Sunteți pe pagina 1din 21

BAB 2.

ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus
Ny. H usia 29 tahun,agama islam, suku bangsa jawa, pekerjaan Ibu rumah tangga. Alamat tinggal
Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember. masuk RS Tanggal 03 Maret 2015 Klien masuk rumah sakit
karena keluhan sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1 minggu
terakhir. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
Hasil pengkajian klien didapatkan klien mengeluh sesak, batuk berdahak dengan dahak berwarna
putih kental, dan klien merasa sesaknya berkurang setelah dilakukan pengasapan (nebulizer).
Klien terlihat cemas. Klien mengaku tidak nafsu makan. Klien juga mengatakan mempunyai
riwayat asma sejak kecil dan klien mengatakan bahwa ada salah satu anggota keluarganya yang
memiliki riwayat asma, yaitu ibunya.
Pemeriksaan fisik pada klien didapatkan hasil: rongga dada simetris, retraksi dinding dada (+),
taktil fremitus simetris antara kiri dan kanan, suara napas klien terdengar wheezing, resonan pada
perkusi dinding dada, dan sputum berwarna putih kental. Dari hasil observasi didapatkan hasil:
tingkat kesadaran: kompos mentis, dan hasil TTV: TD = 130/70 mmHg, RR = 36x/menit, HR =
76x/menit, suhu = 37o C.
Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb = 15,5 gr%, leukosit = 17.000/mm3,
trombosit 260.000/mm3, Ht = 47vol%. Klien saat ini mendapatkan terapi: IVFD RL 20 tts/i,
Pulmicort, Ventolin, Bisolvon dan O2 dengan nasal kanul 2 L. Pada pemeriksaan penunjang Xray dada/thorax, didapatkan hasil paru dalam batas normal.

Pengkajian
Tanggal / jam MRS

: 03 Maret 2015, pukul 14.00 WIB

Ruang

: Alamanda

No. Register

Dx. Medis

: Asma Bronkial

Tanggal Pengkajian

: 03 Maret 2015. Pukul 15.00 WIB

Identitas Klien

1. Nama : Ny. H
2. Umur

: 29 tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan


4. Agama : Islam
5. Suku / bangsa : Jawa
6. Bahasa : Jawa, Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
9. Status

: Sudah menikah

10. Alamat : Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

Penanggung jawab :
1. Nama : Tn. J
2. Umur : 30 tahun

3. Pekerjaan
4. Alamat

: Swasta
: Jl. Kerinci 39 Sumbersari, Jember

5. Hubungan dengan klien : Suami

Keluhan Utama

Klien mengeluh dadanya sesak dan batuk.

Riwayat Keperawatan Sekarang

Klien datang ke rumah sakit pukul 14:00 WIB Klien mengatakan selama 1 minggu terakhir
menderita sesak, batuk pilek, demam yang disertai dahak putih kental.

Riwayat Keperawatan Dahulu

Klien mengatakan bahwa sejak kecil menderita asma, klien pernah masuk rumah sakit di RS
Paru Jember Agustus 2012 karena sesak selama 2 minggu. Klien mengatakan sedang menjalani
pengobatan terapi yang di berikan dokter. Klien mengatakan Asma akan timbul saat dingin,
akibat debu dan mencium bau yang menyengat.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.

Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory Gordon

1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Apabila sakit, klien segera berobat ke rumah sakit/puskesmas.
2. Pola nutrisi / metabolik

Program diit RS

: bubur kasar

Intake makanan

1. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk


2. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
Intake cairan :
1. Sebelum sakit : 5 7 gelas sehari, air putih
2. Selama sakit : 3 4 gelas sehari, air putih

3. Pola eliminasi
Buang air besar :
1. Sebelum sakit : 1x sehari, warna kuning
2. Selama sakit : 1x sehari, warna kuning
Buang air kecil :
1. Sebelum sakit : 6 7x sehari,warna kuning.
2. Selama sakit : 3 4x sehari, warna kuning, tidak terpasang DC
3. Pola aktivitas dan latihan
4. Sebelum sakit :
Kemampuan perawatan
diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas ditempat tidur
Berpindah
Ambulasi / rom

0
V
V
V
V
V
V
V

Ket :
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu oranglain
3 = dibantu orang lain dan alat
1. Selama sakit :
Kemampuan perawatan diri 0
Makan/minum
V
Mandi
V
Toileting
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat tidur
V
Berpindah
V
Ambulasi / rom
V

Ket :

= mandiri

= alat bantu

= dibantu oranglain

= dibantu orang lain dan alat

5. Pola tidur dan istirahat


6. Lama tidur siang 2 jam
7. Lama tidur malam 7 jam
8. Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan tidurnya
9. Pola kognitif dan persepsi sensori

Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya
dapat mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi
serangan asma berulang akan semakin tinggi.
7. Pola persepsi diri
Klien yakin penyakitnya akan sembuh.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
9. Pola peran hubungan
Klien sebagai istri sekaligus ibu rumah tangga yang mempunyai hubungan
baik dengan keluarganya.
10. Pola managemen koping stress
Klien mengatakan apabila ada masalah selalu dibicarakan dengan keluarganya.
11. Sistem nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam dan selalu berdoa untuk kesembuhannya.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum

: klien tampak sesak

Kesadaran

: kompos mentis

Tekanan darah

: 130/70 mmHg

Frekuensi nafas

: 36x/menit

Nadi

:76x/menit

Suhu

: 37o C

Pemeriksaan fisik head to toe

1. Kepala
Mata
: Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, lensa jernih, pupil isokor, reflek cahaya
langsung +/+
1. Thorax
Paru

Inspeksi

: gerakan dada kanan dan kiri simetris

Palpasi

: taktil fremitus kanan dan kiri simetris, retraksi dinding dada (+)

Auskultasi

: suara napas klien terdengar wheezing

Jantung

Inspeksi

: iktus kordis tidak terlihat

Palpasi

: iktus kordis teraba di ICS V

Auskultasi

: suara jantung normal, bunyi tambahan (-)

1. Abdomen

Inspeksi : perut cembung, asites (-)

Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus normal

1. Ekstremitas
Superior : Oedem (-)
Sianosis(-)
Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal
Inferior : Oedem(-)
Sianosis(-)

Akral dingin(-)
Turgor kulit : normal

Hasil Pemeriksaan Diagnostik

1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Hasil pemeriksaan Ny.H didapatkan hasil sebagai berikut.

Sputum berwarna putih kental

Hb = 15,5 gr%

Leukosit = 17.000/mm3

Trombosit 260.000/mm3

Ht = 47vol%

2. Hasil Pemeriksaan Radiologi


Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan
gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan
yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
2. Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin
bertambah.
3. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
4. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka
dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
5. Hasil Pemeriksaan Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan
disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :

1. Perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise
rotation.
2. Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle
branch block).
3. Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau
terjadinya depresi segmen ST negative.
4. Hasil Pemeriksaan X-ray dada/thorax
Hal pemeriksaan yang didapatkan hasil paru dalam batas normal.

No
1

Problem List
Tanggal
03 Maret
2015

Data

Problem

DS:

1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.

DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.

suara napas klien terdengar wheezing

b.

sputum berwarna putih kental

c.

tingkat kesadaran: kompos mentish

d. TTV: RR = 36x/menitBersihan jalan nafas tidak efektifBronkopasme dispnea, wheezing,


batuk sputumRZ203 Maret 2015DS:
1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama 1
minggu terakhir.

Etiologi

2.

Pasien mengatakan merasa gelisah karena adanya penumpukan sekret

DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.

suara napas klien terdengar wheezing

b.

resonan pada perkusi dinding dada

c.

sputum berwarna putih kental

d.
tanda-tanda vital: RR = 36x/menitGangguan pertukaran gasGangguan suplai oksigen
(Alveoli Tertutup hipoksemia)RZ303 Maret 2015DS:
1.
Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2.
Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin meningkat
ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
a.

Klien tampak cemas

b.

suara napas klien terdengar wheezing

c.
TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o CIntoleransi aktivitasKelemahan dan keletihan
ketidakadequatan suplai OksigenRZ403 Maret 2015DS :
1.

Pasien mengaku tidak nafsu makan

2.

Intake makanan :

a.

Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk

b.

Selama sakit

3.

: 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk

Intake cairan

a.

Sebelum sakit : 5 7 gelas sehari, air putih

b.

Selama sakit

: 3 4 gelas sehari, air putih

DO:
1.
Makanan pasien tidak habisPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhAnoreksia
deficit cairan dan nutrisiRZ

Prioritas Diagnosis Keperawatan

1. Dx I : Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme ditandai dengan


DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama
1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
1. suara napas klien terdengar wheezing
2. resonan pada perkusi dinding dada
3. sputum berwarna putih kental
4. TTV: RR = 36x/menit

2. Dx II : Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen (bronkospasme)ditandai


dengan
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk yang disertai dahak yang telah dirasakan selama
1 minggu terakhir.

2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO:
Pemeriksaan Fisik:
1. retraksi dinding dada (+)
2. suara napas klien terdengar wheezing
3. resonan pada perkusi dinding dada
4. sputum berwarna putih kental
5. TTV: RR = 36x/menit
6. Dx III : Intoleransi aktivitas b.d ketidakadequatan suplai Oksigen ditandai dengan
DS:
1. Pasien mengeluh sesak napas dan batuk berdahak dengan sputum berwarna putih kental
yang telah dirasakan selama 1 minggu terakhir.
2. Keluhan ini terjadi saat klien sesak dan batuk sewaktu bangun pagi dan semakin
meningkat ketika beraktivitas.
DO:
1. Klien tampak cemas
2. Suara napas klien terdengar wheezing
3. Pemeriksaan Fisik:
TTV: RR = 36x/menit, suhu = 37o C

4. Dx IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia ditandai dengan
DS:
1. Pasien mengaku tidak nafsu makan
2. Intake makanan :

1. Sebelum sakit : 3x sehari,makan habis 1 porsi, sayur, lauk-pauk


2. Selama sakit : 3x sehari makan habis 3-4 sendok sayur, lauk-pauk
3. Intake cairan :
4. Sebelum sakit : 5 7 gelas sehari, air putih
5. Selama sakit : 3 4 gelas sehari, air putih
DO:
1. Makanan pasien tidak habis

Nursing Care Plan

No

Tanggal

Jam

1.

03 Maret 15.00
2015
WIB

No
Dx

Perencanaan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil

Rasional

IMenunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif setelah dilakukan perawatan selama 224 jam,
yang ditandai oleh:
1.

Mempunyai jalan nafas yang paten

2.

Klien tidak merasa sesak nafas

3.

Klien dapat mengeluarkan secret secara efektif

4.

Irama nafas teratur

5.

Pada pemeriksaan auskultasi

Whezing (-)
Frekuensi pernafasan (20-30 x/menit)
b.

Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas

c.

Ukur frekuensi pernafasan. Catat rasio inspirasi-ekspirasi

d.

Kaji pasien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur

e.

Bantu klien nafas dalam

f.

Kolaborasi pemberian obat golongan B2

g.
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum seperti warna,
karakter, jumlah, dan baua. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan
nafas
b. Pernafasan dapat melambat
c.

Peninggi kepala tempat tidur mempermudah pernafasan dengan menggunakan gravitasi.

d. Ventilasi maksimal membuka lumen jalan nafas dan meningkatkan gerakan secret ke dalam
jalan nafas.
e. Pemberian bronkodilator via inhalasi akan langsung menuju area bronkus yang mengalami
spasme sehingga lebih cepat berdilatasi
f. Mencegah pasien dan keluarga merasa cemas saat melihat perubahan secret pasienZK2.03
Maret 201519.00 WIB
IIPertukaran gas adekuat setelah dilakukan perawatan selama 224 jam dengan
Kriteria hasil:
1.
Klien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan AGD
dalam batas normal (pH = 7,35 7,45; PaO2 = 80 100 mmhg; PaCO2 =38 45 mmhg)
2.

RR 16-20 x/menit

3.

Sianosis (-)

4.

Dispnea (-)

5.

Klien mau berpartisipasi dalam program pengobatan sesuai tingkat kemampuan

a.

Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir

b.

Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas

c.

Kolaborasi untuk pemantauan analisis GDA

d.

Kolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

e.
Ajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan

b. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi semifowler


c.

PaCO2 yang meningkat dapat menandakan terjadinya kegagalan penafasan

d. Untuk memberikan aksi bronkodolator langsung kedalam pernafasan sehingga dapat


memperbaiki pertukaran gas
e. Keluarga adalah orang yang selalu berada disisi klien, yang akan mengetahui lebih banyak
mengenai kondisi klienZK
3.04 Maret 201507.00 WIBIIISetelah dilakukan perawatana selama 224 jam, pasien dapan
menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan ditandai dengan.
1.
Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan
tidak adanya dyspnea dan kelemahan yang berlebihan.
2.

TTV dalam batas normal.

3.
Frekuensi pernafasan saat beraktivitas dalam batas normala. Evaluasi respon pasien
terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan atau kelelahan dan perubahan
tanda vital selama dan setelah aktivitas.
b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung sealama fase akut sesuai indikasi, dorong
penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya kesimbangan aktivitas
dan istirahat
d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas
selama fase penyembuhan
e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.a.
kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi
b.

Menetapkan kemampuan atau

Menurunkan stress dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat

c. Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan


metabolik,menghemat energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas ditentukan dengan
respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan
d.

Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

e.

menunjukan kerja sama dan pasien merasa lebih diperhatikanZK4.04 Maret 201514.00 WIB

IV.Pemenuhan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan intervensi selama 324 jam
dengan kriteria hasil :

a.

nafsu makan pasien akan kembali normal

b.

menunjukan pemahaman kebutuhan diet individu

c.
menunjukan peningkatan berat badan sesuai tujuan dalam nilai laboratorium normalb.
Catat status nutrisi klien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan
berat badan, riwayat mual/muntah
c.

Pastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

d.
Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan
pasien kecuali kontraindikasi
e.
Rujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta.
derajat/luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat

Berguna dalam mendefinisikan

b. Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan khusus. Pertimbangkan keinginan individu


dapat memperbaiki masukan diet
c. Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi
kebutuhan personal dan cultural
d. Memberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adekuat untuk kebutuhan
metabolik dan dietZK

Implementation

1. No Dx I
No

Tanggal

Jam

1.

03 Maret
2015

15.00
WIB

Implementasi
Evaluasi Formatif
a.
Mengauskultasi bunyi
nafas. Mencatat adanya
bunyi nafas

b.

Mengukur frekuensi pernafasan. Mencatat rasio inspirasi-ekspirasi.

c.

Mengkaji klien untuk posisi nyaman. Misalnya Peninggi kepala tempat tidur

d.

Membantu klien nafas dalam

e.

Berkolaborasi pemberian obat golongan B2

Paraf

f.
Mengajak keluarga ikut serta dalam latihan nafas dalama.
wheezing

Terdengar bunyi nafas klien

b.

Fase inspirasi klien lebih lambat dari pada fase ekspirasi.

c.

Klien merasa lebih nyaman dengan menggunakan peninggi kepala di tempat tidur

d.

Klien dapat mengontrol dispneu

e.

Klien merasa lebih nyaman, spasme jalan nafas klien menurun

f.

Klien mampu melakukan nafas dalam dengan baik dan benarZK

2. No Dx II
No

Tanggal

1.

03 Maret
2015

Jam

Implementasi
Evaluasi Formatif
a. Mengkaji frekuensi,
19.00 kedalaman pernapasan. Catat
WIB penggunaan otot aksesori,
nafas bibir

Paraf

b.

Meninggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah bernafas

c.

Berkolaborasi untuk pemantauan analisis GDA

d.

Berkolaborasi pemberian bronkodilator secara aerosol

e. Mengajak keluarga untuk berpartisipasi dengan memanggil perawat jika pasien mengalami
asmaa. Terlihat pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
b.

ZK

Pasien merasa lebih baik saat posisi kepala lebih tinggi

3. No Dx III
No

Tanggal

Jam

1.

04 Maret
2015

07.00
WIB

Implementasi
Evaluasi formatif
a. Mengevaluasi respon pasien
terhadap aktivitas. Mencatat
laporan dispnea, peningkatan
kelemahan atau kelelahan dan
perubahan tanda vital selama dan
setelah aktivitas.

Paraf

b. Memberikan lingkungan tenang dan membatasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi,
mendorong penggunaan manajemen stress dan pengalih yang tepat
c. Menjelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat
d. Membantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Memberikan kemajuan peningkatan
aktivitas selama fase penyembuhan
e.

melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien.a.

TD=110/70

S = 36,8 C
N =98x/menit
RR= 30x/ menit
b.

pasien beristirahat

c.

pasien mengerti dan mau melakukannya

d.

Pasien terlihat lebih baik dan lebih nyamanZK

4. No Dx IV
No

Tanggal

Jam

Implementasi

Evaluasi formatif

Paraf

04 Maret
2015

1.

b.

14.00
WIB

a. Mencatat status nutrisi klien


pada penerimaan, catat turgor
kulit, berat badan dan derajat
kekurangan berat badan, riwayat
mual/muntah

Memastikan pola diet pasien, yang disukai/tak disukai

c. Mendorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi
dengan pasien kecuali kontraindikasi
d. Merujuk ke ahli diet untuk menentukan komposisi dieta.
b.

Pasien mau makan namun hanya setengah porsiZK

No
1.

Pasien terlihat lebih baik

Evaluasi/SOAPIE
Tanggal/Jam No. Dx
05 Maret 2015

Evaluasi

15.00 WIBIS = Sesak berkurang, batuk berdahak masih ada


O = TD :110/80 mmhg, Suhu : 37 C, Nadi 97 x/menit, Nafas : 24 x/ menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi lanjutkan
I = Ajarkan klien batuk efektif
E = Klien memperagakan latihan batuk efektif dengan tepatZK2.05 Maret 2015

19.00 WIBIIS = Pasien merasakan sesaknya berkurang, dan keadaannya lebih baik
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 36C, nadi 90 x/menit, RR= 24x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = Terapi dilanjutkan
I = Ajarkan klien nafas dalam

E = Klien memperagakan latihan nafas dalam dengan tepatZK3.06 Maret 2015

07.00 WIBIIIS = Pasien merasakan sesaknya berkurang, namun merasa masih lemah
O = TD : 110/80 mmhg, suhu 37 C, nadi 95 x/menit, RR= 25x/menit, wheezing (+)
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = Anjurkan pasien untuk istirahat
E = Klien istirahatZK4.06 Maret 2015

14.00 WIBIVS = Pasien mengatakan mulai nafsu makan namun masih ada sedikit rasa mual
O = makanan habis porsi
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi keperawatan
I = berikan makanan kesukaan pasien yang sesuai dengan diet pasien
E = pasien tidak mual, makanan habis 1 porsiZK

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC

S-ar putea să vă placă și