Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
HOME
YOUR LABEL
YOUR LABEL
YOUR LABEL
MORE LABEL..
ERROR 404
Search..
askep hordeolum
GO
POPULAR POSTS
Askep Hematemesis Melena
STATS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian
dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan
memompa air mata melalui punctum lakrimalis. Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang
jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion, entropion dan
blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.
Hampir setiap orang mengenal timbilen atau timbil yang dalam bahasa medis disebut Hordeolum. Penyakit ini dapat
menyerang siapa saja, mulai anak-anak hingga orang tua. Disebutkan bahwa angka kejadian pada usia dewasa lebih banyak
dibanding anak-anak. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara wanita dengan pria. Adakalanya seseorang mudah sekali
mengalami timbilen (berulang). Ibaratnya, baru sembuh yang satu, kemudian muncul lagi timbil di tempat yang lain.
Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan
taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.
Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul.
( Indriana Istiqomah, 2004: 91). Hordeolum biasanya berawal sebagai kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada tepi
kelopak mata. Tanda-tanda hordeolum ini sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian
atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan
pembengkakan kelopak mata.
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Keluhan yang kerap dirasakan oleh
penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang
mata berair dan peka terhadap sinar. Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan
nanah.
263,952
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kelompok tertarik membahas tentang pembahasan makalah dengan judul Asuhan
Keperawatan pada Pasien Hordeolum .
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan secara benar dan tepat pada pasien penderita hordeolum.
2. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami tentang anatomi dan fisiologi kelopak mata.
b. Mahasiswa mampu memahami definisi hordeolum
c. Mahasiswa mampu memahami tentang etiologi hordeolum
d. Mahasiswa mampu memehami tentang macam-macam hordeolum
e. Mahasiswa mampu memehami tentang faktor resiko hordeolum
f. Mahasiswa mampu memehami tentang manifestasi klinis hordeolum
g. Mahasiswa mampu memehami tentang patofisiologis hordeolum
h. Mahasiswa mampu memehami tentang komplikasi hordeolum
i. Mahasiswa mampu memehami tentang pemeriksaan penunjang hordeolum
j. Mahasiswa mampu memehami tentang penatalaksanaan dari hordeolum
k. Mahasiswa mampu memehami tentang pengkajian keperawatan hordeolum
l. Mahasiswa mampu memehami tentang diagnosa dan intervensi keperawatan hordeolum
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun makalah ini penulis membagi atas beberapa bab dan tiap-tiap bab penulis bagi menjadi beberapa bagian.
Adapun isi dari tiap-tiap bagian tersebut adalah:
1. Bagian formalitas, terdiri dari Halaman Judul, Kata Pengantar dan Daftar Isi.
2. Bagian isi terdiri dari
BAB I Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Tujuan Penulisan, dan Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Teori, meliputi: Anatomi dan Fisiologi Kelopak Mata, Definisi Hordeolum, Etiologi, Macam-macam,
Faktor Resiko, Manifestasi Klinis, Patofisiologi, Pathway, Komplikasi, Pemeriksaan Penunjang, dan Penatalaksanaan Medis
dan Keperawatan.
BAB III Asuhan Keperawatan, meliputi: Pengkajian Keperawatan, Diagnosa dan Intervensi Keperawatan.
BAB IV Penutup, meliputi: Kesimpulan, Saran dan Kata Penutup.
3. Bagian akhir, berisi daftar pustaka yang digunakan penulis dalam mencari resensi buku.
WDCFAWQAFWEF
Powered by Blogger.
BAB II
TINJAUAN TEORI
LABEL
2.1 Definisi Hordeolum
Berikut ini merupakan definisi hordeolum dari beberapa ahli, diantaranya:
a. Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. (
Sidarta Ilyas, 2010: 92 )
b. Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material
purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul. ( Indriana Istiqomah,
2004: 91)
c. Hordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra. ( Paul Riordan & John
Whitcher, 2009: 98 )
2.2 Etiologi Hordeolum
Hordeolum biasanya disebabkan oleh infeksi dari staphylococcus ( biasanya staphilococcus auresus) atau streptococcus pada
kelenjar sebasea kelopak mata. ( Sidarta Ilyas, 2004 )
2.3 Macam-macam Hordeolum
Macam-macam hordeolum antara lain:
a. Hordeolum eksternum
Merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll, tempat keluarnya bulu mata ( pada batas palpebra dan bulu mata. Area
infeksi berbatas tegas, merah, bengkak dan nyeri tekan pada permukaan kulit daerah batas. Ukuran lebih kecil dan lebih
superficial daripada hordeolum internum. Lesi ikut bergerak saat kulit bergerak. Jika mengalami supurasi dapat pecah
sendiri kearah kulit. ( Indriana Istiqomah, 2004 )
b. Hordeolum internum
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom sebasea yang terletak didalam tarsus. Area kecil seperti manic dan edematous
terdapat pada konjugtiva palpebra pada perbatasan palpebra dan bulu mata. Lesi tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit.
Dapat pecah kearah kulit atau permukaan konjungtiva. Namun, karena letaknya dalam tarsus, jarang mengalami pecah sendiri.
( Indriana Istiqomah, 2004 )
2.4 Faktor Resiko
Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan hordeolum antara lain:
a. Penyakit kronik.
asuhan keperawatan
kesehatan
lirik lagu
Pathway
motor
koleksi
wisata
Konsep Map
Lainnya
Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang didalam kantongnya dan
kemudian diberi salep antibiotic. (Sidarta Ilyas, 2004 )
b. Keperawatan
1) Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar.
2) Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada
pasien. (Sidarta Ilyas, 2004 )
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.1 Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan:
1) Keluhan utama
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
4) Kebiasaan Sosial: jarang melakukan perawatan mata dan kebersihan mata.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi:
a) Mata tampak kemerahan
b) Mata tampak bengkak atau edema, tampak warna kekuningan atau putih ditengah kulit atau kelopak mata yang bengkak
2) Palpasi:
a) Rasa nyeri timbul saat kelopak mata disentuh atau ditekan
b) Ditemukan nodul kecil yang tak nyeri pada hordeolum internal.
c. Pemeriksaan Diagnostik
Ditegakkan sesuai dengan gejala.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra yang disebabkan oleh infeksi dari Staphylococcus ( biasanya Staphilococcus
auresus) atau Streptococcus pada kelenjar sebasea kelopak mata. Tanda terjadinya hordeolum antara lain: kelopak yang
bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan, terjadi pembesaran pada kelenjar preaurikel,
kadang mata berair dan peka terhadap sinar dan adanya abses yang dapat pecah dengan sendirinya. Penatalaksanaan hordeolum
ialah diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila
terdapat infeksi stafilokokus dibagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama, pemberian salep antibiotic
pada saccus conjunctivalis setiap 3 jam, kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar dan dilakukan
insisi hordeolum jika keadaan tidak membaik dalam waktu 48 jam.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mempunyai beberapa saran, diantaranya adalah :
a. Pasien yang menderita hordeolum hendaknya melakukan kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah
keluar sebagai tindakan awal.
b. Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika
keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
c. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
4.3 Kata Penutup
Alhamdulillah makalah ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Hanya kepada Allah penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Eva, Paul Riordan dan John P. Whitcher. 2009. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury, Edisi 17. Jakarta: EGC.
Ilyas, Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Istiqomah, Indriana N. 2004. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta: EGC.
NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2009-2010. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.
Handout Yulianto. 2013. Diet Penyakit Mata. Tidak di publikasikan.
Share on
Facebook
Share on
Twitter
Share on
Google+
SUBMIT
Askep Osteomilitis
LAPORAN PENDAHULUANOSTEOMILITISA. DefinisiOsteomilitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang
lebih sulit disembuhkan daripada infeksi jaringan lunakkarena terbatas ...
askep hemoroid
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahHemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup
banyak ditemukan pada praktek dokter sehari-hari. Di RSCM selama 2 tahun (jan ...
Speed Up Template