Sunteți pe pagina 1din 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam sebuah pelaksanaan proyek kontruksi dibutuhkan banyak aspek yang

dapat mendukung dalam kesuksesan proyek tersebut. Salah satunya adalah


penjadwalan yang tepat. Penjadwalan merupakan elemen penting yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek baik dalam hal
kinerja sumber daya berupa tenaga kerja, biaya, dan durasi proyek serta progress
waktu dalam penyelesaian proyek.
Sedangkan

pada pelaksanaan di

lapangan

sangat

sering

terjadi

ketidaksesuaian antara jadwal yang sudah direncanakan dengan realisasi pekerjaan.


Kecenderungan ketidaksesuaian tersebut lebih mengarah pada keterlambatan
pelaksanaan. Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya keterlambatan
dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, diantaranya keterlambatan material,
terbatasnya sumber daya manusia, dan cuaca yang tidak mendukung dalam
berlangsungnya proyek konstruksi.
Keterlambatan

ini

harus

disikapi

dengan

melakukan

percepatan

pelaksanaan. Dalam percepatan pelaksaan proyek umumnya akan menimbulkan


biaya yang meningkat. Sehingga dapat menimbulkan kerugian. Maka dalam
percepatan ini perlu memperhatikan biaya yang dikeluarkan agar seminimal
mungkin, namun tetap berpegangan pada standard mutu yang sudah ditentukan.
Percepatan yang dilakukan harus memperoleh biaya dan waktu yang
optimum. Yang dimaksud dengan optimum adalah mendapatkan durasi waktu
pelaksaan proyek yang optimum dan biaya pelaksanaan yang paling minimum.
Analisis yang dilakukan adalah dengan metode Least Cost Analysis, dimana
percepatan akan dilakukan mulai dari kegiatan pekerjaan dengan nilai lingkup
pekerjaan terkecil sampai percepatan mencapai batas waktu yang optimal.
Dalam melakukan percepatan waktu pelaksanaan proyek dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya: manajerial, penambahan peralatan yang lebih
produktif (alat berat), penambahan waktu kerja (jam lembur), penambahan tenaga
kerja, metode pelaksanaan yang efesien. Dari beberapa cara tersebut, salah satunya

akan digunakan sebagai alternatif optimalisasi waktu proyek, yaitu dengan


melakukan penambahan waktu kerja (jam lembur). Dalam penelitian ini akan
dimodelkan lembur dengan waktu 1 jam/hari, 2 jam/hari, dan 3 jam/hari untuk
mendapat biaya minumum dan waktu optimum untuk mengatasi keterlambatan.
Pada proyek Pembangunan dan Perluasan Kantor Bupati Klungkung dimana terjadi
keterlambatan sebesar 4% pada progress 11%. Dalam penelitian ini akan dilakukan
optimalisasi dengan metode Least Cost Analysis.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

yang akan dibahas adalah berapakah besar biaya minimum dan jam lembur
optimum dalam melakukan percepatan Metode Least Cost Analysis?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besar biaya minimum

dan jam lembur optimum dalam melakukan percepatan dengan Metode Least Cost
Analysis.

1.4

Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini bagi mahasiswa adalah untuk menambah

pengetahuan dalam bidang manajemen konstruksi. Sedangkan bagi pelaksana,


diharapkan metode ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan percepatan
jika mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan proyek, selain itu dapat juga
digunakan untuk mendapatkan waktu pelaksanaan proyek yang optimum dengan
keuntungan biaya yang minimum.

1.5

Batasan Penelitian
Meningat

kompleksnya

permasalagan

masalah

dalam

manajemen

konstruksi dan agar memperudah dalam penyelesaian masalah maka diperlukan


pembatasan masalah. Dalam penelitian ini batasan-batasan masalahnya adalah:
1.

Penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan dan Perluasan Kantor


Bupati Klungkung.

2.

Penambahan waktu kerja (jam lembur) selama selama 1 jam, 2 jam, dan 3
jam/hari, dengan tenaga kerja tetap, sesuai Undang-Undang Republik
Indonesia tentang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, pasal 77 ayat 1.

3.

Harga upah pekerja untuk kerja lembur menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal 11 diperhitungkan sebagai
berikut:
a.

Untuk jam kerja lembur pertama, harus dibayar upah lembur sebesar
1,5 (satu setengah) kali upah normal satu jam kerja.

b.

Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah lembur
sebesar 2 (dua) kali upah normal satu jam kerja.

4.

Metode Diagram Balok (Bar Chart) akan digunakan untuk menyusun


jadwal pelaksanaan proyek dibantu dengan program Microsoft Project
2007.

5.

Harga satuan yang digunakan tidak mengalami perubahan selama


pelaksanaan proyek berlangsung.

6.

Anggaran Biaya Proyek diasumsikan sebesar 88% dari nilai real cost.

7.

Biaya overhead sebesar 10% pada rekapitulasi biaya diasumsikan habis.

S-ar putea să vă placă și