Sunteți pe pagina 1din 6

Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Perubahan Sistem

Persarafan
A. Pengkajian
Pengkajian ini meliputi identitas klien, status kesehatan saat ini, riwayat kesehatan
masa lalu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik sistem persarafan, pola
aktivitas sehari-hari,, serta pengkajian psikososial dan spiritual.
Identitas Klien meliputi :
1.
Nama
2.
Umur
3.
Jenis kelamin
4.
Status perkawinan
5.
Agama
6.
Suku
Status kesehatan saat ini
1. Satus kesehatan secara umum
2. Keluhan kesehatan saat ini
3. Pengetahuan atau pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan
Riwayat kesehatan masa lalu
1. Penyakit masa kanak-kanak
2. Penyakit serius atau kronik
3. Pernah mengalami trauma
Riwayat kesehatan keluarga
1. Hipertensi
2. Kejang
3. Artrhritis
4. Masalah kesehatan mental
5. Stroke
6. Kematian mendadak yang tidak jelas sebabnya
Pemeriksaan fisik sistem persarafan
1. Memeriksa keadaan umum pasien
2. Tes fungsi serebral atau kortikal
3. Tes fungsi saraf kranial
4. Tes fungsi motorik dan cerebellum
5. Tes fungsi sensori
Pola aktivitas sehari-hari
1. Tingkat latihan aktivitas fisik
2. Pekerjaan :
- Pola kerja
- Pemajanan terhadap benda-benda toksik
3. Riwayat perjalan terakhir
Pengkajian pola psikososial dan spiritual
1. Psikososial
2. Spiritual
3. Konsep diri :
- Gambaran diri

- Ideal diri
- Harga diri
- Peran
- Identitas diri
4. Identifikasi masalah emosional
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa diagnosa berikut adalah sebagian diagnosa yang dapat diangkat pada
pasien lansia dengan gangguan sistem persarafan
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan
kognitif
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh
3. Gangguan persepsi sensori (visual. Auditori, kinestetik, pengecapan, taktil,
penciuman) berhungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi dan
integrasiangguan pola eliminasi BAB dan BAK berhubungan dengan penurunan
neuromuskuler
4. Gangguan pola istirahat tidur berhungan dengan frekuensi dan jadwal tidur
5. Kerusakan komunikasi verbal nerhungan dengan perubahan atau penurunan
sistem saraf
C. Intervensi
1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan kognitif
Tujuan :
- Pasien bebas dari resiko cedera
- Tidak memerlihatkan tanda cedera fisik
Intervensi :
- Kaji status mental dan fisik
- Lakukan strategi untuk mencegah cedera yang sesuai untuk status fisiologis
- Pertahankan sikap kewaspadaan
- Singkirkan atau lepaskan alat-alat yang dapat membahayakan pasien
- Hindari tugas-tugas yang membahayakan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh
Tujuan :
- Pasien akan mengidentifikasikan aktiviatas dan atau situasi yang
meninbulkankecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
Intervensi :
- Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
- Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas
- Hindari menjadwalkan aktivitas selama periode istirahat
- Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala dan ambulasi yang
dapat ditoleransi

3. Gangguan persepsi sensori (visual. Auditori, kinestetik, pengecapan, taktil,


penciuman) berhungan dengan perubahan penerimaan sensori, transmisi dan
integrasi
Tujuan :
- Pasien dapat menunjukkan kemampuan kognitif
- Pasien dapat mengidentifikasi diri, orang, tempat, dan waktu
Intervensi :
- Pantau perubahan status neurologis pasien
- Pantau tingkat kesadaran pasien
- Identifikasi faktor yang berpengaruh terhaadap gangguan persepsi sensori
- Pastikan akses dan alat bantu sensori
- Tingkatkan jumlah stimulus untuk mencapai tingkat sensori yang sesuai
4. Gangguan pola eliminasi BAB dan BAK berhubungan dengan penurunan
neuromuskuler
Tujuan :
- Paisien dapat memenuhi kebutuhan eliminasi secara biasa
- Pasien mampu mengidentifikasikan apabila ingin melakukan eliminasi
Intervensi :
- Kaji pola eliminsai BAB dan BAK klien
- Anjurkan pasien untuk aktivitas optimal
- Berikan privasi dan keamanan saat pasien melakukan eliminasi
5. Gangguan pola istirahat tidur berhungan dengan frekuensi dan jadwal tidur
Tujuan :
- Tidak ada masalah dengan pola, kualitas dan rutinitas istirahat tidur
- Menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologis
Intervensi :
- Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik yang dapat
-

mengganggu pola tidur pasien


Berikan atau ciptakan lingkungan yang tenang sebelum tidur
Bantu pasien untuk mengidentifikasikan fakto-faktor yang mungkin
menyebabkan kurang tidur, seperti ketakutan, masalah yang tidak

terselesaikan, dan konflik


Bantu pasien untuk membatasi tidur disiang hari denagn menyediakan
aktivitas yang meningkatkan kondisi terjaga

6. Kerusakan komunikasi verbal nerhungan dengan perubahan atau penurunan sistem


saraf
Tujuan :
- Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
Intervensi :
- Kaji kemamuan berbicara, menulis, dan memahami simbol
- Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur untuk memberikan stimulus
-

sebagai komunikasi
Anjurkan pasien untuk berkomunikasi secara perlahan

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 1995. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan


(terjemahan). Jakarta
Doengoes, et al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Engran, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume II


(terjemahan). EGC. Jakarta
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah..Volume 1 (terjemahan). Yayasan
ikatan alumni pendidikan keperawatan pajajaran. Bandung
soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta

Asuhan Keperawatan Pada Lansia


Dengan Perubahan Sistem Persarafan

Disusun Oleh
1. Moch. Firmansyah (P27820424055)
2. Meriska Dwi Radita (P27820414056)
3. Ria Agustin
(P27820414061)

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


PRODI D III KEPERAWATAN KAMPUS SIDOARJO
Tahun Ajaran 2016 2017

S-ar putea să vă placă și