Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Pengkajian
Waktu
Sumber data
PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien.
Penanggung jawab
Nama
: WM
WC
Umur
: 56 tahun
30 tahun
Jenis Kelamin
: laki laki
laki laki
Pekerjaan
: Petani
Wiraswasta
Pendidikan
: SMA
SMA
Status
: Kawin
Kawin
Alamat
: Desa Tiga Kawan, Kabupaten Bangli
Diagnosa Medis : Susp. SNH
Sumber biaya
: JKBM
Hubungan dengan pasien
Anak pasien
B. Keluhan Utama
Pasien masuk rumah sakit karena separuh badan kiri kesemutan dan tidak bisa di
gerakan, mual dan muntah serta nyeri kepala.
C. Keluhan Saat pengkajian.
Pada saat pengkajian, pasien mengeluh lemas pada bagian tubuh sebelah kiri, serta
mengeluh pusing, kepala terasa berat di bagian belakang serta kadang mual.
D. Riwayat Penyakit
1. Riwayat penyakit dahulu
Keluarga pasien mengatakan sebelum di rawat di RSUD Bangli pasien belum
pernah di rawat di rumah sakit lain dan pasien memang memiliki riwayat
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu tetapi tidak sampai masuk rumah sakit.
2. Riwayat kesehatan sekarang.
Keluarga pasien mengatakan pada tanggal 30 November 2014 pasien masih
bisa memotong bambu di rumah, tetapi tiba-tiba pasien merasakan lemas di
bagian tubuh sebelah kirinya, lalu pada tanggal 1 Desember 2014 pukul 08.00
keluarga pasien membawa pasien ke IRD RSUD Bangli. Setelah di periksa
pasien di sarankan untuk rawat inap di ruang mawar RSUD Bangli dan
mendapat terapi :
IVFD RL
20tpm
Piracetam
3x3gr
Ondancentron
1x1 amp
Citicolin
1 x 500mg
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan di dalam keluarganya memang
ada riwayat hipertensi dan stroke dan ini sempat menyerang ayah dari pasien.
Keluarga mengatakan dalam keluaga tidak ada penyakit keturunan yang
menular.
E. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Data Biologis
1. Bernafas
Sebelum MRS: pasien mengatakan sebelum sakit tidak merasakan sesak saat
bernafas. Saat pengkajian: pasien mengeluh sesak di dada saat bernafas, saat
bernafas pasien tampak menggunakan otot bantu dada, pernafasan saat
pengkajian 24x/menit
2. Makan Minum
Sebelum masuk rumah sakit pasien biasa makan 3 kali sehari dengan
komposisi nasi, lauk, serta sayur dan habis dalam 1 porsi makan. Namun
setelah masuk rumah sakit pasien makan 3 kali sehari dengan komposisi
makan nasi/bubur, sayur, lauk, buah dan biasanya hanya habis porsi tetapi
kadang bisa habis 1 porsi.
Sebelum masuk rumah sakit pasien biasa minum 7-8 gelas sehari namun
selama masuk rumah sakit pasien hanya minum 3-5 gelas per hari.
3. Eliminasi
BAB : sebelum masuk rumah sakit pasien biasan BAB sekali sehari dengan
konsistensi feses lembek berwarna kuning. Namun setelah masuk rumah sakit
pasien belum BAB dan terasa keras jika ingin BAB.
BAK : Sebelum dan sesudah masuk rumah sakit pasien tidak mengalami
gangguan dalam BAK.
4. Gerak dan aktivitas
Saat pengkajian pasien tidak bisa beraktivitas dengan normal terutama pada
bagian tubuh sebelah kiri karena setiap ingin di gerakan pasien merasa tidak
mampu untuk mengangkat bagian tubuhnya tersebut.
5. Istirahat tidur
Pada saat pengkajian pasien mengatakan kurang dapat tidur dengan nyenyak
karena sakit kepala yang di rasakan.
6. Kebersihan diri
Saat pengkajian pasien tampak kurang bersih, rambut acak acakan dan terlihat
berketombe, kuku panjang serta kebersihan mulut dan kulit kurang. Keluarga
pasien mengatakan pasien hanya di lap di tempat tidur 2 kali sehari.
7. Pengaturan suhu tubuh
Saat pengkajian suhu tubuh pasien tidak panas yaitu 36,50 C
Data Psikologis
1. Rasa Nyaman
Saat pengkajian pasien mengatakan kepalanya sakit dan hal itu membuat
pasien merasa tidak nyaman. Pasien merasa kepala bagian belakangnya berat
seperti tertekan benda berat.
2. Rasa Aman
Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan sejauh ini merasa aman di rumah
sakit.
Data Sosial
1. Sosialisasi dan Komunikasi
Saat pengkajian pasien dapat berkomunikasi tetapi tidak terlalu jelas dan
terbata-bata. Pasien kurang mampu bersosialisasi dengan perawat dan
keluarga.
2. Prestasi dan produktivitas
Keluarga pasien mengatakan, pasien sudah tidak bekerja dan hanya berkebun
di rumah.
3. Rekreasi
Sebelum sakit dan setelah masuk rumah sakit keluarga pasien mengatakan
jarang mempunyai acara khusus untuk pergi berekreasi.
4. Pengetahuan / belajar
Pasien dan keluarga kurang terlalu mengerti tentang penyakit pasien.
Data Spiritual
1. Ibadah
Keluarga pasien mengatakan selama sakit pasien tidak dapat melakukan
ibadah (sembahyang).
F. Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaran Umum
a. Kesadaran
b. Postur tubuh
c. Kebersihan diri
d. Turgor kulit
e. Warna kulit
: Compos Mentis
: Tegak
: Kurang
: Kurang
: Sawo Matang
2. Gejala Kardinal
a. Suhu
: 36,50C
b. TD
: 210/120 mmHg
c. Nadi
: 80 x/mnt
d. RR
: 24 x/mnt
3. Kadaan Fisik
a. Kepala
: bentuk simetris, rambut hitam berantakan, tanda
trauma (-), tanda infeksi (-), nyeri tekan (-) benjolan (-)
b. Mata
: bentuk simetris, konjungtiva merah muda, pergerakan
bola mata sedikit lambat, spontanitas mengangkat kelopak mata kurang,
juling (-)
c. Hidung
+
+
N
G. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan darah lengkap Tn WM tanggal 1 Desember 2014
TEST
WBC
NEU
LYM
MONO
NILAI
6.42
5.03
0.82
0.12
SATUAN
10^3/uL
78,4%
12.8%
1.8%
NILAI NORMAL
5.00-10.00
2.00-7.50
1.30-4.00
0,15-0.70
FOS
BASO
RBC
HGS
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDWcv
RSWsd
PLT
MPV
II.
No
1.
0.44
0.01
4.83
14.1
40.7
84.2
29.1
34.6
14.9
38.8
273
6.2
6.9%
0.1%
10^3/uL
g/dL
%
fL
pg
g/dL
%
fL
10^3/uL
fL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisis Data
Data Fokus
DS :
Pasien mengatakan
bagian
belakangnya
sakit
bagian
tubuh kirinya.
3. Pasien tampak kesulitan
dalam
menjawab
0.00-0.50
0.00-0.15
4.50-5.50
14.0-17.4
45.0-52.0
84.0-96.0
27.0-32.0
31.0-38.0
46.0-59.0
150-400
8.0-15.0
merasakan
di kepala bagian
belakangnya.
2. Bagian
tubuh
sebelah kiri tidak
mengalami
kesulitan untuk di
gerakan.
3. Pasien
tidak
mengalami
gangguan dalam
berkomunikasi.
4. Tekanan
sistole
dan
diastole
dalam
rentang
yang di harapkan
120-140/80-90
mmHg
DS :
1. Pasien mandi 2 Defisit
perawatan
Keluarga pasien mengatakan
kali sehari
toileting.
selama masuk tumah sakit 2. Rambut
rapi,
pasien hanya di lap di tempat
tidak
ada
diri,
ketombe,
rambut
acak
acakan
terlihat
berketombe,
kuku
kulit bersih.
dan
kuku
tidak
1. Turgor
mengakan
bisa
normal
dalam 2. Pasien
kulit.
mudah
melakukan
mobilisasi.
B. Analisa Masalah
1. P : Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral
E : aliran darah ke otak terhambat.
S : Pasien mengatakan kepala bagian belakangnya sakit seperti di tekan
benda berat. Pasien mengatakan bagian tubuhnya lemas, susah untuk di
gerakan. Pasien tampak meringis. Pasien tampak kesulitan menggerakan
bagian tubuh kirinya. Pasien tampak kesulitan dalam menjawab
pertanyaan yang di ajukan oleh perawat. TD : 210/120 mmHg. RR : 24
x/mnt. Suhu : 36,5 C. Nadi : 80x/mnt.
Proses Terjadinya : Hipertensi tak terkontrol merupakan faktor resiko
terjadinya stroke baik non perdarahan atau perdarahan, dan juga menjadi
factor terjadinya gangguan jantung yang menjadi penyebab munculnya
emboli otak. Hipertensi sangat berpengaruh pada peredaran darah otak,
karena menyebabkan terjadinya penebalan dan remodeling pembuluh
darah arteri hingga memperkecil diameternya sehingga menyebabkan
penurunan aliran darah dan terjadi risiko ketidakefektifan penurunan
perfusi jaringan serebral.
Akibat jika tidak di tangani : Disfungsi motor yang paling umum adalah
Hemiparesis (kelemahan) dan hemiplegia (paralisis pada satu sisi
klien
mengalami
defisit
dalam
kemampuan
dimana
klien
mampu
memahami
III.
No
1.
D. Prioritas Masalah
1. Diagnosa 1
2. Diagnosa 2
3. Diagnosa 3
Perencanaan Keperawatan.
Hari,
Dx
tanggal,
Keperawatan
Jam
Selasa,
Tujuan
2 Ketidakefekti
Rencana
Tindakan
Setelah
Desember
fan
Perfusi dilakukan
2014
jaringan
tindakan
pukul
serebral
keperawatan
08.00
berhubungan
selama 3 x 24
WITA
1. Observasi
1. Mengetahui
keadaan
keadaan
umum
umu pasien.
2. Untuk
pasien
2. Monitor
mengetahui
TTV
3. Monitor
Rasional
suplai
aliran
darah
keotak
lancar dengan
Kriteria Hasil
:
status vital
sign pasien
adanya
dan
diplopia,
pandangan
kabur, nyeri
kepala
4. Monitor
level
sikan
kebingunga
sirkulasi yang
ditandai
dengan
1. Tekanan
systole
dandiastole
dalam
dan
tonus otot
6. Delegatif
pemberian
dokter
an tindakan
memantau
orientasi
5. Monitor
obat
merencanak
senajutnya.
3. Untuk
Mendemonstra
status
membantu
dari
seberapa
jauh
kelemahan
saraf
optikus
pasien.
4. Untuk
mengetahui
rentang
tingkat
yang
kesadaran
diharapkan
2. Tidak ada
ortostatikhi
pertensi
dan ingatan
pasien.
5. Untuk
mengetahui
3. Tidk
ada
seberapa
tanda tanda
parah
peningkata
hemiparesis
tekanan
yang
intrakranial
alami
(tidak lebih
pasien.
6. Untuk
dari
15
terapi
mmHg)
Mendemonstra
kemampuan
kognitif
yang
ditandai
dengan:
1. Berkomuni
kasi dengan
jelas
dan
sesuai
dengan
kemampua
n
2. Menunjukk
an
perhatian,
konsentrasi
dan
orientasi
3. Memproses
informasi
4. Membuat
keputusan
dengan
benar.
Menunjukkan
fungsi sensori
dan
mempercep
at
sikan
di
proses
penyembuh
an.
motori cranial
yang utuh :
1. tingkat
kesadaran
mambaik,
tidak
ada
gerakan
gerakan
2.
Selasa,
2 Defisit
Desember
2014
perawatan
diri;
involunter
Setelah
dilakukan
tindakan
pukul
mandi,berpak
keperawatan
08.00
WITA
toileting
jam,
berhubungan
diharapkan
dengan
kebutuhan
kerusakan
mandiri klien
neurovaskule
terpenuhi,
r.
dengan kriteria
NIC :
Self
1. Untuk
Care
assistance :
ADLs
1. Monitor
klien
perawatan
yang
mandiri.
2. Sediakan
hasil:
bantuan
NOC :
sampai
Self care :
klien
secara utuh
(ADLs)
untuk
terbebas
dari bau
badan
2. Menyataka
n
atau
perlu
bantuan.
2. Untuk
klien
self-care.
3. Dorong
dan
membantu
klien
melakukan
bila
kesulitan
untuk
menghindar
untuk
melakukan
secara
i cidera.
4. Untuk
melatih
mandiri,
tapi
mandiri
cidera.
3. Mengawasi
Daily Living
1. Klien
secara
risiko
mampu
perawatan
mengurangi
Activity of
Kriteria Hasil
melakukan
diri
untuk
diri
kemampuan
klien dalam
kemempua
n
mengetahui
beri
kemandiria
n klien dan
kenyamana
bantuan
melihat
n terhadap
ketika klien
perkemban
kemampua
tidak
gan
n untuk
mampu
kemampuan
melakukan
melakukan
ADLs
Dapat
nya.
4. Ajarkan
klien.
5. Untuk
membiasak
melakukan
klien/
an
ADLS dengan
keluarga
melakukan
bantuan
untuk
aktivitas
mendorong
dan melatih
kemandiria
kembali
n,
saraf-saraf
untuk
memberika
n
klien
klien.
bantuan
hanya jika
pasien tidak
mampu
untuk
melakukan
nya.
5. Berikan
aktivitas
rutin seharihari sesuai
kemampua
3.
Selasa,
2 Resiko
Tissue
n.
Pressure
Management
Desember
kerusakan
IntegritySkin
2014
integritas
and
pukul
kulit
08.00
berhubungan
Membranes
Setelah
WITA
dengan
immobilisasi
Mucous 1. Anjurkan
dilakukan
tindakan
perawatan
1. Untuk
melancarkan
sirkula,
dan
pasien untuk
menghindari
menggunaka
kelembaban
n pakaian
pada
yang
klien.
2. Untuk
tubuh
fisik.
selama... x 24
jam,
longgar.
2. Hindari
kerutan
diharapkan
pasien mampu
padaa tempat
tidur.
3. Jaga
mengetahui
dan
kebersihan
mengontrol
kulit agar
resiko dengan
mengurangi
gesekan dan
iritasi
pada
kulit klien.
3. Agar
kulit
tetap
kering
dan
tidak
lemban,
tetap bersih
karena kulit
kriteria hasil :
dan kering.
Kriteria Hasil :
lembab
4. Mobilisasi
1. Integritas
rentan terjadi
pasien (ubah
kulit yang
luka.
posisi
baik
bisa
4. Untuk
pasien)
dipertahank
menghindari
setiap dua
an (sensasi,
luka akibat
jam sekali.
elastisitas,
tekanan
5. Monitor kulit
temperatur,
tubuh terlalu
akan adanya
hidrasi,
lama
pada
kemerahan.
pigmentasi) 6. Oleskan
satu bagian
.
2. Tidak
lotion atau
ada
luka/lesi
minyak/baby
oil pada
pada kulit.
3. Perfusi
derah yang
tertekan.
7. Monitor
jaringan
baik.
4.Menunjukka
aktivitas dan
mobilisasi
n
pemahaman
pasien.
(dekubitus)
5. Untuk
menghindari
infeksi sedini
mungkin.
6. Agar daerah
yang tertekan
kembali
lentur.
7. Untuk
dalam
mengatahui
proses
apakah klien
perbaikan
sudah
kulit
atau
dan
bisa
belum
mencegah
melakukan
terjadinya
mobilisasi
sedera
secara
berulang.
5. Mampu
mandiri.
melindungi
kulit
dan
mempertah
ankan
kelembaban
kulit
dan
perawatan
alami
IV.
No
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari,
No
Tanggal,
Dx
Jam
1. Selasa,
Tindakan Keperawatam
1.
1. Observasi
Desember
keadaan
2014 pukul
pasien
umum
Evaluasi Formatif
Paraf
1. Pasien
tampak
lemah,
pasien
tampak
kesulitan
08.00
dalam
WITA
menggerakan
beberapa
2. Monitor TTV
09.00
bagian
anggota tubuhnya.
2. TD
WITA
200/120mmHg N :
3. Monitor
adanya
diplopia,
09.30
pandangan kabur,
WITA
nyeri kepala
84 x/ mnt S : 36,0
RR : 24x/mnt
3. Pasien mengatakan
susah
melihat
sekitar
dan
mengeluh sakit di
4. Monitor
level
bagian
kepala
belakang
seperti
tertekan
benda
berat.
kebingungan dan
10.00
orientasi
dengan
WITA
namanya
suka
berbircara
yang
tidak
jelas
dan
menjawab di luar
pertanyaan
perawat.
5. Delegatif
pemberian
11.00
obat
5. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
dari dokter.
WITA
amp
Citicolin
6. Monitor
tonus
otot pergerakan.
12.00
WITA
500mg
6. Pasien
terlihat
mengalami
kesulitan
dalam
menggrakan
seluruh
tubuh
bagian
sebelah
kirinya,
pasien
terlihat
kesulitan
dalam
mengikuti
instruksi
dokter
perubahan
pasien
12.30
WITA
dalam
merespon
stimulus
8. Tinggikan kepala
7. Pasien
terlihat
lambat
dalam
merespon stimulus.
0-45o tergantung
14.00
WITA
pada
konsisi
8. Pasien
terlihat
nyaman.
medis
9. Monitor keadaan
umum
16.00
WITA
9. Pasien
tampak
lemah,
pasien
tampak
kesulitan
dalam
menggerakan
10. Delegatif
pemberian
beberapa
obat
dari dokter.
16.30
anggota tubuhnya.
10. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
amp
Citicolin
WITA
bagian
500mg
11. Monitor
kemempuan klien
untuk perawatan
17.00
WITA
11. Pasien
tidak
tampak
bisa
melakukan
perawatan
dengan
diri
mandiri
karena keterbatasa
gerak
akibat
hemiparesis.
12. Mendorong untuk
melakukan secara
12. Pasien
tampak
tidak
bisa
17.30
bantuan
melakukan
self
WITA
klien
ketika
tidak
mampu
lemas,
melakukannya.
keluarga
membantu
keluarga
18.00
untuk mendorong
WITA
kemandirian,
memberi
tahu
pasien
untuk
menggerak
gerakan
memberikan
hanya
pasien
mencoba
untuk
bantuan
tampak
dalam ADL.
13. Keluarga tampak
13. Mengajarkan
klien/
dan
untuk
melakukannya.
bagian
tubuhnya
pasien
dan
tampak
tidak
bisa
menggerakan
bagian
tubuh
sebelah kirinya.
sesuai
WITA
kemampuan.
14. Pasiern
tampak
tidak
bisa
melakukan
aktivitas
sehari
harinya.
15. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
15. Delegatif
pemberian
22.00
dari dokter.
obat
amp
Citicolin
WITA
2. Rabu,
500mg.
1. Observasi
Desember
keadaan
2014 pukul
pasien
umum
1. Pasien
tampak
lemah,
pasien
tampak
kesulitan
08.00
dalam
WITA
menggerakan
beberapa
2. Monitor TTV
09.00
bagian
anggota tubuhnya.
2. TD
:
190/100mmHg N :
WITA
72 X/mnt RR : 24
3. Monitor
adanya
10.00
diplopia,
WITA
pandangan kabur,
susah
nyeri kepala
4. Monitor
x/mnt S : 36,5
3. Pasien mengatakan
melihat
sekitar
dan
mengeluh sakit di
level
bagian
kepala
belakang
seperti
tertekan
benda
berat.
4. Pasien masih ingat
10.30
kebingungan dan
dengan
namanya
WITA
orientasi
suka
berbircara
yang
tidak
jelas
dan
menjawab di luar
pertanyaan
perawat.
5. Delegatif
11.00
pemberian
obat
WITA
dari dokter.
5. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
amp
Citicolin
500mg
6. Pasien
6. Monitor
12.00
tonus
otot pergerakan.
terlihat
mengalami
kesulitan
dalam
menggrakan
WITA
seluruh
tubuh
bagian
sebelah
kirinya,
pasien
terlihat
kesulitan
dalam
mengikuti
instruksi
dokter
perubahan
13.00
pasien
WITA
merespon
WITA
merespon stimulus.
dalam
8. Pasien
stimulus
8. Tinggikan kepala
13.30
dalam
terlihat
nyaman.
0-45o tergantung
pada
konsisi
untuk
16.00
menggunakan
WITA
pakaian
yang
longgar.
10. Hindari
kerutan
pasien
tampak mengganti
baju pasien dengan
yang lebih tipis.
10. Merapikan tempat
tidur pasien.
16.30
WITA
11. Jaga
17.00
kebersihan
11. Keluarga
tampak
menaburkan bedak
pada
WITA
bagian
punggung pasien.
12. Mobilisasi pasien
(ubah
18.00
posisi
12. Keluarga
mengganti
tampak
ganti
jam sekali.
2-3
WITA
jam
dengan
19.30
kulit
adanya
atau kanan.
13. Kulit
pasien
tampak tidak ada
tanda
kemerahan.
WITA
kemerahan
yang parah.
14. Oleskan
lotion
atau minyak/baby
20.00
oil
WITA
pada
derah
yang tertekan.
15. Monitor aktivitas
dan
mobilisasi
pasien.
21.00
16. Delegatif
dari dokter.
22.00
merasa
lebih
nyaman setelah di
olesi lotion.
15. Pasien
kesulitan
terlihat
dalam
mobilisasi, tampak
WITA
pemberian
obat
keluarga
pasien
membantu
pasien
dalam mobilisasi.
16. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
amp. Citicolin 1 x
500mg.
WITA
3. Kamis,
1. Monitor
1. Pasien
tampak
Desember
kemempuan klien
tidak
2014 pukul
untuk perawatan
melakukan
08.00
perawatan
WITA
dengan
bisa
diri
mandiri
karena keterbatasa
gerak
akibat
hemiparesis.
09.00
WITA
2. Mendorong untuk
2. Pasien
tampak
melakukan secara
tidak
bisa
melakukan
self
bantuan
ketika
klien
tidak
lemas,
mampu
keluarga
melakukannya.
membantu
dan
tampak
pasien
dalam ADL.
09.30
WITA
3. Mengajarkan
klien/
keluarga
3. Keluarga
tampak
memberi
tahu
untuk mendorong
pasien
kemandirian,
mencoba
untuk
menggerak
memberikan
gerakan
bantuan
tubuhnya
hanya
pasien
mampu
tidak
untuk
melakukannya.
untuk
bagian
dan
tampak
bisa
menggerakan
bagian
tubuh
sebelah kirinya.
10.00
WITA
4. Berikan aktivitas
4. Pasiern
tidak
sesuai
melakukan
tampak
bisa
kemampuan.
aktivitas
sehari
harinya.
11.00
WITA
5. Delegatif
pemberian
obat
5. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
amp Citicolin 1 x
dari dokter.
500mg.
6. Keluarga
12.00
WITA
6. Menganjurkan
pasien
untuk
menggunakan
12.30
WITA
14.00
WITA
tampak mengganti
baju pasien dengan
yang lebih tipis.
pakaian
yang
longgar.
7. Hindari
kerutan
pasien
kebersihan
7. Merapikan tempat
tidur pasien.
8. Keluarga
tampak
menaburkan bedak
pada
bagian
punggung pasien.
16.00
WITA
9. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
9. Delegatif
pemberian
obat
dari dokter
amp. Citicolin 1 x
500mg.
10. Keluarga
(ubah
posisi
WITA
mengganti
tampak
ganti
jam
dengan
11. Monitor
kulit
17.00
akan
adanya
WITA
kemerahan.
pasien
kemerahan
yang parah.
lotion
17.30
atau minyak/baby
WITA
oil
pada
derah
yang tertekan.
13. Monitor aktivitas
18.00
dan
WITA
mobilisasi
pasien.
merasa
lebih
nyaman setelah di
olesi lotion.
13. Pasien
terlihat
kesulitan
dalam
mobilisasi, tampak
keluarga
pasien
membantu
pasien
dalam mobilisasi.
14. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
14. Delegatif
22.00
WITA
4. Jumat,
amp. Citicolin 1 x
pemberian
5
obat
dari dokter.
1. Observasi
Desember
keadaan
2014 pukul
pasien
umum
500mg.
1. Pasien
tampak
lemah,
pasien
tampak
kesulitan
08.00
dalam
WITA
menggerakan
beberapa
2. Monitor TTV
09.00
WITA
200/120mmHg N :
3. Monitor
09.30
anggota tubuhnya.
2. TD
WITA
bagian
adanya
diplopia,
84 x/ mnt S : 36,0
RR : 24x/mnt
3. Pasien mengatakan
pandangan kabur,
susah
nyeri kepala
sekitar
melihat
dan
mengeluh sakit di
bagian
kepala
belakang
seperti
tertekan
benda
berat.
4. Monitor
level
kebingungan dan
10.00
orientasi
WITA
dengan
namanya
suka
berbircara
yang
tidak
jelas
dan
menjawab di luar
pertanyaan
perawat.
5. Delegatif
11.00
WITA
pemberian
obat
dari dokter.
5. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
amp
Citicolin
6. Monitor
tonus
otot pergerakan.
500mg
6. Pasien
terlihat
mengalami
12.00
kesulitan
WITA
dalam
menggrakan
seluruh
tubuh
bagian
sebelah
kirinya,
pasien
terlihat
kesulitan
dalam
mengikuti
instruksi
dokter
perubahan
7. Pasien
terlihat
12.30
pasien
WITA
merespon
dalam
WITA
0-45o tergantung
pada
dalam
merespon stimulus.
stimulus
8. Tinggikan kepala
14.00
lambat
8. Pasien
terlihat
nyaman.
konsisi
9. Pasien
tampak
lemah,
pasien
tampak
kesulitan
dalam
menggerakan
beberapa
10. Delegatif
pemberian
obat
dari dokter.
16.30
WITA
bagian
anggota tubuhnya.
10. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
amp
Citicolin
500mg
11. Pasien
11. Monitor
kemempuan klien
17.00
untuk perawatan
WITA
tampak
tidak
bisa
melakukan
perawatan
dengan
diri
mandiri
karena keterbatasa
gerak
akibat
hemiparesis.
12. Pasien
12. Mendorong untuk
melakukan secara
tampak
tidak
bisa
melakukan
self
17.30
WITA
bantuan
lemas,
ketika
klien
18.00
WITA
tidak
keluarga
dan
tampak
mampu
membantu
melakukannya.
dalam ADL.
13. Mengajarkan
klien/
keluarga
untuk mendorong
kemandirian,
hanya
tampak
memberi
tahu
pasien
untuk
mencoba
menggerak
bagian
tubuhnya
memberikan
bantuan
13. Keluarga
gerakan
untuk
pasien
untuk
melakukannya.
pasien
dan
tampak
tidak
bisa
menggerakan
bagian
tubuh
sebelah kirinya.
14. Pasiern
kemampuan.
tidak
19.00
melakukan
WITA
aktivitas
dari dokter.
bisa
sehari
harinya.
15. Delegatif
pemberian
tampak
obat
15. Piracetam3x3gr
Ondancentron 1x1
amp Citicolin 1 x
22.00
WITA
500mg.