari delapan jam


Pekerja
mengatakan
terlalu

mengatakan

berdiri dengan kurang


pengetahuan
tidak

memeperhatikan

posisi tubuh
pentingnya penggunaan masker
dalam bekerja
Pekerja mengeluh pegal pada
yang benar
bagian leher, pundak, puggung,
tangan, dan kaki.
Pekerja
mengatakan

tidak

mengetahui posisi tubuh dalam


bekerja yang benar
DO:
-

pekerja tentang

Pekerja
gerakan

tidak

menggerak-

badannya

untuk

merileksasi tubuhnya/ berada

Resiko

peningkatan

penyakit
muskuloskeletal kerja

pada posisi berdiri yang sama


-

dalam waktu yang lama


Pekerja dalam mengangkat
barang tidak dalam posisi yang
benar

Diagnosa Keperawatan
-

Resiko cidera pada pekerja di home industry konveksi berhubungan dengan

kurang pengetahuan pekerja tentang penggunaan APD


Resiko peningkatan penyakit muskuloskeletal kerja berhubungan dengan
kurang pengetahuan pekerja tentang posisi tubuh dalam bekerja yang benar

Rencanaan Asuhan Keperawatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


No
1.

Diagnosa
Keperawatan

Faktor Penyebab,
pendukung, penghambat

Resiko cidera pada Penyebab:


pekerja di home - Penggunaan
benda
industry konveksi
tajam
saat
berhubungan
menghaluskan
tutup
dengan
kurang
vial
pengetahuan
- Penggunaan alat-alat
pekerja
tentang
yang beresiko melukai
penggunaan APD
tubuh terutama bagian
tangan
- Pekerja
tidak
menggunakan
APD
saat bekerja
Pendukung:
- Pekerja
menyadari
akan
pentingnya
keselamatan kerja
- Pekerja terbuka dan
menerima
informasi/saran yang
diberikan
Penghambat:
- Kurang
adanya
kesadaran
untuk
menggunakan
APD
yang dibutuhkan karena
pekerja merasa tidak
nyaman
- Kurang
pengetahuan
pekerja tentang bahaya

Tujuan
Tidak
terjadi
cedera
pada
pekerjasaat
melakukan
pekerjaannya

Strategi
Penyuluhan
kesehatan:
Pentingnya APD
dan bahaya
apabila tidak
digunakam
Media
Himbauan :
Pemberian
leaflet himbauan
mengenai
keharusan
penggunaan
APD
-

Kriteria
Pekerja
mengetahui
manfaat
dan
pentingnya
alat
pelindung diri
Pekerja
mengetahui bahaya
apabila
tidak
menggunakan alat
pelindung diri
Pekerja memiliki
kesadaran
untuk
menggunakan APD
Pekerja
bekerja dengan lebih hati
hati

Evaluasi
Pekerja
dapat
menyebutkan
manfaat
dan
pentingnya
alat
pelindung diri
Pekerja
dapat
menyebutkan
bahaya
apabila
tidak menggunakan
alat pelindung diri
Pekerja
mengatakan mau
menggunakan alat
pelindung diri saat
bekerja
Pekerja
terlihat
melakukan
pekerjaannya
dengan lebih hatihati

tidak
dilakukannya
pemakaian APD saat
bekerja
2.

Resiko peningkatan
penyakit
muskuloskeletal
kerja berhubungan
dengan
kurang
pengetahuan
pekerja
tentang
posisi tubuh dalam
bekerja yang benar

Penyebab
- Bekerja > 8 jam dengan
posisi statis
- Banyak
pekerja
mengeluh pegal-pegal
di bagian pinggang dan
ekstremitas
- Pekerja
tidak
melakukan peregangan
di sela-sela pekerjaan
Pendukung:
- Pekerja menyadari ada
masalah terkait dengan
muskuloskeletal
- Pekerja terbuka untuk
menerima
informasi/saran
Penghambat:
- Kurang
pengetahuan
pekerja
tentang
masalah
muskuloskeletal
- Kurang
pengetahuan
pekerja tentang gerakan
peregangan
sebagai
upaya
pencegahan
masalah
musculoskeletal

Tidak
terjadi
peningkatan
penyakit
musculoskeletal
pada pekerja

Penyuluhan
kesehatan:
Penyakit yang
berhubungan
dengan
muskuloskeletal
(posisi
ergonomis)
Cara
gerakan
peregangan
sebagai upaya
pencegahan
masalah
muskuloskeletal
(posisi
ergonomis)

Pekerja
mengetahui
penyakit
yang
berhubungan
dengan
muskuloskeletal
Pekerja
mengetahui cara
peregangan
sebagai
upaya
pencegahan
masalah
muskuloskeletal

Pekerja
dapat
menyebutkan
kembali
materi
yang
telah
disampaikan
Pekerja
dapat
mempraktekkan
gerakan-geraka
peregangan yang
dicontohkan

Implementasi Asuhan Keperawatan Kesahatan dan Keselamatan Kerja

No
1

Diagnosa

Tanggal

Keperawatan
Resiko cidera pada
pekerja di home
industry konveksi
berhubungan dengan
kurang pengetahuan
pekerja tentang
penggunaan APD

Pelaksanaan
27 Mei 2016

Kegiatan
-

Evaluasi

Pendidikan kesehatan
tentang pentingnya APD dan
bahaya bila tidak
menggunakan APD
Pemberian leaflet himbauan
untuk pemakain APD

Resiko
peningkatan 27 Mei 2016
penyakit
muskuloskeletal kerja
berhubungan dengan
kurang pengetahuan
pekerja tentang posisi
tubuh dalam bekerja
yang benar

Pendidikan kesehatan
kepada pekerja dan pemilik
usaha tentang posisi
ergonomis dan low back
pain
Memberikan leflet posisi
ergonomis dan lowback pain

7 orang pekerja
mengikuti kegiatan
pendidikan kesehatan
Terdapat 3 orang yang
dapat menyebutkan
manfaat APD,
pentingnya APD, dan
bahaya bila tidak
menggunakan APD
7 orang pekerja
mengatakan mau
menggunakan alat
pelindung diri saat
bekerja
7 pekerja terlihat
melakukan
pekerjaannya dengan
lebih hati-hati
7 orang pekerja
mengikuti kegitan
pendidikan kesehatan
3 orang pekerja dapat
menyebutkan dampak
posisi tidak ergonomis

Rencana Tindak
Lanjut
- Penyediaan APD
yang sesuai dengan
kondisi pekerja
agar pekerja
nyaman saat
menggunakan APD
- Menyediakan
perlengkapan P3K
yang ada di kantor

Pemantauan oleh
pemilik home
industry terkait
posisi pegawai saat
bekerja

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Home industry milik Tn.F sudah memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja, namun belum maksimal dikarenakan kesadaran yang masih kurang. Kesehatan
kerja merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi pekerja agar hidup
sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang disebabkan
oleh pekerjaan tersebut. Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja
sebagaimana yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan menjadi lingkungan kerja
yang sehat bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja. Kurangnya kesadaran
para pekerja mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sangat berpengaruh terhadap
perilaku hidup sehat sehingga diperlukan perawat komunitas untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara berkesinambungan sampai pekerja memahami dan
mengerti betul akibat dari suatu pekerjaan.
Hasil asuhan keperawatan pada pegawai yang bekerja di home industry
Konveksi

Kelurahan

Kebon

Kangkung

Kecamatan

Kiaracondong

Bandungyaitupermasalahan yang paling sering dialami oleh para pekerja adalah


pegal-pegal pada bagian ekstremitas dan pinggang. Hal tersebut diakibatkan oleh
posisi kerja yang statis dalam waktu yang lama tanpa adanya peregangan yang
dilakukan. Selain itu, pekerja belum menggunakan APD karena selain tidak nyaman
pihak pemilik home industry belum menyediakan. Hal tersebut bisa menjadikan
resiko terhadap cedera dalam bekerja.

Dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya cedera fisik yang


disebabkan oleh hal-hal tersebut, salah satunya dengan melatih gerakan
peregangan dengan diikuti jadwal yang sesuaidan juga memberikan informasi
serta himbauan tentang penggunaan APD saat bekerja. Setelah dilakukan
kegiatan pendidikan kesehatan pekerja di home industry tersebut mengerti
tentang pencegahan masalah musculoskeletal dan mempraktekkan gerakan
peregangan.
Peranan pemilik home industry juga sangat berpengaruh dalam
meningkatkan status kesehatan dengan pemantauan pelaksanaan kegiatankegiatan yang telah diprogramkan selama pelaksanaan asuhan keperawatan agar
program tersebut berlangsung secara berkelanjutan dan lebih terasa manfaatnya.
5.2

Saran
Setelah

dilakukan

pengkajian

dan

pelaksanaan

kegiatan,

kami

menyarankan :
1
2
3

Kepada pekerja untuk melakukan peregangan minimal setiap 2 jam sekali


Kepada pekerja untuk memakai APD sesuai pekerjaan yang dilakukan
Kepada pemilik usaha untuk menyediakan APD berupa masker dan sarung

tangan
Kepada pemilik usaha untuk melakukan pemantauan kepada pekerja dalam

melakukan program kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja


Kepada pekerja untuk selalu memeriksakan kesehatan ke pelayanan
kesehatan secara rutin tiap 1-3 bulan sekali

DAFTAR PUSTAKA
Efendi & Makhfudli, 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Effendy, Nasrul. 1995. Dasar-Dasar eperawatan Kesehatan Masyarakat. ed.2. Jakarta : EGC
Sumamur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (HIPERKES). Jakarta :
SagungSeto.
Yolando, ND. 2011. Pelayanan Kesehatan Kerja Sebagai Upaya Menjaga Dan Meningkatkan
Derajat Kesehatan Tenaga Kerja Di Pt Petrokimia Gresik Jawa Timur. available at
http://eprints.uns.ac.id/2616/1/187431812201106071.pdf. diakses pada tanggal 3 Juni
2016. pkl. 20:46
Buchori. 2007. Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri. USU Repository.
Available from; http://www.library.usu.ac.id. Diakses pada 3 juni 2016

LAMPIRAN

LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MENCAGAH GANGGUAN KESELAMATAN KERJA DAN CEDERA
DENGAN POSISI EGRONOMI DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)
Pokok bahasan
Subpokok Bahasan
Topik
Sasaran
Tempat
Waktu
Penyuluh

: Keperawatan Komunitas
: Kesehatan Kerja
: Posisi Egronomi, Low Back Pain dan Pemakaian APD
: Pegawai Home Industri Konveksi
: Home Industri Konveksi
: Jumat, 27 Mei 2016
: Mahasiswa PPN Angkatan XXX Fkep Unpad

I. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah penyuluhan selama 1 x 30 menit, peserta mampu menjelaskan
kembali pengertian dan manfaat posisi ergonomi dan alat pelindung diri.
Setelah penyuluhan selama 1 x 30 menit, peserta mampu memahami dan
mengetahui tentang penyakit yang ditimbulkan selama bekerja.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian resiko keselamatan kerja, cedera dan posisi egronomi
2. Menyebutkan kembali penyebab resiko cedera
3. Menjelaskan manfaat APD dan posisi pelindung diri saat bekerja
4. Menjelaskan pencegahan terjadinya cedera
5. Menyebutkan kembali posisi yang tepat pada saat bekerja
6. Mempraktekan posisi egronomi yang tepat saat mengangkat barang
II. Metode dan Media
Ceramah dan tanya jawab
Leaflet
III. Kegiatan
No
Komunikator
Pre Interaksi
1
Memberi salam dan memperkenalkan diri
2
Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema
penyuluhan
3
Apersepsi dengan menanyakan tentang
pengertian resiko keselamatan kerja, posisi
egronomi dan APD
4

Komunikan
Menjawab salam (2 menit)
Mendengarkan (3 menit)
Mendengarkan
Menjawab (3 menit)

dan

Isi
Menjelaskan materi penyuluhan mengenai Mendengarkan
dan
pengertian resiko keselamatan kerja, posisi memperhatikan (20 menit)
ergonomi dan pentingnya pemakaian APD
Menjelaskan dan mendemonstrasikan

5
6
7
8

posisi egronomi yang tepat saat


mengangkat barang
Menjelaskan hal-hal apa saja yang harus
dilakukan saat terjadi cedera
Memberikan
kesempatan
kepada
komunikan untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan
Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai
evaluasi
Menyimpulkan
bersama-sama
hasil
kegiatan penyuluhan
Menutup penyuluhan dan mengucapkan
salam

Mengajukan pertanyaan (10


menit )
Menjawab (2 menit)
Mendengarkan (3 menit)
Menjawab salam (2 menit)

IV. Lampiran Materi


Pengertian Resiko Gangguan Keselamatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja adalah supaya pekerja memperoleh status kesehatan
yang optimal dan terhindar dari bahaya. Baik bahaya fisik, mental ataupun sosial
dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit, gangguan kesehatan
yang diakibatkan faktor pekerjaan, lingkungan dan faktor-faktor umum Begitupun
kesehatan kerja dalam industri makanan, hal tersebut sangat penting, karena dalam
kegiatan memasak memiliki banyak faktor resiko yang dapat menimbulkan cedera.
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. Beberapa
kemungkinan penyakit yang dapat terjadi dapat
digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :
a. Fisik
: Kerusakan indera
b. Kimia
: pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebut
c. Biologis/infeksi
: antraksis, kulit.
d. Fisiologis
: luka, Flaktur/trauma.
e. Psikologis
: Stress
Penyebab Cedera
Penyebab gangguang keselamatan kerja atau cedera adalah sebagai berikut:
Jatuh Terpeleset / Slip
Terpotong Alat
Nyeri Punggung
Tersentuh Benda Panas (minyak dan air)
Terkena pisau atau benda tajam
Dan Api
h. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap
pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang
dilakukan. Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau
disesuaikan dengan kebutuhan.

Pengertian Posisi Egronomi


Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos
(hukum alam). Ergonomi dapat didefinisikan sebagai penyesuaian pekerjaan
terhadap pekerja (fitting the job to workers).Setiap pekerja tidak sama ukurannya
dan setiap orang mempunyai keterbatasan-keterbatasan. Ergonomi bertujuan untuk
mendesain tempat kerja, proses kerja, perlengakapan, dan alat-alat supaya sesuai
dengan anda. Sebagai seorang pekerja, sangat penting bagi anda untuk mengetahui
bagaimana mengatur kantor anda agar cocok dengan anda. Manfaat dan tujuan
ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja.
Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini
mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal. Apabila suatu pekerjaan tidak cocok
dengan pekerja, pekerja-pekerja kemungkinan besar terpapar dengan faktor-faktor
risiko yang bisa menyebabkan cedera otot, tulang dan sendi.

Faktor-faktor risiko ergonomi yang utama dalam kantor adalah sebagai berikut:
1. Repetition;pekerjaan-pekerjaan atau pergerakan tubuh yang dilakukan secara
berulang-ulang
2.Awkward postures; posisi-posisi tubuh yang dianggap tidak netral atau tidak ideal
seperti perputaran (twisting) leher untuk melihat monitor, atau meraih kedepan
( reaching toward) atau penggunaan mouse yang tidak segaris.
3.Static forces; mempertahankan suatu posisi dalam jangka waktu yang lama (misalnya
duduk yang lama, melihat monitor dengan suatu leher menunduk atau tengadah, atau
menjangkau keyboard terlalu jauh).
Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai
prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Adapun
lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu:
1. Display

Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang


dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang. Display
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu display statis dan display dinamis. Display statis
adalah display yang memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel
waktu, misalnya peta, papan pengumuman. Sedangkan display dinamis adalah
display yang dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya speedometer yang
memberikan informasi kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap kondisi.
2.

Kekuatan fisik manusia (Fisiologi)


Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja
dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar
sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktifitas tersebut.
Penelitian ini merupakan bagian dari biomekanik.

3.

Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri)


Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai
dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri.

4. Lingkungan fisik
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari
ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi
perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan
getaran pada suatu fasilitas kerja.
Posisi Mengngkat yang Tepat

1.
2.
3.
4.
5.

Posisikan tubub tegap, tidak membungkuk.


Jadikan kedua kaki sebagai tumbuan
gunakan hitungan saat mengangkat barang
Angkat tubuh secara bersamaan.
Lakukan senam sebagai berikut:

Low Back Pain (Nyeri Pinggang)


1.

Definisi Low Back Pain


Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat
merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa
diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal atau
lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.
Low Back Pain sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negaranegara industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami
episode ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%,
dengan point prevalence rata-rata 30%. Di AS nyeri ini merupakan penyebab yang
urutan paling sering dari pembatasan aktivitas pada penduduk dengan usia <45
tahun, urutan ke 2 untuk alasan paling sering berkunjung ke dokter, urutan ke 5
alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab yang paling sering untuk
tindakan operasi.

2.

Faktor Risiko Low Back Pain


Faktor risiko terjadinya adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk, masalah
psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis mayor
(kurvatura >80o), obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang berhubungan
pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri
berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), getaran, mengangkat, membawa beban,
menarik beban, membungkuk, memutar, dan kehamilan.

3.

Pencegahan
Berikut ini akan diuraikan cara pencegahan terjadinya low back pain dan
cara mengurangi nyeri apabila LBP telah terjadi.
Latihan Punggung Setiap Hari
1. Berbaringlah terlentang pada lantai atau matras yang keras. Tekukan satu lutut
dan gerakkanlah menuju dada lalu tahan beberapa detik. Kemudian lakukan
lagi pada kaki yang lain. Lakukanlah beberapa kali.
2. Berbaringlah terlentang dengan kedua kaki ditekuk lalu luruskanlah ke lantai.
Kencangkanlah perut dan bokong lalu tekanlah punggung ke lantai, tahanlah
beberapa detik kemudian relaks. Ulangi beberapa kali.

3. Berbaring terlentang dengan kaki ditekuk dan telapak kaki berada flat di lantai.
Lakukan sit up parsial,dengan melipatkan tangan di tangan dan mengangkat
bahu setinggi 6 -12 inci dari lantai. Lakukan beberapa kali.
Berhati-Hatilah Saat Mengangkat
1. Gerakanlah tubuh kepada barang yang akan diangkat sebelum mengangkatnya.
2. Tekukan lutut , bukan punggung, untuk mengangkat benda yang lebih rendah
3. Peganglah benda dekat perut dan dada
4. Tekukan lagi kaki saat menurunkan benda
5. Hindari memutarkan punggung saat mengangkat suatu benda
Lindungi Punggung Saat Duduk dan Berdiri
1. Hindari duduk di kursi yang empuk dalam waktu lama
2. Jika memerlukan waktu yang lama untuk duduk saat bekerja, pastikan bahwa
lutut sejajar dengan paha. Gunakan alat Bantu (seperti ganjalan/bantalan kaki)
jika memang diperlukan.
3. Jika memang harus berdiri terlalu lama,letakkanlah salah satu kaki pada
bantalan kaki secara bergantian. Berjalanlah sejenak dan mengubah posisi
secara periodic.
4. Tegakkanlah kursi mobil sehingga lutut daapt tertekuk dengan baik tidak
teregang.
5. Gunakanlah bantal di punggung bila tidak cukup menyangga pada saat duduk
dikursi
Tetaplah Aktif dan Hidup Sehat
1. Berjalanlah setiap hari dengan menggunakan pakaian yang nyaman dan sepatu
berhak rendah
2. Makanlah makanan seimbang, diit rendah lemak dan banyak mengkonsumi
sayur dan buah untuk mencegah konstipasi.
3. Tidurlah di kasur yang nyaman.
4. Hubungilah petugas kesehatan bila nyeri memburuk atau terjadi trauma.
Pengertian Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Sumamur, 1991).
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-bahaya
kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih secara hatihati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
1. APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
2. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
3. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
4. Bentuknya harus cukup menarik
5. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama

6. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang


dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya
7. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada
8. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
9. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya

Jenis Jenis Alat Pelindung Diri


Sumamur (1994) menggolongkan alat pelindung diri menurut bagian tubuh
yang dilindunginya ke dalam 8 golongan yaitu :
1. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya terbentur
dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores, terpotong,
tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga melindungi
kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik, api, percikan bahan-bahan kimia
korosif dan mencegah rambut rontok dengan bagian mesin yang berputar Jenisnya
berupa topi pengaman yang terbuat dari plastik, fiberglass, bakelite.
2. Alat Pelindung Mata
Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata, oleh
karena biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai pengaman yang
dianggapnya mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca mata pengaman diperlukan
untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan bahaya karena percikan
atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif partikel melayang, atau kena radiasi
gelombang elektromagnetik.
3. Alat Pelindung Muka
Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka oleh
partikel-partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan logam pada saat
melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus pula dapat melindungi
mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan berupa tameng muka atau perisai
muka seperti goggles, helm pengelas dan topi penutup.
4. Alat Pelindung Telinga
Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan sering
dihiraukan karena gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat pelindung
telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga dalam. Selain itu, alat
ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan api atau logam panas misalnya
pada saat pengelasan. Alat pelindung telinga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Sumbat telinga
Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena langsung
dimasukkan ke dalam telinga
Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari sponge untuk
memberikan perlindungan yang baik
5. Alat Pelindung Pernafasan
Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2 alat yaitu :
Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang telah terkontaminasi yang
akan dihirup oleh pemakainya
Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau oksigen kepada
pemakainya

6. Alat Pelindung Tangan


Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak digunakan karena
kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja. Pekerja harus memakai pelindung tangan ketika terdapat
kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka tangan karena benda-benda keras,
luka gores, terkena bahan kimia berbahaya, luka sengatan dan lain-lainnya.
7. Alat pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya kejatuhan
benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui kjaki, kepercikan larutan
asam dan basa yang korosif atau cairan panas, menginjak benda tajam. Sepatu
pelindung dan boot harus memiliki ujung sepatu yang terbuat dari baja dan solenya
dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja di tempat yang mengandung aliran
listrik, maka harus digunakan sepatu tanpa logam yang dapat menghantarkan aliran
listrik. Jika bekerja di tempat biasa maka harus vdigunakan sepatu yang tidak
mudah tergelincir, sepatu yang terbuat dari karet harus digunakan ketika bekerja
dengan bahan kimia.
8. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi sebagian dari tubuh
yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang menutup seluruh badan.
Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya dari percikan cairan,
api, larutan bahan kimia korosif dan oli, cuaca kerja (panas, dingin, dan
kelembapan). APRON dapat dibuat dari kain, kulit, plastik, karet, asbes atau kain
yang dilapisi aluminium. Perlu diingat bahwa APRON tidak boleh dipakai di
tempat-tempat kerja yang terdapat mesin berputar.

b.
c.
d.
e.

Penyakit Akibat Kerja


Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja. Beberapa kemungkinan penyakit yang dapat terjadi dapat
digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :
a. Fisik
: Kerusakan indera pendengaran, kejang-kejang, panas, radang
dingin, gangguan penglihatan, kanker.
Kimia
: keracunan akibat zat kimia tersebut
Biologis/infeksi
: antraksis, kulit
Fisiologis
: luka, Flaktur/trauma
Psikologis
: Stress
a.

Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat kerja


Substitusi
Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan
yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali, misalnya karbon
tetraklorida diganti triklor-etilen
b. Ventilasi Umum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhitungan ke dalam
ruang kerja, agar bahan-bahan berbahaya ini lebih rendah dari kadar yang
membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang batas
c. Ventilasi Keluar Setempat
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat kerja tertentu, agar
bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat dialirkan keluar

d. Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang membahayakan,
misalnya isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga kegaduhan yang
disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada pekerja
e. Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker, helm, sarung
tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk pekerjaan tertentu
f. Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui apakah
calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan baik fisik
maupun, mentalnya
g. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap
pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang
dilakukan. Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau
disesuaikan dengan kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA
Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Widya
Medika.
Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta
Knollmueler.1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah.
Jakarta. EGC.
Summamur. 1994. Kesehatan Kerja. Jakarta. Widya Medika
MPR RI. 1999. GBHN 1999 2004. Jakarta.

Ergonomi

dapat

4. Angkat tubuh

didefinisikan sebagai

secara

penyesuaian

bersamaan.

pekerjaan
pekerja
untuk

terhadap

5. Lakukan

bertujuan

senam sebagai

mendesain

berikut:

tempat kerja, proses


kerja, perlengakapan,

Latihan

Punggung

dan alat-alat supaya

Setiap Hari

sesuai dengan anda.


Manfaat dan tujuan
ilmu ini adalah untuk
mengurangi

ERGONOMIS

ketidaknyamanan

KERJA

pada saat bekerja.


Faktor Risiko tidak
ergonomis
Egonomi

berguna

sebagai

media

Posisi

mengangkat

yang tepat:

pencegahan terhadap

1. Posisikan

kelelahan kerja sedini

tubuh

mungkin

tidak

sebelum

tegap,

berakibat kronis dan

membungkuk.

fatal. Apabila suatu

2. Jadikan kedua

pekerjaan tidak cocok

kaki

dengan

tumbuan

pekerja,

pekerja-pekerja
kemungkinan

sebagai

3. Gunakan
besar

terpapar dengan :
1. Cedera otot
2. Cedera tulang
3. Cedera

hitungan saat
mengangkat
barang

pada
PROGRAM

saat

(seperti

duduk dikursi

ganjalan/

PROFESI NERS

bantalan kaki)

ANGKATAN XXX

jika

FAKULTAS

memang

diperlukan.

KEPERAWATAN

Jika memang

UNIVERSITAS

harus

berdiri

PADJADJARAN

terlalu

lama,

2016

letakkanlah

5. Hindari

salah satu kaki

memutarkan

pada bantalan

punggung saat
mengangkat
suatu benda
6. kaki
secara
bergantian.

Lindungi Punggung

Berjalanlah

Saat

sejenak

dan

posisi

Hindari duduk
di kursi yang

secara

empuk dalam

periodic.
7. Tegakkanlah
kursi

dan

Berdiri
1

mengubah

Duduk

waktu lama

mobil

Jika

sehingga lutut

memerlukan

daapt tertekuk

waktu

yang

dengan

lama

untuk

baik

tidak teregang.
8. Gunakanlah
bantal

di

punggung bila
tidak

cukup

menyangga

duduk

saat

bekerja,

(NYERI

pastikan
bahwa

lutut

sejajar dengan
paha. Gunakan
alat

LOW BACK PAIN

Bantu

PINGGANG)

PROGRAM
PROFESI NERS
ANGKATAN XXX
FAKULTAS
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
2016

APA ITU NYERI

menarik

lalu

PINGGANG???

beban,

luruskanlah ke

Low Back Pain (nyeri

membungkuk,

lantai.

pinggang) adalah

memutar

Kencangkanla

nyeri yang dirasakan

daerah punggung

bokong

bawah, dapat

tekanlah

merupakan nyeri lokal

punggung

maupun nyeri

lantai,

radikuler atau

Latihan

keduanya

Setiap Hari
1

Punggung

perut

dan
lalu
ke

tahanlah
beberapa detik

Berbaringlah

kemudian

Faktor Risiko Low

terlentang

relaks. Ulangi

Back Pain

pada

lantai

beberapa kali.

Faktor risiko

atau

matras

terjadinya adalah

yang

keras.

4. Usia
5. Kondisi
kesehatan
yang buruk
6. Hal
yang
berhubungan
pekerjaan
seperti duduk
atau

berdiri

berjam-jam
(posisi

tubuh

kerja

yang

statik),
getaran,
mengangkat,
membawa
beban,

Berbaring
terlentang

Tekukan

satu

dengan

kaki

lutut

dan

ditekuk

dan

gerakkanlah

telapak

kaki

menuju

dada

berada flat di

lalu

tahan

lantai.

beberapa

Lakukan sit up

detik.

parsial,

Kemudian

dengan

lakukan

lagi

melipatkan

pada

kaki

tangan

di

yang

lain.

tangan

dan

Lakukanlah

mengangkat

beberapa kali.

bahu setinggi

Berbaringlah

6 -12 inci dari

terlentang

lantai.

dengan kedua
kaki

ditekuk

Lakukan

benda

yang

beberapa kali.

lebih rendah
8. Peganglah

Berhati-Hatilah Saat

benda

Mengangkat

perut dan dada

6. Gerakanlah

dekat

9. Tekukan

lagi

tubuh kepada

kaki

saat

barang

menurunkan

yang

akan diangkat
sebelum
mengangkatny
a.
7. Tekukan lutut,
bukan
punggung,
untuk
mengangkat

benda

S-ar putea să vă placă și