Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
b. Belanja Negara
Belanja negara dapat didefinisikan sebagai seluruh pengeluaran negara dalam satu
periode anggaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dan menimbulkan kewajiban bagi
negara di mana negara harus tidak akan memperoleh pembayarannya kembali. Angkaangka yang tertera pada pos belanja negara dalam APBN merupakan batas maksimal
pengeluaran belanja yang dapat dilakukan oleh pemerintah. Belanja negara yang
merupakan bagian dari postur APBN terdiri dari belanja pemerintah pusat dan transfer ke
daerah. Belanja pemerintah pusat merupakan salah satu perangkat kebijakan fiskal
pemerintah untuk mengendalikan kondisi perekonomian. Belanja pemerintah pusat
berperan sebagai stabilisator kondisi perekonomian. Untuk menstimulasi pertumbuhan
ekonomi, menjaga stabilitas, dan memperkuat dasar ekonomi makro pada saat keadaan
resesi, pemerintah dapat menerapkan kebijakan belanja pemerintah pusat ekspansif. Di
sisi lain, belanja pemerintah pusat dapat digunakan untuk membawa kondisi
perekonomian ke kondisi yang stabil dan kondusif pada saat keadaan perekonomian
sangat ekspansif. Transfer ke daerah merupakan suatu perwujudan dari fungsi alokasi
dan fungsi distribusi. Tujuan dari pos transfer ke daerah adalah untuk meminimalisir
ketimpangan sumber dana antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah serta
ketimpangan antardaerah. Selain itu, transfer ke daerah juga digunakan untuk mendanai
kepentingan pemerintah pusat yang berada di bawah kewenangan pemerintah daerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah.
c. Pembiayaan
Menurut UU Nomor 17 Tahun 2003, pembiayaan dapat didefinisikan sebagai penerimaan
negara pada satu tahun anggaran tertentu yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran negara pada satu tahun anggaran tertentu yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
Timbulnya pos pembiayaan disebabkan oleh defisit anggaran, di mana jumlah target
pendapatan lebih kecil daripada jumlah target belanja negara.
APBN dalam kondisi surplus apabila jumlah target pendapatan lebih besar daripada
jumlah target belanja. Sebaliknya, apabila jumlah target pendapatan lebih kecil daripada
jumlah target belanja, maka APBN dalam kondisi defisit. Kebijakan pemerintah dalam
menetapkan APBN dalam kondisi defisit anggaran memiliki tujuan untuk mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan melalui peningkatan belanja pemerintah. Atas
target belanja yang telah ditetapkan tersebut, target pendapatan belum dapat mengimbanginya
sehingga APBN dalam kondisi defisit. Tahun 2014 merupakan awal di mana pemerintah
berencana untuk menerapkan anggaran seimbang sehingga pemerintah wajib meningkatkan
potensi pendapatan negara untuk dapat mengimbangi postur belanja pemerintah pada APBN.
Keseimbangan primer merupakan salah satu media untuk memantau keberlanjutan fiskal.
Keseimbangan primer didapatkan dengan cara mengurangkan belanja selain pembayaran
bunga utang dari jumlah kumulatif penerimaan negara. Untuk dapat menjaga keberlanjutan
fiskal serta menjaga posisi utang agar dapat terjaga dalam keseimbangan jangka panjang,
maka hendaknya nilai keseimbangan primer paling tidak mendekati nilai nol. Jika
keseimbangan primer bernilai positif, maka jumlah total utang akan menurun seiring
berjalannya waktu. Jika keseimbangan primer bernilai negatif, maka jumlah total utang dapat
mengalami peningkatan yang signifikan dalam jangka panjang.
A. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Sebagian besar negara berkembang memiliki tradisi yang kuat untuk mempersiapkan
rencana pembangunan nasional periodik, seringkali periode rencana pembangunan nasional
itu meliputi rentang waktu lima tahun. Pada umumnya, kementerian-kementerian pada suatu
negara akan menyiapkan bagian-bagian rencana nasional sesuai dengan bidangnya dengan
mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh komisi perencanaan nasional atau di Indonesia
disebut Badan Perencanaan Pembagunan Nasional (Bappenas). Rencana pembangunan
nasional yang dihasilkan dari proses tersebut cenderung menetapkan tujuan yang luas dan
mencakup proyek-proyek dan aktivitas-aktivitas yang akan didanai dari anggaran berulang
tahunan dan anggaran pembangunan.
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, pembangunan nasional di Indonesia didasarkan kepada demokrasi
dengan menerapkan prinsip keadilan, kebersamaan, berwawasan lingkungan, berkelanjutan,
dan kemandirian dengan tetap menjaga keseimbangan antara kemajuan dan kesatuan
nasional. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1. mendukung koordinasi bagi para penyelenggara pembangunan;
penyusunan rencana;
penetapan rencana;
pengendalian pelaksanaan rencana; serta
evaluasi pelaksanaan rencana.
Musrenbang jangka panjang daerah. Tahap akhir dari penyusunan RPJP adalah menetapkan
RPJP nasional dengan undang-undang sedangkan RPJP daerah dengan peraturan daerah.
Di dalam RPJP terdapat visi dan misi pembangunan nasional. Visi pembangunan
nasional untuk periode tahun 2005 s.d. 2025 adalah Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan
Makmur. Kemandirian diartikan sebagai makna dari kemerdekaan, yaitu setiap bangsa
berhak untuk menentukan nasib mereka sendiri serta menentukan yang terbaik bagi
bangsanya. Untuk itu, pembangunan nasional hendaknya merupakan usaha untuk dapat
membangun kemandirian. Kemandirian di sini bukanlah kemandirian yang tidak mengenal
adanya situasi bangsa yang saling bergantung. Kemandirian yang dimaksud adalah
kemandirian yang bersifat dinamis, yaitu kemandirian yang memahami bahwa hidup dan
kondisi yang saling bergantung senantiasa berubah dalam beberapa hal, misalnya
perimbangannya, konstelasinya, ataupun nilai-nilai yang mempengaruhi serta menjadi dasar
kemandirian. Kemandirian atas suatu bangsa dapat dilihat dari tersedianya sumber daya
manusia yang memiliki kualitas dan memiliki kemampuan untuk menghadapi kemajuan
pembangunan dan tuntutan kebutuhan, penyelenggara pemerintahan dan aparat penegak
hukum menjalankan tugas secara mandiri, pembiayan pembangunan bergantung pada sumber
dalam negeri, dan kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pokok secara mandiri.
Kemajuan atas suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan beberapa macam
ukuran. Dilihat dari indikator sosial, suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila sumber daya
manusia yang hidup di dalamnya memiliki kepribadian bangsa, memiliki akhlak yang mulia,
dan memiliki kualitas pendidikan yang tinggi. Dilihat dari indikator kependudukan, suatu
bangsa dapat dikatakan maju apabila laju pertumbuhan penduduknya menunjukkan nilai yang
kecil, angka harapan hidup yang tinggi, dan lebih baiknya kualitas dari pelayanan sosial.
Dilihat dari indikator perkembangan ekonomi, suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila
pendapatan rata-rata lebih tinggi dan pendapatan telah didistribusikan secara merata.
Selain kemandirian dan kemajuan, pembangunan nasional juga ditujukan untuk
mencapai keadilan dan kemakmuran. Keadilan dan kemakmuran dapat dilihat pada
kesempatan yang sama dimiliki oleh rakyat
mendukung
pembangunan nasional.
3. Mewujudkan Indonesia yang beriklim demokratis, berpedoman kepada hukum dan
berkeadilan ditunjukkan oleh hal-hal berikut:
sumber
daya
kekayaan
laut
secara