Sunteți pe pagina 1din 2

RHINITIS AKUT

SOP

PUSKESMAS
MATARAM

1.Pengertian
Tujuan
3.Kebijakan

4.Referensi
5.Prosedur

No. Dokumen
No. Revisi
Terbitan
Tgl. Mulai Berlaku
Halaman

: SOP/UKP/UMUM/39
: 00
: 01
: 11 Mei 2015
: 1/2

Ditetapkan Oleh : Kepala


Puskesmas Mataram

H. Turmuji, S.Sos, M. MKes


19650307 198703 1 015
NIP. 19650307 198703 1
015
NIP. 1965030
peradangan pada mukosa hidung yang berlangsung akut (< 12 minggu).
Sebagai penerapan langkah-langkah dalam melakukan diagnosa dan terapi
kasus rhinitis akut.
1. Kebijakan Kepala Puskesmas Mataram nomor 003/PKM-M/Kep/2015 tentang
Jenis-jenis Pelayanan yang Ada di Puskesmas
2. Kebijakan Kepala Puskesmas Mataram nomor 004/PKM-M/Kep/2015 tentang
Penetapan Penanggung Jawab dan Petugas UKP di Puskesmas Mataram
Permenkes No 5 tahun 2014
1. Anamnesa
1.1 Menanyakan apakah ada demam ringan, dan sakit kepala.
1.2 Menanyakan apakah ada keluar ingus dari hidung (rinorea), hidung
tersumbat disertai rasa panas dan gatal pada hidung.
1.3 Menanyakan apakah ada gejala sistemik umumnya lebih berat
disertai sakit pada otot.
1.4 Menanyakan apakah ada gejala terjadi sebelum tanda karakteristik
atau ruam muncul.
1.5 Menanyakan apakah ada gejala berupa ingus yang sangat banyak
dan bersin.
1.6 Menanyakan apakah ada gejala berupa demam, toksemia, terdapat
limfadenitis, dan mungkin ada paralisis otot pernafasan.
2. Pemeriksaan Klinis
2.1 Dapat ditemukan adanya demam.
2.2 Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak kavum nasi sempit,
terdapat sekret serous atau mukopurulen dan mukosa udem dan
hiperemis.
2.3 Pada rhinitis difteri tampak ada ingus yang bercampur darah.
Membran keabu-abuan tampak menutup konka inferior dan kavum
nasi bagian bawah, membrannya lengket dan bila diangkat dapat
terjadi perdarahan.
1. Pemeriksaan Penunjang
1.1 Tidak diperlukan
2. Diagnosa
2.1 Rhinitis akut
3. Diagnosa Banding
3.1 Perdarahan yang bukan berasal dari hidung tetapi darah mengalir
keluar dari hidung seperti hemoptisis, varises oesofagus yang
berdarah, perdarahan di basis cranii yang kemudian darah mengalir
melalui sinus sphenoid ataupun tuba eustachius.
4. Terapi
4.1 Istirahat yang cukup.
4.2 Mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat.
4.3 Rhinitis akut merupakan penyakit yang bisa sembuh sendiri secara
spontan setelah kurang lebih 1 - 2 minggu. Karena itu umumnya
terapi yang diberikan lebih bersifat simptomatik, seperti analgetik,
antipiretik, dan nasal dekongestan disertai dengan istirahat yang
cukup. Terapi khusus tidak diperlukan kecuali bila terdapat
komplikasi seperti infeksi sekunder bakteri, maka antibiotik perlu
diberikan.
4.4 Antipiretik dapat diberikan parasetamol.
4.5 Dekongestan oral dapat mengurangi sekret hidung yang banyak,
membuat pasien merasa lebih nyaman, seperti pseudoefedrin,
fenilpropanolamin, atau fenilefrin.
4.6 Antibiotik diberikan jika terdapat infeksi bakteri, seperti amoxicillin,

eritromisin, cefadroxil.

4.7 Pada rhinitis difteri terapinya meliputi isolasi pasien, penisilin


sistemik, dan antitoksin difteri.
Unit Terkait
Dokumen Terkait

Loket, laboratorium dan apotik.


-

S-ar putea să vă placă și