Sunteți pe pagina 1din 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit harus terlebih
dahulu mengetahui struktur dan fungsi setiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia
merupakan dasar yang ppenting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Dengan
mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawat professional dapat makin
jelas menafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.
Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang difungsikan untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang di pompa ke seluruh tubuh melalui system
peredaran darah membawa zat-zat sangat dibutuhkan oleh tubuh. Pemompaan darah
dipicu oleh simpul SA yang terdapat di sebelah serambi kiri jantung. Untuk mengetahui
aktuvitas elektris otot jantung diperlukan pencatatan atau perekaman dari permukaan
tubuh. Perekaman dapat dilakukan pada permukaan tubuh sebab tubuh adalah konduktor
yang baik. Perekaman ini dilakukan dengan menempelkan elektroda-elektroda pada
lokasi tertentu yang disebut sandapat (lead) pada permukaan kulit pasien. Salah satu
fungsi perekaman ini adalah mengetahui frekuensi detak jantung yang dinyatakan dengan
satuan detak/ menit. Frekuensi memberikan informasi mengenai bagaimana keadaan
jantung, cepat lambatnya impuls jantung, ada tidaknya gangguan pembentukan impuls
dan gangguan fungsi jantung.
Frekuensi detak untuk jantung normal yaitu antara 60-100X/ menit, takikardia adalah
detak jantung yang lebih besar dari 100X/ menit, bradikardia adalah detak jantung yang
lebih kecil dari 60X/ menit, takikardia abnormal adalah detak jantung antara 140-250X/
menit, flutter adalah detak jantung antara 250-350X/ menit dan fibrilasi adalah detak
jantung yang lebih besar dari 350X/ menit.

B. TUJUAN
Makalah ini memiliki tujuan,yaitu:
a. Tujuan umum
Menjelaskan tentang Disritmia dan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus
Disritmia.
b. Tujuan khusus
1.Menjelaskan tentang definisi Disritmia
2.Menjelaskan tentang etiologi dari Disritmia.
3.Menjelaskan tentang anatomi fisiologi dari Disritmia
4.Menjelaskan tentang patofisiologi dari Disritmia
5.Menjelaskan tentang manifestasi klinis untuk Disritmia
6.Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang Disritmia
7.Menjelaskan tentang komplikasi Disritmia
8.Menjelaskan tentang penatalaksanaan Disritmia

BAB II
KONSEP TEORI
I. TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DISRTRIMIA
1. DEFENISI DISRITMIA
Disritmia (gangguan irama jantung) yaitu perubahan pada pembentukan dan/atau
penyebaran eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan eksitasi yang menyebebkan
perubahan urutan eksitasi atrium atau ventrikel atau transmisi atrioventrikulor. Dimana,
gangguan ini dapat mengenai frekuensi, keteraturan, atau tempat pembentukan potensial
aksi. (Silbernagl, Stefan, dkk.2007.Teks Atlas Berwarna Patofisiologi,Jakarta:buku
kedokteran EGC.
Disritmia merupakan gangguan system hantaran jantung dan bukan struktur jantung.
Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia dinamakan
berdassarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlambat.
Misalnya, disritmia yang berasal dari lobus sinus (modus SA) dan frekuensinya lambat
dinamakan sinus bradikardia.Ada empat kemungkinan tempat asal disritma: nodus sinus,
atrial, modus AV atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang
mungkin dapat terjadi meliputi bradikardi, fluter, fibrilasi,denyut premature, dan
penyekat jantung. (Brunner., Suddart. Keperawatan Medical-Bedah. Edisi 9, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Disritmia jantung adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia bermacam-macam
jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, dimana sebagian di pengaruhi oleh sisi asal
(ventrikel atau supraventrikel). (Dongoes, E Marylynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien).

2. ETIOLOGI
Etiologi Disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan:
Peragangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
Gangguan

sirkulasi

koroner

(aterosklerosis

koroner

atau

spasme

arteri

koroner,misalnya iskemia miokard, infark miokard).


Karena obat (intoksikasi antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat- obat anti
aritmia lainnya).
Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemi)
Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung.
Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat
Gangguan metabolik (asidosis,alkalosis)
Gangguan endokrin(hipertiroidisme,hipotiroidisme)
Gangguan irama jantung atau gagal jantung
Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi(fibrosis system konduksi
jantung).

3. ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG


Anatomi dan fisiologi jantung 1. Anatomi jantung Jantung adalah sebuah organ
berotot dengan empat buah ruang yang terletak di rongga dada, di bawah perlindungan
tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang yang
berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik) (Muttaqin, 2009).
Jantung memiliki berat sekitar 300 gr, meskipun berat dan ukurannya dipengaruhi
oleh usia, jenis kelamin, berat badan, beratnya aktifitas fisik, dll. Jantung dewasa normal
berdetak sekitar 60 sampai 80 kali per menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari
kedua ventrikel per detakan, dan keluaran totalnya sekitar 5 L/ menit (Smeltzer dan Bare,
2002).
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thoraks), diantara
kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut pericardium, yang terdiri atas 2
lapisan, yauitu pericardium parietalis, merupakan lapisan luar yang melekat pada tulang
dada dan selaput paru. dan pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu
sendiri, yang juga disebut epikardium.
Di dalam lapisan jantung tersebut terdapat cairan pericardium, yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan yang timbul akibat gerak jantung saat memompa.
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan luar yang disebut pericardium,
lapisan tengah atau miokardium merupakan lapisan berotot, dan lapisan dalam disebut
endokardium.
Organ jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu 2 ruang yang berdinding tipis, disebut
atrium, dan 2 ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel.

a) Atrium
1) Atrium kanan, berfungsi sebagai tempat penampungan darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena cava superior,
vena cava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru.
2) Atrium kiri, berfungsi sebagai penerima darah yang kaya oksigen dari kedua
paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel
kiri, dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. b) Ventrikel (bilik)
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris.
Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler
oleh serat-serat yang disebut korda tendinae.
b) Ventrikel (bilik)
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris. Ujung
muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh seratserat yang disebut korda tendinae.
1)

Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paruparu melalui arteri pulmonalis.

2)

Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut
septum ventrikel.

Untuk menghubungkan antara ruang satu dengan yang lain, jantung dilengkapi dengan
katup-katup, diantaranya :
a) Katup atrioventrikuler.

Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katup atrioventrikuler, yaitu :
1) Katup trikuspidalis. Merupakan katup yang terletak di antara atrium kanan dan
ventrikel kanan, serta mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitral/ atau
bikuspidalis.
Merupakan katup yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri, serta
mempunyai 2 buah katup. Selain itu katup atrioventrikuler berfungsi untuk
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase
diastole ventrikel, dan mencegah aliran balik pada saat sistole ventrikel
(kontraksi).
2) Katup semilunar.
a) Katup pulmonal. Terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan.
b) Katup aorta. Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar
ini mempunyai bentuk yang sama, yakni terdiri dari 3 daun katup yang
simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan
sebuah cincin serabut. Adapun katup semilunar memungkinkan darah
mengalir dari masingmasing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama
sistole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.
(Ulfah dan Tulandi, 2001)

4. PATOFISIOLOGI
1. Disritmia Nodus Sinus
a) Bradikardi sinus
Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulus vagal, intoksikasi digitalis,
peningkatan tekanan intracranial/ infark miokard. Bradikardi sinus juga
dijumpai pada olahragawan berat, orang yang sangat kesakitan/ orang yang
mendapat pengobatan, pada hipotermia.
Karakteristik:
Frekwensi: 40-60 denyut/ menit
Gelombang P: mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normal
Kompleks QRS: biasanya normal
Hantaran: biasanya normal
Hantaran: biasanya normal
Irama: regular
b) Takikardi sinus
Takikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh demam,
kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri,
kecemasan, simpatomimetika/ pengobatan parasimpatoliktik.
Karakteristik:
Frekuensi: 100-180 denyut/ menit

Gelombang P: mendahului setiap kompleks QRS, dapat tenggelam dalam


gelombang T yang mendahuluinya; interval PR normal
Kompleks QRS: biasanya mempunyai durasi normal
Hantaran: biasanya normal
Irama: regular
2. Disritmia Atrium
Kontraksi premature atrium dapat disebabkan oleh iritabilitas otot atrium
karena kafein, alcohol, nikotin, miokardium atrium yang teregang seperti pada
gagal jantung kongestif, stress atau kecemasan,cedera, infark, atau keadaan
hipermetabolik.
3. Abnormalitas Hantaran
a) Penyekat AV derajat-satu
Biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau mungkin
disebabkan oleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pada pasien dengan
infark miokard dinding inferior jantung.
b) Penyekat AV derajat-dua
Ini juga disebabkan oleh penyakit jantung organic, IM, atau intoksikasi
digitalis. Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan frekuensi jantung
dan bisanya penurunan curah jantung (curah jantung = volume sekuncup X
frekuensi jantung).

c) Penyekat AV derajat-tiga
Juga berhubungan dengan penyakit jantung organik, intoksikasi
digitalis, dan MI. frekuensi jantung berkurang drastis, mengakibatkan
penurunan perfusi ke organ vital. Seperti otak, jantung, paru, dan kulit.
4. Asistole Ventrikel
Tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut nadi
dan pernafasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat fatal.
5. MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak disadari, sehingga terdeteksi
pada saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar- debar,palpitasi,atau adanya
denyut jantung yang berturut-turut bertambah serta adanya irama denyut yang tidak
teratur. keadan ini tidak terlalu membahayakan, jika tidak terjadi gangguan
hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada klien dengan aritmia yang berbahaya
adalah klien merasakan nyeri dada, pusing, bahkan keadan yang lebih serius
kemungkinan klien ditemukan meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan pasokan
darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang dibutuhkan kejaringan tubuh
tidak mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan metabolisme terganggu.
Adapun penampilan klinis klien sebagai berikut:
Anxietas
Gelisah
Capek dan lelah serta gangguan aktivitas
Palpitasi
Nyeri dada
10

Vertigo, syncope
Tanda dan gejala sesak, crakles
Tanda hipoperfus
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidak seimbangan elektrolit dan obat jantung.
Monitor holder: gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana

disritmia

disebabkan

oleh

gejala

khusus

bila

pasien

aktif

(dirumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/


efek obat antidisritmia.
Foto dada: dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup.
Skan pencitraan miokardia:dapat menunjukan area iskemik miokard yang dapat
mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
Tes stress latihan: dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
Elektrolit: peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, danmagnesium dapat
menyebabkan disritmia.
Pemeriksaan obat: dapat menyebabkan toksisitas abat jantung, adanya obat
jalanan, atau dugaan obat intraksi, contoh digitalis, quinidin, dll.

11

Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat


menyebabkan/meningkatkan disritmia
Laju sedimentasi: peninggian dapat menunjukan proses inflamasi akut/aktif,
contoh endokarditis sebagai factor pencetus untuk disritmia.
GDA/nadi oksimetri: hipoksemia dapat menyebabkan/

mengeksasernasi

disritmia
7. KOMPLIKASI
Komplikasi disritmia berhubungan dengan keberadaannnya dalam tubuh, dan
fungsinya yang tidak sesuai. Komplikasi berikut dapat timbul akibat aadanya
disritmia:
Infeksi lokal (sepsis atau pembentukan hematoma dapat terjadi di tempat
pemotongan vena atau pada penempatan disritmia di bawah kulit.
Disritmia-aktivitas ektovit ventrikel dapat terjadi akibat iritasi dinding ventrikel
oleh elektroda.
Dapat terjadi perforasi miokardium atau ventrikiel kanan olkeh kateter.
Cetusan hilang secara mendadak akibat tingginya ambang vebtrikel. Malfungsi
disritmia dapat terjadi akibat kegagalan satu atau beberapa komponen system
cetusan.
Adapun penyebab dari disritmia jantung biasanya satu atau gabungan kelainan
berikut ini dalam system irama konduksi jantung yaitu:
Irama abnormal dari pacu jantung
Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus sebagian lain dari jantung.

12

Blog pada tempat-tempat yang berbeda sewaktu menghantarkan impuls melalui


jantung.
Jalur hantaran impuls yang abnormal mellui jantung.
Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hamper semua bagian
jantung.
8. PENATALAKSANAAN
1) Penatalaksanaan medis
Pada prinsipnya tujuan terapi disritmia adalah (1) mengembalikan irama
jantung yang normal, (2) menurunkan frekwensi denyut jantung , (3) mencegah
terbentuknya bekuan darah. Terapi sangat tergantung pada jenis aritmia. Selain
itu dapat juga dilakukan dengan:
a.

Terapi medis
Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
Quinidine

adalah

obat

yang

digunakan

dalam

terapi

pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau


flutter. Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan
aritmi yang menyertai anestesi.
Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 B
Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard,
ventrikel takikardia.
13

Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT


Kelas 1 C
- Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
- Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
- Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina
pektoris dan hipertensi
- Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
-Amiodarone, indikasi VT, SVT berulan.
- Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
- Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
b.

Kardioversi
Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks QRS, biasanya merupakan prosedur elektif. Pasien
dalam keadaan sadar dan diminta persetujuannya.

c.

Defibrilasi
Defibrilasi adalah cardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan
gawat darurat. Biasanya terbatas penatalaksanaan fibrilasi ventrikel apabila
tidak ada irama jantung yang terorganisasi. Defibrilasi akan mendepolarisasi
secara lengkap semua sel miokard sekaligus, sehingga memungkinkan
nodus sinus memperoleh kembali fungsinya sebagai pacemaker.

d.

Terapi Pacemaker

14

Merupakan alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik


berulang otot jantung untuk mengontrol frekwensi jantung. Alat ini akan
memulai dan mempertahankan frekwensi jantung ketika pacemaker aritmia
jantung tak mampu lagi memenuhi fungsinya. Pacemaker biasanya di
gunakan bila pasien mengalami gangguan hantaran atau loncatan gangguan
hantaran yang mengakibatkan kegagalan curah jantung.
e.

Pembedahan Hantaran Jantung


Takikardian atrium dan ventrikel yang tidak berespon terhadap
pengobatan dan tidak sesuai untuk cetusan anti takikardia dapat di tangani
dengan metode selain obat dan pacemaker. Metode tersebut mencakup
isolasi endokardial, resepsi endokardial, krioglasi, ablasi listrik dan ablasi
frekwensi radio. Isolasi endokardial dilakukan dengan membuat irisan ke
dalam endokardium, memisahkannya dari area endokardium tempat di mana
terjadi disritmia. Batas irisan kemudian dijahit kembali. Irisan dan jaringan
parut yang ditimbulakn akan mencegah disritmia mempengaruhi seluruh
jantung pada reseksi endokardial, sumber disritmia diidentifikasi dan daerah
endokardium tersebut dikelupas. Tidak perlu dilakukan rekonstruksi atau
perbaikan. Krioblasi dilakukan dengan meletakkan alat khusus, yang
didinginkan sampai suhu -60C (-76F), pada endokardiumdi tempat asal
disritmia selama 2 menit.
Daerah yang membeku akan menjadi jaringan parut kecil dan sumber
disritmia dapat dihilangkan. Pada ablasi listrik sebuah kateter dimsukkan
pada atau sumber disritmia dan 1-5 syok sebesar 100-300 joule diberikan
melalui kateter langsung ke endokardium dan jaringan sekitarnya. Jaringan
jantung menjadi terbakar dan menjadi parut, sehingga menghilangkan
sumber disritmia. Ablasi frekwensi radio dilakukan dengan memasang
kateter khusus pada atau dekat asal disritmia. Gelombang suara frekwensi
tinggi kemudian disalurkan melalui kateter tersebut, untuk menghancurkan
jaringan disritmia kerusakan jaringan yang ditimbulkan lebih spesifik yaitu
15

hanya pada jaringan disritmia saja disertai trauma kecil pada jaringan
sekitarnya dan bukan trauma luar seperti pada krioblasi atau ablasi listrik.
B. ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN
1) Pengkajian
a. Identitas

klien :

nama klien, juga orangtua, umur, agama, alamat,

pekerjaan, dan tempat tinggal


b. Riwayat kesehatan

Riwayat penyakit sekarang :Biasanya pada klien dengan penyakit


Disritmia mengalami gelisah, capek dan lelah serta gangguan
aktivitas, nyeri dada

Riwayat penyakit dahulu : Biasanya pada klien dengan penderita


penyakit disritmia memiliki riwayat penyakit paru, merokok.

Riwayat penyakit keluarga : Biasanya di dalam riwayat keluarga ada


yang menderita penyakit hipetensi, stroke.

2) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a) GCS

: biasanya mengalami penurunan kesadaran

b) BB

:biasanya pada klien disritmia tidak terjadi


perubahan pada BB baik sebelum sakit maupun
setelah sakit

c) TB

: biasanya tidak ada perubahan pada TB

2. vital sign
a) TD

: biasanya Tekanan darah bisa naik/turun

b) suhu

: Biasanya suhu normal

c) Nadi

: biasanya Nadi Bradicardia/Tachicardia (150-250


x/i)
16

d) Pernafasan

: biasanya pernafasan bradipnoe

3. Mata

: biasanya konjungtiva tidak anemis, sclera tidak


ikterik, mata simetris kiri dan kanan

4. telinga

:biasanya tidak ada kelainan (normal)

a) Inspeksi

: biasanya tidak ada kelainan (normal)

b) Palpasi

: biasanya tidak ada kelainan (normal)

5. Hidung

: biasanya tidak ada kelainan (normal)

6. Thorak

:
- bianya bentuk dada simetris kiri dan kanan
- biasanya bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi),
- biasanya hipersonor
- biasanya auskultasi ronchi, wheezing

7. Abdomen
a) Inspeksi

: biasanya simetris kiri dan kanan

b) Palpasi

: biasanya tidak ada nyeri tekan

c) Perkusi

:biasanya normal

d) Auskultasi

: biasanya normal

8. Genetalia

: biasanya tidak ada kelainan (normal)

9. Ekstremitas

: biasanya tidak ada kelainan.

10. Integumen

: biasanya pucat dan dingin

17

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan


konduksi eliktrikal; penurunan kontraktilitas miokardial.

Kurang pengetahuan tentang penyebab/kondisi pengobatan berhubungan dengan


kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi; tidak
mengenal sumber informasi; kurang mengungat

Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan

Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan/kelelahan

Risiko terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan inadekuat suplay


oksigen ke jaringan

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1

Diagnosa
Keperawatan
Resiko tinggi
terhadap
penurunan curah
jantung
berhubungan
dengan gangguan
konduksi eliktrikal;
penurunan
kontraktilitas
miokardial.

NOC

NIC
Raba nadi (radial, femoral,

Tujuan:
KH:
Mempertahankan/mening
katkan curah jantung
adekuat
TTV normal
Menunjukkan penurunan
frekuensi/tak adanya
disritmia
Berpartisipasi dalam
aktivitas yang
menurunkan kerja
miokardia

dorsalis pedis) catat


frekuensi, keteraturan,
amplitudo dan simetris.
Auskultasi bunyi jantung,
catat frekuensi, irama.
Catat adanya denyut
jantung ekstra, penurunan
nadi.
Pantau tanda vital dan kaji
keadekuatan curah
jantung/perfusi jaringan.
Tentukan tipe disritmia
dan catat irama : takikardi;

18

bradikardi; disritmia atrial;


disritmia ventrikel; blok
jantung
Berikan lingkungan
tenang. Kaji alasan untuk
membatasi aktivitas
selama fase akut.
Pantau pemeriksaan
laboratorium, contoh
elektrolit
Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi
2

Kurang
pengetahuan
tentang
penyebab/kondisi

Tujuan :
KH :

a.

- menyatakan pemahaman
tentang kondisi,
- Menyatakan program

pengobatan

Kaji ulang fungsi

jantung normal/konduksi
elektrikal
b. Jelaskan/tekankan

pengobatan
masalah aritmia khusus dan
- Menyatakan tindakan yang
tindakan terapeutik pada
dengan
kurang diperlukan
-Menyatakan kemungkinan pasien/keluarga
informasi/salah
c. Identifikasi efek
efek samping obat
pengertian kondisi
merugikan/komplikasi
medis/kebutuhan
aritmia khusus contoh
terapi;
tidak
kelemahan, perubahan
mengenal sumber
mental, vertigo.
informasi; kurang
d. Anjurkan/catat
berhubungan

mengungat

pendidikan tentang obat.


Termasuk mengapa obat
diperlukan; bagaimana dan
kapan minum obat; apa
yang dilakukan bila dosis
terlupakan
19

e.

Dorong pengembangan

latihan rutin, menghindari


latihan berlebihan
f.
Kaji ulang kebutuhan
diet contoh kalium dan
kafein
g. Memberikan informasi
dalam bentuk tulisan bagi
pasien untuk dibawa pulang
h. Anjurkan psien
melakukan pengukuran nadi
dengan tepat
i.
Kaji ulang
kewaspadaan keamanan,
teknik mengevaluasi pacu
jantung dan gejala yang
memerlukan intervensi
medis.
3

Nyeri berhubungan
dengan
jaringan

iskemia

Kontrol nyeri
a. Menilai faktor
prnyebab (4/2
b. Recognize
lamanya

nyeri

(4/2)
c. Gunakan ukuran
pencegahan
(4/2)
d. Penggunaan
mengurangi
nyeri

dengan

nonanalgesik
(4/2)
e. Gunakan tanda-

Manajemen nyeri :
a. Lakukan
pengkajian
secara
komprehensif
termasuk

lokasi,

karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
b. Observasi

reaksi

non verbal dari


ketidaknyamanan
c. Gunakan teknik
komunikasi

20

nyeri

tanda
vital memantau

terapeutik
mengetahui

perawatan (3/1)
f. Menilai gejala

pengalaman nyeri
pasien
d. Kaji kultur yang

dari nyeri (3/1)


g. Gunakan catatan

mempengaruhi

nyeri (3/1)
Tingkat nyeri
a. Frekuensi nyeri

respon nyeri
e. Bantu pasien dan

(3/1)
b. Panjangnya
episode
(3/1)
c. Ekspresi

untuk

nyeri

keluarga

untuk

mencari

dan

menemukan
dukungan
f. Kontrol

nyeri

lisan (3/1)
d. Ekspresi wajah

lingkungan

saat nyeri (3/1)


e. Melindungi

mempengaruhi

bagian

yang

dapat
nyeri seperti suhu

tubuh

ruangan,

yang nyeri (2/1)


f. Kegelisahan

pencahayaan, dan

(3/1)
g. Ketegangan otor

kebisingan
g. Kurrangi
faktor

(2/1)
h. Perubahan

presipitasi nyeri
h. Kaji tipe dan

frekuensi

sumber

pernafasan (3/1)
i. Perubahan
frekuensi

tekanan

(3/1)
21

intervensi
i. Tingkatkan

darah

(3/1)
k. Perubahan
ukuran

untuk menentukan

nadi

(31)
j. Perubahan

nyeri

istirahat
Pemberian analgesik
a. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas,

pupil

derajat
sebelum

dan
nyeri

l. Berkeringat

pemberian obat
b. Cek riwayat alergi
c. Pilih
analgesik

(3/1)
m. Hilangnya nafsu
makan (3/1)

yang

diperlukan

atau

kombinasi

dari

analgesik

ketika pemberian
lebih dari satu
d. Tentukan pilihan
analgesik
tergantung

tipe

dan beratnya nyeri


e. Pilih
rute
pemberian secara
IV,

IM,

untuk

pengobatan nyeri
secara teratur
f. Evaluasi
efektifitas
analgesik,
4

Intolerans aktivitas

berhubungan

Toleransi aktivitas :
- Saturasi oksigen
dengan aktivitas 1/5
- Denyut nadi dengan

dengan
kelemahan/kelelah

aktivitas 1/5
- Tingkat pernapasan

an

dengan aktivitas 1/5


- Kemudahan aktivitas

hidup sehari hari


Daya tahan :
- Aktivitas fisik 1/5
- Kelelahan 1/5
- Kelesuan 1/5
- Keletihan 1/5

dan gejala
Manajemen energi :
- Menilai status
fisiologi pasien untuk
mengurangi kelelahan
sesuai umur dan
perkembangannya
- Anjurkan
mengungkapkan yang
dirasakan tentang
ketrbatasan.
- Tentukan apa dan
berapa
aktivitas

22

tanda

bnyak
yang

diperlukan untuk
membangun
-

ketahanan.
Bantu
pasien
memahami
prinsip menjaga

energi.
Anjurkan pasien
untuk

memilih

aktifitas

yang

secara berangsurangsur
membangun
-

ketahanan.
Anjurkan
mengganti
istirahat

dan

waktu aktifitas.

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Disritmia merupakan kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekwensi
atau irama atau keduanya. Dengan kata lain disritmia merupakan perubahan pada
pembentukan dan/ atau penyebaran eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan eksitasi
23

atrium atau ventrikel atau transmisi atrioventrikular. Gangguan ini dapat mengenai
frekwensi, keteraturan, atau tempat pembentukan potensial aksi. Disritmia dapat di
identifikasi dengan menganalisa gelombang EKG.
Disritmia di namakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme
hantaran yang terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA) dan
frekwensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada 4 kemungkinan tempat asal
disritmia, seperti nodus sinus, atria, nodus AV, atau smbungan, dan ventrikel. Gangguan
mekanisme hantaran yang mungkin dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter,
fibrilasi, denyut premature, dan penyekat jantung.
SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
pembaca dapat memberikan kritik dan saran pada penulis untuk kemajuan makalah yang
selanjutnya dan umumnya untuk lebih meningkatkan pengetahuan para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner., Suddart. Keperawatan Medical-Bedah. Edisi 9, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Dongoes, E Marylynn,dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: buku kedokteran EGC
Black, Joyce M, dkk. Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive
Outcomes. 7 th Edition

24

Guyton., Hall. 1997. Fisologi Kedokteran. Edisi 9,Jakarta: buku kedokteran EGC
Knight, John F. Dr. 1995. Jantung Kuat Bernafas Lega. Bandung
Lewis., Heitkemper., Dirksen., OBrien., Bucher. Medical-Surgical Nursing: Assessment
and Manaagement of Clinical Problems.
Noer, Sjaifoellah,Prof. dr. H. M,. dkk. 1996. Ilmu Penyakit Dalam: Jilid 1 Edisi ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit
FKUI Silbernagl, Stefan, dkk.2007.Teks Atlas Berwarna Patofisiologi,Jakarta: buku
kedokteran EGC
http://kumpulan materi kep.com/2010/04/disritmia.html:ILHAM Amk, Ns, Ch
http:// www.scribd.com/doc/427202004/aritmia:dr.Lisa M.Pd.I CHt
http://info-medis.blogspot.com
http://airsam.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-pada-klien- dengan.html
http://grandmall10.wordpress.com/2010/02/24/aritmia/ 27.

25

S-ar putea să vă placă și