Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit harus terlebih
dahulu mengetahui struktur dan fungsi setiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia
merupakan dasar yang ppenting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Dengan
mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawat professional dapat makin
jelas menafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.
Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang difungsikan untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang di pompa ke seluruh tubuh melalui system
peredaran darah membawa zat-zat sangat dibutuhkan oleh tubuh. Pemompaan darah
dipicu oleh simpul SA yang terdapat di sebelah serambi kiri jantung. Untuk mengetahui
aktuvitas elektris otot jantung diperlukan pencatatan atau perekaman dari permukaan
tubuh. Perekaman dapat dilakukan pada permukaan tubuh sebab tubuh adalah konduktor
yang baik. Perekaman ini dilakukan dengan menempelkan elektroda-elektroda pada
lokasi tertentu yang disebut sandapat (lead) pada permukaan kulit pasien. Salah satu
fungsi perekaman ini adalah mengetahui frekuensi detak jantung yang dinyatakan dengan
satuan detak/ menit. Frekuensi memberikan informasi mengenai bagaimana keadaan
jantung, cepat lambatnya impuls jantung, ada tidaknya gangguan pembentukan impuls
dan gangguan fungsi jantung.
Frekuensi detak untuk jantung normal yaitu antara 60-100X/ menit, takikardia adalah
detak jantung yang lebih besar dari 100X/ menit, bradikardia adalah detak jantung yang
lebih kecil dari 60X/ menit, takikardia abnormal adalah detak jantung antara 140-250X/
menit, flutter adalah detak jantung antara 250-350X/ menit dan fibrilasi adalah detak
jantung yang lebih besar dari 350X/ menit.
B. TUJUAN
Makalah ini memiliki tujuan,yaitu:
a. Tujuan umum
Menjelaskan tentang Disritmia dan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus
Disritmia.
b. Tujuan khusus
1.Menjelaskan tentang definisi Disritmia
2.Menjelaskan tentang etiologi dari Disritmia.
3.Menjelaskan tentang anatomi fisiologi dari Disritmia
4.Menjelaskan tentang patofisiologi dari Disritmia
5.Menjelaskan tentang manifestasi klinis untuk Disritmia
6.Menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang Disritmia
7.Menjelaskan tentang komplikasi Disritmia
8.Menjelaskan tentang penatalaksanaan Disritmia
BAB II
KONSEP TEORI
I. TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DISRTRIMIA
1. DEFENISI DISRITMIA
Disritmia (gangguan irama jantung) yaitu perubahan pada pembentukan dan/atau
penyebaran eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan eksitasi yang menyebebkan
perubahan urutan eksitasi atrium atau ventrikel atau transmisi atrioventrikulor. Dimana,
gangguan ini dapat mengenai frekuensi, keteraturan, atau tempat pembentukan potensial
aksi. (Silbernagl, Stefan, dkk.2007.Teks Atlas Berwarna Patofisiologi,Jakarta:buku
kedokteran EGC.
Disritmia merupakan gangguan system hantaran jantung dan bukan struktur jantung.
Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia dinamakan
berdassarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlambat.
Misalnya, disritmia yang berasal dari lobus sinus (modus SA) dan frekuensinya lambat
dinamakan sinus bradikardia.Ada empat kemungkinan tempat asal disritma: nodus sinus,
atrial, modus AV atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang
mungkin dapat terjadi meliputi bradikardi, fluter, fibrilasi,denyut premature, dan
penyekat jantung. (Brunner., Suddart. Keperawatan Medical-Bedah. Edisi 9, Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Disritmia jantung adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia bermacam-macam
jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, dimana sebagian di pengaruhi oleh sisi asal
(ventrikel atau supraventrikel). (Dongoes, E Marylynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien).
2. ETIOLOGI
Etiologi Disritmia dalam garis besarnya dapat disebabkan:
Peragangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
Gangguan
sirkulasi
koroner
(aterosklerosis
koroner
atau
spasme
arteri
a) Atrium
1) Atrium kanan, berfungsi sebagai tempat penampungan darah yang rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena cava superior,
vena cava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari jantung sendiri.
Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan selanjutnya ke paru.
2) Atrium kiri, berfungsi sebagai penerima darah yang kaya oksigen dari kedua
paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel
kiri, dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. b) Ventrikel (bilik)
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris.
Ujung muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler
oleh serat-serat yang disebut korda tendinae.
b) Ventrikel (bilik)
Permukaan dalam ventrikel memperlihatkan alur-alur otot yang disebut
trabekula. Beberapa alur tampak menonjol, yang disebut muskulus papilaris. Ujung
muskulus papilaris dihubungkan dengan tepi daun katup atrioventrikuler oleh seratserat yang disebut korda tendinae.
1)
Ventrikel kanan, menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paruparu melalui arteri pulmonalis.
2)
Ventrikel kiri, menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel ini dipisahkan oleh sekat yang disebut
septum ventrikel.
Untuk menghubungkan antara ruang satu dengan yang lain, jantung dilengkapi dengan
katup-katup, diantaranya :
a) Katup atrioventrikuler.
Oleh karena letaknya antara atrium dan ventrikel, maka disebut katup atrioventrikuler, yaitu :
1) Katup trikuspidalis. Merupakan katup yang terletak di antara atrium kanan dan
ventrikel kanan, serta mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitral/ atau
bikuspidalis.
Merupakan katup yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri, serta
mempunyai 2 buah katup. Selain itu katup atrioventrikuler berfungsi untuk
memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada fase
diastole ventrikel, dan mencegah aliran balik pada saat sistole ventrikel
(kontraksi).
2) Katup semilunar.
a) Katup pulmonal. Terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini
dari ventrikel kanan.
b) Katup aorta. Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup semilunar
ini mempunyai bentuk yang sama, yakni terdiri dari 3 daun katup yang
simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan
sebuah cincin serabut. Adapun katup semilunar memungkinkan darah
mengalir dari masingmasing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama
sistole ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.
(Ulfah dan Tulandi, 2001)
4. PATOFISIOLOGI
1. Disritmia Nodus Sinus
a) Bradikardi sinus
Bradikardi sinus bisa terjadi karena stimulus vagal, intoksikasi digitalis,
peningkatan tekanan intracranial/ infark miokard. Bradikardi sinus juga
dijumpai pada olahragawan berat, orang yang sangat kesakitan/ orang yang
mendapat pengobatan, pada hipotermia.
Karakteristik:
Frekwensi: 40-60 denyut/ menit
Gelombang P: mendahului setiap kompleks QRS; interval PR normal
Kompleks QRS: biasanya normal
Hantaran: biasanya normal
Hantaran: biasanya normal
Irama: regular
b) Takikardi sinus
Takikardi sinus (denyut jantung cepat) dapat disebabkan oleh demam,
kehilangan darah akut, anemia, syok, latihan, gagal jantung kongestif, nyeri,
kecemasan, simpatomimetika/ pengobatan parasimpatoliktik.
Karakteristik:
Frekuensi: 100-180 denyut/ menit
c) Penyekat AV derajat-tiga
Juga berhubungan dengan penyakit jantung organik, intoksikasi
digitalis, dan MI. frekuensi jantung berkurang drastis, mengakibatkan
penurunan perfusi ke organ vital. Seperti otak, jantung, paru, dan kulit.
4. Asistole Ventrikel
Tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung, denyut nadi
dan pernafasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat fatal.
5. MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak disadari, sehingga terdeteksi
pada saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar- debar,palpitasi,atau adanya
denyut jantung yang berturut-turut bertambah serta adanya irama denyut yang tidak
teratur. keadan ini tidak terlalu membahayakan, jika tidak terjadi gangguan
hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada klien dengan aritmia yang berbahaya
adalah klien merasakan nyeri dada, pusing, bahkan keadan yang lebih serius
kemungkinan klien ditemukan meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan pasokan
darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang dibutuhkan kejaringan tubuh
tidak mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan metabolisme terganggu.
Adapun penampilan klinis klien sebagai berikut:
Anxietas
Gelisah
Capek dan lelah serta gangguan aktivitas
Palpitasi
Nyeri dada
10
Vertigo, syncope
Tanda dan gejala sesak, crakles
Tanda hipoperfus
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidak seimbangan elektrolit dan obat jantung.
Monitor holder: gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana
disritmia
disebabkan
oleh
gejala
khusus
bila
pasien
aktif
11
mengeksasernasi
disritmia
7. KOMPLIKASI
Komplikasi disritmia berhubungan dengan keberadaannnya dalam tubuh, dan
fungsinya yang tidak sesuai. Komplikasi berikut dapat timbul akibat aadanya
disritmia:
Infeksi lokal (sepsis atau pembentukan hematoma dapat terjadi di tempat
pemotongan vena atau pada penempatan disritmia di bawah kulit.
Disritmia-aktivitas ektovit ventrikel dapat terjadi akibat iritasi dinding ventrikel
oleh elektroda.
Dapat terjadi perforasi miokardium atau ventrikiel kanan olkeh kateter.
Cetusan hilang secara mendadak akibat tingginya ambang vebtrikel. Malfungsi
disritmia dapat terjadi akibat kegagalan satu atau beberapa komponen system
cetusan.
Adapun penyebab dari disritmia jantung biasanya satu atau gabungan kelainan
berikut ini dalam system irama konduksi jantung yaitu:
Irama abnormal dari pacu jantung
Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus sebagian lain dari jantung.
12
Terapi medis
Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
Kelas 1 A
Quinidine
adalah
obat
yang
digunakan
dalam
terapi
Kardioversi
Mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia yang
memiliki kompleks QRS, biasanya merupakan prosedur elektif. Pasien
dalam keadaan sadar dan diminta persetujuannya.
c.
Defibrilasi
Defibrilasi adalah cardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan
gawat darurat. Biasanya terbatas penatalaksanaan fibrilasi ventrikel apabila
tidak ada irama jantung yang terorganisasi. Defibrilasi akan mendepolarisasi
secara lengkap semua sel miokard sekaligus, sehingga memungkinkan
nodus sinus memperoleh kembali fungsinya sebagai pacemaker.
d.
Terapi Pacemaker
14
hanya pada jaringan disritmia saja disertai trauma kecil pada jaringan
sekitarnya dan bukan trauma luar seperti pada krioblasi atau ablasi listrik.
B. ASKEP TEORITIS
1. PENGKAJIAN
1) Pengkajian
a. Identitas
klien :
2) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a) GCS
b) BB
c) TB
2. vital sign
a) TD
b) suhu
c) Nadi
d) Pernafasan
3. Mata
4. telinga
a) Inspeksi
b) Palpasi
5. Hidung
6. Thorak
:
- bianya bentuk dada simetris kiri dan kanan
- biasanya bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi),
- biasanya hipersonor
- biasanya auskultasi ronchi, wheezing
7. Abdomen
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
:biasanya normal
d) Auskultasi
: biasanya normal
8. Genetalia
9. Ekstremitas
10. Integumen
17
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Resiko tinggi
terhadap
penurunan curah
jantung
berhubungan
dengan gangguan
konduksi eliktrikal;
penurunan
kontraktilitas
miokardial.
NOC
NIC
Raba nadi (radial, femoral,
Tujuan:
KH:
Mempertahankan/mening
katkan curah jantung
adekuat
TTV normal
Menunjukkan penurunan
frekuensi/tak adanya
disritmia
Berpartisipasi dalam
aktivitas yang
menurunkan kerja
miokardia
18
Kurang
pengetahuan
tentang
penyebab/kondisi
Tujuan :
KH :
a.
- menyatakan pemahaman
tentang kondisi,
- Menyatakan program
pengobatan
jantung normal/konduksi
elektrikal
b. Jelaskan/tekankan
pengobatan
masalah aritmia khusus dan
- Menyatakan tindakan yang
tindakan terapeutik pada
dengan
kurang diperlukan
-Menyatakan kemungkinan pasien/keluarga
informasi/salah
c. Identifikasi efek
efek samping obat
pengertian kondisi
merugikan/komplikasi
medis/kebutuhan
aritmia khusus contoh
terapi;
tidak
kelemahan, perubahan
mengenal sumber
mental, vertigo.
informasi; kurang
d. Anjurkan/catat
berhubungan
mengungat
e.
Dorong pengembangan
Nyeri berhubungan
dengan
jaringan
iskemia
Kontrol nyeri
a. Menilai faktor
prnyebab (4/2
b. Recognize
lamanya
nyeri
(4/2)
c. Gunakan ukuran
pencegahan
(4/2)
d. Penggunaan
mengurangi
nyeri
dengan
nonanalgesik
(4/2)
e. Gunakan tanda-
Manajemen nyeri :
a. Lakukan
pengkajian
secara
komprehensif
termasuk
lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
b. Observasi
reaksi
20
nyeri
tanda
vital memantau
terapeutik
mengetahui
perawatan (3/1)
f. Menilai gejala
pengalaman nyeri
pasien
d. Kaji kultur yang
mempengaruhi
nyeri (3/1)
Tingkat nyeri
a. Frekuensi nyeri
respon nyeri
e. Bantu pasien dan
(3/1)
b. Panjangnya
episode
(3/1)
c. Ekspresi
untuk
nyeri
keluarga
untuk
mencari
dan
menemukan
dukungan
f. Kontrol
nyeri
lisan (3/1)
d. Ekspresi wajah
lingkungan
mempengaruhi
bagian
yang
dapat
nyeri seperti suhu
tubuh
ruangan,
pencahayaan, dan
(3/1)
g. Ketegangan otor
kebisingan
g. Kurrangi
faktor
(2/1)
h. Perubahan
presipitasi nyeri
h. Kaji tipe dan
frekuensi
sumber
pernafasan (3/1)
i. Perubahan
frekuensi
tekanan
(3/1)
21
intervensi
i. Tingkatkan
darah
(3/1)
k. Perubahan
ukuran
untuk menentukan
nadi
(31)
j. Perubahan
nyeri
istirahat
Pemberian analgesik
a. Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas,
pupil
derajat
sebelum
dan
nyeri
l. Berkeringat
pemberian obat
b. Cek riwayat alergi
c. Pilih
analgesik
(3/1)
m. Hilangnya nafsu
makan (3/1)
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika pemberian
lebih dari satu
d. Tentukan pilihan
analgesik
tergantung
tipe
IM,
untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
f. Evaluasi
efektifitas
analgesik,
4
Intolerans aktivitas
berhubungan
Toleransi aktivitas :
- Saturasi oksigen
dengan aktivitas 1/5
- Denyut nadi dengan
dengan
kelemahan/kelelah
aktivitas 1/5
- Tingkat pernapasan
an
dan gejala
Manajemen energi :
- Menilai status
fisiologi pasien untuk
mengurangi kelelahan
sesuai umur dan
perkembangannya
- Anjurkan
mengungkapkan yang
dirasakan tentang
ketrbatasan.
- Tentukan apa dan
berapa
aktivitas
22
tanda
bnyak
yang
diperlukan untuk
membangun
-
ketahanan.
Bantu
pasien
memahami
prinsip menjaga
energi.
Anjurkan pasien
untuk
memilih
aktifitas
yang
secara berangsurangsur
membangun
-
ketahanan.
Anjurkan
mengganti
istirahat
dan
waktu aktifitas.
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Disritmia merupakan kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekwensi
atau irama atau keduanya. Dengan kata lain disritmia merupakan perubahan pada
pembentukan dan/ atau penyebaran eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan eksitasi
23
atrium atau ventrikel atau transmisi atrioventrikular. Gangguan ini dapat mengenai
frekwensi, keteraturan, atau tempat pembentukan potensial aksi. Disritmia dapat di
identifikasi dengan menganalisa gelombang EKG.
Disritmia di namakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme
hantaran yang terlibat. Misalnya, disritmia yang berasal dari nodus sinus (nodus SA) dan
frekwensinya lambat dinamakan sinus bradikardia. Ada 4 kemungkinan tempat asal
disritmia, seperti nodus sinus, atria, nodus AV, atau smbungan, dan ventrikel. Gangguan
mekanisme hantaran yang mungkin dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter,
fibrilasi, denyut premature, dan penyekat jantung.
SARAN
Dengan disusunnya makalah ini, kami mengharapkan kepada semua pembaca agar
pembaca dapat memberikan kritik dan saran pada penulis untuk kemajuan makalah yang
selanjutnya dan umumnya untuk lebih meningkatkan pengetahuan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner., Suddart. Keperawatan Medical-Bedah. Edisi 9, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Dongoes, E Marylynn,dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: buku kedokteran EGC
Black, Joyce M, dkk. Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive
Outcomes. 7 th Edition
24
Guyton., Hall. 1997. Fisologi Kedokteran. Edisi 9,Jakarta: buku kedokteran EGC
Knight, John F. Dr. 1995. Jantung Kuat Bernafas Lega. Bandung
Lewis., Heitkemper., Dirksen., OBrien., Bucher. Medical-Surgical Nursing: Assessment
and Manaagement of Clinical Problems.
Noer, Sjaifoellah,Prof. dr. H. M,. dkk. 1996. Ilmu Penyakit Dalam: Jilid 1 Edisi ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit
FKUI Silbernagl, Stefan, dkk.2007.Teks Atlas Berwarna Patofisiologi,Jakarta: buku
kedokteran EGC
http://kumpulan materi kep.com/2010/04/disritmia.html:ILHAM Amk, Ns, Ch
http:// www.scribd.com/doc/427202004/aritmia:dr.Lisa M.Pd.I CHt
http://info-medis.blogspot.com
http://airsam.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-pada-klien- dengan.html
http://grandmall10.wordpress.com/2010/02/24/aritmia/ 27.
25