Sunteți pe pagina 1din 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa berbagai tingkat yang diketahui pertama kali saat hamil
tanpa membedakan apakah penderita perlu mendapat insulin atau tidak. Pada
kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal
ini merupakan respon terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin.
Sebagian besar DMG asimtomatis sehingga diagnosis ditentukan secara
kebetulan pada saat pemeriksaan rutin.
Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita
yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan
mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2
jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM,
dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar
glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100
mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti
DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah
dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan
kadar glikosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah
1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan
test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita
hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak
merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa, 25%
kemungkinan akan berkembang menjadi DM. DM gestasional merupakan
keadaan

yang

perlu

ditangani

dengan

professional,

karena

dapat

mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan dating, juga saat
persalinan,

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian DM Gestasional.
2. Untuk mengetahui Etiologi DM Gestasional.
3. Untuk mengetahui Manifestasi Klinis pada DM Gestasional.
4. Untuk mengetahui Patofisiologi DM Gestasional.
5. Untuk mengetahui Klasifikasi pada DM Gestsional.
6. Untuk mengetahui Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada DM
Gestisional.
7. Untuk mengetahui Pengaruh DM Gestasional terhadap Kehamilan.
8. Untuk mengetahui Cara Pencegahan pada DM Gestasional.
9. Untuk mengetahui Terapi yang dilakukan pada Penderita DM
Gestasional.
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Penderita DM Gestasional.
C. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian DM Gestasional?
2. Apakah Etiologi DM Gestasional?
3. Bagaimana Manifestasi Klinis pada DM Gestasional?
4. Bagaimana Patofisiologi DM Gestasional?
5. Apa saja Klasifikasi pada DM Gestsional?
6. Apa saja Komplikasi yang dapat terjadi pada DM Gestisional?
7. Bagaimana Pengaruh DM Gestasional terhadap Kehamilan?
8. Bagaimana Cara Pencegahan pada DM Getasional?
9. Bagaimana Terapi Yang Dilakukan pada Penderita DM Gestasional?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Penderita DM Gestasional?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa, Intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu)
maupun berat. Penyakit kelainan metabolisme, dimana penderita tidak bisa
secara otomatis mengendalikan tingkat glukosa dalam darahnya, yang terjadi
atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung dan tidak
diderita sebelum ibu hamil.

B. Etiologi
Penyakit gula dapat merupakan kelainan herediter dengan cara
insufisiensi atau absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula
darah tinggi. Berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan
menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahanperubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang juga dipengaruhi
oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan dan
persalinan.
Faktor Predisposisi :
a.Umur sudah mulai tua
b.
Multiparitas
c.Penderita gemuk
d.
Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
e.Bersifat keturunan/ herediter
f. Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
g.
Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering
mengalami lahir mati, Sering mengalami keguguran
h.
Glokusuria

C. Manifestasi Klinik
1. Sering kencing pada malam hari (polyuria)
2. Selalu merasa haus (polydipsia)
3. Selalu merasa lapar (polyfagia)
4. Selalu merasa lelah atau kekurangan energi
5. Penglihatan menjadi kabur
6. Hyperglaisimia (peningkatan abnormal kandungan gula dalam darah)
7. Glaikosuria (glukosa dalam urine)
8. Pruritus vulva.
9. Ketonemia.
10. BB menurun
11. Gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl.
12. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl.
13. Gula darah puasa > 126 mg/dl.
D. Patofisiologi
Pada DMG terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi
tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi terhadap efek
insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu bertambah
(kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
3

Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi


janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu

terjadi

juga

hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik


(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
Dalam kehamilan

terjadi

perubahan

metabolism

endokrin

dan

karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan


untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah
ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka
terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari
keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam
kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia
ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan
tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia
relative hipoinsulin yang menyebabkan hiperglikemia atau diabetes
kehamilan.

E. Klasifikasi DM Gestosional
Pada Diabetes Mellitus Gestasiona , ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si
Ibu, yaitu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
1. Kelas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu
hamil dan menghilang setelah melahirkan.
2. Kelas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum
hamil dan berlanjut setelah hamil.
4

3. Kelas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi


penyakit pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh
darah panggul dan pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang
menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
F. Komplikasi
1. Komplikasi pada Ibu
a. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan
b. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat
resistensi insulin.
c. Infeksi saluran kemih
d. Preeklampsi
e. Hidramnion
f. Retinopati
g. Trauma persalinan akibat bayi besar
2. Masalah pada anak :
a. Abortus
b. Kelainan kongenital spt sacral agenesis, neural tube defek
c. Respiratory distress
d. Neonatal hiperglikemia
e. Makrosomia
f. Hipocalcemia
g. Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
h. Hiperbilirubinemia
G. Pengaruh DM Gestasional terhadap Kehamilan
1. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
a. Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes
( diabetik )
b. DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
2. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
a. Abortus dan partus prematurus
b. Hidronion
c. Pre-eklamasi
d. Kesalahan letak jantung
e. Insufisiensi plasenta
3. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
a. Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
b. Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
c. Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia sampai
dengan lahir mati
d. Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
e. Post partum mudah terjadi infeksi.
f. Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat
menimbulkan kematian
5

4. Pengaruh DM terhadap kala nifas


a. Mudah terjadi infeksi post partum
b. Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah menyebar
5. Pengaruh DM terhadap bayi
a. Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu
b. Janin besar ( makrosomia )
c. Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
H. Cara Pencegahan pada DM Getasional
1. Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
2. Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anti rokok,
perawatan.
3. Tersier :
a. Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan
b.
c.
d.
e.

amputasi.
Pemeriksaan optalmologist
Albuminuria monitor penyakit ginjal
Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol
medikasi

I. Terapi
1. Dialysis : peritoneal, hemodialisa
2. Total Nutrisi Parenteral
3. Tube feeding Hyperosmolar
4. Pembedahan
5. Obat : Glukokortikoid, diuretic,

dipenilhidonsion,

Agmen

Beta

Adrenergik Bloking, Agen Immunosupresive, diazoxida.


J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita
Diabetes melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin
berat komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada
klasifikasi DM.
b. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil

dengan

DM

mengeluh

Mual,

muntah,

penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,


poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
c. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM


bersifat keturunan.
d. Riwayat Kehamilan
1) Diabetes mellitus gestasional.
2) Hipertensi karena kehamilan.
3) Infertilitas.
4) Bayi low gestasional age.
5) Riwayat kematian janin.
6) Lahir mati tanpa sebab jelas.
7) Anomali congenital.
8) Aborsi spontan.
9) Polihidramnion.
10) Makrosomia.
11) Pernah keracunan selama kehamilan.
e. Pola Aktivitas Sehari-hari
1) Pola Nutrisi:
Polidipsi.
Poliuri.
Mual dan muntah.
Obesitas.
Nyeri tekan abdomen.
Hipoglikemi.
Glukosuria.
Ketonuria.
Kulit.
Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah
karena ada bekas injeksi insulin yang sering.
Mata.
Kerusakan penglihatan atau retinopati.
2) Pola eliminasi; BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu
poliuri atau sering berkemih. BAB : biasanya tidak ada gangguan.
3) Pola personal hygiene; Pola atau frekuensi mandi, menggosok
gigi, keramas.
f. Pola istirahat tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan
kelelahan yang berlebihan.
g. Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih

pada

keadaan

hipoglikemi

dapat

menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat,


letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi

maka ibu akan rentan terhadap cedera dan jika rasa lapar berlebih ini
akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.
h. Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa

lemah dan letih.


TD ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena

komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.


Nadi pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
Respirasi pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis

biasanya RR meningkat dan napas bau keton.


Suhu tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab

pada kondisi hipoglikemi.


Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan
berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang
berlebih.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
b. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.
c. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan

dengan

ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau


anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon umum.
3. Intervensi
a. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna dan menggunakan
nutrisi kurang tepat.
Kriteria hasil:
Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60-100 mg/dl dan 2
jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl
Intervensi :

No.

Intervensi

Rasional

Mandiri
8

Timbang berat badan setiap kunjungan Penambahan berat badan adalah kunci petunjuk
prenatal.

untuk memutuskan penyesuaian kebutuhan

Kaji masukan kalori dan pola makan

kalori.
Membantu dalam mengevaluasi pemahaman

dalam 24 jam.
Tinjau ulang dan berikan informasi

pasien tentang aturan diet.


Kebutuhan metabolisme dari janin dan ibu

mengenai perubahan yang diperlukan membutuhkan perubahan besar selama gestasi


4

pada penatalaksanaan diabetic.


Tinjau ulang tentang pentingnya

memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi


Makan sedikit dan sering menghindari

makanan yang teratur bila memakai

hiperglikemia , sesudah makan dan kelaparan.

insulin.
Perhatikan adanya mual dan muntah

Mual dan muntah dapat mengakibatkan

khususnya pada trimester pertama.

defisiensi karbohidrat yang dapat


mengakibatkan metabolisme lemak dan

terjadinya ketosis.
Kaji pemahaman stress pada diabetic. Stress dapat mengakibatkan peningkatan kadar
glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan

insulin.
Ajarkan pasien tentang metode finger Kebutuhan insulin dapat dinilai berdasarkan

stick untuk memantau glukosa sendiri. temuan glukosa darah serum secara periodic
Tinjau ulang dan diskusikan tanda
Hipoglikemia dapat terjadi secara cepat dan
gejala serta kepentingan hipo atau

berat pada trimester pertama karena

hiperglikemia.

peningkatan penggunaan glukosa dan glikogen


oleh ibu dan perkembangan janin.

10

Instruksikan untuk mengatasi

Hiperglikemia berefek terjadinya hidramnion.


Pengguanaan jumlah besar karbohidrat

hipoglikemia asimtomatik.

sederhana untuk mengatasi hipoglikemi

Anjurkan pemantauan keton urine.

menyebabkan nilai glukosa darah meningkat.


Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan
dengan ketonuria, menandakan kebutuhan
terhadap peningkatan karbohidrat.

Mandiri

11

Diskusikan tentang dosis , jadwal dan Pembagian dosis insulin mempertimbangkan


tipe insulin.

kebutuhan basal maternal dan rasio waktu

12

Sesuaikan diet dan regimen insulin

makan.
Kebutuhan metabolisme prenatal berubah

13

untuk memenuhi kebutuhan individu. selama trimester pertama.


Kolaborasi dengan ahli gizi.
Diet secara spesifik pada individu perlu untuk

14

mempertahankan normoglikemi.
Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir

Observasi kadar Glukosa darah.

menurun bila kadar glukosa darah antara 60


100 mg/dl, sebelum makan antara 60 -105
mg/dl, 1 jam sesudah makan dibawah 140 mg/dl
dan 2 jam sesudah makan kurang dari 200
15

Tentukan hasil HbA1c setiap 2 4

mg/dl.
Memberikan keakuratan gambaran rata rata

minggu.

control glukosa serum selama 60 hari . Kontrol


glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu
untuk stabil.

b. Resiko

tinggi

terhadap

cedera

janin

berhubungan

dengan

peningkatan kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.


Kriteria hasil :
Menunjukan reaksi Non stress test dan Oxytocin Challenge Test
negative atau Construction Stress Test secara normal.
Intervensi :

No.

Intervensi

Rasional
Pengontrolan secara ketat sebelum konsepsi

Mandiri

membantu menurunkan resiko mortalitas janin


1

Kaji control diabetik sebelum

dan abnormal konginental.

konsepsi.
Tentukan klasifikasi white terhadap Janin kurang beresiko bila klasifikasi white adalah

diabetes.
A, B, C dan apabila D adalah beresiko tinggi.
Kaji gerakan janin dan denyut janin Terjadi insufisiensi plasenta dan ketosis maternal

10

setiap kunjungan.

mungkin secara negatif mempengaruhi gerakan

janin dan denyut jantung janin.


Observasi tinggi fundus uteri setiap Untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan

kunjungan.
Observasi urine terhadap keton.

abnormal
Benda keton dapat mengakibatkan kerusakan

Berikan informasi dan buatkan

susunan syaraf pusat yang tidak dapat diperbaiki.


Penurunan mortalitas dan komplikasi morbiditas

prosedur untuk pemantauan glukosa janin bayi baru lahir dan anomali congenitial
dan penatalaksanaan diabetes di
7

dihubungkan dengan kenaikan kadar glukusa

rumah.
darah.
Pantauan adanya tanda tanda edema, sekitar 12% 13% dari diabetes akan
proteinuria, peningkatan tekanan

berkembang menjadi gangguan hipertensi karena

darah.

perubahan kardiovaskuler berkenaan dengan

Tinjau ulang prosedur dan rasional

diabetes.
Aktifitas dan pergerakan janin merupakan petanda

untuk Non stress Test setiap minggu. baik dari kesehatan janin.
Diskusikan rasional atau prosedur
Contraction Stress Test dapat memberikan
untuk melaksanakan Oxytocin

informasi tentang perfusi oksigen dan nutrisi pada

Challenge Test atau Contraction

janin. Hasil positif menandakan insufisiensi

Stress Test setiap minggu mulai

plasenta.

minggu ke 30 sampai dengan


10

minggu ke- 32.


Tinjau ulang prosedur dan rasional

Maturasi paru janin adalah kriteria yang

untuk tindakan amniosentesis

digunakan untuk menentukan kelangsungan


hidup.

Kolaborasi
11

12

Kaji HbA1c setiap 2 4 minggu

Insiden bayi malformasi secara kongenital

sesuai indikasi.

meingkat pada wanita dengan kadar HbA1c tinggi

Kaji kadar albumin glikosilat pada

pada awal kehamilan atau sebelum konsepsi.


Tes serum albumin glikosilat menunjukkan

getasi minggu ke 24 sampai ke 28

glikemia lebih dari beberapa hari.

khususnya pada ibu dengan resiko


tinggi.

11

13

14

15

Dapatkan kadar serum alfa

Insiden kerusakan tuba neural lebih besar pada ibu

fetoprotein pada gestasi minggu ke

diabetik dari pada non diabetik bila kontrol

14 sampai minggu ke 16.


Siapkan untuk ultrasonografi pada

sebelum kehamilan sudah buruk.


Ultrasonografi bermanfaat dalam memastikan

gestasi minggu ke 8, 12, 18, 28, 36

tanggal gestasi dan membantu dalam evaluasi

sampai minggu ke 38.


Lakukan non stress test dan

retardasi pertumbuhan intra uterin.


Mengetahui kesehatan janin dan kedekatan perfusi

Oxytocin Challenge Test atau

plasenta.

Construction Stress test dengan


16

tepat.
Dapatkan sekuensial serum atau

Penurunan kadar estriol dapat menunjukkan

specimen urine 24 jam terhadap

penurunan fungsi plasenta, menimbulkan retardasi

kadar estriol setelah gestasi minggu pertumbuhan intra uterin dan lahir mati.
17

ke 30.
Bantu untuk persalinan per vaginam Membantu menjamin hasil positif untuk neonatus.
atau seksio.

Insiden lahir mati meningkat secara bermakna


pada gestasi lebih dari minggu ke-36.
Makrosomia sering menyebabkan distosia dengan
sefalopelvis disproporsi.

c. Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan


dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal
atau anemia, hipoksia jaringan dan perubahan respon umum.
Kriteria hasil:
1) Tetap normotensif.
2) Mempertahankan normoglikemia.
3) Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.

Intervensi :

No.

Intervensi

Rasional

Mandiri
1

Perhatikan klasifikasi white untuk Klien dengan klasifikasi D, E atau F adalah

12

diabetes. Kaji derajad kontrol

berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan.

diabetik.
Kaji perdarahan pervaginam dan

Perubahan vaskuler yang dihubungkan dengan

nyeri tekan abdomen.


Pantau terhadap tanda dan gejala

diabetes menandakan resiko abrupsi plasenta.


Distensi uterus berlebihan karena makrosomia atau

persalinan preterm.

hidramnion dapat mempredisposisikan pada

Bantu untuk belajar memantau

persalinan awal.
Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih

glukosa darah di rumah yang

besar karena ambang ginjal terhadap glukosa

dilakukan 6 kali sehari.


Periksa keton dalam urin setiap

menurun selama kehamilan.


Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan

hari.

yang secara negatif dapat mempengaruhi

perkembangan janin
Identifikasi kejadian hipoglikemia Insiden hipoglikemia sering terjadi pada trimester
dan hiperglikemia.

ketiga karena aliran glukosa darah dan asam amino


yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan
kadar insulin antagonis laktogen plasenta. Insiden
hiperglikemia memerlukan regulasi diet atau
insulin untuk normoglikemia khususnya pada
trimester kedua dan ketiga karena kebutuhan

insulin sering meningkat dua kali.


Pantau adanya edema dan tentukan Diabetes cenderung kelebihan cairan karena
tinggi fundus uteri.

perubahan vaskuler. Insiden hidramnion sebanyak


6% 25% pada kasus diabetes yang hamil
kemungkinan berhubungan dengan peningkatan
kontribusi janin pada cairan amnion dan

Kaji adanya infeksi saluran

hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.


Deteksi awal adanya infeksi saluran kencing dapat

kencing.
Pantau dengan ketat bila obat

mencegah pielonefritis.
Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa darah

tokolitik digunakan untuk

dan insulin plasma.

menghentikan persalinan.
Kolaborasi

Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan


adanya ancaman hipoglikemia.

13

10

Pantau kadar glukosa serum setiap

11

kunjungan.
Dapatkan urinalisa dan kultur urin, Membantu mencegah atau mengatasi pielonefritis.

12

13

kultur rabas vagina, berikan

Monilial vulvovaginitis dapat menyebabkan

antibiotika sesuai indikasi.


Kumpulkan spesimen untuk

sariawan oral pada bayi baru lahir.


Kemajuan perubahan vaskuler dapat merusak

ekskresi protein total, klirens

fungsi ginjal dengan diabetes jangka panjang atau

kreatinin nitrogen urea darah dan

berat.

kadar asam urat.


Jadwalkan pemeriksaan oftalmologi Latar belakang retinopati dapat berlanjut selama
selama trimester pertama, trimester kehamilan karena keterlibatan vaskuler berat.
kedua dan ketiga bila berada dalam Terapi koagulasi laser dapat memperbaiki dan
diabetes klasifikasi kelas D atau

14

menurunkan fibrosis optik.

diatasnya.
Siapkan untuk ultrasonografi pada Mengetahui adanya tanda makrosomia dan
gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38

diproporsi cephalopelvis.

untuk menentukan ukuran janin


dengan menggunakan diameter
biparietal, panjang femur dan
15

perkiraan berat badan janin.


Mulai terapi intra vena dengan

Glukagon adalah substansi alamiah yang bekerja

dekstrose 5%, berikan glukogon

pada glikogen hepar dan mengubahnya menjadi

sub cutan bila dirawat di rumah

glukosa yang memperbaiki status hipoglikemik.

sakit dengan shock insulin dan


tidak sadar. Ikuti dengan pemberian
susu skim 8 oz bila mampu
menelan

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) didefinisikan sebagai gangguan
toleransi glukosa, Intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu)
maupun berat. Penyakit kelainan metabolisme, dimana penderita tidak bisa
secara otomatis mengendalikan tingkat glukosa dalam darahnya, yang terjadi
atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan berlangsung dan tidak
diderita sebelum ibu hamil.

15

Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini


akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada
penderita yang juga dipengaruhi oleh kehamilan. Manifestasi Klin pada DM
Gestasional antara lain sering kencing pada malam hari (polyuria), selalu
merasa haus (polydipsia), selalu merasa lapar (polyfagia), selalu merasa lelah
atau kekurangan energi, penglihatan menjadi kabur, glaikosuria (glukosa
dalam urine), ketonemia, BB menurun, gula darah 2 jam pp > 200 mg/dl, gula
darah sewaktu > 200 mg/dl, gula darah puasa > 126 mg/dl.
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke yaitu Kelas I, Kelas II,
Kelas III. Komplikasi pada Ibu meliputi hipoglikemia, hiperglikemia, terjadi
pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin, infeksi saluran kemih,
pre-eklampsi, hidramnion, retinopati, trauma persalinan akibat bayi besar.
Sedangkan masalah pada anak yaitu abortus, kelainan kongenital seperti
sacral

agenesis,

neural

tube

defek,

respiratory

distress,

neonatal

hiperglikemia, makrosomia, hipocalcemia.


Cara Pencegahan pada DM Getasional bisa secara primer, sekunder dan
tersier. Terapi yang dapat dijalankan meliputi dialysis (peritoneal,
hemodialisa),

total

Nutrisi

Parenteral,

pembedahan,

dan

mengkonsumsi

tube

obat

feeding

Hyperosmolar,

(Glukokortikoid,

diuretic,

dipenilhidonsion, Agmen Beta Adrenergik Bloking, Agen Immunosupresive,


diazoxida).

16

S-ar putea să vă placă și