Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
A. KONSEP DASAR
I. DEFINISI
Mioma Uteri adalah : Neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga Leiomioma,
Fibromioma atau Fibroid. (Kapita Selecta jilid 1. hal 387).
Berdasarkan otopsi, novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
banyak. (Ilmu Kandungan, 338).
II. PATOFISIOLOGI
Neoplasma jinak
Berasal dari otot uterus
Mioma Uteri
Ovarium
Penekanan kandung
kemih
Penatalaksanaan
Tindakan kooperatif
Terjadi hiperplasia
endometrium
Uretra
Miometrium tidak dapat
berkonsentrasi optimal
Tidak dapat menjepit
pembuluh darah
Ureter
Retensi urin
Hidroureter
hidronefrosis
Gangguan
eliminasi urin
Gangguan sirkulasi
darah
Perdarahan abnormal
Nyeri
Gangguan rasa nyaman
Hipermenore
Menoragia
Metroragia
Miomektomi
Histerektomi
Cemas
Rasa nyeri.
Abortus spontan.
Infertilitas.
IV. KOMPLIKASI
a. Degenerasi Ganas
Mioma uteri yang menjadi leiomio sarkoma ditemukan hanya 0,32
0,6 % dari seluruh mioma, serta merupakan 50 75 % dari semua
sakroma uterus. Keganasa umumnya baru ditemuka pada pemeriksaan
histolog uterus yang telah diangkat.
b. Torsi (Putaran Tungkai)
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Sarang mioma dapat
mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena gangguan
sirkulasi darah.
V. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSTIK
1.
2.
laparoskopi.
Diagnosis.
Penderita datang dengan keluhan ada benjolan di perut bagian bawah,
rasa berat, perdarahan abnormal, retensia urin dll.
VI. PENATALAKSANAAN.
Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan terapi,
hanya diobservasi tiap 3-6 bulan untuk menilai pembesarannya. Mioma
akan lisut setelah menopouse.
Radioterapi.
B. ASUHAN KEPERAWATAN.
C. Pengkajian
A. Pengumpulan Data.
1. Identitas.
Meliputi : Nama, Jenis kelamin, Umur, Pendidikan, Status perkawinan,
Agama, Tanggal MRS/ jam, Diagnosa masuk, No Reg Ruangan.
2. Keluhan utama.
Klien mengeluh merasa tidak enak atau terasa berat di perut bagian
bawah dan sering disertai sakit. Perut makin lama makin besar kadangkadang terjadi perdarahan diluar haid.
B. Riwayat Kesehatan.
1. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Klien mengeluh nyeri dan tidak nyaman karena ada massa pada perut dan
klien merasa cemas akan dilakukan operasi.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu.
Tidak ada penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit ca. ovarii
3. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Tidak ada hubungan dengan riwayat penyakit keluarga.
C. Pola-Pola Fungsi Kesehatan.
1. Pola Eliminasi.
Klien mengeluh kesulitan untuk BAK karena adanya retensi urin.
2. Pola Persepsi dan Konsep Diri.
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaannya penyakitnya dan
ketakutan merupakan dampak psikologi klien.
3. Pola sensori dan Kognitif.
Biasanya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang.
4. Pola Penanggulangan Stres.
Meliputi penyebab stres, koping terhadap stres, adaptasi, serta pemecahan
masalah.
D. Pemeriksaan Fisik.
1. Keadaan Umum
Biasanya klien mengeluh nyeri dan tidak nyaman karena ada massa atau
benjolan pada perut.
2. Sistem Abdomen.
Inspeksi : perut membesar dan terlihat ascites
Palpasi
Perkusi
Tujuan
: Cemas berkurang.
KH
Intervensi ;
a. Tinjau ulang pengalaman klien dengan kanker dan operasi .
R/ Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman dengan kanker dan operasi.
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan.
R/ Dengan mengungkapkan perasaan membantu pemecahan masalah
dan memungkinkan pemberi perawatan untuk mengidentifikasi
kekeliruan yang dapat menjadi sumber ketakutan.
c. Pertahankan kontak sering dengann pasien, bicara dengan menyentuh
pasien bila tepat.
R/ Memberi kenyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak.
Suctio pump
Desinfeksi klem
Duk klem
Handvat mesz no 4
Picet chirurgie
Pincet anatomis
Gunting metzetbaum 1
Gunting preparasi
Gunting benang
Mald voeder
Klem arteri
b. Alat tambahan
-
Myom bor
Sprieder perut
c. Alat kesehatan
-
Linen set
Plat diathermi
Diathermi
Suction pump
Mezx no 20
Hand scoon
d. Istrumen teknik
1. Pada saat pasien diinstubasi, perawat instrument cuci tangan secara
fuerbringer dengan larutan disenfektan, keringkan dengan waslap
steril, kemudian memakai gaun bedah dan hand schoon.
2. Perawat instrumen menyiapkan alat-alat instrumen basic set di meja
mayo, kemudian meja mayo dilapisi 3 duk.
3. Operator dan asisten cuci tangan secara fuerbringer, memakai gaun
bedah dan handschoon (dibantu oleh perawat instrumen dan perawat
sirkuler).
4. Pasang plat diathermi oleh perawat sirkuler.
5. Operator atau asisten melakukan desinfeksi lapangan operasi dengan
providone iodine 10%.
6. Drapping lapangan operasi dengan menggunakan duck besar2, duck
kecil 6 dan beri duck klem 4 untuk fiksasi.
7. Dekatkan alat-alat instrumen kemeja operasi, atur dan pasang senur
diathermi serta selang suction dan kanulnya didekat daerah operasi.
8. Informasikan kepada operator bahwa instrumen siap.
9. Berikan mesz no 20 untuk melakukan insisi kulit mid-line.
10. Berikan klem dan diathermi untuk rawat perdarahan.
11. Berikan gunting preparasi untuk memperpanjang irisan, kemudian
berikan pincet anatomi dan chirurgie sebagau penuntun.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC Jakarta
.
Gani.w. Tambunan,1997, diagnosis dan tatalaksana sepuluh jenis kanker terbanyak
di indonesia, EGC, jakarta
Ginekologi, Bagian Obstetri dan Ginokologi fakultas kedokteran Universitas
padjadjaran Bandung
Prof.dr. Ida Bagus Gde Manuaba. SPOG, 2002, Ilmu Kebidanan, penyakit
kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, EGC ,Jakarta
Arief Mansjoer,dkk,2001, Kapita selekta kedokteran jilid I, Media Aesculapius
FKUI, Jakarta
Nasrul Effendi, 1995, Pengaturan Proses Keperawatan , EGC , Jakarta
Ignatius Doung, 2005, Pembimbing Teknik Instrumen Praktek Klinik OK GBPT,
RSU. Dr. Soetomo Surabaya.