Sunteți pe pagina 1din 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dunia tidak hanya telah diporak-porandakan oleh peperangan politis,
keberingasan kriminal ataupun ketergantungan akan obat bius, tetapi juga datang dari
jutaan ibu yang mengakhiri hidup janinnya. Aborsi telah menjadi penghancur
kehidupan umat manusia terbesar sepanjang sejarah dunia.
Hasil riset Allan Guttmacher Institute (1989) melaporkan bahwa setiap tahun
sekitar 55 juta bayi digugurkan. Angka ini memberikan bukti bahwa setiap hari
150.658 bayi dibunuh, atau setiap menit 105 nyawa bayi direnggut sewaktu masih
dalam kandungan.
Janin : (Manusia dalam Rahim) Pengguguran kandungan alias aborsi (abortus,
bahasa Latin) secara umum dapat dipilah dalam dua kategori, yakni aborsi alami
(abortus natural) dan aborsi buatan (abortus provocatus), yang termasuk didalamnya
abortus provocatus criminalis, yang merupakan tindak kejahatan dan dilarang di
Indonesia (diatur dalam pasal 15 ayat 2 Undang - undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 1992). A. Aborsi tidak hanya dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang
bermaksud menghentikan kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak
penyandang hamil pra-nikah melakukannya.
Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan terhadap hakikat
kapan kehidupan anak manusia dimulai.
Aborsi merupakan masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika,
moral dan ilmiah serta secara spesifik sebagai masalah biologi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi
b. Ager mahasiswa dapat mengantisipasi hal tersebut agar tidak
melanggar Etika Keperawatan
2. Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa dapat mampu memahami Aborsi
2. Agar mahasiswa mampu dan mengetahui hal - hal yang
mengakibatkan Aborsi
3. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tentang Aborsi
4. Agar Mahasiswa mengetahui bagaimana Islam memandang
Aborsi
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ABORSI
Secara sederhana kata aborsi adalah mati (gugurnya) hasil konsepsi. Artinya
aborsi itu dapat dimulai dari sejak benih wanita (ovum) dengan benih pria (sperma)
mengadakan konsepsi. Kehidupan yang utuh dimulai dari dua benih menjadi satu
(TWO IS ONE).

PEMBAGIAN ABORSI
1. Pembagian Aborsi
a. Aborsi spontan
b. Aborsi Provocatus

2. Kejadain aborsi
a. Aborsi dalam pernikahan
b. Aborsi dalam pra nikah

Ada 3 hal yang terjadi sebelum aborsi :


1. Adanya hubungan seks pria dan
wanita
2. Hubungan seks dengan komitmen
(seks dalam pernikahan)
3. Hubungan seks tanpa komitmen
(seks di luar pernikahan)

Aborsi adalah dampak dari hubungan seks, artinya aborsi baru terjadi apabila
ada hubungan seks (termasuk perkosaan/kekerasan seks) dan konsepsi kedua benih.
Konsepsi dapat terjadi pada wanita yang sudah menstruasi dengan laki - laki yang
spermanya telah dewasa : dimulai dari kelompok remaja sampai tua, kecuali pada
wanita sampai menopause.

B. ABORSI
Aborsi adalah : Berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan / kehamilan
yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Aborsi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu
aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi secara
alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan
tersebut. Sedangkan aborsi buatan adalah aborsi yang terjadi akibat adanya upaya-
upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan.

Aborsi tetap saja menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut pandang
kesehatan, tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi biasanya
dilakukan atas indikasi medis yang berkaitan dengan ancaman keselamatan jiwa atau
adanya gangguan kesehatan yang berat pada diri si ibu, misalnya tuberkulosis paru
berat, asma, diabetes, gagal ginjal, hipertensi, bahkan biasanya terdapat dikalangan
pecandu (ibu yang terinfeksi virus). Aborsi dikalangan remaja masih merupakan hal
yang tabu, jangankan untuk dibicarakan apalagi untuk dilakukan. Aborsi itu sendiri
ada 3 macam :
1. ME (Menstrual Extraction) : Dilakukan 6 minggu dari menstruasi terakhir
dengan penyedotan. Tindakan aborsi ini sangat sederhana dan secara psikologis
juga tidak terlalu " berat " karena masih dalam bentuk gumpalan darah, belum
berbentuk janin.
2. Diatas 12 minggu, masih dianggap normal dan termasuk tindakan aborsi
yang sederhana.
3. Aborsi diatas 18 minggu, tidak dilakukan di klinik tetapi di rumah sakit besar.
Tetapi bagi kalangan pecandu atau pekerja seks aborsi seringkali terjadi saat
usia kehamilan sudah diatas 18 minggu. Biasanya mereka akan mendatangi klinik-
klinik yang mereka ketahui dan mereka seringkali tidak memikirkan efek samping
bagi tubuh mereka sendiri. Mereka melakukan aborsi ini karena mereka tidak
menginginkan kehamilan tersebut dan terkadang mereka melakukan ini karena tidak
ingin menularkan virus pada bayi mereka, dikarenakan sebagian dari mereka
mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi virus, tetapi bagaimana jika mereka tidak
mengetahui jika mereka terinfeksi virus dan menginginkan bayi tersebut lahir? Ada
juga dari mereka yang memilih cara-cara alternatif, seperti melakukannya sendiri
dengan meminum jamu peluntur, loncat - loncat, mengurut perut, sampai memasukan
benda - benda tertentu kedalam rahim dan ada juga meminta bantuan orang yang
mampu mengatasi hal tersebut seperti mendatangi dukun dan sebagainya.
Di Indonesia sendiri pengguguran kandungan tidak asing lagi. Semakin
banyaknya pecandu yang ada dan banyaknya juga pekerja seks maka tingkat
pengguguran kandungan pun semakin meningkat. Dan ini yang harus kita waspadai
dan perhatikan. Sebaiknya jika ingin melakukan aborsi diperhatikan dahulu apa
memang perlu adanya tindakan aborsi tersebut. Remaja hamil, baik yang menempuh
aborsi maupun yang meneruskan kehamilannya, membutuhkan banyak biaya untuk
pelaksaan aborsi atau untuk perawatan kehamilan dan melahirkan. Biaya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan aborsi bekisar antara Rp 300.000 sampai Rp 1.100.000,
dengan rata - rata biaya aborsi Rp. 415.000. Jumlah biaya terkecil dipakai oleh
responden dari bidan di Puskesmas atau Dokter.
Remaja yang meneruskan kehamilan membutuhkan biaya perawatan kehamilan
dan kelahiran anaknya. Berbeda dengan remaja yang melakukan aborsi, remaja yang
melahirkan anak umumnya mendapatkan bantuan dari orang tua. Dari responden yang
melahirkan, sekitar 15% biaya ditanggung bersama dengan pasangan dan 11%
ditanggung oleh pasangan.
Sebagian besar mereka tidak memeriksa kandungannya secara rutin karena
merasa malu keluar rumah dengan perut besar tidak lama setelah menikah atau tanpa
menikah. Mereka rata-rata baru memeriksa kandungannya setelah berusia lebih dari 4
bulan. Empat bulan pertama kehamilan adalah periode yang berusaha disembunyikan
dan bahkan digugurkan.

C. KASUS-KASUS ABORSI
Seorang pecandu yang sudah clean memiliki pengalaman pernah melakukan
aborsi karena ia dulu memakai narkoba. Karena untuk mendapatkan drugs ia
memerlukan uang banyak untuk memenuhi kebutuhannya itu dan ia pun rela sampai
menjual dirinya agar mendapatkan drugs. Karena pekerjaan yang menurutnya sangat
menyiksa dirinya itu ia pun tidak menggunakan kondom dan ia sampai ke tahap
hamil, tanpa mengetahui siapa ayah dari bayinya tersebut. Ia terus berusaha mencari
uang lebih untuk kebutuhan drugsnya dan juga untuk membiayai pengguguran
kandungan yang tidak ia kehendaki tersebut. Sampai pada usia kandungannya
mencapai 3 bulan ia harus penggugurkan kandungannya dan itu memerlukan uang
yang sangat banyak, karena usia kandungannya sudah cukup besar. Dan ini pun bukan
pertama kalinya ia melakukan aborsi tersebut.

BAB III
ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM

A. ABORSI DALAM PANDANGAN ISLAM


Bagaimana Islam memandang Aborsi?
Soal :
Bagaimana hukum dalam pandangan Islam?
Jawab :
Sebelum membahas hukum aborsi, ada dua fakta yang dibedakan oleh para fuqaha
dalam masalah ini. Pertama : apa yang disebut imlash (aborsi, pengguguran
kandungan). Kedua, isqâth (penghentian kehamilan). Imlash adalah
menggugurkan janin dalam rahim wanita hamil yang dilakukan dengan sengaja
untuk menyerang atau membunuhnya.

Dalam hal ini, tindakan imlash (aborsi) tersebut jelas termasuk kategori dosa
besar; merupakan tindak kriminal. Pelakunya dikenai diyat ghurrah budak pria
atau wanita, yang nilainya sama dengan 10 diyat manusia sempurna. Dalam kitab
Ash-Shahîhayn, telah diriwayatkan bahwa Umar telah meminta masukan para
sahabat tentang aktivitas imlâsh yang dilakukan oleh seorang wanita, dengan cara
memukuli perutnya, lalu janinnya pun gugur. Al-Mughirah bin Syu’bah berkata: ''
Rasulullah saw. telah memutuskan dalam kasus seperti itu dengan diyat ghurrah 1
budak pria atau wanita ''.

Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Muhammad bin Maslamah, yang pernah


menjadi wakil Nabi saw. di Madinah. Karena itu, pada dasarnya hukum aborsi
tersebut haram.

Ini berbeda dengan isqâth al-haml (penghentian kehamilan), atau upaya


menghentikan kehamilan yang dilakukan secara sadar, bukan karena
keterpaksaan, baik dengan cara mengkonsumsi obat, melalui gerakan, atau
aktivitas medis tertentu. Penghentian kehamilan dalam pengertian ini tidak identik
dengan penyerangan atau pembunuhan, tetapi bisa juga diartikan dengan
mengeluarkan kandungan baik setelah berbentuk janin ataupun belum dengan
paksa.

Dalam hal ini, penghentian kehamilan (al-ijhâdh) tersebut kadang dilakukan


sebelum ditiupkannya ruh di dalam janin, atau setelahnya. Tentang status hukum
penghentian kehamilan terhadap janin, setelah ruh ditiupkan kepadanya, maka
para ulama sepakat bahwa hukumnya haram, baik dilakukan oleh si ibu, bapak,
atau dokter. Sebab, tindakan tersebut merupakan bentuk penyerangan terhadap
jiwa manusia, yang darahnya wajib dipertahankan. Tindakan ini juga merupakan
dosa besar.

B. HUKUM ABORSI MENURUT UUD


Menurut hukum - hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran
janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah “ Abortus Provocatus
Criminalis ”
Yang menerima hukuman adalah:
1. Ibu yang melakukan aborsi
2. Dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi
3. Orang - orang yang mendukung terlaksananya aborsi

Beberapa pasal yang terkait adalah:

Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan,
bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu
rupiah.
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau
menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia
seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani
pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama
tujuh tahun.

Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan
ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian merampas nyawa anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan
anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain
yang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan
rencana.

Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau
menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat
tahun.

Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama lima belas tahun.

Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang
tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu
kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak
untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
BAB IV
PENUTUP

Mengenai penghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqaha telah


berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang mengharamkan.
Menurut kami, jika penghentian kehamilan itu dilakukan setelah empat puluh hari
usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin (ada bentuknya sebagai manusia), maka
hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum penghentian kehamilan setelah ruhnya
ditiupkan, dan padanya berlaku diyat ghurrah tersebut. Karena itu, tema pembahasan
penghentian kehamilan dalam konteks ini meliputi beberapa hal:

A. KESIMPULAN
1. Jika seorang wanita yang tengah mengandung
mengalami kesulitan saat melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan
lebih, lalu wanita tersebut melakukan operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti
ini hukumnya boleh, karena operasi tersebut merupakan proses kelahiran secara
tidak alami. Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya sekaligus.
Hanya saja, minimal usia kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini
tidak masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin
(melahirkan) yang tidak alami.
2. Jika janinnya belum berusia enam bulan, tetapi kalau
janin tersebut tetap dipertahankan dalam rahim ibunya, maka kesehatan ibunya
bisa terganggu. Dalam kondisi seperti ini, kehamilannya tidak boleh dihentikan,
dengan cara menggugurkan kandungannya. Sebab, sama dengan membunuh jiwa.
Alasannya, karena hadis - hadis yang ada telah melarang dilakukannya
pengguguran, serta ditetapkannya diyat untuk tindakan seperti ini.
3. Jika janin tersebut meninggal didalam kandungan.
Dalam kondisi seperti ini, boleh dilakukan penghentian kehamilan. Sebab, dengan
dilakukannya tindakan tersebut akan bisa menyelamatkan nyawa ibu, dan
memberikan solusi bagi masalah yang dihadapinya; sementara janin tersebut
berstatus mayit, yang karenanya harus dikeluarkan.
Janin yang di bunuh dan wajib atasnya ghurrah adalah bayi yang suadh berbentuk
ciptaan (janin), misalnya mempunyai jantung, tangan, kaki, kuku, mata, atau
lainnya.
Mengenai penghentian kehamilan sebelum ditiupkannya ruh, para fuqojia telah
berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada juga yang mengharamkan.
Menurut kami, jika penghentian kehamilan itij dilakukan setelah empat puluh hari
usia kehamilan, saat telah terbentuknya janin (ada bentuknya sebagai manusia),
maka hukumnya haram. Karenanya, berlaku hukum penghentian kehamilan
setelah ruhnya ditiupkan, dan padanya berlaku diyat ghurrah tertentu.
4. Jika janin tersebut belum berusia enam bulan, tetapi
kalau janin tersebut tetap dipertahankan dalam rahim ibunya, maka nyawa ibunya
akan terancam. Dokter pun sepakat, kalau janin tersebut tetap dipertahankan
menurut dugaan kuat atau hampir bisa dipastikan nyawa ibunya tidak akan
selamat, atau mati. Dalam kondisi seperti ini, kehamilannya boleh dihentikan,
dengan cara menggugurkan kandungannya, yang dilakukan untuk menyembuhkan
dan menyelamatkan nyawa ibunya. Alasannya, karena Rasulullah saw.
memerintahkan berobat dan mencari kesembuhan. Di samping itu, jika janin
tersebut tidak digugurkan, ibunya akan meninggal, janinnya pun sama, padahal
dengan janin tersebut digugurkan, nyawa ibunya akan tertolong, sementara
menyelamatkan nyawa (kehidupan) tersebut diperintahkan oleh Islam.

B. SARAN
Dengan demikian, dalil-dalil tentang kebolehan menghentikan kehamilan,
khususnya untuk menyelamatkan nyawa ibu, juga dalil-dalil berobat dan mencari
kesembuhan, pada dasarnya merupakan dalil mukhashshish bagi hadis-hadis yang
mengharamkan tindakan pengguguran janin. Secara umum dalil haramnya
pengguguran kandungan tersebut dinyatakan dalam konteks pembunuhan, atau
penyerangan terhadap janin. Karena itu, penghentian kehamilan dengan tujuan
untuk menyelamatkan nyawa ibu tidak termasuk dalam kategori penyerangan, dan
karenanya diperbolehkan. Wallâhu a‘lam bi ash - shawâb

DAFTAR PUSTAKA
http://azmikoe.multiplay.co
id. Answer.yahoo.com/questioan/indeks
http://forum.kotasantri.com/viewtopic.php?t=1267
http://118.98.213.22/aridata_web/how/k/kesehatan/18_ABORSI.pdf

S-ar putea să vă placă și