Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS:GOITER
1.1.
PENGERTIAN
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat terjadi pada kelenjar
yang normal (eutirodisme), pasien yang kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme) atau
kelebihan produksi hormon (hipetiroidisme). Terlihat pembengkakan atau benjolan besar
pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid
yang tidak normal.
Gondok adalah suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang abnormal dan penyebabnya
bisa bermacam-macam, dimana kelenjar tiroid diperlukan untuk memproduksi hormon tiroid
yang berfungsi mengontrol metabolisme tubuh, keseimbangan tubuh dan pertumbuhan
perkembangan yang normal.
1.2. ANATOMI KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid mulai terlihat terbentuk pada janin berukuran 3,4-4 cm, yaitu pada akhir
bulan pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan faring antara branchial pouch
pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul divertikulum, yang kemudian membesar,
tumbuh ke arah bawah mengalami decencus dan akhirnya melepaskan diri dari faring.
Sebelum lepas, berbentuk sebagai duktus tiroglosus, yang berawal dari foramen sekum di
basis lidah. Pada umumnya duktus ini akan menghilang setelah dewasa, tetapi pada beberapa
keadaan masih menetap, atau terjadi kelenjar disepanjang jalan ini, yaitu antara letak kelenjar
yang seharusnya dengan basis lidah. Dengan demikian sebagai kegagalan desensus atau
menutupnya duktus akan ada kemungkinan terbentuk kelenjar tiroid yang abnormal ,
persistensi duktus tiroglosus, tiroid lingual, tiroid servikal, sedangkan desensus yang terlalu
jauh akan memberikan tiroid substernal. Branchial pouch keempat pun ikut membentuk
bagian kelenjar tiroid dan merupakan asal sel-sel parafolikuler atau sel C yang memproduksi
kalsitonin.
Kelenjar tiroid terletak di bagian bawah leher, terdiri atas dua lobus, yang dihubungkan
oleh ismus sehingga bentukya menyerupai kupu-kupu atau huruf H, dan menutupi cincin
trakea 2 dan 3. Pada usia dewasa berat kelenjar ini kira-kira 20 gram. Kapsul fibrosa
menggantungkan kelenjar ini pada fasia pretrakea sehingga pada setiap gerakan menelan
selalu diikuti dengan gerakan terangkatnya kelenjar kearah kranial. Sifat inilah yang
digunakan di klinik untuk menentukan apakah suatu bentukan di leher berhubungan dengan
kelenjar tiroid atau tidak. Pengaliran darah ke kelenjar berasal dari a. Tiroidea superior dan a.
Tiroidea inferior. Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh jala-jala kapiler, dan jala-jala
limfatik, sedangkan sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular. Pembuluh getah bening
kelenjar tiroid berhubungan secara bebas dengan pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus
ini kearah nodus prefaring yang tepat berada diatas ismus serta ke kelenjar getah bening
pretrakealis, sebagian lagi bermuara di kelenjar getah bening brakiosefalikus. Hubungan
getah bening ini penting untuk menduga penyebaran keganasan yang berasal dari tiroid.
1.3.
ETIOLOGI
Pembentukan hormon tiroid membutuhkan unsur yodium dan stimulasi dari TSH. Salah satu
penyebab paling sering terjadi penyakit gondok karena kekurangan yodium. Aktifitas utama
dari kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi dalam pengambilan yodium dari darah untuk
membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak cukup untuk membuat hormon tiroid jika
tidak memiliki cukup yodim. Oleh karena itu,dengan defesiansi yodium individu akan
menjadi hipotiroid. Kekurangan hormon tiroid(hipotiroid)tubuh akan berkonpensasi terhadap
pembesaran tiroid,hal ini juga merupakan proses adaptasi terhadap defisiensi hormon tiroid.
Namun demikian pembesaran dapat terjadi sebagai respon meningkatnya sekresi
pituitari/TSH.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan
Pasien dengan satu atau lebih nodul tiroid yang mengalami hipertiroid diberikan obat anti
tiroid.obat anti tiroid yang biasa digunakan adalah; karbimazol,metimazol,dan profiltourasil.
2. Pembedahan
Tujuan pembedahan adalah untuk mengurangi massa fungsional pada hipertiroid,mengurangi
penekanan dan esophagus dan trakhea,mengurangi ekspansi pada tumor atau keganasan.
3. Terapi radioiodine
Merupakan teraapi alternatif untuk single toxic adenoma atau toxic multinodular goiter.
Tujuan dari terapi ini adalah untuk mempertahankan fungsi dari jaringan tiroid
normal.radioiodine juga digunakan untuk mengurangi volume nodul pada nontoksik
multinodular goiter.
1.8.
KOMPLIKASI
Demam
Kelemahan
Perubahan kesadaran
Kegelisahan,dll.
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita
penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama.
2. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti
a. Pola makan
b. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur).
c. Pola aktivitas.
3. Tempt tinggal klien sekarang dan pada waktu balita.
4. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh :
a. Sesak nafas, apakah bertambah sesak bila beraktivitas.
b. Sulit menelan
c. Leher bartambah besar
d. Suara serak / parau
e. Merasa malu dengan leher yang besar dan tidak simetris.
5. Pemeriksaart fisik mencakup
a. Penampilan secara umum; amati wajah klien terhadap adanya edema
sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah
kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur
tubuh keen dan pendek. Kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan pucat.
b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun.
c. Perbesaran jantung
d. Disritmia dan hipotensi
Klien mengatakan cemas terhadap penyakit yang dideritanya karena takut tidak sembuh
Klien dan keluarga banyak bertanya tentang proses dan perawatan penyakit
2.3. PERENCANAAN
1)Resiko tidak efektipnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan kompresi trakea dan
obstruksi.
Tujuan:jalan nafas pasien paten
Kriteria hasil:
- pasien mengatakan tidak sesak nafas
- Jalan nafas bersih
- Slem tidak ada
- Pola pernafasan normal
Intervensi keperawatan Rasional
1.Monitor jumlah pernafasan,kedalaman dan kerja pernafasan.R: Pernafasan yang cepat dapat
berkembang menjadi kegagalan pernafasan dan dapat terjadi karena kompresi,edema atau
perdarahan
2.Kaji adanya dispnea,stridor,sianosis dan catat kualitas suara. R: Indikator adanya obstruksi
trachea atau spame laring,data dibutuhkan untuk intervensi lebih lanjut
3.Hati-hati dengan mobilisasi dan kelenturan leher,sokong dengan bantal. R:Mengurangi
regangan atau tarikan luka operasi
4.Investigasi kesulitan menelan,mengeluarkan slem dan kesulitan bernafas. R:Indikasi
edema,perdarahan pada sekitar jaringan tempat operasi
5.Kolaborasi dalam pemberian terapi inhalasi. R:Mengurangi edema dan melonggarkan jalan
nafas
2)Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya penekanan daerah
esofagus, penurunan nafsu makan.
Tujuan
: Menunjukkan status gizi pasien yang adekuat
Kriteria Hasil :
BB normal
Albumin normal 3,5-5 mg/Dl
No Intervensi Rasional
1 Kaji adanya kesulitan menelan, selera makan, kelemahan umum dan munculnya mual dan
muntah. R: kesulitan menelan, selera makan, kelemahan umum dan munculnya mual dan
muntah adalah factor yang menentukan asupan makan pasien
2 Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap hari serta laporkan
adanya penurunan. R:Mengetahui status nutrisi pasien
3 Dorong klien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga beri makanan
lunak, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna. R:Mempermudah
pasien menelan makanan
4 Beri/tawarkan makanan kesukaan klien.R:Meningkatkan nafsu makan pasien
5 Kolaborasi : konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat dan vitamin.R: Mencukupi nutrisi sesuai yang dibutuhkan pasien
3. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan post oerasi tiroidektomi
Tujuan:pasien dapat mempertahankan rasa nyaman nyeri yang optimal
Kriteria hasil:
DAFTAR PUSTAKA
Murwani arita,S.Kep, perawatan pasien penyakit dalam ,penerbit mitra
cendika,jogjakarta:2009
Tarwono,Ns.S.Kep,M.Kep,dkk, perawatan medikal bedah,sistem endokrin,jakarta:tim 2012
http://pantrisater.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-goitergondok.html
diakses pada hari Selasa 10 februari 2015 09.30
Definisi
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat terjadi
pada kelenjar yang normal (eutirodisme), pasien yang kekurangan hormon tiroid
(hipotiroidisme) atau kelebihan produksi hormon (hipetiroidisme). Terlihat
pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada
tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar tiroid yang tidak normal.
(Rahza, 2010)
Kelenjar tiroid yang membesar disebut goiter. Goiter dapat menyertai hipo
maupun hiperfungsi tiroid. Bila secara klinik tidak ada tanda-tanda khas, disebut
giter non-toksik. (Tambayong, 2000)
Gondok adalah suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang abnormal dan
3. Kurang iodium dalam diet, sehingga kinerja kelenjar tiroid berkurang dan
menyebabkan pembengkakan.
Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang nantinya akan
diserap di usus dan disirkulasikan menuju bermacam-macam kelenjar. Kelenjar
tersebut diantaranya:
1. Choroid
2. Ciliary body
3. Kelenjar mammae
4. Plasenta
6. Mukosa lambung
7. Intenstinum tenue
8. Kelenjar gondok
Sebagian besar unsur yodium ini dimanfaatkan di kelenjar gondok. Jika kadar
yodium di dalam kelenjar gondok kurang, dipastikan seseorang akan mengidap
penyakit gondok.
1. Kerusakan genetik, yang lain terkait dengan luka atau infeksi di tiroid,
Multinodular Gondok. Individu dengan gangguan ini memiliki satu atau lebih
nodul di dalam kelenjar tiroid yang menyebabkan pembesaran. Hal ini sering
terdeteksi sebagai nodular pada kelenjar perasaan pemeriksaan fisik. Pasien
dapat hadir dengan nodul tunggal yang besar dengan nodul kecil di kelenjar,
atau mungkin tampil sebagai nodul beberapa ketika pertama kali terdeteksi.
Kanker Tiroid. Thyroid dapat ditemukan dalam nodul tiroid meskipun kurang
dari 5 persen dari nodul adalah kanker. Sebuah gondok tanpa nodul bukan
merupakan resiko terhadap kanker.
1. Kehamilan
1. Goiter kongenital
Hampir selalu ada pada bayi hipertiroid kongenital, biasanya tidak besar dan
sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakit graves.
1. Goiter sporadis
Goiter yang terjadi oleh berbagai sebab diantaranya tiroiditis fositik yang terjadi
lazim pada saudara kandung, dimulai pada awal kehidupan dan kemungkinan
bersama dengan hipertiroidisme yang merupakan petunjuk penting untuk
diagnosa. Digolongkan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :
1. Goiter yodium
Goiter akibat pemberian yodium biasanya keras dan membesar secara difus, dan
pada beberapa keadaan, hipotirodisme dapat berkembang.
Yang tidak diketahui asalnya. Pada pasien bistokgis tiroid tampak normal atau
menunjukan berbagai ukuran follikel, koloid dan epitel pipih.
1. Goiter multinodular
Goiter keras dengan permukaan berlobulasi dan tunggal atau banyak nodulus
yang dapat diraba, mungkin terjadi perdarahan, perubahan kistik dan fibrosis.
1. Goiter intratrakea
Tiroid intralumen terletak dibawah mukosa trakhea dan sering berlanjut dengan
tiroid ekstratrakea yang terletak secara normal.
Klasifikasi Goiter menurut WHO :
1. Stadium O A
1. Stadium O B
: goiter terdeteksi dari palpasi tetapi tidak
terlihat walaupun leher terekstensi penuh.
2. Stadium I
terekstensi penuh.
3. Stadium II
1. Stadium III
1994). Gejala disfagia dan sesak napas mungkin dapat timbul. Beberapa goiter
terletak di retrosternal (Sadler et al, 1999)
Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat karena keluhan kosmetik
atau ketakutan akan keganasan. Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan
struma nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis, yaitu penekanan pada
esophagus (disfagia) atau trakea (sesak napas) (Noer, 1996). Gejala penekanan
ini data juga oleh tiroiditis kronis karena konsistensinya yang keras (Tim
penyusun, 1994). Biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul
perdarahan di dalam nodul (Noer, 1996).
Keganasan tiroid yang infiltrasi nervus rekurens menyebabkan terjadinya suara
parau (Tim penyusun, 1994). Kadang-kadang penderita datang dengan karena
adanya benjolan pada leher sebelah lateral atas yang ternyata adalah metastase
karsinoma tiroid pada kelenjar getah bening, sedangkan tumor primernya sendiri
ukurannya masih kecil. Atau penderita datang karena benjolan di kepala yang
ternyata suatu metastase karsinoma tiroid pada kranium (Tim penyusun, 1994).
Patofisiologi
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium dari darah
untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak dapat membuat hormon
tiroid cukup jika tidak memiliki cukup yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi
yodium individu akan menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu
rendah dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating
hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang besar Pertumbuhan
abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang disebut sebuah gondok
Kelenjar tiroid dikendalikan oleh thyroid stimulating hormone (TSH) yang juga
dikenal sebagai thyrotropin. TSH disekresi dari kelenjar hipofisis, yang pada
gilirannya dipengaruhi oleh hormon thyrotropin releasing hormon (TRH) dari
hipotalamus. Thyrotropin bekerja pada reseptor TSH terletak pada kelenjar tiroid.
Serum hormon tiroid levothyroxine dan triiodothyronine umpan balik ke hipofisis,
mengatur produksi TSH. Interferensi dengan sumbu ini TRH hormon tiroid TSH
menyebabkan perubahan fungsi dan struktur kelenjar tiroid. Stimulasi dari
reseptor TSH dari tiroid oleh TSH, TSH reseptor antibodi, atau agonis reseptor
TSH, seperti chorionic gonadotropin, dapat mengakibatkan gondok difus. Ketika
sebuah kelompok kecil sel tiroid, sel inflamasi, atau sel ganas metastasis untuk
tiroid terlibat, suatu nodul tiroid dapat berkembang.
2.4 Penatalaksanaan
Perawatan yang diberikan akan tergantung pada penyebab gondok seperti yang
sudah disebutkan di etiologi :
1. Defisiensi Yodium
1. Hashimoto Tiroiditis
Jika gondok disebabkan Hashimoto tiroiditis dan hipotiroid, maka akan diberikan
suplemen hormon tiroid sebagai pil setiap hari. Perawatan ini akan
mengembalikan tingkat hormon tiroid normal, tetapi biasanya tidak membuat
gondok benar-benar hilang. Walaupun gondok juga bisa lebih kecil, kadangkadang ada terlalu banyak bekas luka di kelenjar yang memungkinkan untuk
mendapatkan gondok yang jauh lebih kecil. Namun, pengobatan hormon tiroid
biasanya akan mencegah bertambah besar.
1. Hipertiroidisme
1. Obat antitiroid
Indikasi :
3. Persiapan tiroidektomi
30-60
5-20
Metimazol
30-60
5-20
Propiltourasil 300-600
5-200
Indikasi :
5. Operasi
1. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap
obat antitiroid.
5. Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
1. Multinodular
3.4 Intervensi
Tujuan
Kriteria Hasil
No
Intervensi
Rasional
Tujuan
Kriteria Hasil
BB normal
Albumin normal 3,5-5 mg/dL
Peningkatan nafsu makan
No
Intervensi
Rasional
Beri/tawarkan makanan
kesukaan klien.
Kolaborasi : konsultasikan
dengan ahli gizi untuk
Mencukupi nutrisi sesuai yang
memberikan diet tinggi kalori,
dibutuhkan pasien
protein, karbohidrat dan
vitamin.
1.
Tujuan
Kriteria Hasil
No
Intervensi
Rasional
Tujuan
No
Intervensi
Rasional
Meningkatkan pengetahuan
pasien
Related Articles
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like
it.