Sunteți pe pagina 1din 13

ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN

(studi kasus Komisi Pemilihan Umum Kab. Dharmasraya)

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan reformasi sektor publik yang begitu dinamis saat ini tidak dapat dilepaskan
dari tuntutan masyarakat yang melihat secara kritis buruknya kinerja pemerintah dalam
mengelola sumber daya publik. Perubahan berbagai aspek yang dibawa oleh arus reformasi
telah menimbulkan tuntutan yang beragam terhadap pengelolaan pemerintahan yang baik
(Asmadewa, 2006).
Agenda-agenda

reformasi

terhadap

tuntutan

perubahan

organisasional

kemudian

menciptakan sejumlah prinsip atau doktrin tata kelola pemerintahan seperti terangkum dalam
konsep new public management (Hood, 1991), atau prinsip reinventing goverment (Osborne
and Gaebler, 1993).
Peningkatan kualitas pengelolaan keuangan pemerintah ditunjang oleh kualitas pengelolaan
kas pemerintah, salah satunya dengan proses perencanaan kas secara nasional yaitu focus
mendorong proporsionalitas proses pelaksanaan anggaran dengan rencana penarikan dana
bagi setiap satker (Agus Suprijanto,2011)

Pelaksanaan anggaran merupakan salah satu tahapan dari siklus anggaran yang dimulai dari
perencanaan anggaran, penetapan dan pengesahan anggaran oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR), pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran dan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran. Pemerintah sebagai pelaksana dari UU APBN
selanjutnya menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang Pedoman pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai dasar hukum pelaksanaan APBN. Pada
saat ini keppres yang berlaku adalah Keppres nomor 42
tahun 2002.

Siklus Anggaran
1. Tahapan Persiapan dan Penyusunan Anggaran
Tahapan persiapan dan penyusunan anggaran melibatkan kemampuan analisis
perkembangan anggaran atau taksiran atas dasar hasil atau output dan outcome yang
disesuaikan dengan tujuan organisasi. Hal ini tertuang dalam Recana Anggaran Biaya
(RAB), Term Of Reverence (TOR) dan Rencana Kerja Anggaan Kementrian/
Lembaga (RKA-KL) .
2. Tahap Ratifikasi
Tahap ratisfikasi anggaran merupakan tahapan yang rumit bagi lembaga eksekutif,
karena sarat dengan muatan politis yang melingkupi hubungan antara lembaga
eksekutif dengan lembaga legislative. Hal tersebut didasarkan pada dua hal yaitu:
pemisahan peran antar kedua lembaga tersebut, yaitu lembaga eksekutif sebagai pihak
yang mengajukan anggaran dibagi menjadi satker (satuan kerja) sedangkan pihak
legislatif sebagai pihak yang menentukan (menerima atau menolak) anggaran yang

diajukan akan menimbulkan kepentingan politik yang berimbas pada lemahnya


pengkritisan rasional terhadap anggaran;
3. Tahap Implementasi
Implementasi anggaran sangat dipengaruhi oleh sisim dan prosedur yang memadai.
Pemanfaatan posisi bagian keuangan yang sangat pentig pada keluar masuknya dana
yag sering disalahgunakan oknum harus segera dihapus dengan diciptakannya sistem
pengendalian intern yang baik.
4. Tahap pelaporan dan Evaluasi
Tahap pelaporan evaluasi anggaran terkait dengan prinsip akuntabilitas, yang
mempunyai ciri berisikan umpan balik pengukuran kinerja anggaran, yang akan
menjadi infrmasi masukan bagi perencanaan sikluas anggaran berikutnya.
Anggaran Komisi Pemilihan Umum terdiri dari anggaran 076 (APBN) dan APBD. APBD
digunakan untuk kegiatan Pemilu dan APBN adalah anggaran rutin untuk kegiatan operasional
dan berisikan program untuk menyukseskan Pemilihan Umum Indonesia. Kegiatan perencanaan
penganggaran Komisi Pemilihan Umum melibatkan seluruh KPUD diseluruh Indonesia, mulai
dari penentuan program dan kegiatan, klasifikasi belanja, indicator kinerja dan target kinerja.
Dokumen anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas tentang ujuan, sasaran, serta
korelasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang ingin dicapai dari satuan
kegiatan yang dianggarkan.
Menurut pengamatan lapangan, pelaksanaan anggaran pada Komisi Pemilihan Umum
Daerah (KPUD) Prov. Sumbar dirasakan masih belum optimal. Adanya penyerapan anggaran
tidak dapat dilaksanakan secara maksimal karena keterlambatan pelaksanaan kegiatan sehingga
terjadi pembengkakan penyerapan anggaran pada akhir tahun. Kondisi ini menarik bagi peneliti

untuk mencari tahu bagaimana pelaksanaan anggaran yang dituangkan dalam DIPA Komisi
Pemilihan Umum Kab. Dharmasraya, sudahkah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan
mencapai

sasaran

yang

efekif,

bermanfaat

untuk

kepentingan

publik

serta

bisa

dipertanggungjawabkan.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi permasalahn pada
penelitian ini adalah:
(1) Bagaimana pelaksanaan anggaran studi kasus pada Komisi Pemilihan Umum kab.
Dharmasraya?
(2) Sejauh mana perbandingan antara anggaran tahun 2010 dan 2011 dengan realisasinya?

1.3 Batasan Masalah


Penelitian yang akan dilakukan pada Satuan Kerja Komisi Pemilihan Umum Kab.
Dharmasraya dengan fokus yang diteliti yaitu Pelaksanaan Anggaran khusus Belanja.

1.4 Tujuan Penelitian


1. Untuk menganalisis pelaksanaan Anggaran berbasis kinerja di KPU Kab. Dharmasraya?
2. Untuk mengetahui perbandingan antara anggaran tahun 2010 dan 2011 dengan
realisasinya?

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik dari segi akademis maupun dari
segi praktis. Dari segi akademis penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

akuntansi, khususnya akuntansi sektor publik. Sedangkan kegunaan praktis hasil penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau bahan pertimbangan bagi pihak yang
berkepentigan yaitu Komisi Pemilihan Umum Kab. Dharmasraya dalam rangka
meningkatkan efektifitas pelaksanaan anggaran sehingga pelaksanaan Anggaran pada Komisi
Pemilihan Umum Kab. Dharmasraya dapat sesuai aturan yang berlaku sehingga hasil yang
diharapkan dapat dicapai secara lebih efektif dan efisien.

II. TELAAH PUSTAKA


2.1 Landasan Teori
Tahap pelaksanaan anggaran (APBN) merupakan kewenangan Presiden selaku kepala
pemerintah untuk melaksanakan seluruh kebijakan yang telah tertuang dalam undang-undang
tersebut. Pada awal tahun anggaran, langkah pertama yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan
anggaran meliputi penetapan pejabat pengelola anggaran serta penerbitan dan pengesahan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai dasar hukum pelaksanaan anggaran bagi
masing-masing kementerian/lembaga dan instansi pemerintah lainnya.

Mekanisme pelaksanaan anggaran


Pelaksanaan Anggaran pendapatan, menurut UU nomor 18 tahun 2006 tentang APBN Tahun
Anggaran 2007 manyatakan bahwa pendapatan negara dan hibah adalah semua penerimaan
negara yang berasal dari perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta penerimaan hibah
dalam negeri dan luar negeri.

Menurut Keppres Nomor 72 tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden nomor 42
tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara sedankan Pelaksanaan
pembayaran dalam pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan pada Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN.

Mekanisme Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN


Mekanisme pembayaran dalam pelaksanaan anggaran belanja didasarkan pada peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pembayaran dalam Pelaksanaan
APBN. Secara garis besar peraturan tersebut berisi ketentuanketentuan mengenai:
1) prosedur penerbitan surat permintaan pembayaran (SPP);
2) prosedur penerbitan surat perintah pembayaran (SPM) oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran;
3) prosedur penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D) oleh KPPN;
4) pelaporan realisasi APBN;
5) lain-lain.

Secara umum, pelaksanaan anggaran belanja negara harus mengikuti prinsip-prinsip berikut.
a. Hemat, tidak mewah, terarah, efisien, terkendali, semaksimal mungkin menggunakan
produksi/jasa dalam negeri,
b. Jumlah pengeluaran dalam anggaran merupakan batas yang tertinggi untuk setiap jenis
pengeluaran,
c. Anggaran tidak mutlak harus dihabiskan,
d. Dilarang melakukan tindakan yang membebani anggaran, bila anggarannya tidak tersedia,

e. Dilarang melakukan pengeluaran yang menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, dan
f. Pembayaran atas beban negara pada dasarnya dilakukan setelah barang/jasa diterima oleh
negara. Persyaratan pengeluaran atas beban negara didasarkan pada bukti hak tagihan kepada
negara.

2.2 Telaah Penelitian Sebelumnya


Haoran Lu dalam afriana (2009), melakukan penelitian tentang hal-hal yang menghambat dalam
implementasi Performance Based Budgeting, yaitu kualitas yangg buruk dalam pengukuran
kinerja serta kurangnya dukungan dari pembuat keputuan anggaran. Wang (1999) dalam
penelitiannya menghasilkan bahwa implementasi sistem tergantung dari beberapa factor penting:
(1) dukungan legislatif secara konsisten; (2) kesepakatan ukuran kinerja; (2) komunikasi yang
konsisten; (3) laporan kinerja dan praktik manajemen yang baik; (4) pemahaman tentang
bagaimana input anggaran diubah menjadi outcomes; (5) evaluasi dari semua pihak. Robinson
(2002) menyebutkan prakondisi yang harus dimiliki untuk memberhasilkan implementasi
performance based budgeting yaitu: (1) sistem informasi kinerja yg baik; (2) penyusunan
indikator kinerja yg baik; (3) sistem akuntansi manajemen yg baik; (4) evaluasi dan alat analisis.
Afriana (2009) melakukan penelitian tentang analisis pelaksanaan anggara bebasis kinerja studi
kasus pada dinas kesehtan kota Sawahunto.
Asmadewa (2006) melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi keefekifan
Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja (survey pada pemerintah pusat). Sunardiana (2010)
melakukan penelitian tentang Analisis faktor-faktor yang mempengauhi efektifitas pelaksanaan
anggaran. Wahyu widhianto (2011) melakukan penelitian tentang Good governance dalam
pelaksanaan anggaran belanja pemerintah pusat.

2. 3 Kerangka Pemikiran
KPU

Sumatera

Barat

merupakan

salah

satu

organisasi

publik

yang

harus

mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran dan kinerjanya. Penelitian yang dilakukan


yaitu mengenai pelaksanaan Anggaran di KPU Kabupaten Dharmasraya dengan model
deskriptif. Untuk menjelaskan kerangka pemikiran pada penelitian ini digambarkan seperti
skema berikut:

Skema Kerangka Pemikiran

Wilayah penelitian KPU Sumbar


Reformasi bidang
keuangan sektor publik
di Indonesia

Peningkatan kualitas
pengelolaan keuangan
negara

KPU Kabupaten Dharmasraya

Pelaksanaan Anggaran saat ini

merupakan organisasi publik yg

belum sesuai harapan

harus

mempertanggungjawabkan

penggunaan anggaran dan kinerjanya

Pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana pelaksanaan anggaran di KPU Kab Dharmasraya?
2.

Bagaimana perbandingan antara anggaran tahun 2010 dan 2011


dengan realisasinya?

Data wawancaa

Data Sekunder

Analisis validasi data

Diskripsi hasil penelitian

Hal-hal/ prospek baru yang


Ditemukan dari hasil penelitian

teori yang relevan

III METODE PENELITIAN


Metode penelitian ini akan menggambarkan desain penelitian yang mengungkapkan jenis
penelitian yang akan dilakukan, alasan pemilihan setting, lokasi dan waktu penelitian yang
merupakan periode penelitian yang diambil datanya, serta metode pengumpulan data dan teknik
analisis yang akan digunakan. Metode penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
3.1 Desain Penelitian
Ada tiga pendekatan penelitian atau metode yang dapat digunakan yaitu kuantitatif, kualitatif,
dan gabungan. Pendekatan kuantitatif disebut juga dengan pendekatan tradisional, positivisme,
eksperimental, dan empiris. Sedangkan beberapa istilah yang digunakan untuk pendekatan
kualitatif yaitu penelitian atau inquiri naturalistik/alamiah, etnografi, fenomenologis, studi kasus,
interpretatif, ekologis (Bogdan dan Biklen, 1982 dalam Moleong, 2005).
Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode yang alamiah. Untuk dapat menjelaskan bagaimana pelaksanaan Anggaran
diperlukan pendekatan penelitian yang sesuai. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dirasa
mampu dalam menjelaskan parbandingan anggaran yang tedapat pada DIPA dengan realisasinya,
sehingga dapat mencerminkan bagaimana pelaksanaan anggaran pada KPU Kab. Dharmasraya
apakah sudah sesuai dengan peraturan atau standar yang berlaku. Pendekatan kuantitatif dalam
penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan anggaran pada satuan kerja KPU
Kab Dharmasraya melalui persentase perbandingan realisasi anggaran dengan DIPA.

3.2 Alasan Pemilihan Setting


Penelitian tentang pelaksanaan anggaran ini menarik karena penulis merasakan bahwa
pelaksanaan anggaran pada satuan kerja (satker) KPU Sumatera Barat masih banyak masalah.
Dari informasi yang diperoleh, yaitu dari observasi dilapangan, mengindikasikan masih banyak
pelaksanaan anggaran yang tidak sesuai dengan perencanaan, seringnya revisi dokumen
pelaksanaan anggaran, serta lemahnya daya serap anggaran, pnyerapan anggaran yang
membengkak pada akhir tahun.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Obyek penelitian studi kasus ini adalah KPU Prov./Kota/ Kab. Se-Sumatera Barat . Waktu
penelitian yaitu bulan februari tahun 2011 s/d bulan Juni 2012 pada bulan mulai dari
pengumpulan data sampai dengan hasil analisis data.
3.4 Metode Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
Yaitu data yang didapat melalui Daftar Isi Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2010 dan DIPA
tahun 2011, rencana jadwal pelaksanaan kegiatan (Term of Reference), laporan tahunan, laporan
realisasi anggaran, laporan pelaksanaan kegiatan, Standar Operasional Prosedur (SOP) dan data
laporan lainnya.
2. Data Primer
Yaitu data yang didapat pada saat penelitian melalui wawancara degan kepala dinas, kepala
bagian tata usaha, kepala seksi dan pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK).
3.5 Metode Analisis
Metode analisis yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu membandingkan antara teori
maupun peraturan-peraturan dengan kondisi dan kenyataan dilapangan untuk kemudian dikaji

dan dianalisis dan diambil kesimpulannya. Dalam metode ini analisis yang digunakan yaitu
analisis kuantitatif dan kualitatif yaitu membandingkan anggaran belanja dengan realisasi, tahun
anggaran 2010 dan 2011 satker KPU Kab. Dharmasraya dan menganalisis pelaksanaan anggaran
KPU Kabupaten Dharmasraya berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola keuangan KPU
Kabupaten Dharmasraya.

DAFTAR PUSTAKA

Afriana.2009.Analisis Pelaksanaan Anggaran Berbasis Kinerja (studi kasus dinas kesehatan


kota Sawahlunto).Tesis
Asmadewa.2006.Faktor yang mempengaruhi keefektifan implementasi Anggaran berbasis
kinerja (survey pada pemerintah pusat).Tesis
Suhardjanto, djoko .2008. Persepsi pejabat pengguna anggaran terhadap efektivitas
implementasi anggaran berbasis kinerja ditinjau dari aspek rasional.jurnal siasat bisnis
Sunardiana.2010. Analisis faktor-faktor yang mempengauhi efektifitas pelaksanaan
anggaran.Tesis
Windhianto,Wahyu.2011.Good governance dalam pelaksanaan Anggaran belanja pemerintah
pusat. Tesis

S-ar putea să vă placă și