Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap hari meruapakan bagainnya
dari keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Keperawatan keluarga merupakan tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satukesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan dan perawatan sebagai penyalur. Sasaran keperawatan
keuarga yaitu individu, family atau keluarga dan community atau masyarakat. Prinsip
utama dalam perawatan kesehatan masyarakat mengatakan bahwa keluarga adalah unit
atau kesatuan dari pelayanan kesehatan.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan , dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan
metodelogi proses keperawatan, berpedomen pada standar praktik keperawatan, dilandasi
etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendidikan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga secara mandiri.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada anak usia
inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses tumbuh
kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan kembang
anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam pola
hidup sehat.
Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan perkembangan
yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak anak merupakan masa pertumbuhan
dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain/ toddler ( 1-2, 5
tahun ), prasekolah ( 2,5 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga remaja (11- 18
tahun )
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak
merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak
dapat diulang setelah usianya bertambah.
B. Rumusan Masalah
1. Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia prasekolah
2. Asuhan keperawatan keluarga dengan usia lanjut
C. Manfaat
1. Untuk menambah wawasan mengenai pengertian perkembangan tahap keluarga usia
prasekolah
2. Untuk menambah wawasan mengenai pengertian perkembangan tahap keluarga usia
lanjut
3. Menjelaskan bagaimana mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan usia
prasekolah
4. Menjelaskan bagaimana mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan usia
lanjut
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada
dalam tahapan sebelumya :
a. Anak prasekolah umumnya aktif. Mereka telah memiliki penguasaan dan
control terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan
sendiri.
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang
cukup, sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat
cukup.
c. Otot otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control
terhadap jari dan tangan. Olehy karma itu biasanya anak belum terampil,
belum biasa melakukan kegiatan yang rumit misalnya mengikat tali sepatu.
d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada objek objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya
koordinasi tangan masih belum sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak
masih lunak.
f.
Walaupun anak laki laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam
tugas yabg bersifat praktis, khusubya dalam tugas motorik halus.
Cara yang dilakukan agar anak berkembang menjadi kompeten dengan cara sebagai
berikut :
a. Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
b. Tunjukan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
1. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak.
3. Mengintegrasi anak yang baru
sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua
dan anak) dan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit virus dan paparan yang
meningkat, anak-anak usia prasekolah sering menderita sakit dengan satu penyakit infeksi
minor secara bergantian. Penyakit infeksi sering terjadi bolak-balik dalam keluarga.
Sering ke dokter, merawat anak-anak yang sakit, kembali ke rumah untuk menjemput
anak sakit dari taman kanak-kanak merupakan krisis mingguan. Jadi kontak anak dengan
penyakit infeksi dan menular dan kerentanan umum mereka terhadap penyakit merupakan
masalah-masalah kesehatan utama.
Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian-kejadian ini
lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana pengasuh dewasa tidak
ada (orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga dengan pendapatan rendah. Keamanan
lingkungan dan pengawasan anak yang adekuat merupakan kunci untuk mengurangi
kecelakaan.
Suami-ayah menerima lebih banyak keterlibatan dalam tanggungjawab rumah tangga
selama tahap perkembangan keluarga ini daripada tahap lain, persentase terbesar dalam
tahap ini digunakan untuk aktifitas perawatan anak. Keterlibatan ayah dalam perawatan
anak saat ini benar-benar penting, karena hubungan ini dengan anak usia prasekolah dapat
membantu anak mengindentifikasi jenis kelaminnya. Khusus bagi anak laki-laki dalam
usia 5 tahun, penting sekali bagi mereka untuk bergaul secara rapat dengan lingkungan
terbatas yang kuat, ayah yang hanya atau pengganti ayah sehingga identitas peran lakilaki dapat terbentuk (Walters, 1976).
Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang secara
perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan dirinya sendiri, plus
membantu ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Di sini bukan
produktifitas anak yang penting, melainkan proses belajar yang berlangsung.
Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak kedua dalam
keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan perkawinan dari pada
kelahiran anak pertama. Feldman (1961) melaporkan bahwa peran orangtua membuat
peran-peran perkawinan lebih sulit, seperti terungkap dalam observasi berikut ini :
pasangan suami istri masing-masing merasakan perubahan kepribadian yang negatif ;
mereka kurang puas dengan keadaan di rumah, terdapat banyak interaksi yang
berorientasi pada tugas, pembicaraan pribadi lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat
pada anak lebih banyak, kehangatan yang diberikan kepada anak lebih banyak dari pada
yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan hubungan seksual lebih rendah
(Feldman, 1969).
Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para konselor
keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan dalam tahap siklus
ini. Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam tahun-tahun seperti ini
karena ikatan perkawinan yang lemah atau tidak memuaskan. Privasi dan waktu bersama
merupakan kebutuhan yang utama. Konseling perkawinan dan kelompok-kelompok
pertemuan perkawinan merupakan sumber-sumber yang penting dikalangan kelas
menengah. Akan tetapi keluarga tanpa sumber-sumber ekonomi, hanya memiliki bantuan
yang terbatas untuk memperkokoh upaya penyelamatan perkawinan. Terdapat trend bagi
para pastur dan pendeta untuk menjadi terlatih sebagai konselor perkawinan dan konselor
keluarga yang tidak bisa mengupayakan terapi pribadi.
Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia prasekolah
mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara cepat belajar
mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan menangkap bahasa
dengan cepat.
Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota keluarga
yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi kebutuhan anak yang lebih
tua. Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis merupakan suatu
kejadian traumatik. Persiapan anak-anak menjelang kelahiran seorang bayi membantu
memperbaiki situasi, khususnya jika orangtua sensitif terhadap perasaan dan tingkah laku
anak yang lebih tua. Persaingan dikalangan kakak beradik (sibling rivalry) biasanya
diungkapkan dengan memukul atau berhubungan secara negatif dengan bayi, tingkah laku
regresif, melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian. Cara terbaik menangani
persaingan dikalangan kakak adik adalah dengan meluangkan waktu setiap hari untuk
berhubungan lebih erat dengan anak yang lebih tua untuk meyakinkannya bahwa ia masih
dicintai dan dikehendaki.
Kira-kira saat anak mencapai usia prasekolah, orangtua memasuki tahap pengasuhan
anak yang ketiga, salah satunya belajar berpisah dari anak-anak ketika mereka mulai
masuk ke kelompok bermain, tempat penitipan anak, atau taman kanak-kanak. Tahap ini
berlangsung terus selama usia prasekolah hingga memasuki awal usia sekolah. Pisah
seringkali terasa sulit bagi orangtua dan mereka perlu mendapat dukungan dan penjelasan
tentang bagaimana penguasaan tugas-tugas perkembangan anak usia prasekolah
memberikan kontribusi untuk semakin meningkatnya otonomi mereka.
Pisah dari orangtua juga sulit bagi anak-anak usia prasekolah. Pisah dapat terjadi karena
orangtua pergi bekerja, ke rumah sakit, melakukan perjalanan atau berlibur. Persiapan
keluarga untuk pisah dengan anak sangat penting dalam membantu anak menyesuaikan
diri terhadap perubahan.
Membantu keluarga untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana setelah kelahiran
seorang bayi, atau melanjutkan kontrasepsi jika tidak terdapat kehamilan, juga
diindikasikan. Misalnya, adalah tidak biasa bagi seorang wanita untuk berhenti
menggunakan alt kontrasepsi karena terlambat haid dengan keyakinan bahwa ia hamil,
hanya untuk mencari tahu apakah kehamilannya terjadi karena hubungan seks tanpa
perlindungan kontrasepsi.
Kedua orangtua perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk
mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai tugas-tugas
dan tanggungjawab di rumah. Orangtua dari golongan kelas rendah dan orang tunggal
sering tidak punya kesempatan untuk melakukan hal ini, dan keluarga-keluarga ini
mendapat kepuasan paling sedikit terhadap pergaulan mereka dan komunitas yang lebih
luas karena posisi mereka yang terasing dan kekurangan sumber-sumber yang tersedia
bagi mereka.
3. Masalah-Masalah Kesehatan.
Banyak sekali masalah kesehatan yang telah diidentifikasi sepanjang pembahasan kita
tentang keluarga dengan anak usia prasekolah. Seperti telah dinyatakan sebelumnya,
masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-penyakit menular yang lazim pada
anak dan jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan-kecelakaan yang lain yang terjadi
selama usia prasekolah.
Masalah-masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah hubungan
perkawinan. Beberapa studi mencoba meneliti menurunnya kepuasan yang dialami oleh
banyak pasanga selama tahun-tahun ini dan perlunya penanganan terhadap masalah ini
untuk memperkokoh dan memberikan semangat pada unit lain yang vital ini. Masalahmasalah kesehatan lain yang penting adalah persaingan diantara kakak-adik, keluarga
berencana, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalah-masalah pengasuhan
anak seperti membatasi lingkungan (disiplin), penganiayaan dan menelantarkan anak,
keamanan di rumah dan masalah-masalah komunikasi keluarga.
Strategi-strategi promosi kesehatan umum berhubungan erat selama tahap ini, karena
tingkah laku gaya hidup yang dipelajari selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan
konsekuensi-konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang. Pendidikan kesehatan
keluarga diarahkan pada pencegahan masalah-masalah kesehatan utama seperti merokok,
penyahagunaan obat-obatan dan alkohol, seksualitas manusia, keselamatan, diet dan
nutrisi, olahraga dan penanganan stress/dukungan sosial. Tujuan utama bagi para
perawat yang bekerja dengan keluarga dan anak usia prasekolah adalah membantu
mereka membentuk gaya hidup yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik,
intelektual, emosional dan sosial secara optimal. (Wilson, 1088, hal. 177).
Kemungkinan diagnosa
Resiko cidera
Resiko trauma
Resiko keracunan
Resiko infeksi
Peran perawat
Penyelia imunisasi
Persepsi tahap siklus kehidupan ini sangat berbeda dikalangan keluarga lanjut usia.
Beberapa orang merasa menyedihkan, sementara yang lain merasa hal ini merupakan
tahun-tahun terbaik dalam hidup mereka. Banyak dari mereka tergantung pada sumbersumber finansial yang adekuat, kemampuan memelihara rumah yang memuaskan, dan
status kesehatan individu. Mereka yang tidak lagi mandiri karena sakit, umumnya
memiliki moral yang rendah dan keadaan fisik yang buruk sering merupakan anteseden
penyakit mental dikalangan lansia (Lowenthal, 1972). Sebaliknya lansia yang menjaga
kesehatan mereka, tetap aktif dan memiliki sumber-sumber ekonomi yang memadai
menggambarkan proporsi orang-orang yang lebih tua dan substansial dan senantiasa
berpikir positif terhadap kehidupan ini.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985) dan Hurlock
(1980)
3.
Masalah-Masalah Kesehatan.
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber finansial yang
tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami oleh
lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia (Kelley et al, 1977). Oleh
karena itu, terdapat masalah-masalah kesehatan yang multipel. Pasangan atau individu lansia
dalam semua fase sakit kronis mulai dari fase akut hingga fase rehabilitasi sangat
membutuhkan bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara medis (pengkajian fisik,
reaksi-reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan (mengkaji respons klien terhadap
sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah relevan disini. Promosi kesehatan
tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya dalam bidang nutrisi, latihan, pecegahan
cidera, penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif dan berhenti merokok.
Semakin tua, kemungkinan terkena beberapa penyakit atau penurunan kondisi tubuh semakin
meningkat. Penyakit yang biasanya menyerang usia lanjut adalah radang sendi dan
osteoporosis.
Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidak hadiran gangguan-gangguan mental,
berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk
menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
Depresi yang dimaksud adalah suatu gangguan suasana hati dimana individu merasa sangat
tidak bahagia., kehilangan semangat, dan bosan. Orang yang menderita depresi seperti ini
mudah kehilangan stamina, tidak merasa sehat, nafsu makan kurang, lesu, dan kurang
bergairah. Gangguan kecemasan adalah gangguan psikologis yang dicirikan dengan
ketegangan motorik (seperti gelisah dan gemetar), hiperaktivitas (pusing, jantung berdebar,
atau berkeringat), dan pikiran yang mencemaskan. Penelitian membuktikan bahwa orang usia
lanjut memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kecemasan
daripada depresi (George dkk, 1988)
Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan sejumlah masalah
termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah psikologis adalah masalah kesehatan
yang serius, khususnya bila bersama-sama dengan sakit fisik. Pengkajian dan penggunaan
sistem dukungan sosial keluarga atau individu harus menjadi bagian integral dari perawatan
kesehatan keluarga.
Proses menua dan menurunnya kesehatan menyebabkan betapa pentingnya pasangan
menikah saling menolong satu sama lain. Karena wanita hidup lebih lama dari pada pria, dan
biasanya mereka orang yang membantu suami yang sakit atau yang tidak berdaya. Dalam
kebanyakan kasus, penyakit bersifat kronis dan berkembang menjadi tak berdaya, sehingga
perlu waktu untuk menyesuaikan terhadap situasi terakhir. Suami menemukan tugas merawat
istri sebagai suatu tugas yang lebih sulit, karena peran merawat, memelihara dan menjadi ibu
rumah tangga semata-mata masih sebagai peran wanita.
Definisi nutrisi dikalangan lansia terjadi secara luas dan menimbulkan banyak masalah yang
berkaitan dengan penuaan (lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan ada beberapa lagi).
Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan
Maglaya (1978).
Tabel 2.3 Kriteria skoring
KRITERIA
1) Sifat masalah:
a. Tidak/kurang sehat (aktual)
b. Ancaman kesehatan (resiko)
c. Krisis/keadaan sejahtera
(potensial)
SKOR
BOBOT
1
3
2
1
2
2
1
0
1
3
2
1
4) Menonjolnya masalah:
a. Masalah berat harus segera
ditangani
b. Ada masalah, tetapi tidak
perlu harus segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan
1
2
0
Sumber: Salvari, 2013
Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
oleh keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien sehingga tingkat
ketergantungan dapat diminimalisasi.
d. Tahapan Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga
yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan
sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga. Implementasi diprioritaskan
sesuai dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga,
dan didasarkan pada asuhan keperawatan yang telah disusun (Sudiharto,
2007). Pada tahap ini perawat mendapat kesempatan membangkitkan minat
keluarga untuk mengubah perilaku ke arah hidup sehat (Salvari, 2013).
e. Tahapan Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan anatar hasil, implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan
bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana
keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu:
a. Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan
bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan
kegiatan yang ddilakukan, sistem penulisan evaluasi formatif ditulis dalam
catatan kemajuan atau menggunakan sistem SOAP.
b. Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan,
sistem penulisan evaluasi sumatif ditulis dalam bentuk catatan naratif atau
laporan ringkasan (Salvari, 2013).
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah
Nama
: Tn. Nivos
Umur
: 65 tahun
Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Nias
Pendidikan
: S.Pd
Perkerjaan
: Pensiun
Alamat
No. Telpon
: -
2. KOMPOSISI KELUARGA
No Nama
1 Tn.Nivos
2 Ny.Martinova
L/P
L
P
Umur
65
60
Hub. Klg
Suami
Istri
Perkerjaan
Pensiun
IRT
Pendidikan
S.Pd
SMA
3. GENOGRAM
4. TIPE KELUARGA
a. Jenis Type Keluarga : keluarga The nuclear family
b. Masalah Yang terjadi dengan tipe tersebut : Keluarga mengatakan sering
merasa sakit sakitan dan merasa kesepian karena hanya tinggal suami isteri.
5. SUKU BANGSA
a. Asal Suku Bangsa : Tn.Nivos dan Ny.Martinova sama-sam suku Nias.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan: selama ini tidak ada hal hal
yangbertentangan dengan budaya.
Agama Tn.Nivos adalah Kristen Protestan, dan begitu pula dengan Ny.Martinova.
Tn.Nivos dan Ny.Martinova Mengatakan selalu berusaha untuk mengikuti
kebaktian setiap hari minggu dan mereka selalu berdoa bersama di rumah kecuali
jika Tn.Nivos tidak ada dirumah, dan begitu juga dengan Ny.Martinova.
B.
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : disini keluarga termasuk dalam tahap
perkembangan usia dewasa akhir, dan anak anak mereka sudah pada meninggalkan mereka
dari rumah.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : memepertahankan
kesehatan, karena keluarga cemas ketika salah satunya sakit.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny.Martinova mengatakan bahwa dia pernah
mengalami usus buntu dan sudah dioperasi Tn.Nivos mengatakan selama ini
megalami sesak napas, dan kadang kadangsering kambuh.
b. Riwayat penyakit keturunan
Menurut keluarga tidak ada keluarga yang memilki riwayat sakit yang sama dengan
mereka.
c. Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga
No Nama
BB
Umur
Tn.Nivos
70 kg 65
Ny.Martinova 55 kg 60
Masalah
kesehatan
Tindakan yang
telah dilakukan
Gangguan
pola nafas
Menembus obat
yang telah
direspkan dokter
karena Tn.Nivos
mengatakan
sudah
ketergantungan
obat.
-Nyeri perutMelakukan
dan minumoperasi dirumah
obat yang disakit negeri.
beli diapotik
-Pusing
-Klien mengatakan
bahwa
tekanan
darahnya turun naik.
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Tn.Nivos dan
Ny.Martinova jika dirinya sakit biasanya berobat di puskesmas.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1.
Karakteristik rumah
a.
b.
c.
Kepemilikan : pribadi
d.
e.
f.
Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah
g.
Sumber air minum : air hujan yang dimasak dan air galon
h.
i.
j.
k.
2.
a.
b.
Aturan/kesepakatan : apabila ada orang baru atau tamu yang menginap wajib
lapor RT / RW
c.
Budaya : didalam satu lingkungan klien semua suku ada dan kebanyakan orang
Nias
3.
Mobilitas geografis keluarga : klien mengatakan dia hanya dirumah saja karena
biasanya anak dan cucunya yang berkunjung keruma.
4.
5.
System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga ada maslah dalam
kesehatan, hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan
sudah terbiasa saling pengertian.
D.
STRUKTUR KELUARGA
1.
2.
3.
Struktur peran ( peran masing masing anggota keluarga ) : Dalam keluarga Tn.Nivos
sebagai kepala keluarga berkewajiban memipin keluarga dan dibantu Ny.Martinova.
4.
Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat Nias dan beragama Kristen
protestan keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap suami terhadap isteri. Selama ini dirinya dan suaminya makan bersama setiap
E.
FUNGSI KELUARGA
1.
Fungsi Afektif : klien mengatakan selama ini klien antara suami istri saling tolong
menolong dan saling pengertian dan selalu komunikasi kepada anak anak mereka.
2.
Fungsi sosialisasi : klien mengatakan sampai sejauh ini baik dan hubungan dengan
keluarga besarnya mau pun kecil baik baik saja. Hubungan keluarga dengan orang lain
pun baik, terutama tetangga-tetangga terdekat.
3.
Menurut keluarga, masalah kesehatan yang sering dihadapinya yaitu asma dan
pusing dan persiapan berpisah dengan pasanganya.
b.
Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang
sedang
dialami : klien mengatakan sejauh ini dirinya hanya berbicara dengan anak dan
antar suami isteri dan minum obat.
c.
d.
4.
5.
Fungsi reproduksi
a.
b.
Akseptor : tidak
6.
Fungsi ekonomi
Fungsi ekomoni dahulunya tidak ada kendala karena kebutuhan tiap bulan diberi anak
anaknya.
2.
3.
4.
Strategi koping : klien mengatakan itu memang waktu yang tepat, dimana anak
sudah menikah dan membangun rumah tangga sendiri.
5.
H. HARAPAN KELUARGA
1.
Terhadap masalah kesehatan : klien mengatakan mungkin ini masalah yang didapatkan
dimasa lanjut usia.
2.
Terhadap petugas kesehatan yang ada : klien mengatakan agar mahasiswa yang datang
bisa berbagi pengetahuan.
I.
PEMERIKSAAN FISIK
No
1
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
BB
TB
Kepala :
Rambut
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
JVP
Kelenjar Tiroid
Dada
Mamae
Inspeksi
Palpasi
Paru
Inspeksi
Palpasi
55 kg
150 cm
Tidak
cairan.
ada
penimbunan
Auskultasi
Jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi
6
7
Genetalia
Eksremitas atas dan
bawah
Inspeksi
Berfungsi dengan baik
Berfungsi dengan baik
Perkusi
Reflek patella lemah.
Klien mengatakan kadanga
Klien mengatakan kadangterasa lemah.
kadang klien mengatakan
terasa lemah jika akan
berjalan.
PENGKAJIAN
Keluarga belum bisa mengenal masalah.
Kesehatan
2
3
4
5
4
5
PENGKAJIAN
Tn.Nivos, sudah mengenal masalah.
Dengan klien mengatakan bahwa dia tidak bisa kalau
tidak minum obat.
Klien juga mengatakan bahwa masalah ini dirasakan
sejak 10 tahun yang lalu, waktu masuk rumah sakit,
rontgen tidak ada masalah, cuma ada penyempitan
saluran nafas.
Klien mengatakan sejak sakit dia sudah berhenti
merokok.
Mengambil
Keputusan Tn.Nivos mengatakan bahwa dirinya tidak bisa putus
yang tepat
minum obat.
Jadinya biasanya isteri selalu mengingatkan.
Merawat
anggota Ny.Martinova selalu menemani Tn.Nivos, jika sakit
keluarga
yang
sakitdan mengurut urut dada Tn.Nivos.
ataupun punya masalah
Memodifikasi lingkungan Menciptakan lingkungan yang bersih karena Tn.Nivos
juga alergi terhadap debu.
Memanfaatkan
saranaJika sakit klien pergi kepuskesmas dengan menggunakan
kesehatan
JAMKESMAS.
Mengambil
yang tepat
PENGKAJIAN
keluarga sudah bisa mengenal masalah
Keluarga mengatakan biasanya merasa kesepian,
keluarga meengatakan menelpon atau melihat foto foto
anaknya.,
Keputusan keluarga bermusyawarah untuk menelepon anaknya
terdekat agar berkunjung kerumah.
Merawat
anggotaKlien mengatakan biasanya kesepian kita saling
keluarga
yang
sakitbercerita.
ataupun punya masalah
Memodifikasi lingkungan Keluarga kadang kadang merasa kesiapan karena
hanya berdua saja dirumah.
Keluarga memasang foto anak- anak dan cucunya
diruangan tamu dan kamarnya.
Memanfaatkan
saranakesehatan
N. ANALISA DATA
NO
1.
DATA
PROBLEM
Ds :
Kurang
Keluaraga
pengetahuan/informasi.
mengatakan bahwa
dirinya kurang bisa
dalam mengatasi
masalah kesehatan
yang dialaminya.
Do:
Keluarga tampak
binggung ketika
ditanya.
2.
Ds:
Kurang mengenal
Gangguan
pola
Klien
masalah
nafas
mengatakan bahwa
biasanya kalau
kehabisan obat
klien merasakan
sesak dan ketika
terkena debu juga.
Do :
Klien tampak
terenggah
terenggah
.
Ds :
Kurang mengetahui tugas Resiko kesepian
Klien
perkembangan keluarga
mengatakan
dewasa akhir/lansia
merasa kesepian
sejak ditinggalkan
oleh anakanaknya.
Do:
3.
ETIOLOGI
Keefektifan
Manajemen
Kesehatan Diri.
Klien tampak
sedih ketika dikaji.
O. SKORING
1.
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
KRITERIA
SIFAT MASALAH
Tidak sehat
Ancaman kesehatan
Krisis atau keadaan
sejahtera
KEMUNGKINAN
MASALAH
DAPAT
DIUBAH
Dengan Mudah
Hanya Sebagian
Tidak dapat
PONTISIAL
MASALAH
DAPAT
DICEGAH
Tinggi
Cukup
Rendah
MENONJOLNYA
MASALAH
Masalah berat, harus
segera ditangani
Ada masalah, tapi tidak
perlu segera ditangani
Masalah
tidak
dirasakan
SKOR BOBOT
2/3
3
2
1
2
1
0
Pembenaran
Sifat masalah ini termasuk
ancaman karena jika tidak diberi
pengetahuan keluarga tidak tahu
dan tetap minum obat tiap hari
dan kita tahu efek yang terjadi
akibat terlalu banyak minum
obat streroid.
Masalah tersebut mungkin hanya
sebagian dapat diubah karena
melihat kondisi keluarga yang
ketergantungan dengan obat.
3
2
1
1
0
o
o
o
KRITERIA
SIFAT MASALAH
Tidak sehat
Ancaman kesehatan
Krisis atau keadaan sejahtera
KEMUNGKINAN MASALAH
SKOR
3
2
1
BOBOT Pembenaran
1
Sifat masalah ini sudah
tidak sehat karena
melihat kondisi klien.
2
Kemungkinan masalah
DAPAT DIUBAH
Dengan Mudah
Hanya Sebagian
Tidak dapat
PONTISIAL
MASALAH
DAPAT DICEGAH
o
Tinggi
o
Cukup
o
Rendah
MENONJOLNYA MASALAH
o Masalah berat, harus segera
ditangani
o Ada masalah, tapi tidak perlu
segera ditangani
o
Masalah tidak dirasakan
1+1+2/3+1 =3 2/3
o
o
o
2
1
0
1
3
2
1
1
2
1
0
3. Resiko Kesepian b.d Kurang mengetahui tugas perkembangan keluarga dewas Akhir
o
o
o
KRITERIA
SIFAT MASALAH
Tidak sehat
Ancaman kesehatan
Krisis atau keadaan sejahtera
o
o
o
KEMUNGKINAN
DAPAT DIUBAH
Dengan Mudah
Hanya Sebagian
Tidak dapat
o
o
o
o
o
o
SKOR
3
2
1
MASALAH
PONTISIAL
MASALAH
DAPAT DICEGAH
Tinggi
Cukup
Rendah
MENONJOLNYA MASALAH
Masalah berat, harus segera
ditangani
Ada masalah, tapi tidak perlu
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
3
2
1
2
1
BOBOT Pembenaran
1
Sifat masalah ini
merupakan krisis karena
kelurga masih bisa
mengatasi masalah
tersebut.
2
Karena menurut
pengkajian yang kami
lakukan keluarga
mengatakan bahwa
mungkin memang
waktunya kami hidup
berdua lagi.
1
Karena tindakan masalah
yang dihadapi keluarga
wajar, mungkin
beradaptasi dengan
keadaan.
1
Masalah ini tidak perlu
ditangani karena klien
baru merasakan hal
tersebut.
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx keperawatan
1.
2.
Intervensi Keperawatan
Tujuan dan kriteria
Tindakan
Rasional
hasil
keperawatan
Gangguan Pola
Gangguan yang terjadi 1.cek atau kaji
1. untuk mengetahui keadaan
Nafas b.d kurang berkurang kurun
keadaan umum
umum klien.
mengenal masalah waktunya setelah
klien.
dilakukan tindakan
2. lakukan
2. untuk memberi wawasan
selama 1 X 30 menit.
PENKES
kepada klien dan kelurga
Dengan KH :
berhubungan
tentang kondisi atau
1. klien dapat
dengan penyakit
keadaan klien.
melakukan apa
klien.
yang telah
3. ajarkan klien
3. agar klien dapat melakukan
disarankan.
hal hal yang
hal hal yang tepat bagi
2. klien mengerti
tepat untuk
kesehatan dirinya.
olaharaga yang
klien.
4. untuk mengetahui kondisi
baik untuk dia.
4. minta klien
klien.
untuk
memeriksaa
diri kerumah
sakit.
Keefektifan
Klien mengerti setelah 1. kaji
1. untuk mengetahui
Manejemen Diri dilakukan tindakan
kemampuan
kemampuan klien
b.d kurang
selama 3 X 45 menit.
klien.
pengetahuan
Dengan KH:
2. lakukan
2. agar klien memahami
/informasi
1. klien mengatakan
penkes
manejemen diri yang tepat.
bahwa sudah mengerti
kesehatan.
dengan hal hal yang 3. ajarkan klien
3. agar kjlien makin mengerti
harus dilakukan
cara manejemen
dengan hal hal yang harus
2. klien mengerti hal
diri.
dilakukan dan dihindari.
hal yang harus dihindari
4. evaluasi
4. agar untuk memahami
3.
kemampuam
klien.
Resiko Kesepian Kesepian tidak terlalalu 1. kaji faktor
b.d Kurang
larut setelah dilakukan
penyebab
mengetahui tugas tindakan selama 3 X 45 keluarga
perkembangan
menit.
merasa
keluarga dewasa
kesepian.
akhir
Dengan KH :
2. beri informasi
1. Klien mengatakan
kepada
tidak terlalu sepi
keluarga
lagi.
tentang tugas
2. keluarga
perkembangan.
mengatakan bahwa 3. ajarkan klien
dirinya sudah
cara cara
mengerti tugas
mengatasi
perkembangannya.
kesepian.
4. ajak pasien
untuk
mengevaluasi
kembali.
kemampuan klien.
1. untuk memastikan faktor
penyebab kesepian.
D. CATATAN IMPLEMENTASI
No.
Hari / tanggal Waktu
Tindakan keperawatan
Dx.
1. Sabtu,
07 08.00- 1. Mencek atau Mengkaji keadaan umum klien.
Juni 2014
09.30 Wib 2. Melakukan PENKES berhubungan dengan penyakit
2.
No.
Dx.
Paraf
klien.
3. Mengajarkan klien hal hal yang tepat untuk
kesehatan klien.
4. Meminta klien untuk memeriksaan diri kerumah
sakit.
Minggu, 0810.00-11.301. Mengkaji kemampuan klien.
Juni 2014
Wib
2. Melakukan Penkes kesehatan.
3. Mengajarkan klien cara manejemen diri.
4. Mengevaluasi kemampuam klien.
Hari / tanggal
Waktu
Tindakan keperawatan
Senin,
09 08.30 1. Mengkaji faktor penyebab keluarga merasa
Juni 2009
10.00 wib kesepian.
2. Memberi informasi kepada keluarga tentang tugas
Perkembangan setiap tahap dalam keluarga.
Paraf
Hari /
tanggal
Evaluasi
Senin, 09S :
Juni 2009 Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi pengertian, penyebab, tanda dan
gejala serta penannganan Ashma.
Keluarga mengatakan sudah mampu untuk segera mengambil keputusan membawa klien ke pusat yankes
(puskesmas) jika sakitnya kambuh
O:
Keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta pencegahan Ashma.
A:
Masalah teratasi
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga
2.
Senin, 09-S :
06-2014 Keluarga mengatakan sudah mengerti dan mampu mengidentifikasi halhal yang dapat memicu terjadinya
serangan berulang (Ashma)
Keluarga mengatakan sudah mampu mengidentifikasi cara menghindari terjadinya serangan
Keluarga mengatakan sudah membersihkan rumahnya setiap hari dan membuka jendela rumahnya setiap
pagi.
Keluarga mengatakan telah menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
Keluarga mengatakan perasaannya sangat senang dapat bekerja sama dengan perawat dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
O:
Keluarga mampu menyebutkan halhal yang dapat memicu terjadinya serangan berulang (Ashma)
Keluarga mampu menyebutkan cara menghindari terjadinya serangan
Keluarga mau bekerjasama dalam merawat klien
Tampak halaman maupun dalam rumah keluarga Tn.Nivos bersih dan jendela terbuka pada pagi hari.
Keluarga mau menyediakan makanan yang merupakan diit bagi klien
Keluarga mampu melakukan perawatan dengan menyediakan makanan sehat sesuai diit
A:
Masalah teratasi
P:
Berikan reinforcement terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh keluarga
No.
Dx.
3.
Hari / tanggal
Evaluasi
Senin, 09 JuniS :
2009
Keluarga mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui penyebab
keluarga mereka merasa kesepian. Klien mengatakan sudah mampu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W., 1995, Life-Span Development, Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B., 1980, A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga
Gusti, Salvari. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans Info Media
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Jhonson L & Leny R. 2010. Keperawatan Keluarga : Plus Contoh Askep Keluarga.
Yogyakarta : Nuha Medika
Muhlisin, Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gusyan Publishing