Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
jantung, Diri Nufus ini dikenal dengan USMAN dan perkerjaanya dikenal sebagai ALI Sabda Nabi
Saw : "Barangsiapa keluar masuk nafas dengan tiada zikir, maka sia-sialah ia"
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 21.29.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Wa Nahnu Aqrobu Illaihi
Allah lebih dekat dari urat leher!
Istilah ini yang didalami para SANGKAN PARANING DUMADI, golongan MANUNGGALING LAN
KAULA GUSTI, atau juga bisa dikatakan ANNA AL HAQ...
bersatu dengan tuhannya..
Sesungguhnya inti dari itu tujuannya mendekatkan diri kepada allah SWT,,,
Sesuatu yang datang dari Allah tentu akan kembali kepadanya !
Yang jadi pertanyaan ialah letaknya makhluk dihadapan Allah dimana?
Dan untuk siapa diri yang mana dan dalam bentuk apa penyerahan diri secara total,
"TAWAKALTU ANALLAH" atau "ZUHUD" !
Sesungguhnya jadilah Tuhan kecil dihadapan para Makhluknya yang membawa RAHMAN dan
RAHIM atas kemuliaan yang di anugrahkanya, "INDAL ZIKRI AULIATAN RAHMAT" ,, jalan yang
benar jalan yang dilalu para hambanya !
Dan sesungguhnya apabila kau melihat Waliullah niscaya itulah aku (Allah ) atas Kehendak ku,,
dalam posisi ini sebenarnya tiadalah peran seorang Waliullah yang ada hanyalah Allah,, dan
Allah simpan jasad yang mutlak dan kugantikan atas jasad yang fana, dan tidak kuhilangkan
memori jiwa semata-mata untuk mengingat dunianya untuk "Amar Ma'ruf Nahi Munkar",,
Tapi berbijaksanalah menyikapi semua ini karena hukum dunia mengikuti sebuah prasangka
peran manusia-nya sendiri tentang sebuah benar dan salah,,
Maka diri kita sendiri yang mampu menawabnya.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 20.38.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
MAN ARAFA NAFSAHU FAKAD ARAFA RABBAHU
Siapa mengenal Dirinya ia mengenal Tuhannya
Menuntut ilmu adalah taqwa.
Menyampaikan ilmu adalah ibadah.
Mengulang-ulang ilmu adalah zikir.
Mencari ilmu adalah jihad.
(Imam Al Ghazali)
Maksudnya :
MAN ini adalah bertaraf makhluk, namun apabila ia mengenal dirinya
NAFSAHU (Manusia) maka barulah ia mengenal TuhanNya yang bernama
RABBAHU, Yaitu Tuhan yang bertaraf LAISA KAMISLIHI SYAIUN
( Yang tidak berupa apa pun jua)
Maksudnya lagi :
MAN ini jika kita bawa kepada pengertian NAFSAHU maka ia akan membawa kepada manusia
yang
" Laisa kamislihi syaiun" yaitu manusia yang Batin atau dikenal sebagai Insan atau di kenal juga
sebagai DIRI SEBENAR DIRI yang bertaraf NYAWA atau NAFAS, Nyawa atau Nafas adalah bagian
dari diri Rohani, fungsinya adalah menghidupkan diri Jasmani atau diri yang bernama DIRI
TERPERI.
Coba rasakan di dalam tubuh ini :
ada yang TURUN dan NAIK atau yang KELUAR dan yang MASUK.
.......
Anasirnya terdiri dari NAFAS, NUFUS, AMFAS dan juga TANAFAS yang senantiasa mengingat Allah
tanpa henti-hentinya,
Seharusnya diri manusia yang bertaraf MAN dan NAFSAHU ini wajib di kenali, dan ibadahnya pun
wajib juga di kenali, karena inilah nilai sebenar Manusia.
Diri terperi juga mempunya komponen Rohani yang lain yaitu :
Roh, Akal dan Nafsu, Lebih jelasnya adalah :
Dalam Jasad itu ada dua ROH,
^Pertama Roh Yaqazah, (Roh Jaga=akal dan nafsu) jika ia berada pada jasad, jadilah manusia itu
jaga, maka apabila ia "keluar" dari jasad maka tidurlah manusia itu dengan mimpinya.
^Kedua adalah Ruhul Hayat (Nyawa) jika ia berada pada jasad maka hiduplah jasad, apabila ia
"keluar" dari jasad maka matilah manusia itu.
*Kedua jenis Roh ini berada dalam jasmani manusia, tiada yang mengetahui tempatnya
melainkan Allah SWT.
Roh itu adalah..,
Satu bernama Ruhul Yaqazah yang terdiri daripada Roh, Akal dan Nafsu,
Ruhul Yaqazah ini juga di kenal sebagai HATI, ia memberikan fungsi kepada manusia supaya
"HIDUP BERARTI", dengan adanya Roh ini di dalam jasad maka dapat memberikan kekuatan
kepada setiap komponen jasmani, AKAL dapat memberikan kemampuan berfikir, mengingat, dan
berperasaan, sementara fungsi yang terdapat pada anasir NAFSU adalah untuk menimbul suatu
hasrat atau berkeinginan,
........
Ruhul Yaqazah ini jika dia masih berada didalam jasad maka manusia akan menjadi aktif (sadar)
dan apabila ia keluar dari jasad maka jasmani menjadi hilang kesadaran secara total, semua ini
adalah atas ketentuan Allah SWT jua.
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di
waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia
melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
(Qs.Az'zumar:42)
Surah Az Zumar ayat 42 menyatakan bahwa :
Ruhul Yaqazah ini di tahan kemudian di lepaskan, jika dilepaskan jasad menjadi aktif dan apabila
ditahan maka jasad menjadi hilang kemampuannya, hasratnya, berfikirnya, maka jadilah jasad
tidur,
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan
di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan
umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia
memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.
(Qs.Al'anam:60)
Sementara Roh yang satu lagi dinamakan Ruhul Hayat atau di kenal sebagai NYAWA kepada
JASAD, atau dikenal juga sebagai INSAN BATIN, Ruhul Hayat (Roh menghidupkan) ini selama ia
tidak "keluar" dari jasmani maka jasad tidak akan mati, akan tetapi apabila ia "keluar" maka
jasad manusia akan mati dan menjadi busuk atau hilang (ghaib),
Sementara Ruhul Yaqazah akan mengikuti kemana saja Ruhul Hayat berada.
Kesimpulan Awal..
^ROHANI yang terdiri daripada Anasir ROH, AKAL, NAFSU dan NYAWA adalah makhluk yang
TERSIRAT dan yang berhak diistilahkan sebagai DIRI YANG SEBENARNYA kepada manusia,
ROHANI yang lebih awal Allah jadikan sebelum Allah ciptakan MANUSIA dari jenis yang
TERSURAT.
^Jasmani ibarat Rumah (tempat kediaman) yang mana kita boleh keluar dan masuk dan
memeliharanya dengan baik supaya dapat tinggal lama disitu, Karena itulah kita perlu
mengucapkan rasa syukur apabila Rohani itu di kembalikan Allah kedalam jasmani agar dapat
meneruskan kerja KHALIFAH di bumi ini.
Akhirul kalam.. Inillah Doa yang biasa di ucapkan ketika bangun tidur :
" Segala puji bagi Allah yang telah mengembalikan Rohku kepadaku, dan yang telah memberi
kesehatan pada tubuhku"
Doa ini mengisyaratkan bahwa Rohani (Ruhul Yaqazah) itu boleh keluar dan masuk kedalam
jasad manusia atas izin Allah SWT.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 17.12.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
ANTARA AKU DAN ALLAH
" WAL AWAL WAL AKHIR ALLAHUSSAMA WATIWAL ARDI WAL JAHIRU WAL BATHINU LILLAHISSAMA
WATIWAL ARDI LAHU KUSSAMA WATIWAL ARDI ALLAHUL LAZI KHOLAQOSSAMA WATIWAL ARDI"
......
LAHURUFIN ALIF TIDAK KOSONG
WALA SAUTIN FA LAM ALIF KOSONG TITIK ALIF
ALLAH MUHAMMAD ADAM AHADIYAT WAHDAH WAHDIYAT ZAT SIFAT AFAL
ALIF___TERBANG
LA HURUFIN WALA SAUTIN
( TIADA HURUF TIADA SUARA INILAH DIA JIBU)
ALIF TERBANG INI DIBUNYIKAN MENJADI : A. I.U
AKU INI HIDUP ATAU DENGAN LAIN KATA :
(AKU TUHAN, IA TUHAN, UJUD TUHAN)
SEMUANYA PUN KEPADA HU ;
DAN HU ITU LENYAP
DALAM JIBU, ARTINYA ;
(TIADA HURUF DAN TIADA SUARA)
INILAH AHIR PERJALANAN SEORANG SALIK/ PENUNTUT KAUM SUFI ATAU AHLI PERJALANAN
DEMIKIANLAH ADANYA.
________||_________
~ZAT ....
JIBU.
SIFAT.
Kenyataan ZAT: sifat namanya
~ASMA
Kenyataan ZAT: Asma namanya
~ AFAL
Kenyataan ZAT: Kelakuan namanya
SYAREAT
THAREKAT
THAQIQAT
MARIFAT
ALIF= ADALAH ZAT
LAM AWAL=ADALAH SIFAT
LAM AKHIR= ADALAH ASMA
HA= ADALAH AFAL
INILAH YANG BERNAMA ALLAH YANG SEBENARNYA
^ALIF =KENYATAAN HAYATULLAH ZAT
^KAF =KENYATAAN ALIMULLAH
^ BA= KENYATAAN KUDRATULLAH
^RO =KENYATAAN IBADATULLAH
INILAH KEMAHA BESARAN TUHAN ALLAH AZZAWAZALLA KALAU KITA SIMPULKAN MENJADI SATU
1. ALLAH : ADALAH NAMA BAGI ZAT YANG WAJIBAL WUJUD
AKBAR : ADALAH NAMA BAGI SIFAT HAYATULLAH ZAT
2. ALLAH : NAMA BAGI BATHIN ALLAH TA'ALA
AKBAR : NAMA BAGI ZAHIR
JADI YANG SEBENAR-BENARNYA TAKBIR ITU ADALAH :
MENUNJUKKAN KEADAAN ALLAH PADA MUHAMMAD
ARTINYA : " ZAHIR TUHAN ADA PADA MUHAMMAD DAN BATHIN MUHAMMAD ADA DI TUHAN"
BER-ARTI : YANG MENYEMBAH JUGA YANG DISEMBAH MAKA YANG BERLAKU DALAM KEADAAN
SEMBAHYANG ITU ADALAH RAHASIA ALLAH SEMATA-MATA
______________||___________
DALILNYA : LAYA' BUDULLAH ILLALLAH
ARTINYA : TIADA YANG MENYEMBAH ALLAH, HANYA ALLAH
..........
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 16.04.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
INILAH ASAL SEBENARNYA TUHAN MENJADIKAN MANUSIA
(TURNA ILALLAHI WAYARAKNA ILLALLAHI WAMA DAMA, ALA MA'FA'AL NAHU WALA ADJAM NAHU,
MINGKULI DJAMIL AZIM WALA NAU WUDU BIHI ABADAN ABADA.)
Kata Allah nyawa itu kekuasaanku dihati putih tempat bernyawa dalam Ukup, dijadikan umat
Muhammad sekaliannya daripada ; (AIR KUM DUMULLAH.) yang bernama (NUR MAYA QADIM
LAILLAHAILLALLAH): Hampir hamba kepada Tuhannya
LAILLAHAILLALLAH:
MAUJUD BIHAKQI ILLALLAH: (Aku maujud pada diri)
Kalau sudah mengenal diri nampaklah hakikat diri pencipta sekalian alam. Itulah yang bernama ;
ALLAH: tiada berpermulaan tiada berkesudahan
1. LAILLAHAILLALLAH; zikir
2. ILLALLAH; zikir
3. ALLAH; zikir
4. ; sunyi
-MINALLAH; HAMBA
-BILLAH; MUHAMMAD
-LILLAH; ALLAH
1. Dari pada ALLAH
2. Kepada ALLAH
3. Karena ALLAH
^AKU selalu menjatuhkan pandangan KU kepada HATI mu, karena HATI mu lebih dekat dengan
NURANI mu yang selalu berakrab dengan KU...
^maka melihatlah dengan HATI mu,
mendengarlah dengan HATI mu,
berkatalah dengan HATI mu,
berfikirlah dengan HATI mu,
karena sebaik-baik berbuat adalah dengan HATI....
senantiasalah masuki HATI mu, tenggelamlah dikedalaman NURANI mu, maka kau tak akan
pernah terpisah dari AKU yang senantiasa merindu mu krn AKU lah MAHA CINTA...
^adakah selain AKU yg mampu memberikan KEBAHAGIAAN SEJATI bagimu..?
~AKU lah MAHA CINTA yang akan memuliakan MU dengan CINTA-KU, maka yang lain akan ikut
memuliakanmu...
~AKU lah MAHA CINTA yang akan menghancurkan musuh-musuh tangguhmu dengan CINTA-KU
maka yang lain akan tunduk pada kemuliaanmu...
"hanya satu pinta-KU jangan kau saingi KEHENDAK-KU dengan kehendakmu dalam NURANI mu".
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 00.32.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Adapun fardhunya shalat mayyit pada sifat tujuh ada tujuh yaitu:
1. NIAT
2. BERDIRI
3. TAKBIR
4. BACA AL FATIHAH setelah takbir pertama
5. BACA SALAWAT setelah takbir
6. SALAM
7. TERTIB BACA do'a. Yang diberikan kepada orang meninggal, masing-masing pasal
mengandung hikmah yaitu:
1. Takbir, diniatkan sembahyang kita meliputi roh atau hidupnya orang mati.
2. Takbir, diniatkan sembahyang kita meliputi tubuh.
3. Takbir, diniatkan sembahyang kita meliputi didalam kubur.
4. Takbir, diniatkan terdinding dari api neraka.
ADAPUN KESEMPURNAANNYA SHALAT YANG DIBERIKAN PADA ORANG MATI ADA TUJUH
KANDUNGANNYA YAITU:
1. Supaya ia dapat bergerak dari tidak bergerak.
2. Supaya ia dapat mendengar dari tidak mendengar.
3. Supaya ia dapat melihat dari tidak melihat.
4. Supaya ia dapat berkata-kata dari tidak berkata-kata.
5. Supaya ia dapat mencium dari tidak mencium.
6. Supaya ia dapat menikmati dari tidak makan.
7. Supaya ia dapat sentosa dari tidak sehat.
----Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 10.24.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
SYARAT MEMANDIKAN MAYAT
1. keislaman-Nya yang dimandikan oleh ABU BAKAR
2. Malu-nya yang dibungkus oleh UMAR
3. Cahaya-nya MUHAMMAD yang diniatkan membungkus atau menyelimuti
4. Kemudian diniatkan lagi nama ALLAH yang tertulis diwajah orang mati tersebut
5. Imam-Nya yang disembahyangi oleh USMAN
6. Bau-nya yang busuk dikuburkan oleh ALI
7. Pendengaran-Nya dibacakan talqin, MUHAMMAD yang menyampaikan
8. Perasaan-Nya dibacakan doa oleh MALAIKAT
9. Tanda-tandanya sudah bersih betul, bila telah dirasakan ada sesuatu gerak yang terdapat
dipusatnya.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 10.19.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
3. TAWAKKAL
4. BERKATA-KATA DENGAN ALLAH
-adapun tempat MI'RAJ itu yaitu ketika kita mengucapkan USALLI, maka kita i'tikatkan telah naik
ke ARASY, dan telah melihat CAHAYA yang sangat terang dan teramat indahnya
-adapun tempat MUNAJAH itu yaitu ketika kita mengucapkan ALLAH AKBAR, maka kita i'tikatkan
telah bertemu dengan Allah
-adapun TAWAKKAL itu tempatnya YAKIN ketika kita mengucapkan WAJJAHTU hingga akhirnya,
maka kita i'tikatkan menyerahkan diri sepenuhnya
-adapun tempat BERKATA-KATA DENGAN ALLAH itu ialah sewaktu kita membaca AL FATIHAH
hingga akhirnya, maka kita i'tikatkan telah BERKATA-KATA DENGAN ALLAH, berhadapan langsung
serta bersatu.
Rabbil 'aalamiin: YA MUHAMMAD PEKERJAAN ITU AKU JUA ZAHIR DAN BATHIN
Ar-rahmaanir-rahiim: YA MUHAMMAD YANG MEMBACA FATIHAH ITU AKU JUA MEMUJI DIRIKU
Maaliki yaumid-diin: YA MUHAMMAD ENGKAU JUA GANTI KERAJAANKU TIADA LAIN YANG
SEMBAHYANG ITU AKU JUA
Wa iyyaaka nasta'iin: YA MUHAMMAD TIADA YANG TAHU AKAN DIRIKU KECUALI ENGKAU
Bismillaahir: KEPALA
Rahmaanir-rahiim: 0TAK
Al-hamdu lillaahi: MUKA
Rabbil-'aalamiin: TELINGA KANAN
Ar-rahmaanir: TELINGA KIRI
Rahiim: TANGAN KANAN
Maliki: TANGAN KIRI
Yaumid-diin: BELAKANG
Iyyaaka na'budu: LEHER
Wa iyyaaka nasta'iin: DADA
Ihdinash-shiraathal-mustaqiim:URAT DAN LIDAH
Shiraathal-ladziina an'amta 'alaihim: PUSAT
Ghairil-maghdhuubi: EMPEDU
'Alaihim: HATI
Wa ladh-dhaalliin:DARAH
Aamiin: JANTUNG
---------------Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 15.01.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
MAKNA TERSIRAT AL FATIHAH
Al-hamdu lillaahi rabbil-'aalamiin:
DZAT MEMUJI SENDIRINYA, DAN AKULAH DZAT YANG WAJIBUL WUJUD YANG MENGETAHUI ZAHIR
DAN BATHIN
Ar-rahmaanir-rahiim:
PENGETAHUANMU NYATA KEBESARANKU, YANG SEBENARNYA HANYALAH AKU
Maaliki yaumid-diin:
RAJA DUNIA DAN AKHIRAT YANG MEMPUNYAI KEBESARAN AKU ZAHIR DAN BATHIN
Ihdinash-shiraathal-mustaqiim:
KENYATAANKU ATAS MU DAN MUTLAK GANTIKU YAITU KELAKUAN KU TELAH SATU PADAMU
Ghairil-maghdhuubi 'alaihim:
ADAM ITU SEPERTI AKU
Wa ladh-dhaalliin:
TIADA PERBEDAAN ENGKAU DENGAN AKU
Aamiin:
ENGKAU RAHASIAKU DAN AKU RAHASIA MU
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 14.15.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
USUL TAHKIK SEMBAHYANG
Pasal menyatakan usul takik bagi sembahyang lima waktu dalam fardhu yang lima oleh Allah
kepada kita yang dihukum oleh nabi Muhammad SAW dengan menuntut Sembahyang dalam Diri
kita seperti kata dalil:
"AWWALUDIN MAKRIFATULLAH"
bermula Agama itu mengenal Allah (SEMBAHYANG)
Arti yang AWAL itu NUR MUHAMMAD yaitu CAHAYA seperti kata:
"KULLU SYAI IN AHAD WA KALIMAH"
NUR itulah yang terlebih besar daripada perkataan Al Fatihah, adapun Fatihah itu yaitu PATI
sekalian huruf, adapun yang terkandung dalam Fatihah itu ada lima huruf yaitu:
1. ALIF
2. LAM
3. HA
4. MIM
5. DAL
-> keluar dari huruf ALIF ada lima yaitu:
1. WUJUD
2. DZAT
3. SIFAT
4. ASMA
5. AF'AL
-> keluar dari huruf LAM ada lima yaitu:
1. HATI atau roh
2. PARU PARU atau nur
3. LIMPA atau akal
4. EMPEDU atau iman
5. JANTUNG atau rahasia
-> keluar dari huruf HA ada lima yaitu:
1. DIRI YANG TERDIRI
2. DIRI YANG TAJALI
3. DIRI YANG SEBENARNYA
4. DIRI YANG ASLI
5. DIRI YANG BERDIRI SENDIRI
--> keluar dari huruf MIM ada lima yaitu:
1. ALLAH
2. MUHAMMAD
3. ADAM
4. NYAWA
5. DIRI KITA
-> keluar dari huruf DAL ada lima yaitu:
1. BERDIRI BETUL
2. RUKUK
3. SUJUD
4. TAHYAT
5. SALAM
Inilah yang keluar dalam huruf FATIHAH yang lima itu, Yang melimpah Agama islam dalam dunia.
Sebab itulah kita difardukan tuhan pada tiap tiap orang islam sembahyang lima waktu dengan
syaratnya dan syah batalnya supaya jangan sia sia pekerjaan kita itu.
Seperti jalan hukum orang yang Ahli syariat dan Ahli hakikat, hendaklah kita samakan timbangan
Allah SWT menciptakan sholat dari empat huruf nama MUHAMMAD yaitu:
1. ALIF
2. HA
3. MIM
4. DAL
~ALIF: ialah berdiri Rahasia pada kita Dzat pada tuhan
~HA: ialah ruku Nyawa pada kita Sifat pada tuhan
~MIM: ialah sujud Hati pada kita Nama pada tuhan
~DAL: ialah duduk Tubuh pada kita Ciptaan pada tuhan
-> bila telah berdiri sholat tetapkan pandangan mu pada DZAT ALLAH semata mata
-> bila telah ruku' tetapkan pandangan mu pada SIFAT ALLAH semata mata
-> bila telah sujud tetapkan pandangan mu pada NAMA ALLAH semata mata
-> bila telah duduk tetapkan pandangan mu pada CIPTAAN ALLAH semata mata
-> bila diluar sholat takutlah pada tuhan, serta merasa malu padanya
sabda nabi saw:
"SESUNGGUHNYA SEMBAHYANG ITU MEMBANGKITKAN NYAWA MENYEMBAH ALLAH"
^adapun tubuh itu bila telah berdiri sembahyang, kemudian mengucapkan TAKBIR, maka
tiadakanlah sifat anda, tinggal DZAT ALLAH semata mata yang meyakinkan
^bila berdiri itu dinamakan MI'RAJ, maksudnya tuhan telah ada
^bila sujud dinamakan BERMUNAJAT (bermohon) kita telah berdialog dengan tuhan
^bila duduk itulah namanya kita mendengar dengan pendengaranNya dan melihat dengan
penglihatanNya
para ulama berkata:
"SESUNGGUHNYA SEMBAHYANG ITU LEBIH MULIA DARIPADA ISI ALAM SEMESTA"
dikatakan bahwa gerak itu, bukan gerak sendiri tapi Allah SWT itulah yang menjadikan engkau
beserta gerakmu
bagi mereka yang tidak memahami i'tiqad sholat, SAMA HALNYA MENYEMBAH BERHALA
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 03.41.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
HAKIKAT NIAT
~Artinya: USHALI, yaitu sebenar benarnya hidup yang di usulkan Agama itu.
~Artinya: FARDU, yaitu wajib nyawa masuk dalam tubuh kita itu itulah awalnya fardhu.
Artinya ZUHRI, yaitu kenyataan tuhan kita zahir dan bathin.
~Artinya ARBA'A RAKA 'ATIN, itu mempunyai rakaat dengan sebab itu nyawa kita maknanya
empat perkara:
1. BERDIRI ITU NYAWA.
2. RUKUK ITU NYAWA.
3. SUJUD ITU NYAWA.
4. DUDUK ITU NYAWA.
^Arti ADAM, itu sudah ada pada NYAWA dan HATI.
tatkala kita mengatakan: "ALLAHU AKBAR" itu sudah bertempat nyawa itu R0HANIAH nya.
tatkala kita mengatakan:
"KABIRAW WAL HAMDULILLAHI KASYIR0W WASUBHA NALLAHI BUKR0TAW WA ASILA"
Artinya: telah mengaku nyawa kita tiada menyangkal akan dirinya ZAHIR dan BATHIN.
^demikianlah sifat kita di dalam sembahyang itu dengan diri, TIADA BOLEH BERCERAI.
Tatkala kita zahir ke dunia keluar dari dalam perut ibu kita dengan nyawa kita dengan diri kita.
^Adapun TUBUH itu bagian nabi kita awal, terbit dari kalimah RASULULLAH, dan zahirnya dari
MANIKAM.
^Adapun NYAWA itu ialah rahasia tuhan kita awal, terbit daripada kalimah TAUHID.
Apabila bercerai NYAWA itu dengan TUBUHNYA maka bercerailah kalimah yang dua itu. Karena
tiada tempat lagi segala amalan.
Adapun orang yang awam (0RANG KEBANYAKAN) tiada dapat mengenal jikalau tiada ilmunya.
kata dalil: "WAHUWA MA'AKUM AINAMA KUNTUM"
Artinya: "MENGAPAKAH KAMU TIADA MENGETAHUI, DIDALAM DIRI ENGKAU RAHASIA KU"
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 03.34.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
ASAL SEMBAHYANG
"Barang siapa mengenal diri dengan hakikatnya yang benar, maka orang itulah yang putus
makrifatnya kepada Allah".
Tetaplah orang itu yang bisa mengusulkan sekalian ilmu ini, maka bertanyalah SYEH ABD KADIR
JABAL orang ilmu syariat kepada SYEH KARAMI wali makrifat.
Soal: "APAKAH ASAL SEMBAHYANG ITU DENGAN SEBAB LIMA WAKTU SEHARI SEMALAM" =jawab:
" YAITU DARIPADA EMBUN YanG MENGADAKAN NUKTAH, asal sembahyang yang lima waktu itu
ialah ASAL TITIK YanG TIGA, MAKA DINAMAKAN RUKUN TIGA BELAS,
kedatanganNya itu ialah:
1. EMPAT DARI BAPAK IALAH:
* MANI jadi urat dan tulang
* MANIKAM jadi otak dan sumsum
2. EMPAT DARI IBU IALAH:
* WADI jadi bulu roma dan kulit
* MADI jadi darah dan daging
3. LIMA DARI TUHAN IALAH:
* pendengaran
* penglihatan
* penciuman
* perasaan
* penjabatan
~INILAH YanG DINAMAKAN PANCA INDRA, YAITU WAKIL TUHAN KEPADA KITA
~> PENDENGARAN terbagi empat:
dua mata - dua telinga itulah sembahyang Ashar
~> PENCIUMAN terbagi empat:
kiri kanan - depan belakang itulah sembahyang Zohor
~> PENGLIHATAN terbagi tiga:
dua lubang hidung - satu mulut itulah sembahyang Magrib
~> PERASAAN terbagi empat:
dua anggota kaki - dua anggota tangan itulah sembahyang Isya
~> PENJABATAN terbagi dua:
satu lubang pembuangan air kecil - satu lobang pembuangan air besar itulah sembahyang
Subuh.
1. LIMA DARI TUHAN YAITU:
wujud dzat namanya
2. EMPAT DARI BAPAK YAITU:
jadi imam, dapat dikatakan imam yang di imami oleh ma'mum, lalu bila telah membuang
takbiratul ihram, tahanlah nafas sebentar, Inilah yang dinamakan lenyap pada Nur Muhammad.
(TUAK ILAHI)
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 03.07.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
-Sementara alam atau segala sesuatu selain AKU keberadaannya adalah karen
a DIWUJUDKAN oleh-KU.
Karena dilihat dari segi keberadaan-KU dengan DIRI-KU sendiri, ALAM itu tidak
ada (ma'dum) tetapi jika dilihat dari segi "keberadaan-KU karena WUJUD AKU"
maka jelaslah bahwa ALAM itu ada (maujud) atau lebih tepatnya alam hanyala
h bayang-bayang Aku, Artinya tak akan ada gambar bayangan bila tidak ada W
UJUD benda yang membayanginya.
-Yang dimaksud kesatuan wujud dalam faham WAHDAT AL WUJUD secara esens
ialnya adalah WAHDATUS SYUHUD
(kesatuan penyaksian), bukan Aku menjadi WUJUD makhluk atau bertempat di
dalam makhluk, AKU itu tiada bertempat atau mengambil tempat di segenap A
LAM ini, namun AKU Meliputi segenap ALAM ini,
"HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WAL ZAHIRU WAL BATHINU WA HUWA BI KULLI
SYAI'IN ALIM"
(Aku yang awal Aku yang Akhir Aku yang zahir Aku yang Bathin dan Aku melip
"Aku tidak tersembunyi, tinggi atau rendah Tidak di bumi, langit atau singgasa
na. Ini kepastian, wahai kekasih, Aku tersembunyi di qalbu orang yang beriman
. Jika kau mencari Aku, carilah di qalbu-qalbu ini."Aku telah menjadikan hati manusia sebagai wadah untuk memandang kepada
hamba-Ku dan sekaligus tempat memandang hamba kepada Akunya
Ibarat hati itu laksana cermin dan Aku laksana Matahari. Engkau tidak akan ma
mpu melihat matahari secara langsung, tetapi engkau hanya bisa melihat mat
ahari hanya melalui cermin, di dalam cermin itu engkau dapat menyaksikan ga
mbar atau bentuk matahari
Ibn arabi berkata :
"MAKHLUK INI HANYALAH MAJAZI (bayangan) DAN BILA DIPERBANYAK CERMINN
YA MAKA TERLIHAT BANYAKLAH MAKHLUK"
Jadi jika engkau letakkan seribu cermin itu, maka pada setiap cermin akan eng
kau lihat bentuk matahari, namun yang engkau lihat itu bukan matahari yang s
esungguhnya tetapi hanya pantulan cahayanya saja, matahari yang sesunggu
hnya hanya satu yang tak mampu engkau lihat karena keterbatasan mata di d
alam memandangnya, dikarenakan sangat terangnya cahaya matahari itu.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 14.58.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
"Ya Sa'idah! Adapun waktu-waktu yang lain itu mengikut cerita Rasulullah SAW. kepadaku adalah
seperti berikut ini :
*Waktu Dzuhur 4 rakaat :
1. Rakaat pertama menandakan wujudnya Dzat Allah.
2. Rakaat kedua menandakan wujudnya Sifat Allah.
3. Rakaat ketiga menandakan wujudnya Asma' Allah.
4. Rakaat yang keempat menandakan wujudnya Af'al Allah.
*Waktu 'Ashar 4 rakaat, menyatakan kepada 4 alam :
1. Rakaat pertama menyatakan kedudukan di Alam Roh.
2. Rakaat kedua menyatakan kedudukan di Alam Mithal.
3. Rakaat ketiga menyatakan kedudukan di Alam Ajsam.
4. Rakaat keempat menyatakan kedudukan di Alam Insan.
*Waktu Maghrib 3 rakaat, menyatakan kepada 3 diri :
1. Rakaat pertama menyatakan hal keadaan Diri Azali.
2. Rakaat kedua menyatakan hal keadaan Diri Terperi.
3. Rakaat ketiga menyatakan hal keadaan diri terdiri.
*Waktu Isya' 4 rakaat, menandakan 4 nama bagi diri yang batin :
1. Rakaat pertama menyatakan bersifat Wujud, mengesakan Dzat Allah.
2. Rakaat kedua menyatakan bersifat Ilmu, mengetahui akan Sifat Allah.
3. Rakaat ketiga menyatakan bersifat Nur, menyatakan ia akan Asma' Allah.
4. Rakaat keempat menyatakan bersifat Syuhud, ma'rifat akan Af'al Allah. Maka inilah yang
dinamakan Rahasia Ma'rifat.
Maka bertanya lagi hamba Allah itu kepada Baginda Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu;
"Ya Amirul Mu'minin! Sekiranya jikalau hamba beramal dengan tiada ketahui jalan ini, apa
hukumnya?"
Maka jawab Saiyidina Ali Karamallahu wajhahu:
"Ya Sa'idah! Siapa yang mengerjakan amalan dengan tiada mengetahui akan amalan itu adalah
syirik semata-mata. Dan mereka ini dijatuhkan di dalam golongan orang yang fasiq. Walau
bagaimana 'alim sekalipun fasiq jua hukumnya."
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 17.15.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
nya. bagi orang-orang yang belum mencapai maqam mereka, cukup dengan berpasrah, menurut
apa yang telah mereka perlambangkan.
bila kamu tidak melihat hilal pasrah lahpad orang-orang yang melihat-nya dengan mata
kepalamya.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 07.57.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
JIWA pada tahap paling rendah disebut NAFS AMARAT, Yakni NAFS yang terus
menerus mendorong kepada hal-hal yang buruk dan rendah. Setelah melalui
latihan spritual, JIWA meningkat menjadi NAFS LAWWAMAT, Yakni JIWA yang
mampu mencela kekurangan-kekurangan dirinya sendiri. Bila di tingkatkan
lagi, JIWA itu akah sampai kepada puncak kesempurnaannya, itulah NAFS
MUTMAINNAT, Yakni JIWA yang Tentram, Damai, dan Bahagia. Manusia yang
memiliki JIWA yang sempurna itu disebut juga manusia sempurna atau INSAN
KAMIL. Mengenai manusia sempurna ini, AL-JAMI' sebenarnya memberikan
penjelasan yang cukup panjang. Manusia sempurna dalam kajian penganut
WAHDATUL WUJUD bukan saja mengacu pada sejumlah kecil individu yang
pernah hidup dimuka bumi ini dan memiliki JIWA yang paling sempurna namun
juga mengacu pada ciptaan Allah yang pertama, yang bersifat Spritual dan
merupakan bentuk awal segenap alam semesta.
Dari banyak munajatnya yang indah kepada Allah, dia berkata:
"Ya Rabbi, ya Tuhanku, jauhkanlah kami dari perbuatan menghabiskan waktu
untuk perkara-perkarakecil yang tidak berguna. Tunjukkanlah kepada kami
segala perkara menurut hakekatnya. Angkatlah dari batin kami selubung
ketidaksadaran.Janganlah diperlihatkan kepada kami barang yang tidak nyata
sebagai barang yang ada. Janganlah Kau biarkan bayang-bayang menutup
batin kami, sehingga kami tidak dapat melihat keindahan-Mu. Jadikanlah
bayang-bayang ini sebagai kaca yang melalui batin kami untuk menyaksikanMu."
Pada bagian lain dia berkata:
"Sang kekasih menyeru dari kedai minuman, datanglah lalu berilah aku anggur
cinta, cawan demi cawan. Kubebaskan diriku dari belenggu logika dan nalar.
Lalu kumulai meratap dan menangis untuk bersatu."
Dalam tahun terakhirnya ia melihat visi tentang kematiannya, dan sering
melantunkan bait syair berikut:
Adalah memalukan Bahwa hari-hari berlalu tanpa kita Bunga-bunga akan
mekar dan musim semi akan tiba Musim panas, musim dingin, dan musim
semi akan berlalu Dan kita pasti akan menjadi tanah dan debu.
Wara' memang salah-satu sendi etika islam yang sangat penting, oleh karena itu nabi bersabda
yang artinya
halal".
Jadi Sembilan persepuluh dari ibadah adalah mencari halal.
Pada hadist lain nabi bersabda:
"hendaknya kamu menjalankan laku wara', agar kamu jadi ahli ibadah".
Laku hidup wara' memang penting bagi perkembangan mentalitas ke-islaman, apalagi bagi
tasawuf. Dalam tasawuf wara' merupakan langkah kedua sesudah taubat, dan disamping
merupakan pembinaan mentalitas (akhlak) juga merukan tangga awal untuk membersihkan hati
dari ikatan keduniaan.
Wara' itu ada dua tingkat,
-wara' segi lahir yaitu hendaklah kamu tidak bergerak terkecuali untuk ibadah kepada Allah.
-Dan wara' batin, yakni agar tidak masuk dalam hatimu terkecuali Allah Ta'ala.
Wara' adalah meninggalkan setiap yang berbau syubhat dan meninggalkan apa yang tidak perlu,
yaitu meninggalkan apa yang tidak perlu, yaitu meninggalkan berbagai macam kesenangan.
3. Maqam zuhud
sesudah maqam wara' di kuasai mereka baru berusaha mengapai maqam (station) di atasnya,
yakni maqam zuhud. Berbeda dengan wara yang pada dasarnya merupakan laku menjahui yang
syubhat dan setiap yang haram, maka zuhud pada dasarnya adalah tidak tamak atau tidak ingin
dan tidak mengutamakan kesenangan duniawi.
Dalam hal ini Abdul Hakim Hasan dalam bukunya al-Tashawuf fi al-Arabi mengatakan sebagai
berikut :
Dalam tasawuf zuhud dijadikan maqam dalam upaya melatih diri dan menyucikan hati untuk
melepas ikatan hati dengan dunia. Maka di dalam tasawuf diberi pengertian dan diamalkan
secara bertingkat. Pada dasarnya dibedakan zuhud pada tingkat awal (biasa) dan zuhud bagi
ajaran sufi.
Misalnya Abu Sulaiman aal-Darani mengatakan :
"Sufi itu suatu ilmu dari ilmu-ilmu tentang zuhud. Maka tidak pantas mengenakan kain suf
dengan uang tiga dirham di tanganya kok dalam hatinya menginginkan lima dirham".
Pada tempat lain Abu Sulaiman al-Darani mengatakan :
"zuhud adalah meninggalkan segala yang melalaikan hati dari Allah". Ruwaim mengatakan:
"zuhud adalah memandang kecil arti dunia dan menghapus pengaruhnya dari hati".
4. Maqam Fakir
Fakir dan dervish adalah nama-nama di mana para sufi bangga untuk disebutnya, karena kedua
itu bahwa dialah golongan yang telah memalingkan setiap pikiran dan harapan yang akan
memisahkan pikiranyan daripada tuhan. Kosongnya seluruh pikiran dan harapan dari kehidupan
masa kini dan kehidupan yang akan dating, dan tidak menghendaki apapun kecuali tuhan
penguasa kehidupan masa kini dan masa yang akan dating-itulah fakir yang sesungguhnya. Fakir
yang sedemikian itu adalah orang yang lenyap kesadaran keberadaan dirinya, sehingga dirinya
tidak mendaku punya kemampuan, perasaan, dan perbuatan. Di terangkan bahwa Dawud alThail tidak punya apa-apa terkecuali rumput kering untuk tikar, sebuah bata sebagai bantal, dan
sebuah mangkok untuk minum dan mencuci. Sebagai salah satu maqam dalam ajaran tasawuf
maka fakir juga mendapat pembahasan perumusan yang bertingkat-tingkat disesuaikan dengan
tujuan penyucian hati terhadap ikatan keduniaan.
Dalam al-Risalah al-Qusyairiyah maqam fakir ini dibahas agak panjang lebar. Di antara
perumusan-perumusan tentang fakir, Misalnya al-muzayin mengatakan;
"jalan menuju Allah itu lebih banyak dari bilangan bintang di langit, tak ada
yang ketinggalan daripadanya terkecuali satu jalan saja, yaitu fakir, itulah
yang paling lurus dari segala jalan".
Al-Nuri mengatakan :
"sifat orang fakir itu diam saja ketika tak punya apa-apa, dan tak
"fakir yang sesungguhnya adalah tidak memiliki sesuatu dan hatinya juga
tidak menginginkan sesuatu",
Jadi pada dasarnya wara' berusaha meninggalkan syubhat agar hidup hanya mencari yang jelas
halal, kemudian dengan zuhud telah mulai menjahui keinginan terhadap yang halal-halal dan
hanya yang amat penting dalam hidupnya. Di dalam maqam fakir telah sampai puncaknya, yaitu
mengosngkan hati dari ikatan dan keinginan terhadap apa saja sealain tuhan. Maka maqam fakir
merupakan perwujudan upaya "tathir al-qolbi bi'l-kulliyati'anma siswa 'llah".
Yaitu penyucian hati secara keseluruhan terhadap apa yang selain Tuhan. Inilah ajaran qathu alalaiq atau tajrid yakni ajaran untuk membelakangi atau membuang dunia.
Al-Ghozali menganjurkan atau mengajarkan untuk membuang dunia itu sama sekali. Maka fakir
di rumuskan dengan "tidak punya apa-apa dan juga tidak menginginkan apa-apa".
5. Maqam Sabar
Dalam islam mengendalikan diri untuk laku sabar merupakan tiang bagi akhlak mulia. Dalam alQuran dinyatakan sabar merukan laku yang terpuji dan merupakan perintah suci agama. Jadi
penguasaan diri dan bersabar dalam waktu mengalami kesempitan, susah, penderitaan,
tantangan dan perang, adalah mentalitas Islam. Sikap sabar di tinggikan sebagai mentalitas
sikap seorang mukmin dan muttqin, seperti di jelaskan dalam surat Al-Baqarah, ayat 153 yang
Dalam tasawuf sabar dijadikan satu maqam sesudah maqam fakir. Karena persyaratan untuk
bisa konsentrasi dalam zikir orang harus mencapai maqam fakir. Tentu hidupnya akan dilanda
berbagai macam penderitaan dan kepincangan. Oleh karena itu harus melangkah ke maqam
sabar. Sebagai satu maqam dalam tasawuf direnungkan dan dikembangkan menjadi konsep
yang diungkapkan dalam berbagai pengertian.
Ibnu 'Athaillah misalnya mengatakan :
Sabar adalah menerima segala bencana dengan laku sopan atau rela. Dan
dikatakan pula bahwa sabar adalah fana di dalam balai bencana tanpa ada
keluhan:
Bergulat dengan kesengsaraan tanpa ada keluhan. Jadi dengan maqam sabar
para sufi memang telah menyengaja dan menyiapkan diri dengan seribu satu
kesulitan dan derita dalam hiduonya dengan sikap sabar, tanpa ada kesulitan.
Itulah laku maqam sabar di dalam tasawuf.
6. Maqam Tawakkal
Dalam syariat islam diajarkan bahwa tawakkal dilakukan sesudah segala daya upaya dan ikhtiar
dijalankanya. Jadi yang ditawakkalkan atau digantungkan pada rahmat pertolongan Allah adalah
hasil usahanya sesudah segala ikhtiar dilakukanya. Yakni tawakkal yang di landasi oleh aktif kerja
keras. Tasawuf menjadikann maqam tawakkal sebagai wasilah atau sebagai tangga untuk
memalingkan dan menyucikan hati manusia agar tidak terikat dan tidak ingin dan memikirkan
keduniaan serta apa saja selain Allah. Oleh karena itu sesuai cita ajaran tasawuf tawakkal
dijadikan prinsip ajaran yang mengarah ke paham jabbariyah mutlak. Yakni tawakkal tanpa
memikirakan usaha, orang harus sepenuhnya mengantungkan diri sepenuhnya kepada takdir
dan pemeliharaan langsung dari Allah.
Dalam Risalah Qusyairiyah diterngkan bahwa Sahlu Bin Abdulloh mengatakan;
Ilmul Yaqin, Ainul Yaqin, Haqqul Yaqin adalah tahapan dalam pendirian
seseorang dalam pandangan Musyahadahnya (penyaksiannya) kepada Allah
SWT.
-Di dalam ILMUL YAQIN
segala pengetahuan ilmu telah diliputi dengan Ilmu Allah sehingga apapun
amaliah maupun ubudiyah itu semua menunjukkan dari pada lautan Ilmu Allah
Ta'ala.
-Di dalam AINUL YAQIN,
tatkala seseorang 'arifiin' telah melihat sesuatu amalaiah dan ubudiyah diliputi
oleh Ilmu Allah kemudian ia menyaksikan bahwa di dalam gerak dan diam
(lelaku) itu adalah saksi Hidupnya Allah Ta'ala yang menunjukkan adanya Allah
Ta'ala sebagai tujuan hidupnya. dengan Merasakan dan menyadari gerak dan
diam, suara dan perkataan itu adalah saksi hidupnya Allah Ta'ala maka sama
halnya ia merasakan dan menyadari kehadiran Allah Ta'ala dekat sekali dengan
dirinya.
"Bukan menghadirkan Allah" akan tetapi menyadari bahwa "Allah senantiasa
Maha Hadir atas dirinya dan sekalian Alam meliputi tiap-tiap sesuatu".
"WAHUWA MA'AKUM AINAMA KUNTUM"
(Dia Allah serta kamu di mana kamu berada).
-HAQQUL YAQIN,
adalah kemantapan dalam pendirian yang kokoh setelah ia mengetahui
kemudian ia melihat dengan penyaksian lalu kemudian tertanam sedalamdalamnya pada dirinya bahwa :
"Segala sesuatu apapun yang terlihat, Tidak ada yang ada melainkan ilmu
ALLAH TA'ALA, Segala sesuatu apapun yang yang terdengar tidak ada yang
ada melainkan kalam ALLAH TA'ALA, Dan tidak ada yang terasa maupun
dirasakan melainkan sirrullah (dzatullah)".
Setelah semua perjalanan dan tahapan itu misra (meresap) pada diri, maka
Allah akan Jazbah dirinya sehingga sampailah ia pada maqom "KAMALUL
YAQIN"
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 16.51.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Cinta Yang Hakiki Tak Cukup Dengan Bahasa Kata
Besarkah pengaruh cinta? Demi cinta, subjek rela meniadakan dirinya sembari menganggapnya
sebagai puncak kesempurnaannya.
Laron yang mati akibat tersengat api lampu yang dipujanya.
Semut ternggelam dan terbenam dalam gula yang dicintainya.
Bagi sebagian orang, cinta lebih dari sekedar bernyawa. Karena itulah, mereka
mengutamakannya atas kehidupan.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 09.11.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Artinya:
"Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: `Roh itu termasuk
urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit."
(QS.AlIsraa':85)
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 08.06.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Peran Iman Dalam Diri
Iman adalah kehormatan seorang Muslim...
Iman adalah bendera setiap orang yang mengucapkan dua kalimat Syahadat...
Iman juga tolak ukur tinggi rendahnya pengetahuan tentang makna kehidupan yang dimiliki
seseorang...
Iman merupakan cermin kehidupan yang selalu menjadikan diri kita siap menghadapi kehidupan
ini...
"Mereka yang beriman adalah mereka yang selalu menjaga dan menambah tingkat
keyakinannya dengan doa yang tidak pernah putus.
dengan ilmu yang tidak pernah padam.
dengan usaha yang tidak pernah berhenti."
Berimanlah kepada Allah SWT dengan iman yang sungguh sungguh.
bukan keadaan yang membuat seseorang beriman, bukan juga karena rayuan membuat orang
beriman tapi ilmu, akal dan doa lah yang membuat diri beriman.. Dan tidak dikatakan seseorang
beriman jika dia tidak memperdulikan saudaranya karena sesungguhnya Iman itu terpancar dari
Hati dan Pikiran yang tercermin dari sikap dan sifat..
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 06.52.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
ISTIGFAR YANG MEMENUHI SYARAT AMPUNAN ALLAH SWT
Suatu hari Sayyidina Ali bin Abi Thalib melewati seorang yang sedang mengulang ulang kata
Astagfirullah ,Sayyidina Ali menegurnya, "celakalah kamu tahukah kamu apa arti kata
istigfar,?
istigfar ada pada tingkat yang sangat tinggi ,istigfar mengandung enam makna:
1) penyesalan akan apa yang sudah kamu lakukan
2) bertekad untuk tidak mengulangi dosa
3) mengembalikan kembali hak orang lain yang sudah kamu rampas ,sampai kamu kembali
kepada Allah dengan tidak membawa hak orang lain padamu
4) gantilah segala kewajiban yang telah kamu lalaikan
5) arahkan perhatianmu kepada daging yang tumbuh karena harta yang haram ,rasakan
kepedihan penyesalan sampai tulang kamu lengket pada kulitmu setelah itu tumbuhkanlah
daging yang baru
6) usahakan agar tubuhmu merasakan sakitnya ketaatan ,setelah kamu merasakan manisnya
kemaksiatan ,
setelah memenuhi syarat itu ucapkanlah Astagfirullah
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 06.13.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Aku pandang ke dalam hatiku zat rahasiaku diterangi Rahasia Ilahi kemudian aku pandang
kepada alam baru aku melihat Cahaya-Nya meliputi alam
aku pandang lagi kepada alam cahaya-Nya kembali terhijab dari pandangan lalu aku pindahkan
alam ke dalam hatiku aku kembali melihat Cahaya Ilahi meliputi alam.
Cahaya-Nya hanya boleh dipandang oleh zat rahasiaku
apabila aku menyatu dengan zat rahasiaku tanpa takwil tanpa hujah tanpa terka tanpa ulasan
tanpa kupasan tanpa huraian hanya yakin dan larut di dalam keyakinan bahwa aku tidak terpisah
daripada zat rahasiaku baru dapat aku saksikan Cahaya-Nya tanpa rupa tanpa warna hanya jelira
di dalam yakin sesungguhnya Cahaya Engkau yang aku pandang.
Apa jua yang nyata bila aku halakan pandangan ke sana daku tidak melihat wujud di situ
hinggalah aku halakan pandangan ke dalam hati barulah aku melihat wujud menyertainya.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 13.46.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak berkumpul makhluk dan Khaliq dalam satu hati
"Makhluk dan Khaliq tidak berkumpul.
Dunia dan akhirat juga tidaklah berkumpul dalam satu hati.
Ada kalanya makhluk dan ada kalanya Khaliq di hatimu.
Ada kalanya dunia dan ada kalanya akhirat.
Ada kalanya terbayang bahwa makhluk ada di lahirmu sedang Khaliq di hatimu.
Dunia di tanganmu sedang akhirat di hatimu.
Adapun di dalam hati, kedua-duanya tidak berkumpul.
Lihatlah kepada jiwamu dan pilihkan untuknya, jika ia menghendaki dunia maka keluarlah akhirat
dari hatimu.
Jika ia menghendaki akhirat maka keluarkanlah dunia dari hatimu.
Jika ia menghendaki Tuhan maka keluarkanlah dunia, akhirat dan apa yang selain-nya dari hati.
Selagi di dalam hatimu masih ada sebesar semut yang selain Allah, maka kamu tidak melihat
dekatnya Allah di sisimu, dan tidak bangkit kejinakan dan ketenangan kepada-Nya. Selagi di
dalam hatimu masih ada dunia sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat akhirat di
hadapanmu. Dan selagi di dalam hatimu terdapat akhirat sebesar semut kecil, maka kamu tidak
melihat dekat kepada Allah.
(Syeikh Abdul Qadir Jailani)
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 13.39.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Jika seorang salik tidak mampu melihat Allah yang meliputi cahaya di balik semua gambaran
yang kerlap-kerlip ini, berarti ia sebenarnya masih dalam kebingungan terhadap bayang-bayang
eksistensial dan awan-awan realitas yang berubah-ubah.
Allah telah menjadikan hati manusia sebagai wadah untuk memandang kepada hamba-Nya dan
sekaligus tempat memandang hamba kepada Tuhannya.
Ibarat hati itu laksana cermin dan Allah laksana Matahari.
Engkau tidak akan mampu melihat matahari secara langsung, tetapi engkau hanya bisa melihat
matahari hanya melalui cermin, di dalam cermin itu engkau dapat menyaksikan gambar atau
bentuk matahari.
Jadi jika engkau letakkan seribu cermin itu, maka pada setiap cermin akan engkau lihat bentuk
matahari, namun yang engkau lihat itu bukan matahari yang sesungguhnya tetapi hanya
pantulan cahayanya saja, matahari yang sesungguhnya hanya satu yang tak mampu engkau
lihat karena keterbatasan mata di dalam memandangnya, dikarenakan sangat terangnya cahaya
matahari itu.
AWALUDDIN MA'RIFATULLAH
"Artinya awal agama itu mengenal Allah".
Dengan apa Allah dikenal? Dengan tiga perkara :
- Pertama tahu akan "TUBUH".
"Bahwasanya hamba-Ku, apabila AKU telah kasihi, AKU bunuh ia, lalu apabila
telah AKU bunuh, maka AKUlah sebagai gantinya".
Maka langkahnya seolah-olah langkah Allah.
Pendengarannya,pendengaran Allah.
Penglihatannya,penglihatan Allah.
Geraknya, kehendak Allah.
Perbuatannya, perbuatan Allah.
Orang yang telah mendapat mati hisi, ia akan melihat Allah SWT dalam perasaannya.
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 115 :
"Timur dan barat kepunyaan Allah SWT, kemana kamu menghadap, maka disanalah ada wajah
Allah".
Surat An-Nisa ayat 126 :
"Dialah Allah yang awal, dan Dialah yang zhahir dan Dialah Allah yang batin".
Orang yang telah merasakan mati hissi, itulah orang yang telah sampai dengan Rahmat Allah
SWT pada maqam Tajalli Dzat.
TENTANG ALLAH (WAJIBUL WUJUD)
-WAJIBAL UJUD= YANG WAJIB ADA
Yang ada hanya ALLAH. Tiada yang lain. Yang lain tidak ada.
TAUHID ialah mengetahui satu, melihat satu dan menjadi satu.
Aku satu dan tiada sekutu denganKu.
Walaupun ada bertingkat-tingkat dari segi BADAN AKAL RUH SIRR NUR DZAT, hakikatnya
bukanlah salah satu dari tingkat tingkat itu tetapi adalah DZAT itu sendiri.
hakikat MUHAMMAD ialah Kepala pancuran semua manifestasi.
Meskipun MUHAMMAD didalam badan, hakikatnya adalah hakikat seluruh Alam.
Keturunannya ialah :
- SELURUH ALAM
- WALI-WALI
- MALAIKAT-MALAIKAT
URAIANNYA :
ALLAH ialah hakikat semuanya hakikat segala-galanya tiada yang kecuali.
Apabila ALLAH beserta dengan semua, Dia juga tanpa semua. Selagi kita WUJUD dalam
pandangan kita, DIA TIADA NAMPAK dan apabila kita tidak WUJUD dalam pandangan kita DIALAH
YANG KITA NAMPAK.
ALLAH menzahirkan Diri-Nya pada sesuatu benda yang dicari oleh seseorang itu. TAJALLI-NYA
tidak terkira banyaknya.
Penyembahan Yang Terhad oleh Yang Terhad adalah Syirik.
CINTA ALLAH ialah KEMAHUAN UNTUK MANIFESTASI (penzahiran).
WUJUD adalah gerak dari KEADAAN YANG TERPENDAM (Kunza Mahfiyyan-Adom Idhafi)
kepada KEADAAN YANG TERNAMPAK.
Ini adalah Gerak Cinta. Tanpa Cinta ianya terpendam dalam Ilmu buat selama-lamanya.
WUJUD itu adalah hanya TAJALLI dan TAJALLI itu menjadi hakikat seseorang dalam TAJALLI.
Hakikat benda ialah DZAT ALLAH sendiri.
WUJUD diluar dan WUJUD didalam tidak berbeda.
Semuanya adalah Satu Diri Yang Sama itu jua yakni ALLAH.
Wallahualam.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 06.04.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
HADATH:
Makna hadath dari kacamata kesufian ialah WUJUD selain Allah (wujud ghairullah).
Hadath ini mesti dibersihkan dengan AIR MUTLAK di dalam SIRULLAH.
Apabila telah bersuci dengan air tersebut, maka barulah layak untuk memasuki pintu Majlis
Tuhan itu.
Jika masih lagi ada WUJUD GHAIRULLAH, maka belumlah lagi dikatakan bersuci dan masih
menanggung hadath.
Bersihkanlah diri dengan AIR MUTLAK dengan sebersih-bersihnya sehingga tiada lagi yang
kelihatan melainkan Allah Yang Maha Esa saja.
Hadath Kecil:
Menghilangkan hadath kecil dari sisi kerohanian ialah Fana' dalam 7 sifat:
1. QUDRAT
2. IRADAT
3. ILMU
4. HAYAT
5. SAMA'
6. BASHAR
7. KALAM
Hadath Besar:
Menghilangkan hadath besar dari sisi kerohanian ialah:
Memfanakan diri seluruhnya.
Apabila telah bersih suci daripada hadath besar ini barulah dikurniakan boleh 'MELIHAT ALLAH'
dengan segala KEAGUNGAN-NYA dan KEMULIAN-NYA.
Bermandilah dengan Air Mutlak ini dengan niat:
LAA FA'IL ILALLAH=
tiada yang berbuat melainkan Allah
LAA HAYYA ILALLAH=
tiada yang hidup melainkan Allah
LAA MAUJUDA ILALLAH=
tiada yang maujud melainkan Allah
"MAN ARAFA NAFSAHU, FAQAD ARAFA RABBAHU, FASADAL JASADU"=
(Siapa yang mengenal dirinya rata-rata, kenallah dia Tuhannya, siapa yang kenal Tuhannya,
fanalah jasadnya),
sehingga basah kuyup seluruh dirimu dengan Air Mutlak itu oleh pentajallian AL-HAQ, dan
dengan Air Mutlak itu jua dirimu terserap dalam Cinta-Nya yang mendarah-daging dalam seluruh
tubuhmu"Ke mana engkau memandang, di situlah Wajah-Ku".
*Sholat Syariat:
Solat ini mempunyai tatacara dan hukum-hukum tertentu.
Kiblatnya mengarah kepada Kaabah di dalam Masjidil Haram.
Tertakluk kepada lima waktu sehari semalam. Wajib dikerjakan dengan seluruh tubuh yang zahir.
*Sholat Hakikat:
Sholat Hakikat atau sholat Da'im adalah sholat yang berkekalan tidak putus dan tidak tertakluk
kepada waktu dan tempat, tidak ada perbuatan, tidak ada bacaan.
Da'im adalah juga namanya Wustha artinya yang di tengah-tengah, maka ianya dilaksanakan
hanya pada hati. Namun begitu,
Sholat Da'im atau Wustha ini tidak boleh dipisahkan dengan Sholat Syari'at.
Mengerjakan sholat syariat saja tanpa hakikatnya adalah pincang.
Dan begitu pula mengerjakan solat hakikat saja tanpa syariat adalah binasa. Justru itu, Solat
Da'im ini harus disepadukan dengan Sholat Lahiriyah.
-KAF :
KAMAA IN ANZALNA HUMINASSAMAA I FAKHTALATOBIHI NABAATUL AR.
PAASBAHA HASIMAN TAZRU HURIYYA. YA HAF KOLIZA i.
-HA :
HUALLAH HULLAZI LA ILAHA ILLA HUWAL 'AZIMULQHAIB. WASSAHAADATI
WARRAHMANIRRAHIM. YA KAPASLIA i.
-YAA :
YAUMAL 'AZI MIPATI IZIL KULUB. LADALHANAAZI ROKALZIMI NAMALIZZOLIMIN.
NAMIL HAMIMIN WALA SHAFIE YUUTO-'U NAYA DARZA i.
-'AIN :
'ALIMAT NAFSUMMA AHDOROT KALA UQSIMUBIL KHOMSIJAWA RILQUNNAS
WALLAILI IZA ASAA'ASA WASSUBH IZA TANAPPAS. YA WAGHRILA IZ.
-SHOD :
SHOD, WALQURANIZIZIKRI BALILLAZI NAKAFARU PIIZZATI WASIQOH YADA' SA'
Ini adalah salah satu dari amalan yang menggunakan huruf Nuraniyyah TATA CARANYA ialah
setiap niat atau perbuatan hendaklah dimulai dengan
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM,
lalu bacalah
"KAAF HAA' YAA 'AIN SHOOD"
satu persatu setiap jari tangan kanan mu lalu kemudian genggamlah dan lihat ringkasan di
bawah ini :
CATATAN:
Kuasamu tergantung kepada daya kekuatan ilmu MAKRIFAT dari tuhan mu, manakala efeknya
pula terserah pada sekeras mana niat dirimu terhadap apa yang tuhan engkau lakukan
Didalam kajian mengenal diri huraian pada
"KAAF HAA' YAA 'AIN SHOOD"
sangat jelas bagi yang mengetahui nya, ia bukan hanya sekedar bacaanTauhidul AF'AL saja, tapi
ia adalah pembuka kepada pegangan ilmu MAKRIFAT
Maka adapun hakikatnya itu ialah orang yang tiada memandang bagi dirinya amal perbuatan
lagi, Hanya memandang kelakuan Allah Taala yang berlaku pada dirinya yang ditakdirkan pada
azali sebelum dijadikan dirinya, Yang dipandangnya ialah segala amalnya daripada Allah dengan
Allah bagi Allah, inilah yang sebenarnya ahli hakikat, Jadi hakikat yang dikehendaki di sini ialah
hakikat yang meliputi tubuh dan nyawa atau jasad dan roh
Seandainya seorang itu tiada bernyawa, bukan manusia namanya dan sudah pasti dia tiada
dapat beramal, Sedangkan sebenarnya dia tiada dapat memandang yang beramal dan yang
empunya amal, Karna dengan adanya roh baru jasad dapat beramal
-Sedangkan ROH itu ialah SIFATULLAH atau SIRRULLAH dan ROH itu tiada akan dapat beramal
sekiranya tiada serta dengan DZATULLAH, maka barulah benar yang beramal itu Sifat bagi DZAT,
dan yang empunya amal itu adalah DZAT, Oleh karena itulah hakikatnya orang syariat itu
dihukumkan syirik,
KARNA DIA MERASA DIRINYALAH YANG BERAMAL DAN BERBUAT TERSEBUT
Setelah nyata kezahiran kalimah tersebut, barulah didatangkan nyawa, maka bersuaralah ia
dengan nama kebesaran DZAT tuhannya "ALLAHU AKBAR" tatkala ini karamlah dia didalam
kebesarannya,
Kemudian di ikuti dengan tujuh kesempurnaan Takbir yaitu :
"LA HAYYUN, LA ALIMUN, LA SAMIUN, LA KADIRUN, LA BASIRUN, LA MURIDUN, LA MUTAKALIMUN
BILHAQI ILALLAH "
Maka bersuaralah dia dengan nama kebesaran DZAT tuhannya "ALLAHU AKBAR" bergetarlah
dirinya, karam didalam kebesarannya, Sungguh cantik dan indah bagi mereka yang mengetahui
rahasia dan perbuatan gerak diri itu,
Segala-galanya tersirat disebalik firman Allah yang bermaksud :
"Jika Engkau mengasihi Aku, ikutilah Aku, Niscaya Aku akan mengasihi mu".
(Tuak ilahi)
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 02.58.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
* KUAT.
* LEMAH.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga, karena hamba itu tidak mempunyai KUAT dan
LEMAH karena hamba itu di-KUAT-kan dan di-LEMAH-kan oleh ALLAH, bukannya kudrat dan iradat
Allah itu lemah.
-Adapun kepada hakikatnya yang sifat lemah itu shalat pada sifat kita yang baharu ini.
-Adapun yang di hilangkan tatkala BERDIRI itu adalah pada segala APAL (perbuatan) hamba
yang baharu.
2). RUKU' (MUNAJAH)
itu karena huruf LAM Awal, asalnya dari ANGIN, bukannya angin barat dan bukan pula angin
timur.
-Adapun artinya ANGIN itu bersifat JAMALULLAH yang artinya sifat
KEELOKAN ALLAH TA'ALA,
yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
* TUA.
* MUDA.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga.
-Adapun hamba itu tidak mempunyai TUA dan MUDA.
-Adapun yang di hilangkan tatkala RUKU' itu adalah pada segala ASMA (nama) hamba yang
baharu.
3). SUJUD (MI'RAJ)
itu karena huruf LAM Akhir, asalnya dari AIR, bukannya air laut dan bukan pula air sungai.
-Adapun artinya AIR itu bersifat QAHAR ALLAH yang artinya sifat
KEKERASAN ALLAH TA'ALA,
yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
* HIDUP.
* MATI.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga.
-Adapun hamba itu tidak pun mempunyai HIDUP dan MATI.
-Adapun yang dihilangkan tatkala SUJUD itu adalah pada segala NYAWA (sifat) hamba yang
baharu.
4). DUDUK (TABDIL)
itu karena huruf HA, asalnya dari TANAH, bukannya pasir dan bukan pula tanah lumpur.
-Adapun artinya TANAH itu bersifat KAMALULLAH yang artinya sifat
KESEMPURNAAN ALLAH TA'ALA,
yang terdiri atas 2 (dua) perkara :
* ADA.
* TIADA.
Yang merupakan kudrat dan iradat-Nya juga.
-Adapun hamba itu tidak ADA dan TIADA.
-Adapun yang dihilangkan tatkala DUDUK itu adalah pada segala WUJUD/ZAT hamba yang
baharu,
karena hamba itu wujudnya ADAM yang artinya hamba tiada mempunyai wujud apapun karena
hamba itu diadakan/maujud, hidupnya hamba itu di-hidupkan, matinya hamba itu di-matikan dan
kuatnya hamba itu di-kuatkan. Itulah hakikatnya shalat.
Barangsiapa shalat tidak tahu akan hakikat yang empat tersebut diatas,
shalatnya hukumnya KAFIR JIN dan NASRANI, artinya KAFIR KEPADA ALLAH, ISLAM KEPADA
MANUSIA, yang berarti KAFIR BATHIN, ISLAM ZHAHIR, hidup separuh HEWAN, bukannya hewan
INILAH FASAL Masalah yang menyatakan sempurnanya orang TAKBIRATUL IHRAM, iaitu
hendaklah tahu akan MAQARINAHNYA.
INILAH FASAL Asal TUBUH kita (jasmaniah) kita di jadikan oleh Allah Ta'ala atas
4 (empat) perkara :
1.
2.
3.
4.
API.
ANGIN.
AIR.
TANAH.
INILAH PASAL Masalah yang menyatakan jalan kepada Allah Ta'ala atas 4
(empat) perkara :
1. SYARIAT. = AF'AL. = BATANG TUBUH.
2. THARIQAT. = ASMA. = HATI. DIRI
3. HAKIKAT. = SIFAT. = NYAWA. KITA
4. MA'RIFAT. = RAHASIA. = SIR.
-Adapun hakikatnya :
^SYARIAT itu adalah KELAKUAN TUBUH.
^THARIQAT itu adalah KELAKUAN HATI.
^HAKIKAT itu adalah KELAKUAN NYAWA.
^MA'RIFAT itu adalah KELAKUAN ROHANI.
-Adapun yang tersebut di atas itu nyata atas penghulu kita Nabi MUHAMMAD.
Karena lafadz MUHAMMAD itu 4 (empat) hurufnya yaitu :
1. MIM AWAL.
2. HA.
3. MIM AKHIR.
4. DAL.
-Adapun huruf MIM AWAL itu ibarat KEPALA.
-Adapun huruf HA itu ibarat DADA.
-Adapun huruf MIM AKHIR itu ibarat PUSAT (PUSER).
-Adapun huruf DAL itu ibarat KAKI.
-Adapun huruf MIM AWAL itu MAQAM-nya kepada alam LAHUT.
-Adapun huruf HA itu MAQAM-nya kepada alam JABARUT.
-Adapun huruf MIM AKHIR itu MAQAM-nya kepada alam MALAKUT.
-Adapun huruf DAL itu MAQAM-nya kepada alam NASUWAT.
INILAH FASAL Masalah yang menyatakan ALAM. Adapun ALAM itu atas 2 (dua)
perkara :
1). ALAM KABIR (ALAM BESAR/ALAM NYATA).
2). ALAM SYAQIR (ALAM KECIL/ALAM DIRI KITA).
-Adapun ALAM KABIR itu adalah alam yang NYATA INI.
-Adapun ALAM SYAQIR itu adalah alam DIRI KITA INI.
*ALAM KABIR (ALAM BESAR) itu sudah terkandung didalam ALAM SYAQIR karena
*ALAM SYAQIR itu bersamaan tiada kurang dan tiada lebih, lengkap dengan segala isinya bumi
dan langit, arasy dan kursy, syurga, neraka, lauhun (tinta) dan qolam (pena), matahari, bulan
dan bintang.
-Adapun BUMI / JASMANI di dalam tubuh kita itu terdiri atas 7 (tujuh) lapis yaitu:
1. BULU.
2. KULIT.
3. DAGING.
4. URAT.
5. DARAH.
6. TULANG.
7. LEMAK (SUM-SUM).
-Adapun LANGIT / ROHANI (OTAK/ARASY) di dalam tubuh kita itu terdiri atas 7 (tujuh) lapis pula :
1. DIMAK (LAPISAN BERPIKIR/RUH NABATI).
2. MANIK (LAPISAN PANDANGAN/RUH HEWANI).
3. NAFSU (RUH JASMANI).
4. BUDI (RUH NAFASANI).
5. SUKMA (RUH ROHANI).
6. RASA (RUH NURANI).
7. RAHASIA (RUH IDHAFI).
-Adapun MATAHARI di dalam tubuh kita yaitu NYAWA kita. Adapun BULAN di dalam tubuh kita
yaitu AKAL kita.
-Adapun BINTANG di dalam tubuh kita yaitu ILMU kita (ada yang banyak dan ada pula yang
sedikit). Adapun SYURGA di dalam tubuh kita yaitu AMAL SHALEH kita.
-Adapun NERAKA di dalam tubuh kita yaitu DOSA-DOSA kita.
-Adapun LAUT di dalam tubuh kita ada 2 (dua) yaitu :
1. LAUT ASIN.
2. LAUT TAWAR.
-Adapun LAUT ASIN di dalam tubuh kita yaitu AIR MATA kita.
-Adapun LAUT TAWAR di dalam tubuh kita yaitu AIR LUDAH kita.
-Adapun MAHLIGAI di dalam tubuh kita ada 7 (tujuh) pula yaitu :
1. DADA.
2. QALBUN.
3. BUDI.
4. JINEM.
5. NYAWA.
6. RASA.
7. RAHASIA.
Di dalam DADA itu QALBUN dan di dalam QALBUN itu BUDI dan di dalam BUDI itu JINEM dan di
dalam JINEM itu NYAWA dan di dalam NYAWA itu RASA dan di dalam RASA itu RAHASIA (SIR).
BAB "SHOLAT"
Dalam agam Islam tidak di kenal istilah sembahyang. Yang ada ialah Sholat.
Kata sholat ini kita temukan dalam kitab Suci AL QURAN dengan kata sholat/sholati.
Sedangkan kata sholat menurut ilmu nahu terjamahan ke dalam bahas Indonesia ialah Sholeh.
Sholat Agama Islam ialah berkiblat ke Baitullah, Berkiblat disini yang tersirat di sini ialah
Menghadap ke Baitullah bukannya yang ada bangunannya di negara Arab, melainkan Baitullah
yang ada pada diri manusia .
Kalau tidak lebih sekian detik atau menit, ya kurang sekian detik atau menit.
Yang hanya Sholat di Baitullah,Tidak berpindah-pindah ialah ke EMPAT nafsu yang di imami oleh
Rasul/Nur Muhammad.
firman Allah :
WA HUWA MA'AKUM AINAMA KUNTUM
"ada tuhan kamu serta kamu",
WA FI'AN FUSIKUM AFFALA TAFSIRUUN
"dan didalam dirimu pun Aku maka tiadalah kamu lihat akan di Aku,karena Aku terlebih hampir
dekat pada alat matamu yang putih,terlebih Aku hampir padamu.."
maka memadailah keterangan dan nash Quran maka sampai disinilah keterangan-keterangan
ajesamm andrakul idrakul fahwa idrak,bermula lemah dari pada pendapat maka yaitulah yang di
dapat
LAA ILLA HA ILAALLAH, ANA...
tiada tuhan melainkan Aku...
Adapun
LA ILLAHA = isyarat Wujud makhluk,
ILA ALLAH = isyarat Qadim
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 11.24.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
SHOLAT DIDALAM SHOLAT
Sholat adalah merupakan Mikrajnya orang mukmin.
Sholat yang sebenar-nya sholat adalah seperti yang di sebutkan oleh para auliya dan anbiya itu
adalah sholat di dalam sholat atau sholat dzahir bathin.
"LAA AF'ALUN ILALLAH"
(tiada perbuatan hanya perbuatan allah)
Fahamnya adalah..
Fanalah perbuatan makhluk,dan jika ada lagi perbuatan makhluk maka batallah sholat itu.
Mengapa dikatan batal sholatnya jika masih ada perbuatan makhluk,
Jawabnya: Karena Haramlah hukumnya di dalam sholat ada selain-Nya,
Sebab itulah TAKBIR itu dinamakan TAKBIRATUL IKHRAM,
artinya perbuatan makhluk lenyap tiada, maka hendallah kita ketahui dahulu apa yang
menyembah, apa yang di sembah..?
Dan apakah yang di persembahkan?
Jelasnya di dalam berhubung dengan ALLAH SWT diamlah pada RAHASIA-NYA disebabkan pada
RAHASIA-NYA itu ada yang turun dan ada yang naik seperti JASAD di dalam SEMBAHYANG itu
juga ada berdiri rukuk sujud dan salamnya,
Ada juga yang tidak naik dan tidak turun seperti mati atau bertahan,
Rasulullah SAW sebelum beliau MIKRAJ atau sebelum beliau menerima sholat yang LIMA WAKTU
ada beberapa sholat yangg beliau lakukan Diantaranya adalah:
-SHOLAT TUBUH.
-SHOLAT NYAWA.
-SHOLAT RAHASIA. Semua ini adalah merupakan kesempurnaan dari sholat, di tambah dengan
shalat yang LIMA WAKTU.
-SHOLAT TUBUH, Adalah:
Gerak tubuh (tiada yang lain selain-Nya) IRADAH Allah semata.
-SHOLAT NYAWA, adalah:
Puji di Nafas (tiada lain Allah memuji dirinya baik saat terjaga ataupun saat tertidur).
Selanjutnya..
Sholat LIMA waktu itu adalah dari pada surah AL'FATEHA, Yang menjadi hakikat sholat yaitu:
PERKATAAN
PENGLIHATAN
PENDENGARAN
PENCIUMAN
PERASAAN.
Sebab itulah syaidina Ali ra berkata...
AKU TIDAK AKAN MENYEMBAH ALLAH JIKA AKU TIDAK DAPAT MELIHATNYA
Sebab itulah di dalam TAKBIRATUL IKHRAM itu sirnalah semua suara atau yang terlihat oleh mata
kasar hanya melihat dengan mata HATI.
Pada ketika NIAT sampai pada ALIF ALLAH kemudian diserahkan NYAWA itu ke tabir NUR ILAHI
dan terikat dalam ALIF ALLAH (berdiri).
Inilah yang dinamakan penunggalan TAUHID hamba dan Tuhan, Atau sholat.
Yaitu mengandungi TIGA makna di dalamnya, Yaitu:
MENYEMBAH..
DI SEMBAH.
DI SEMBAHKAN.
Siapa yang menyembah?
Yang menyembah itu TUBUH.
Siapa yang disembah? Yang disembah itu Allah itulah yang disembah.
Apakah yang disembahkan?
Yang disembahkan itu ialah NYAWA kepada Allah SWT.
Maka dari itu hendaklah di teliti dahulu supaya kita tidak menyembah nama atau menyembah
tembok dan sebagainya...
Setelah membuangkan TAKBIR apapun yang terlintas didalam sholatmu itu jangan di perdulikan.
Himpunkan ingatan semata-mata pada Allah sampailah khusyuk,
Jiwa adalah Rasul
Yang meliputi jiwa raga adalah allah.
Dan inilah sebabnya di dalam sembahyang LIMA WAKTU sehari semalam itu Agar kita tau...
Yang menyembah
Yang Disembah
dan Yang di sembahkan.
"INNA SHOLATI, WANUSUKI,WA MAHYA YA,WA MAMATI LILLAHI RABBIL ALAMIN".
mengumpulkan perhiasan orang banyak, diantaranya berupa kalung, gelang, dsb, lalu emas
tersebut dibentuk menjadi seekor anak sapi, kemudian anak sapi itu disihir sehingga bisa
bersuara.
Selanjutnya kaumnya Nabi Musa disuruh oleh Samiri untuk menyembah seekor anak sapi
tersebut, akhirnya semua kembali musyrik lagi.
Didalam surat Yunus ayat 92 disebut badan :
FAL YAUMA NUNAJJIIKA BIBADANIKA LITAKUUNA LIMAN KHOLFAKA AAYATAN
Artinya :
"Pada hari ini Kami selamatkan badan engkau (badannya Fir`aun diselamatkan oleh Alloh dari
kerusakan), supaya menjadi ayat/tanda bagi orang yang kemudian".
Jadi badannya Fir'aun sampai sekarang ini masih utuh yakni sekarang dimasukkan kaca di
museum Mesir, dimaksudkan agar menjadi ayat atau pelajaran bagi manusia bahwa Fir`aun itu
adalah seorang raja kaya yang ma'shiyat kepada Allah Ta'ala.
Dalam Surat Al Baqoroh ayat 247 disebut jisim :
BASTHOTAN FIL'ILMI WAL JISM
Artinya :
"Ilmu yang luas dan jisim yang kuat".
Mengapa disebut jisim ?
Jisim itu berarti :
susunan.
Semua wujud yang tersusun dari beberapa unsur dinamakan jisim.
QOOLA ROSUULULLOOHI SHOLLALLOOHU 'ALAIHI WASALLAM : KHOLAQOLLOOHUL INSAANA MIN
ARBA'ATI ASY-YAA-A, MINAL MAA-I WATTUROOBI WANNAARI WARRIIHI.
(Al Hadits).
Kitab Arrohmatuth Thiibi wal Hikmah.
Artinya :
Bersabda Rasululloh SAW :
"Allah Ta'ala telah membuat jisimnya manusia itu dari empat perkara, dari air, dari tanah, dari
api, dan dari angin".
Jadi jasmaninya manusia itu disusun dari empat unsur :
-AIR,
mengandung basah : (ruthoobun).
Tanah/bumi, mengandung kering : (yabisun).
-API,
yang mengandung daya panas : (haarun).
-ANGIN,
mengandung dingin : (bardun).
Jadi didalam jasmani manusia itu terkumpulnya API, ANGIN, AIR, BUMI, atau kumpulnya TABI'AT
PANAS, DINGIN, BASAH, KERING.
Kadang ada yang kebanyakan API-NYA sehingga mudah marah.
Ada yang kadang lebih banyak ANGIN-NYA dari pada API-NYA.
Kadang ada yang lebih banyak daya BUMI-NYA dari pada lainnya. Dan terkadang lebih banyak
unsur AIR-NYA.
Inilah yang menimbulkan macam-macam tabi'at-nya manusia.
Kemudian inti sari dari empat unsur itu diproses oleh Allah Ta'ala menjadi (sulaalah) :
WALAQOD KHOLAQNAL INSAANA MIN SULAALATIN MIN THIIN.
(Al Mu'minuun). Artinya :
"Dan sungguh telah Kami ciptakan manusia itu dari sulaalah dari ath thiin".
Letaknya (sulaalah) itu di tempat yang namanya (ath-thiin).
Sulaalah yang ada di ath-thiin itu diproses menjadi nuthfah yang tempatnya itu antara shulbi wat
tarooib :
YAKHRUJU MIN BAINIS SHULBI WAT TAROO-IB.
(Ath Thooriq ayat 7).
Artinya :
"Yang keluar dari antara Shulbi dan Taroo-ib".
Setelah bertempat di antaranya lalu diproses oleh Allah Ta'ala di
(AL ARHAAM) yang ada di alam kandungan, atau kadang-kadang dinamakan (QOROORIN
MAKIIN).
Selama sembilan bulan diproses didalam
(DHULUMAATIN TSALAATS) dan disitulah manusia itu digambar.
Ini sebagaimana diterangkan dalam ayat Alquran :
YAKHLUQUKUM FII BUTHUUNI UMMAHAATIKUM KHOLQON MIN BA'DI KHOLQIN FII DHULUMAATIN
TSALAATSIN.
(Az Zumar ayat 6).
Artinya :
"Dia (Allah) menciptakan kamu dalam perut ibumu, penciptaan demi penciptaan didalam tiga
lapis kegelapan".
HUWALLADZII YUSHOWWIRUKUM FIL ARHAAMI KAIFA YASYAA-U
(Ali Imron ayat 6).
Artinya :
"Dialah Dzat yang menggambar kamu didalam Arham sebagaimana dikehendakiNya".
Sebelum manusia dilahirkan, ia diproses dulu selama 40 hari X 3.
Dan setelah diproses selama 40 hari X 3, lalu mulai turun Ruh yang ditiupkan dari Malaikat.
Tulisan di atas banyak keterangan yang tersamar tentang Mi'roj manusia, atau kalau di tempat
lain disebut MIGRASI JIWA.
Cobalah di baca lagi dan di angan-angan..
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 02.29.00 Link ke posting ini
Ada empat tempat dalam diri manusia yang ditempati oleh MA'UL HAYAT, Yaitu RAGA, QALBU,
ROH dan NUR MUHAMMAD .
menangkap sinyal yang ada di dalam di luar tubuh. Dalam menerima petunjuk pun kita
dimudahkan.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Quran:
"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan
barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. dan
Allah Maha mengetahui segala sesuatu".
(QS At'taghabun ayat 11)
Dari lapisan dinding qalbu memancar lima macam cahaya yang masing-masing berpengaruh
pada sifat seseorang.
Kelima macam cahaya tersebut adalah merah, hijau, kuning, putih dan biru.
-Warna merah melambangkan sifat marah dan sifat jelek lainnya.
-Warna hijau melambangkan kesukaan beragama.
-Warna kuning melambangkan kemuliaan dunia dan akherat.
-Warna putih melambangkan sifat kebersihan menuju kesucian.
-Warna biru melambangkan sifat fanatisme.
Apabila kelima warna itu disatukan, mengalirlah tetesan maul hayat yang mempersatukan warna
yang sangat indah dan menakjubkan bagaikan embun pagi tersinari cahaya matahari, terjadilah
cahaya kemilau yang dapat disebut pancawarna yang dalam kelompok lain disebut Cahyo Sada
Lanang, munculnya diatas kepala (ubun-ubun). Apabila cahaya itu diambil dengan tangan kanan,
lalu dipukulkan, maka gunung bisa hancur, laut bisa kering dan tanah bisa pecah. Orang yang
dapat menyatukan kelima cahaya itu adalah orang yang mampu menahan hawa nafsu dan
mengendalikannya ke arah kebaikan serta mampu menjalankan keikhlasan dan kepasrahan yang
total.
mati), Allah SWT menerima roh suci, maul hayat dan Nur Muhammad. Roh suci ditempatkan di
sisi-Nya, maul hayat dikembalikan kepada sumber Yang Maha Hidup dan Nur Muhammad kembali
ke sumbernya pula yaitu Muhammad Yang Rahmatal lil 'alamin.
Aliran Maul Hayat bisa tertutup oleh hawa nafsu yang tidak tertahan. Seseorang yang
melampiaskan nafsunya melalui kemarahan akan mengakibatkan daya pancar maul hayat
melemah.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 08.02.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
HAKEKAT HAJI
Menurut sebagian pandangan Arifbillah :
1). MEMAKAI PAKAIAN PUTIH tidak di jahit atau disebut IHRAM hakekat-nya
adalah kembali kepada ASAL kejadian kita, tidak tahu apa-apa.
ITULAH YANG DISEBUT MUHAMMAD
ITULAH YANG DISEBUT INSAN KAMIL,
hakekat diri kita
"ALASTU BIRABBIKUM QOLU BALA SYAHIDNA"
.
2). TAWAF TUJUH KELILING
hakekat-nya adalah tujuh MARTABAT Ke-Dzahiran INSAN KAMIL :
(AHDIYAH, WAHDAH, WAHDIAYAH, ALAM ARWAH, ALAM MISAL, ALAM AJSAM,
ALAM INSAN.)
"ALLAHULLAZII KHALAQAS SAMAWATI WAL ARDI WAMA BAINAHUMA FI SITATI
AYYAMIN SUMMAS TAWA ALAL ARSYI"
.
3). SYA'I TUJUH KALI
balik antara SAFA dan MARWAH hakekat-nya Adalah INSAN KAMIL Dzahir di
dalam Yang Nyata, ALAM SYAHADAH, ia bersujud kepada Allah SWT, sambil
memuji HU..HU..HU..
itulah yang di isyaratkan dengan :
"HUWAL AWALUHU, WALAKHIRU, WA DZAHIRU, WAL BATINU, WAHUA BIKULLI
SYAIIN ALIM"
.
4). BERCUKUR RAMBUT
sekurang-kurangnya tiga helai maka Artinya kita menyaksian diri kita yang
hakiki, menyaksikan dengan Tuhannya sebagai bukti tiga helai rambut kita
cukur dalam batin kita sambil berkata : AH..AH..AH..
Artinya Alif itu yang dimaksud :
"INNANI ANNALLAHUL LAZII LAA ILAHA ILLA ANA"
.
AHDIYAH
Tidak ada tetapi UJUD itulah NUR HABIBI sebutan bagi DZAT ALLAH TA'ALA
itulah UJUD Nyata NATIJAH MUHAMMAD DZATUL BUHTI bernama ia ALLAH.
turun naik Nafas HU ALLAH LA TA'YIN
Naik turunnya AHMAD AMINULLAH
.
WAHDAH
Ada tetapi belum berupa, NUR MUBSIRAH ALLAH
Wujud kita rahasia Muhammad
Sani Dzatiyah Muhammad
"ASYHADU ANNI AHMAD AINUL HAQ"
Leburkan.., mesrakan..,
TA'YIN AWAL ALLAH HU
.
WAHDIYAH
Sudah ada nyata.
NUR MUHAMMAD berdiri sendiri UJUD-NYA,.
.
"ALLAHU AKBAR"
- ALIF :
ALIFULLAH itu adalah DZAT ALLAH atau NUR atau HUWA yaitu DIRI ALLAH tiada
lain DIRI AHMAD jua, sebenar-benarnya NUR MUHAMMAD SAW, karena
Muhammad itulah yang bernama Allah.
- KAF :
NYAWA yang berhubungan dengan jantung di dalam fuad yang hidup, itulah
yang sholat jatim hingga ada DA'IM, bicaralah sebagaimana mestinya.
- BA :
AF'AL ALLAH adalah kelakuan Muhammad SAW, karena kenyataan ALLAH di
perlihatkan kepada nabi Muhammad SAW, yaitu NURUN ALA NURIN.
- RA :
Maka hendaknya diri yang nyata ini dapat melakukan suatu perintah yang di
sebabkan dari rahasia perintah yang berasal dari Ruh Idhafi yang memerintah
nyawa, lalu nyawa memerintah diri, hingga berlakulah yang sebenar-benar diri
yang HAQ namanya, tiada huruf tiada suara, karena bersumber dari NUR
Muhammad SAW.
Inilah yang menyatakan bahwa di dalam badan manusia itu terdapat EMPAT
bagian yaitu :
-NAFAS
-ANPAS
-TANAPAS
-NUPUS
Sesungguhnya bagaimana rupa jasmani begitu jugalah rupa NYAWA.
Manakala NYAWA itu adalah NAFAS dan TANAPAS itu seperti ANPAS.
Maka keempat itu berperingkat sampai kepada NUPUS
dan NUPUS itu seperti rupa ZAT
manakala Zat itu seperti rupa SIFAT
dan SIFAT itu seperti rupa ASMA'
dan ASMA' itu seperti rupa AF'AL.
Dan perkara diatas diakui oleh Allah saperti Firman-Nya melalui Hadith Qudsi :
WUJUD
WUJUDU KA ZAHRU WALA YUQA MU BI HI ZAHBU
"Barangsiapa mengadakan DUA WUJUD jadi SYIRIK
ANA WUJU DA HU
Ada kita dengan DIA
WA NAF SUHU
Ada DIA dengan sendirinya.
Ada pun WUJUD itu AIN ZAT artinya kenyataan karena lafaznya dibaca itu
wujud maknanya ZAT.
Ini adalah karena Wujud itu ada.
Maka yang ADA itu ZAT.
Maka tiada diperoleh dengan lafaz yang lain daripada Wujud itu karena
wujudnya itu menyatakan Zatnya.
Maka disebabkan itu dikatakan AIN ZAT namanya.
Ada pun Wujud itu artinya ADA.
Apa yang dikatakan itu ada.
Yang dikatakan itu ialah ZAT.
Ada pun Wujud ini ditilikkan pihak
lafaznya SIFAT dan jika ditilik
pada maananya ZAT dan apa yang dikatakan lafaz itu karena bacaan itu Wujud
ada ZAT.
Inilah maananya.
Ada pun WUJUD DIRI SENDIRI berdiri dengan ZAT. Apa sebab dikatakan Wujud
itu berdiri dengan Zat ? Sebab lafaz wujud itu ada manakala yang ADA itu ialah
ZAT
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 08.31.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
DUA PULUH SIFAT DIDALAM DIRI
1). WUJUD =
Badan Insan SIFATKU mula jadi menanggung didalam dunia
2). QIDAM =
RUH JASMANI kulitku mula jadi meliputi sekalian alam
3). BAQA' =
RUHANI dagingku mula jadi menanggung Rahasia didalam diri
4). MUKHALAFATUHU LIL HAWADITH =
RUH NIBATI darahku mula menjadi meliputi Alam Sendiri
5). BINAFSIHI =
RUH INSAN nafasku mula jadi berjalan ucapan didalam DIRI
6). WAHDANIAT =
RUH RABBANI hatiku asal mula jadi TAHU didalam DIRI
7). KUDRAT =
RUH QUDUS urat putihku yang tidak berdarah berjalan setiap dalam DIRI-ku
8). IRADAT =
RUH KAHFI tulangku asal mula jadi menguatkan Alam Sendiri
9). ILMU =
RUH IDHAFI benihku asal mula jadi yang nyata didalam CERMIN HAQ
10). HAYAT =
RUH NURANI uratku yang meliputi didalam tubuh aku yang hidup alam sendiri.
11). SAMA' =
BESI KURSANI pendengaranku asal semula jadi
12). BASAR =
PANCARAN MA'NIKAM kalam aku berkata-kata dengan sendiri
13). KALAM =
RUH MA'NIKAM menzahirkan perkataan didalam dunia
14). QADIRUN =
WUJUD MA'NIKAM tali Ruhku KUNHI ZAT dengan Sifatku
15). MURIDUN =
ILMU ALLAH badanku asal mula jadi KALIMAH didalam diriku
16). ALIMUN =
DARJAT ALLAH kebesaranku asal mula jadi duduk didalam otak yang putih
17). HAIYUN =
Amalan terlebih suci ialah amalan Kalimah Aku asal mula jadi alam diriku
18). SAMIUN =
Bersama ZAT dan SIFAT WAHDAH didalam Kalimah iman diriku
19). BASIRUN =
RAHASIA NYAWA dengan BADAN WAHIDAH bersamalah Zat dengan badan tidak
bercerai dunia akhirat
20). MUTAKALLIMUN =
Ghaib didalam Ka'bah Ghaib aku didalam Ka'bah Kaca Arasy yang putih titik
didalam Kalimah.
.
AWALUDDIN MAKRIFATULLAH
Permulaan agama mestilah MENGENAL ALLAH. Kenalkanlah DIRI kamu sebelum kamu Mengenal
AKU dan sebenar-benar kenal DIRI KAMU ialah Engkau Kenal AKU.
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 04.35.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Apabila Ruh diturunkan kebumi, ia berhajat kepada Sifat Iftiqar Allah untuk berfungsi di atas
muka bumi ini. Jika tiada Sifat Iftiqar, Ruh tidak berfungsi. Ini disebabkan ia memiliki sifat yang
suci dan tinggi. Ia tiada pengetahuan dan kehendak terhadap alam yang rendah (dunia).
Oleh karena itu, ia perlukan Sifat Iftiqar untuk melaksanakan tugas khalifah, untuk kehidupannya
dan dunia.
"Manusia itu rahasiaku dan Aku adalah rahasia manusia."
(Hadis Qudsi)
Kembali bilamana titik pertama yang mengawali-nya mempunyai sifat rahman dan titik akhir-nya
adalah sifat RAHIM-NYA maka di katakan itu kebenaran bahkan melampaui kebenaran itu, Lalu
kenapa yang buruk itu sering kita kaitkan dengan Allah padahal RAHMAN dan RAHIM itu bukanlah
sesuatu yang buruk
Perlu di sadari dari huruf ALIF GHAIB menyatakan diri pada huruf ALIF NYATA (jasad), itu
merupakan cerita Allah, bagaimana Allah menciptakan manusia menjadi khalifah di bumi dengan
bermodalkan hati sebagai tempat menampung ilmu Allah
Adapun sifat ALIF NYATA (jasad), pada dasarnya bersifat RAHMAN dan RAHIM dan sifat itu sejak
AZALI adanya, Mungkin engkau akan berkata :
"Keburukkan itu datang atas kuasa Allah, dan manusia tiada upaya akan hal itu"
Benar apa yang di katakan itu, namun sadarilah, keburukkan itu datang dari Allah tapi di
peruntukkan kepada iblis, dan adapun manusia itu bukanlah iblis melainkan ia menjadi sifat
RAHMAN dan RAHIM-NYA Allah untuk menjadi rahmat bagi alam ini
Bukankah manusia itu di ciptakan seperti rupa rahman rahimnya...???
Lalu kenapa sifat buruk ingin di sematkan pada manusia....???
Ingat...
Manusia itu bukan iblis, melainkan manusia itu RAHMAN RAHIM-NYA yang di sifatkan
"LA ILAHA ILALLAH, MUHAMAD RASULULLAH"
Letakkan Aku di antara kedua belah matamu, lalu lihatlah Aku dengan mata batinmu, Janganlah
kamu melihat orang-orang yang akalnya terselubung hijab dengan indera penglihatan yang
berada di kepala mereka, Sebab pandangan akal mereka sudah penuh dengan polusi karena
terputus dari pahala-Ku
Aku bersumpah demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku tidak akan membuka pahala-Ku bagi
hamba yang menaati-Ku hanya sekadar coba-coba, sekadar mencari pengalaman, atau sekadar
berkeinginan (untuk taat) namun tak melakukan apa pun
Rendahkan dirimu terhadap orang yang kamu beri pelajaran, Jangan pernah berbuat aniaya atau
takabur terhadap orang-orang yang berkehendak menuju kepada-Ku (al-muridin)
"Andai saja para pecinta-Ku tahu posisi mereka di sisi-Ku, niscaya para pecinta-Ku itu menjadi
bumi, tempat dimana mereka biasa berjalan di atasnya".
(Tuak ilahi)
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 16.50.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
baik rupa maupun suara serta segala sesuatunya. Bagai berdiri di depan cermin. Meskipun rohroh yang lain juga demikian, tetapi kita dapat membedakannya dengan roh yang satu ini.
'Alamnya roh idofi berupa nur terang benderang dan rasanya sejuk tenteram (bukan dingin).
Tentu saja kita dapat menjumpainya bila sudah mencapai tingkat "INSAN KAMIL".
memberi.
PERTAMA:
Yang pertama nampak Alam Ruhiyah Yaitu Alam Nyata, Terang benderang tapi bukan terangnya
siang
Tiada, Timur, Barat, Utara, Selatan, Bawah dan atas Disitu nampak seolah-olah samudra tidak
bertepi, itulah kenyataan (hati) berbaur cahaya akal, dan ditengah-tengahs amudra itu ada
Dzurriyyah jernihnya laksana langit diufuk barat kala petang hari, terang keemasan cahayanya,
itulah kenyataan (jantung) berbaur cahayanya.
JOHARUL AWWAL yang meliputi sejatinya (hati) sebagai pembukanya, maqamnya dicipta,
Bertempat dipenglihatan, Pendengaran, Penciuman Perasa, Dan perasaan, Disebut "MUKASIFAT"
kekuasaannya hanya memimpin segala sifat Samwah, ketika itu janganlah sampai khilaf
terhadap tanda rupa yang sejati,
KEDUA:
Yang kedua telah musnah Alam Ruhiyah, lalu nampak Alam Sirriyyah, yaitu alam Rahasia,
terangnya melebihi 'Alam Ruhiyyah, disitulah kedatangan cahaya empat warna, Hitam, Merah,
Kuning Putih, Itulah kenyataan budi mengeluarkan (nafsu) empat perkara, masing-masing
menjadi rintangan (hati) berturut-turut muncul kepermukaan satu persatu.
1). Yang mula-mula muncul adalah cahaya hitam, itulah nafsu lawamah, hawanya sewaktu hidup
membawa :
haus, lapar, mengantuk, dan yang sejenisnya,
Tempatnya diperut besar, Keluarnya dari lisan, dan kejadiannya dalam cahaya hitam
menampakan jenis-jenis binatang yang merayap, maka mereka akan menggoda agar dianggap
sebagai tuhan.
Tanda kehadirannya adalah gempa bumi, Alam nafsu yang disebut "alam Nasut" yakni tempat
lupa maksudnya adalah sewaktu hidupnya mempertuhankan "nafsu Lawamah",
Banyak lupa daripada mengingati Allah, lebih mementingkan banyak :
Makan, Minum, Tidur, Maka hendaknya ingat-ingatlah dengan segala keteguhan, jangan sampai
hanyut berada didalam cahaya hitam, bisa-bisa menjelma menjadi hewan yang "merayap".
2). Setelah cahaya hitam lenyap lalu nampak cahaya merah, itulah nafsu amarah,
Tempatnya diampedu,
Keluarnya dari telinga,
kejadiannya dalam cahaya merah menampakkan jenis-jenis kelakuan 'sarani' dan bangsa hantu,
masing-masing menggoda agar dianggap sebagai Tuhan, tanda-tandanya api menyala besar
menjulang, alam nafsu itu disebut "Alam Jabarut", tabiatnya geram, tempat menderita
kesukaran, awas..! disinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu
'amarah' seperti:
mengumbar marah, panas hati, inkar, dendam, hasut, dan sejenisnya..,
Ingat-ingatlah hendaknya teguh, jangan sampai hanyut berada dalam cahaya merah, bisa-bisa
menjelma jadi hantu.
3). Setelah cahaya merah lenyap lalu nampaklah cahaya kuning, itulah keadaan "nafsu
sufiayah",
Tempatnya dilimpa,
Keluarnya dari mata,
Kejadianannya didalam cahaya kuning menampak jenis-jenis hewan unggas, dan bangsa burung
yang dapat terbang, masing-masimg memgoda agar dianggap sebagai Tuhan,
Tanda-tandanya : angin ribut yang besar, alam nafsu itu disebut "Alam lahut"
tabiatnya suka berubah-rubah, tempatnya di dalam rongga anggota badan, disinilah tergodanya
orang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu syahwat, keinginannya yang membawa
kemurkaan : kesukaan pada kesenangan dunia sampai lupa mengingat Allah.
Awas ingat-ingatlah! Hendaknya tetap teguh jangan sampai hanyut berada didalam cahaya
kuning, bisa-bisa menjelma menjadi jenis-jenis hewan yang dapat terbang seperti kelalawar dan
sebagainya.
4). tiada lama cahaya kuning lenyap lalu cahaya putih datang, Itulah keadaan nafsu mutmainah,
tempatnya ditulang, keluarnya dihidung,
Kejadiaannya didalam cahaya putih menampak jenis-jenis bangsa ikan berada disamudra
Rahmah,
Masing-masing menggoda agar dianggap sebagai Tuhan, Tanda-tandanya, air jernih tidak
ketahuan asalnya,
Alam nafsu ini disebut "Alam Malakut"
artinya : istana tetapi hati-hatilah itu bukan istana sejati yang Maha Mulia, hanya penggoda saja,
disinilah tempat tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti nafsunya yang menyuruh pada :
Rakus, Tamak, Gila harta dan kedudukan atau kemasyuran, gila dunia dan sejenisnya.
Ingat-ingat dan waspadalah !
hendaknya yang teguh, jangan sampai hanyut didalam cahaya putih kalau-kalau menjelma pada
ikan atau bangsa hewan dalam air.
KETIGA :
Yang ketiga : setelah musnah "Alam Sirriyyah" lalu nampak "Alam Nurriyyah" yakni alam cahaya,
terangnya melebihi alam sirriyyah, disitu datang alam panca warna. Hitam, Merah, Kuning, Putih,
Hijau, Berbarengan dengan itu nampak terbentang ! istana seribu ke-indah-an permai semua,
itulah kenyataan panca indra yang disebut "Alam hidayah" yakni petunjuk karena memang
menunjukan tempat terbentangnya istana, tetapi waspadalah itu bukan istana sejati yang teratur
Maha Mulia, melainkan hanyalah : "istana pana sarana"
namanya misalnya juga :
1). Istana yang indah teratur nampak cahaya hitam,
Itulah cahayanya dzat hewan yang bangsa merayap,
2). Istana yang indah teratur nampak cahaya merah,
Itulah istananya bangsa hantu,
3). Istana yang indah teratur nampak cahaya kuning,
Itulah istanya dzat bangsa burung dan hewan yang terbang,
4). Istana yang indah teratur nampak cahaya putih,
Itulah istananya bangsa ikan dan hewan dalam air,
5). Istana yang indah teratur nampak cahaya hijau,
Itulah istananya bangsa tumbuh-tumbuhan,
Tiba-tiba terdengar suara menyeruh menunjukkan pada istana yang Agung Maha Mulia, padahal
itu semua bukannya istana yang sejati maka hendaknya ingat-ingat dan waspadalah jangan
sampai tergoda untuk memilih salah satu, bisa-bisa termasuk kedalam istana yang sesat istana
"pana sarana" namanya, dan disinilah banyak terjerumus yang selagi hidupnya, Berdusta,
Menipu, Licik, Curang dan sejenisnya,
KE'EMPAT :
Yang kempat : Masih didalam Nurriyyah. disitu nampak cahaya Jernih, didalam cahaya da nyala
berdiri memancarkan sinar delapan Warna : Hitam, Merah, Kuning, Putih, Hijau, Biru, Ungu dan
Merah muda, Berbarengan dengan itu nampak seakan-akan surga seribu permai semua, itulah
kenyataannya "sukma", yang disebut "Alam iskhat" yakni alam birahi 'syaghafi' karena tempat
menggoda rasa merasa jatuh cinta kepada surga yang terbentang itu, padahal sesungguhnya
bukan surga yang suci yang penuh nikmat,
1). Yang nampak surga seribu hitam licin gelap gemerlap, itulah kanyataan rasa,
Maka jikalau berada disitu bisa-bisa jadi raja jin hitam.
Hati-hatilah jangan sampai terhanyut didalamnya.
2). Yang nampak seaka-akan surga seribu merah kemerahan.
Itulah kejadian diri kedustaan ciptarasa.
Hati-hatilah jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin merah,
3). Yang nampak seaka-akan surga seribu kuning keemasan,
Itulah kejadian dari kacaunya cipta angan-angan
Hati-hatilah jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin kuning.
4). Yang nampak seaka-akan surga seribu putih, bersinar bersih,
Itulah kejadian dari kesetiaan cipta/kebiasaan berkhayal ;
Jika berada disitu bisa-bisa menjadi penghulunya jin putih.
5). Yang nampak seakan-akan surga seribu hijau pelangi,
Itulah kejadiannya dari kekuatan cipta anga-angan,
Jika berada disitu bisa-bisa menjadi raja jin hijau.
6). Yang nampak seakan-akan surga seribu biru gelap gemerlap,
Itulah dari reka daya cipta,
KELIMA :
Yang kelima : musnah (Alam Nurriyyah,) maka menampak 'Alam Uluhiyyah (Ilahiyya) artinya :
'Alam ketuhanan, terangnya Melebihi Alam Nuriyyah dan disitu nampak cahaya memancar,
didalam cahaya itu ada berbentuk seperti anak lebah berdiri dimaqom Fana, itulah warna sukma
yang menambahi warna semua dan adalah meliputi didalam jagat Raya dan jagat kecil beserta
Isinya tetapi hidupnya dari purnamanya rasa. lalu saat itu datang malaikat menyerupakan bapak
dan kakek laki-laki/leluhur Laki-laki, mengaku utusan dzat yang Maha Suci, katanya : di suruh
membawa ke "Karamtullah), hati-hatilah dan ingat-ingatlah Hendaknya tetap teguh ! jangan
sekali-sekali meng-imankan! dinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya suka membanyakan
kesesatan dan penyesatan jalan ketuhanan.
KE'ENAM :
Yang keenam : masih didalam Uluhiyyah, semakin bertambah terangnya disitu tampak cahaya
bersinar, didalam sinar itu ada bentuk macam-macam patung Kecil dari gading/semacam anakanakan dari mutiara, bukan laki, bukan perempuan, bukan-banci berdiri dimaqom baqau, itulah
purnamnya rahasia yang menguasai di alam semua, tetapi hidupnya, dari "Dzat Athma" pada
ketika itu datanglah beda ari menyerupai ibu dan nenek yaitu leluhur perempuan dan mengaku
katanya : utusan Dzat yang maha suci yang disuruh untuk membawa ke "Karamatullah", maka
ingat-ingat-lahjangan sekali-sekali meng-imankan. disinilah tergodanya orang selagi hidupnya
menggemari olok-olokan bermain-main.
KETUJUH :
Yang ketujuh : didalam Uluhiyah,terang benderang tiada hingganya tiada
bandingnya, disitu tiada menampak apa-apa melainkan Nur cahaya gilang
gemilang tiada bayangan. itulah Dzat Athma yang disebut sajatinya Dzat, yang
:
Tiada Awal, Tiada Ahkir, Tiada Arah Jihat, Tiada batas angan tempat, Tiada
Rupa, Tiada Warna, Tiada berkesudahan, Aslinya segala asal, Azali abadi,
semestanya meliputi sekalin Alam semua, Meliputi menguasai segala maqom
sempurna, Hidup serta menghidupkan, Maha suci Dzatnya yang Maha Agung,
Yang berkuasa Asmanya serta sempurna Af'alnya, yakni :
"LAISYA KAMISLIHI SYAII'UN",
artinya :
tiada yang menyerupai sesuatu apapun juga.
"LAM YAKUN LAHU KUFUAN AHAD",
artinya :
berada didalam hidup kita peribadi
"WAHUWA M'AKUMM AINAA KUNTUM",
artinya :
tiada jarak antara, manunggal hamba tuhan'
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 06.42.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
SAAT-SAAT AJAL MENJEMPUT
Penglihatan orang akan mati = yang keluar saat-saat menjelang kematian, Yang keluar dari
Tubuh kita takkala Sakaratul Maut menjelang diantaranya :
1). Ketika datang cahaya hitam, itulah yang dipanggil cahaya Iblis maka pujinya :
"LAILAHA ILLALLAH"
2). Ketika datang cahaya merah, itulah yang dipanggil cahaya yahudi maka pujinya :
"ALLAH, ALLAH, ALLAH"
3). Ketika datang cahaya kuning, itulah yang dipanggil cahaya nasrani maka pujinya :
"ALLAH HU, ALLAH HU, ALLAH HU"
4). Ketika datang cahaya hijau, itulah yang dipanggil cahaya Jibril maka pujinya :
"ALLAHU YAA HU, ALLAHU YAA HU, ALLAHU YAA HU"
5). Ketika datang cahaya putih, itulah yang dipanggil cahaya "Nur Muhammad" maka pujinya :
"MASYAA ALLAHU KANAL MU'MINIINA YAA HU, YAA HU, YAA HU HAQ"
Manakala sudah habis segala rupa cahaya pada penglihatan yang putih bersih, muncul cahaya
sangat terang kembali, terangnya jauh dibandingkan cahaya matahari dan bulan, terangnya
terus meliputi tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit dan tiada cahaya yang seumpamanya, tidak
ada bandingnya, maka itulah yang disebut "NURULLAH" menembus meliputi segala ruang.
Kemudian nyata tubuh kita laksana pinang dibelah dua, persis rupanya tiada bedanya, serta kita
pandang ada "KAFUL MUHAMMAD" maka itulah yang dinamai "KALIMATULLAH" dan "KALIMATU
MUHAMMAD", itulah sebenar-benarnya yang datang kepada mati, maka itu puji jangan
dilupakan, "YAA HU.., YAA HU.., YAA HU, HAQ-KU".
(Jangan berhenti pujinya hingga 'hilang')
Demi Allah yang bersifat Rahman Rahiim, jangan syak' dan diam, begitulah pengajaran daripada
Aulia Allah yang turun kepada guru yang Mursyid, maka kita serahkanlah dengan ridha, serta
ikhlash mati kita itu, karena mati itutiada .supaya ada
Diposkan oleh Muhammad Raydi Pada 05.29.00 Link ke posting ini
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
JALAN PULANG
Adapun Saudara Empat, Kelima pancer juga sama sempurna kepada bumi suci
:
1. AIR TUBAN
2. PEMBUNGKUS
3. ARI-ARI
4. TALI PUSAR
5. PANCER
Semuanya telah pulang sempurna kembali kepada Qudrat-Nya.
-Yang Hitam menyala menjadi merah
-Yang Merah menyala menjadi kuning
-Yang Kuning menyala menjadi putih
-Yang Putih menyala menjadi terang benderang "Tungal pada Dzat Allah"
(Maksudnya : Kulit itu bernyala daging, daging bernyala tulang, tulang itu bernyala-nya dilebur
menjadi cahaya yang bersifat pada makrifat yang abadi)
(Maksudnya lagi :
telah memusnahkan Wujudnya hamba. karena hamba itu = Adam Hukumnya, adanya hamba itu
melainkan Dzattullah bercahaya dan yang ada.