Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
LANDASAN TEORI
2.1.
terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan
Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk
Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada masa kini, jagung juga sudah
menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai
sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan
hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri.
Satu siklus jagung diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari
siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun
tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah
hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat
menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.
2.2.
jagung ini, pemisahan biji jangung dengan dongkolnya dilakukakan secara manual
atau dalam kata lain dengan cara memipil jagung satu-persatu dengan
menggunakan tangan, dan itu merupakan pekerjaan yang tidak efektif dan efisien
karena memakan waktu yang lama.
Adapun cara kerja dari mesin pemipil jagung yaitu ketika motor listrik
dinyalakan pully motor akan berputar dan meneruskan putaranya ke pully poros
pemipil melalui sabuk, jagung yang sudah kering kemudian dimasukkan lewat
corong jagung masuk, pisau pemipil akan merontokkan jagung tersebut, didalam
tabung pemipil terdapat saringan yang memisahkan biji dengan tongkol, di dalam
mesin, jagung akan berputar searah dengan pisau pemipil, pisau akan memipil
jagung sampai biji jagung terpisah dari tongkolnya, tongkol akan keluar secara
otomatis karena putaran pisau bergerak rotasi, tongkol akan keluar melalui lubang
pengeluaran, biji jagung yang sudah lepas dari tongkolnya akan rontok kebawah
kemudian terjadi proses pemisahan antara biji jagung dengan debu/serbuk sisa
dari pemipilan yang dilakukan oleh poros blower, poros blower ini terhubung
dengan poros pemipil melalui pully dan sabuk.
2.3.
gerakan relatif pahat/perkakas potong terhadap benda kerja, jenis mesin perkakas
yang digunakan, dan pembentukan permukaan (Rochim, 1993).
Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram
dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi
komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasang pada suatu jenis mesin
perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas
potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk.
Berdasarkan jumlah mata potong dapat diklasifikasikan dua jenis pahat yaitu
pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools) dan pahat bermata
potong jamak (multiple points cutting tools).
Gerak relatif pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua
macam komponen gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak
makan (feeding movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan
Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan proses
permesinan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan
(surface generation). Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua
garis besar proses yaitu :
a. Pembentukan permukaan silindrik atau konis, dan
b. Pembentukan permukaan rata/lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.
(mm/min) ,
v f , a,
t c , dan
2.4.
Proses Gergaji
Mesin gergaji adalah mesin yang digunakan untuk memotong benda kerja
kuat, hal ini dilakukan supaya pada waktu proses pemotongan, benda kerja tidak
goyang atau lepas. Jangan lupa memberi cairan pendingin agar pisau gergaji tidak
cepat aus karena gesekan yang ditimbulkan pisau gergaji dengan benda kerja.
2.5.
Proses Bubut
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian
tool)
Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja (lihat
Gambar 2.3 no. 1)
Gambar 2.3 Proses bubut rata, bubut permukaan, dan bubut tirus
Proses bubut permukaan/surface turning ( Gambar 2.3 no.2 ) adalah proses
bubut yang identik dengan proses bubut rata ,tetapi arah gerakan pemakanan tegak
lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut tirus/taper turning (Gambar 2.3
no. 3) sebenarnya identik dengan proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat
membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Demikian juga proses
bubut kontur, dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan.
Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata potong
tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk proses bubut
juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses
pengaturannya (seting) pahatnya tetap dilakukan satu persatu. Gambar skematis
mesin bubut dan bagian-bagiannya dijelaskan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Gambar skematis Mesin Bubut dan nama bagian bagiannya
1. Meja mesin (Bed)
Meja mesin berfungsi sebagai dudukan kepala lepas, eretan, penyangga
diam dan merupakan tumpuan gaya pemakan waktu pembubutan. Bentuk
alas ini bermacam-macam ada yang datar dan ada pula yang salah satu
sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
2. Kepala Tetap (Headstock)
a. Spindel Speed Selector
Fungsinya untuk mengatur kecepatan spindel.
b. Cekam (Chuck)
Pemegang dan pemutar benda kerja.
c. Feed Selector
Fungsinya untuk mengatur kecepatan potong.
3. Saddle (Apron)
Adalah tempat bagian bagian lain diatasnya seperti coumpound rest dan
lain-lain.
a. Rumah Pahat (Tool Post)
Fungsinya untuk menjepit atau memegang pahat.
b. Eretan Melintang (Cross slide)
Fungsinya untuk mengadakan gerakan pemakanan melintang.
c. Eretan Memanjang (Saddle Handle)
Fungsinya untuk mengadakan gerakan pemakanan memanjang
d.
Elemen dasar proses bubut dapat dihitung dengan menggunakan rumusrumus dan Gambar 2.5 berikut :
1) Kecepatan potong :
v=
.d.n
1000
; m/menit
2) Kecepatan makan
vf =
f . n; mm/menit
3) Waktu pemotongan
t c = lt
/ vf
; menit
. ; mm
Jadi,
Z= f
. . v ; cm/menit
(Taufiq Rochim, 2007: 13)
Pahat dari HSS biasanya dipilih jika pada proses pemesinan sering terjadi
beban kejut, atau proses pemesinan yang sering dilakukan interupsi (terputus
putus). Hal tersebut misalnya membubut benda segi empat menjadi silinder,
membubut bahan benda kerja hasil proses penuangan, membubut eksentris (proses
pengasarannya).
a. Geometri Pahat Bubut
Geometri/bentuk pahat bubut terutama tergantung pada material benda
kerja dan material pahat. Terminology standar ditunjukkan pada gambar 2.6 untuk
pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok adalah sudut
beram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi potong (cutting
edge angle). Sudut sudut pahat HSS dibentuk dengan cara diasah menggunakan
mesin gerinda pahat (tool grinder machine).
Gambar 2.6 Geometri pahat bubut HSS (Pahat diasah dengan mesin
gerinda pahat)
b. Jenis-jenis pahat bubut
Beragam bentuk benda kerja yang ingin kita buat di mesin bubut menuntut
kita untuk mempersiapkan bentuk-bentuk pahat bubut yang umum dipakai.
Gambar 2.7 menjelaskan bentuk pahat bubut dan bentuk benda kerja yang di
hasilkan. Bagian pahat yang bertanda bintang adalah pahat kanan, artinya
melakukan pemakanan dari kanan ke kiri.
Gambar 2.8 Cara pemasangan pahat bubut : (1) Posisi ujung pahat pada sumbu
benda kerja, (2) panjang pahat diusahakan sependek mungkin.
Pahat bubut bisa dipasang pada tempat pahat tunggal, atau pada tempat
pahat yang berisi empat buah pahat (Quick change indexing square turret).
Apabila pengerjaan pembubutan hanya memerlukan satu macam pahat lebih baik
digunakan tempat pahat tunggal. Apabila pahat yang digunakan dalam proses
pemesinan lebih dari satu, misalnya pahat rata, pahat alur, pahat ulir, maka
sebaiknya digunakan tempat pahat yang bisa dipasang sampai empat pahat.
Pengaturannya
sekaligus
sebelum
proses
pembubutan,
sehingga
proses
2.6.
Proses Gurdi
Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara
proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini
dinamakan proses bor, walaupun istilah ini sebenarnya kurang tepat. Proses gurdi
dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata
bor (twist drill). Sedangkan proses bor (boring) adalah proses meluaskan /
memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan batang bor (boring bar) yang
tidak hanya dilakukan pada Mesin Gurdi, tetapi bisa dengan Mesin Bubut, Mesin
Frais, atau Mesin Bor. Gambar 2.9 berikut menunjukkan proses gurdi.
pengikisan dengan daya penyerpihan yang besar. Jika terhadap benda kerja itu
dituntut kepresisian yang tinggi (ketepatan ukuran atau mutu permukaan) pada
dinding lubang, maka diperlukan pengerjaan lanjutan dengan pembenam atau
penggerek. Pada proses gurdi, beram (chips) harus keluar melalui alur helix pahat
gurdi ke luar lubang. Ujung pahat menempel pada benda kerja yang terpotong,
sehingga proses pendinginan menjadi relatif sulit. Proses pendinginan biasanya
dilakukan dengan menyiram benda kerja yang dilubangi dengan cairan pendingin,
disemprot dengan cairan pendingin, atau cairan pendingin dimasukkan melalui
lubang di tengah pahat gurdi.
Karakteristik proses gurdi agak berbeda dengan proses pemesinan yang lain,
yaitu:
Proses pembuatan lubang bisa sulit jika membuat lubang yang dalam.
Untuk pembuatan lubang dalam pada benda kerja yang besar, cairan
pendingin dimasukkan ke permukaan potong melalui tengah mata bor.
Elemen dasar proses gurdi dapat dihitung dengan menggunakan rumus dengan
memperhatikan gambar berikut:
Pahat ;
d
r
Mesin gurdi ; n
d=
Dimana :
dalam m/menit
.d.n
1000
d o +d i
2
d = diameter rata rata pahat gurdi ; mm
d o = diameter pahat gurdi ; mm
di
dalam mm/menit
= fZ .Z.n
; mm/menit
f z = gerak pemakan ; mm/putaran/mata potong
Dimana :
d o+ d i
2
; mm
Lt . i
Vt
Lt
Ln
Dimana :
; mm
Lv
Lw
Ln
; mm
( d od i ) /2
=
tan K r
i = banyaknya pemotongan ; kali
Lt = panjang pemotongan total ; mm
Lv
= panjang pengawalan ; mm
Lw = panjang pemotongan ; mm
Ln = panjang pengakhiran ; mm
pahat gurdi z
Z =
. d vf
4 1000
/menit
; cm/min
Keterangan :
a. Ragum
b. Klem set
c. Landasan (block parallel)
d. Pencekam alat gurdi
e. Cekam pahat gurdi pengencangan dengan tagan dan kunci
f. Sarung pengurang
g. Pasak pembuka
h. boring head
Ragum
Ragum untuk Mesin Gurdi digunakan untuk mencekam benda kerja pada
saat akan di gurdi.
Klem set
Klem set digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak
mungkindicekam dengan ragum.
Landasan (blok paralel)
Digunakan
sebagai
landasan
pada
penggurdian
lubang
tembus,
untuk
pembuatan
lubang
yang
diameternya
sama
dengandiameter pahat gurdi. Disebut pahat gurdi spiral karena pahat gurdi ini
mempunyai alur potong melingkar yang berbentuk spiral sepanjang badan. Pahat
gurdi spiral mempunyai dua bagian utama yaitu mata potong dan sudut pemotong.
Pahat gurdi spiral dibuat dari bahan baja karbon, baja campuran, baja kecepatan
tinggi dan karbida. Bentuk badan pahat gurdi ini tidak silindris tetapi berbentuk
tirus dari ujung sampai batas tangkai dengan kenaikan 0,05 mm setiap kenaikan
panjang 100 mm. Pahat gurdi spiral terdapat dua macam bentuk tangkai, yaitu
tangkai berbentuk silindris dan tangkai yang berbentuk tirus. Alur spiral
mempunyai sudut tatal dan dapat mempercepat keluarnya bram selama
penggurdian. Mata potong terdiri dari dua buah bibir pemotong. Tebal pahat gurdi
merupakan tulang/punggung yang berbentuk spiral, bagian ini terdapat di kedua
alur pemotong. Sisi pemotong terdapat sepanjang alur pemotong dan ini dapat
menentukan ukuran pahat gurdi.
-3
3-6
6-12
12-25
0.050-0.100
0.100-0.175
0.175-0.375
25-dan
0.375-0.675
Seterrusnya
2.7.
Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah suatu alat yang ekonomis untuk menghasilkan
permukaan yang halus dan dapat mencapai ketelitian yang tinggi. Mesin gerinda
merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata potong jamak, dimana
mata
potongnya
berjumlah
sangat
banyak
yang
digunakan
untuk
2.7.1. Menggrinda
Proses pemotongan logam dengan pembentukan geram yang banyak
digunakan pemotongan logam didapatkan dengan jalan menggesekan perkakas
gerinda (asah) yang berputar terhadap permukaan benda kerja. Proses pemotongan
hampir sama dengan proses pemotongan pada proses mengefrais. Perkakas
gerinda umumnya berbentuk slinder, cekam atau cup.
Kelebihan
Kekurangan
1. Skala pemakaman (depth of cut) harus kecil.
untuk memutarkan roda gerinda. Roda gerinda yang digunakan pada mesin
gerinda tangdan adalah sebuah piringan gerinda tipis. Mesin gerinda tangan dapat
digunakan untuk mengikis permukaan benda kerja (menggrinda) maupun
memotong benda kerja.vgerinda tangan biasanya digunakan untuk menghaluskan
permukaan benda kerja seteleh proses pengelasan, terutama pada benda kerja yang
berukuran besar.
2.8.
Alat Ukur
Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak
diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yangbaik merupakan kunci
dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat
cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit,
elemen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur
merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai
dengan kontrol kualitas di akhir produksi. (Widarto, 2008: 83)
mengukur lebar
mengukur tebal
Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang
didasarkan pada prinsip prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian
bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat
menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis.
Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro
bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari
bahan yang dilas.
3. Kimia
Tabel 2.5 Klasifikasi proses pengelasan, (sumber : Hasan iskandar, hal :6)
Tabel 2.5 menunjukan berbagai macam proses pengelasan yang utama ditinjau
dari kelompok pengelasan cair, pengelasan tekan, dan pamatrian, disamping itu
juga dilihat dari jenis sumber panas yang digunakan.
mencapai 4000
sampai 4500
ada 2 macam yaitu Listrik AC (Arus bolak balik) dan Listrik DC (Arus searah).
Proses terjadinya pengelasan karena adanya kontak antara ujung elektroda dan
material dasar sehingga terjadi hubungan pendek dan saat hubungan pendek
tersebut tukang las (welder) harus menarik elektroda sehingga terbentuk busur
listrik yaitu lompatan ion yang menimbulkan panas yang akan mencairkan
elektroda dan material dasar yang akan menyatu membentuk logam landasan
(weld metal).
2.9.3. Elektroda
Elektroda atau kawat las ialah suatu benda yang digunakan untuk
melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan
menimbulkan busur nyala. Banyak orang yang berfikir bahwa kawat las hanya
memiliki satu jenis saja. Apapun barang yang dilas, maka jenis las dan bentuk
kawatnya pun hsnys itu itu saja. Padahal sebenarnya, terdapat banyak sekali
jenis kawat las yang bisa dipanggil elektroda dipasaran. Suatu jenis elektroda ini
dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan. Elektroda atau kawat las ini
menentukan seberapa besar arus listrik yang pas untuk suatu pengerjaan
pengelasan. Elektroda sendiri memiliki berbagai kode sepesifikasi yang dapat kita
lihat pada kardus pembungkus kawat las. Kebanyakan pengelas biasa nya
menggunakan insting, pengalaman, dan kebiasaan dalam menentukan kawat las
dan besarnya arus listrik, namun kita dapat mengenal beberapa kode yang tertulis
dalam bungkus elektroda atau kawat las, khususnya yang memiliki tipe SMAW.
Kebanyakan masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang
mendalam mengenai dunia pengelasan berpikir bahwa hanya ada satu kawat las
saja. Tidak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya ada berbagai jenis kawat
las yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan untuk jenis matrial yang
berbeda. Perbedaan yang ada diantara berbagai jenis kawat las listrik atau yang
sering juga disebut elektroda ini terletak pada berbagai hal termasuk juga besaran
arus listrik yang akan dipergunakan dalam proses pengelasan. Matrial yang
berbeda membutuhkan besaran arus listrik yang berbeda pula untuk memberikan
hasil las yang paling pas, sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Gambar 2.25 Standar kode elektroda menurut AWS (sumber : Hasan iskandar, Hal
:35)
a) E menunjuk pada keterangan kawat las listrik alias elektroda.
b) XX (dua angka pertama) menunjuk pada kekuatan tarikan dari kawat las
yang dinyatakan dalam satuan kilo pund square inch atau Ksi. Satuan ini
juga sering dinyatakan dalam 1 N/mm2.
c) X (angka ketiga) menunjuk pada posisi pengelasan yang bisa dilakukan
dengan elektroda tersebut. Angka 1 menunjukkan penggunaan pada semua
posisi, angka 2 menunjukan bahwa kawat las tersebut dapat dipakai pada
posisi datar dan bawah tangan dan angka 3 menunjukkan bahwa kawat las
tersebut hanya dapat dipakai pada posisi plat saja.
d) X (angka ke empat) menunjuk pada jenis pelapisan dan arus yang
dipergunakan pada elektroda tersebut.
Sepesifikasi tersebut berlaku untuk penggunaan pengelasan pada Mild
Steel sementara untuk spesifikasi atau standar untuk proses pengelasan yang lain
seperti untuk Low Alloy Steel dan juga untuk Stainless Steel memiliki berbagai
kode tambahan lagi dibelakang kode standar yang telah disebutkan diatas.
Tabel 2.6 Kekuatan tarik elektroda menurut AWS (sumber : Hasan iskandar, hal :
35)
Kekuatan tarik
Klasifikasi
Ib/inchi2
kg/mm2
E 60xx
60.000,-
42
E 70xx
70.000,-
49
E 80xx
80.000,-
56
E 90xx
90.000,-
63
E 100xx
100.000,-
70
E 110xx
110.000,-
77
E 120xx
120.000,-
84
Tabel 2.7 Jenis selaput dan pemakaian arus (sumber : Hasan iskandar, hal : 36)
Angka Keempat
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis Selaput
Selulosa Natrium
Selulosa Kalium
Rutil Natrium
Rutil Kalium
Rutil Serbuk besi
Natrium Hydrogen rendah
Kalium Hydrogen rendah
Serbuk besi Oksida besi
Serbuk besi Hydrogen rendah
Pemakaian Arus
DC +
AC, DC +
AC, DC AC, DC + atau AC, DC + atau AC, DC +
AC, DC +
AC, DC + atau AC, DC +
penembusan sedang, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi
pengelasan tegak arah bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada amper
yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih banyak
kalium memudah kan pemakaian pada voltase mesin y ang rendah. Elektroda
dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk plat tipis.