Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Subyek utama dalam mengungkap permasalahan lingkungan hidup adalah manusia. Manusia dan
lingkungan hidup (alam) memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling memberi dan
menerima pengaruh satu sama lain. Pengaruh alam terhadap manusia lebih bersifat pasif,
sedangkan pengaruh manusia terhadap alam lebih bersifat aktif. Manusia memiliki kemampuan
eksploitatif terhadap alam sehingga mampu mengubahnya sesuai yang dikehendakinya. Manusia
mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin tinggi
kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah
kebutuhan hidupnya berarti makin besar pula perhatian manusia terhadap lingkungannya. Dan
walaupun alam tidak memiliki keinginan dan kemampuan aktif-eksploitatif terhadap manusia,
namun pelan tapi pasti, apa yang terjadi pada alam, langsung atau tidak langsung, akan terasa
pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
Pada mulanya masalah lingkungan hidup merupakan masalah alami, yakni peristiwa-peristiwa
yang terjadi sebagai bagian dari proses natural. Proses natural ini terjadi tanpa menimbulkan
akibat yang berarti bagi tata lingkungan itu sendiri dan dapat pulih kemudian secara alami
(homeostasi). Akan tetapi, sekarang masalah lingkungan tidak lagi dapat dikatakan sebagai
masalah yang semata-mata bersifat alami, karena manusia memberikan faktor penyebab yang
sangat signifikan secara variabel bagi peristiwa-peristiwa lingkungan. Tidak bisa disangkal
bahwa masalah-masalah lingkungan yang lahir dan berkembang karena faktor manusia jauh
lebih besar dan rumit (complicated) dibandingkan dengan faktor alam itu sendiri. Manusia
dengan berbagai dimensinya, terutama dengan faktor mobilitas pertumbuhannya, akal pikiran
dengan segala perkembangan aspek-aspek kebudayaannya, dan begitu juga dengan faktor proses
masa atau zaman yang mengubah karakter dan pandangan manusia, merupakan faktor yang lebih
tepat dikaitkan kepada masalah-masalah lingkungan hidup. Berbagai masalah lingkungan yang
sering dikaitkan dengan manusia, sering diungkap dalam banyak istilah dan batasan tertentu
sesuai dengan pokok permasalahannya, antara lain:
1. Kependudukan dan dampak lingkungan
2. Budaya dan tradisi masyarakat
3. Kemiskinan dan pengaruhnya terhadap eksistensi lingkungan
4. Tingkat pendidikan dan kesadaran terhadap lingkungan
Sub-sub bab berikut akan menguraikan secara ringkas permasalahan lingkungan dan kaitannya
dengan karakteristik sosial masyarakat di Ekoregion Jawa, sesuai dengan kondisi/profil
lingkungan dan performa sumberdaya alam yang telah digambarkan di bab-bab terdahulu.
7.3.1. Kependudukan dan Dampak Lingkungan
Ada dua hal penting pengaruh kependudukan terhadap lingkungan, yaitu kepadatan penduduk
dan pola migrasi penduduk. Berdasarkan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin
tinggi tingkat kepadatan penduduk semakin tinggi pula dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. Wilayah perkotaan seperti Jakarta dan beberapa kota besar lainnya, tengah
menghadapi persoalan lingkungan yang sangat besar, terutama masalah sampah, pencemaran air
permukaan, dan sanitasi lingkungan. Tingginya jumlah penduduk di suatu wilayah juga telah
mengakibatkan semakin hilangnya area hijau yang berfungsi sebagai pengatur udara. Hilangnya
vegetasi perkotaan telah mengakibatkan tingginya tingkat pencemaran udara yang menimbulkan
berbagai penyakit saluran pernafasan.
Jakarta adalah salah satu contoh wilayah yang menanggung dampak lingkungan terberat sebagai
akibat dari tingginya kepadatan penduduk. Sesuai dengan data yang dijelaskan dalam bab
karakteristik lingkungan sosial, kepadatan penduduk Jakarta mencapai 14.739 jiwa/km2, sebuah
angka yang sangat fantastis. Itu berarti di dalam lahan seluas 100 m2 dihuni oleh 147 orang. Dua
masalah penting Jakarta akibat kepadatan penduduk tinggi adalah masalah sampah dan
ketersediaan air bersih. Tahun 2011 saja jumlah timbulan sampah Jakarta mencapai 121.643,55
m3/hari. Dengan tingkat pelayanan sampah rata-rata hanya 85% berarti masih ada sekitar
17.579,93 m3/hari sampah yang tidak tertangani. Sementara itu, kondisi air permukaan Jakarta
yang buruk tergambar dari visualisasi warna air sungai yang hitam pekat dan berbau busuk
terutama akibat limbah domestik. Selain masalah itu, pola migrasi juga menjadi persoalan
penting.
Hasil survei lapangan di beberapa wilayah di Jawa, mulai dari Jawa Timur hingga Banten, dapat
ditarik kesimpulan bahwa penduduk Jawa berusia muda banyak yang meninggalkan kampung
halamannya untuk mengadu nasib di kota. Mereka lebih suka meninggalkan kampung halaman
dan hidup di kota dengan segala resikonya ketimbang hidup di desa dan menggarap lahan
pertanian. Akibatnya banyak lahan-lahan kosong yang kurang terurus dan mengakibatkan makin
menambah jumlah lahan-lahan kritis. Pola migrasi yang cenderung mengarah ke wilayah
perkotaan dengan tidak dibarengi skill yang tinggi juga berakibat makin besarnya jumlah
pengangguran dan kriminalitas di wilayah perkotaan.
7.3.2. Kemiskinan dan Pengaruhnya terhadap Eksistensi Lingkungan
Data statistik tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Pulau Jawa mencapai
136.975.660. Dari sekian banyak penduduk Jawa, jumlah rakyat miskin diperkirakan mencapai
13.701.892 jiwa yang tersebar di enam provinsi, meliputi: Provinsi DKI Jakarta sebanyak
388.200 jiwa, Provinsi Banten sejumlah 751.000 jiwa, Provinsi Jawa Barat sebanyak 4.852.520
jiwa, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 5.217.200 jiwa, Provinsi Jawa Timur sejumlah 1.932.092
jiwa dan Provinsi DIY sebanyak 560.880 jiwa.
Kemiskinan dan lingkungan keterkaitannya terutama dengan masalah kemampuan mengelola
tempat tinggal. Walaupun tidak secara posistif bahwa kerusakan lingkungan terjadi akibat
kemiskinan, akan tetapi gambaran besarnya dapat dijadikan sebagai premis logis. Negara Jepang
misalnya, adalah negara yang secara ekonomi dikatakan sebagai negara maju dan kaya. Dengan
kemampuannya dalam setiap pembiayaan mereka mampu membuat lingkungan menjadi baik,
lebih baik jika dibandingkan dengan negara miskin. Demikian pula kota atau kabupaten yang
kaya akan mampu menampilkan lingkungan hidup yang lebih baik ketimbang wilayah yang
miskin.
Aktivitas manusia dapat berdampak terhadap lingkungan sosial budaya. Perhatikan aktivitas
manusia yang ada di sekitar kamu! Bagaimana gaya rambut dan pakaian mereka saat ini jika
dibandingkan dengan gaya rambut dan pakaian beberapa waktu yang lalu? Adakah perubahan
yang terjadi? Faktor apakah yang mendorongnya? Salah satu faktor pendorong perubahan
tersebut adalah faktor lingkungan pergaulan. Lingkungan yang dapat memengaruhi perubahan
yang terjadi pada manusia disebut lingkungan sosial budaya. Lingkungan sosial budaya adalah
lingkungan yang terjadi pada segala kondisi, baik berupa materi (benda) maupun nonmateri yang
dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas dan kreativitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa
bangunan dan peralatan, dan juga dapat berupa tata nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem
politik, dan sebagainya. Kualitas lingkungan sosial budaya disebut baik jika lingkungan tersebut
dapat memberikan rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam menjalankan
dan mengembangkan sistem budayanya. Kemajuan pada berbagai bidang kehidupan yang
dicapai oleh masyarakat Indonesia saat ini mempengaruhi perubahan budaya masyarakat,
misalnya perubahan pola hidup masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Apa yang
dimaksud dengan masyarakat tradisional? Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang
kehidupannya masih banyak dikuasai dan dipengaruhi oleh adat istiadat lama. Kehidupan
masyarakat tradisional masih menerapkan cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih
diwarisi dari nenek moyangnya. Masyarakat tradisional umumnya hidup di daerah pedesaan
yang jauh dari keramaian kota. Masyarakat ini hidup bersama, bekerja bersama, bergotong
royong, dan memiliki hubungan yang sangat erat antara satu dan lainnya. Dampak Aktivitas
Manusia terhadap Lingkungan Sosial Budaya Apakah yang dimaksud dengan masyarakat
modern? Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai nilai
budaya yang mengarah kepada kehidupan dunia masa kini, tidak lagi dipengaruhi oleh adat
istiadat lama. Masyarakat modern relatif bebas dari kekuasaan adat istiadat lama dan mulai
meninggalkan cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama nenek moyang. Perubahan-perubahan
tersebut terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa
kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan pola hidup
Lingkungan alam :
-Kerusakan hutan
-Pencemaran air
-Pencemaran udara
-Pencemaran tanah
-Pencemaran suara
-Pencemaran logam berat
Lingkungan ekonomi :
-Pengangguran
-Kemiskinan
Lingkungan sosial budaya :
-Perubahan pola hidup masyarakat tradisional menjadi masyrakat modern
-Lunturnya nilai nilai budaya asli indonesia
-Mulai pudarnya nilai nilai luhur warisan nenek moyang.
Budaya
yang
dikembangkan
oleh
manusia
akan
berimplikasi
pada
dengan
lingkungannya,
terlebih
lagi
perspektif
lintas
budaya
akan
Beberapa
variabel
yang
berhubungan
dengan
masalah
kebudayaan
dan
lingkungan:
Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti: temperatur,
curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna.
Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses
sosia-lisasi seperti: norma - norma, adat istiadat, dan nilai-nilai.
Environmental
Behavior
and
Process,
meliputi
bagaimana
masyarakat
norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu
masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Kecepatan perubahan tiap daerah berbeda-beda bergantung pada dukungan dan kesiapan
masyarakat untuk berubah. Perbedaan perubahan tersebut dapat mengakibatkan munculnya
kecemburuan sosial, yang harus dihindari.
2. Perubahan mengancam kepentingan pihak yang sudah mapan. Hak istimewa yang
diterima dari masyarakat akan berkurang atau menghilang sehingga perubahan
dianggapnya akan mengancangkan berbagai aspek kehidupan. Untuk mencegahnya,
setiap perubahan harus dihindari dan ditentang karena tidak sesuai kepentingan kelompok
masyarakat tertentu.
3. Perubahan dianggap sebagai suatu kemajuan sehingga setiap perubahan harus
diikuti tanpa dilihat untung ruginya bagi kehidupan. Pembahan juga dianggap
membawa nilai-nilai baru yang modern.
4. Ketidaktahuan pada perubahan yang terjadi. Hal ini mengakibatkan seseorang
ketinggalan informasi tentang perkembangan dunia.
5. Masa bodoh terhadap perubahan. Hal itu disebabkan perubahan sosial yang terjadi
dianggap tidak akan menimbulkan pengaruh bagi dirinya.
6. Ketidaksiapan menghadapi perubahan. Pengetahuan dan kemampuan seseorang
terbatas, dampak perubahan sosial yang terjadi ia tidak memiliki kesempatan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Proses disintegrasi sebagai akibat atau dampak perubahan sosial yang terjadi dalam
masyarakat dapat berbentuk antara lain sebagai berikut :
1.
Aksi protes disebut juga unjuk rasa yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia. Hal itu terjadi
karena setiap orang memiliki pendapat dan pandangan yang mungkin berbeda. Protes dapat
terjadi apabila suatu hal menimpa kepentingan individu atau kelompok secara langsung sebagai
akibat dari rasa ketidakadilan akan hak yang harus diterima. Akibatnya, individu atau kelompok
tersebut tidak puas dan melakukan tindakan penyelesaian.
Protes merupakan aksi tanpa kekerasan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat terhadap
suatu kekuasaan. Protes dapat pula terjadi secara tidak langsung sebagai rasa solidaritas
antarsesama karena kesewenang-wenangan pihak tertentu yang mengakibatkan kesengsaraan
bagi orang lain.
3.
Kriminalitas
Perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan memberi peluang bagi setiap orang untuk
berubah, tetapi perubahan tersebut tidak membawa setiap orang ke arah yang dicita-citakan. Hal
ini berakibat terjadinya perbedaan sosial berdasarkan kekayaan, pengetahuan, perilaku, ataupun
pergaulan. Perubahan sosial tersebut dapat membawa seseorang atau kelompok ke arah tindakan
yang menyimpang karena dipengaruhi keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi atau terpuaskan
dalam kehidupannya.
Perbuatan kriminal yang muncul di masyarakat secara khusus akan diuraikan sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial yang menimbulkan kesenjangan kehidupan atau jauhnya
ketidaksamaan sosial. Akibatnya, tidak semua orang mendapat kebahagiaan yang sama. Adanya
perbedaan tersebut menyebabkan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda terhadap
hak dan kewajibannya. Setiap orang harus mendapat hak disesuaikan dengan kewajiban yang
dilakukan.
4.
Bangsa Indonesia yang sedang membangun perlu memiliki sistem administrasi yang bersih dan
berwibawa, bebas dari segala korupsi, kolusi, dan nepotisme. Masalah korupsi menyangkut
berbagai aspek sosial dan budaya maka Bung Hatta (dalam Mubyarto) mengatakan bahwa
korupsi adalah masalah budaya. Apabila hal ini sudah membudaya di kalangan bangsa Indonesia
atau sudah menjadi bagian dari kebudayaan bangsa akan sulit untuk diberantas. Akibatnya, ha!
tersebut akan menghambat proses pembangunan nasional. Untuk memberantas korupsi, tidak
hanya satu atau beberapa lembaga pemerintahan saja yang harus berperan, tetapi seluruh rakyat
Indonesia harus bertekad untuk menghilangkan korupsi.
5.
Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan disintergasi dari keutuhan suatu masyarakat. Hal itu karena
tindakan yang mereka lakukan dapat meresahkan masyarakat Oleh karena itu, kenakalan remaja
disebut sebagai masalah sosial. Munculnya kenakalan remaja merupakan gejolak kehidupan
yang disebabkan adanya perubahan-perubahan sosial di masyarakat, seperti pergeseran fungsi
keluarga karena kedua orangtua bekerja sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi
berkurang.
Selain itu, pergeseran nilai dan norma masyarakat mengakibatkan berkembangnya sifat
individualisme. Juga pergeseran struktur masyarakat mengakibatkan masyarakat lebih
menyerahkan setiap permasalahan kepada yang berwenang. Perubahan sosial, ekonomi, budaya,
dan unsur budaya lainnya dapat mengakibatkan disintegrasi.
Itulah sedikit yang bisa saya ulas mengenai dampak perubahan sosial masyarakat, semoga
bermanfaat.
Read more: PERUBAHAN SOSIAL : Makalah Dampak Perubahan Sosial
Perkembangan iptek dapat mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru untuk mendorong
berbagai inovasi dalam kemudahan kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial ke arah
modernisasi.
b. Tercipta Lapangan Kerja Baru,
Mendorong industrialisasi dan perkembangan perusahaan mutinasional yang berkembang secara
global dan pembukaan udstri kecil, tentu saja memberikan banyak lapangan kerja sehingga dapat
menyerap tenaga kerja secara maksimal.
c. Tercipta Tenaga Kerja Profesional,
Untuk mendukung persaingan industri maka diperlukan tenaga kerja yang terampil, cakap, ahli
dan profesional
d. Nilai dan Norma Baru terbentuk
Karena perubahan akan terjadi terus menerus sehingga memerlukan nilai-nilai dan norma dalam
menjaga arus perubahan berdasarkan nilai dan norma tanpa menghalangi terjadi perubahan
sosial.
e. Efektivitas dan Efisiensi Kerja Meningkat
Efektivitas dan efisiensi kerja selalu berkaitan dengan penggunaan alat produksi yang tepat
dalam menghasilkan produk lebih cepat, lebih banyak dan tepat sasaran.
Kesenjangan ekonomi
c. Kenakalan Remaja
Muncul akibat pengaruh perubahan sosial nilai-nilai kebebasan budaya barat yang diadopsi tanpa
menyesuaikan kondisi kebudayaan sendiri.
d. Terjadi Kerusakan Lingkungan
e. Eksistensi Adat Istiadat Berkurang
Nilai adat istiadat semakin ditinggalkan oleh masyarakat karena dianggap tidak sesuai dengan
perkembangan zmana, dan digantikan dengan nilai kebudayaan modern.
f. Lembaga Sosial tidak Berfungsi Secara Optimal
Menyalah gunakan kedudukan dan wewenang
Artikel Terkait:
Baca Juga:
Pengertian Norma, Ciri-Ciri, Macam-Macam, & Contoh-Contohnya
Pengertian Lembaga Sosial, Ciri-Ciri, Fungsi, & Macam-Macamnya
Pengertian Penyimpangan Sosial, Ciri, Jenis Bentuk & Penyebabnya
Pengertian, Ciri-Ciri, & Hakikat Sosiologi
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Perubahan Sosial, Teori, Bentuk, Dampak, &
Faktor Penyebabnya. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua
baik itu pengertian perubahan sosial, pengertian perubahan sosial menurut para ahli, ciri-ciri
perubahan sosial, teori-teori perubahan sosial, bentuk-bentuk perubahan sosial, dampak
perubahan sosial, faktor-faktor perubahan sosial. Sekian dan terima kasih. Jangan Lupa
SHARE yan Teman-Teman.
Referensi: Pengertian Perubahan Sosial, Teori, Bentuk, Dampak, & Faktor Penyebabnya
Ng. Philipus dan Nurul Aini, 2004. Sosiologi dan Politik. Penerbit PT Raja Grafindo
Persada
Bagja, waluya. 2007. Sosiologi menyelami fenomena sosial di masyarakat untuk Kelas
XII. Bandung : PT Setia Purna Inves.
Soerjono Soekanto, 2003. Judul Buku : Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja
Grafindo Persada : Jakarta.
Saraswati, Mila; Wadaningsih, Ida. 2008. Be Smart Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Kelas
IX. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi Aksara. Hlm.
10-36
Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, 1974, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta,
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hlm. 23
Cultural lag yaitu suatu keadaan dimana terjadi unsur unsur kebudayaan tertentu yang
tertinggal perkembangannya di tengah berbagai kemajuan unsur kebudayaan yang lain.
Cultural lag terjadi karena laju pertumbuhan kebuayaan yang tidak sama pada suatu
masyarakat. Agar tidak terjadi ketertinggalan budaya maka masyarakat dibiasakan untuk berpikir
ilmiah dan rasional terutama pada masyarakat yang sedang berkembang.
b. Terjadinya disorganisasi sosial
Disorganisasi sosial adalah suatu keadaan di mana tidak ada keserasian pada bagianbagian dari suatu kebulatan. Disorganisasi dapat diketahui, dari suatu organisasi dapat berfungsi
dengan baik atau tidak. Perwujudan disorganisasi yang nyata adalah timbulnya masalah sosial.
Apabila disorganisasi sosial dibiarkan akan mengakibatkan terjadinyi
disintegrasi sosial. Disintegrasi sosial ditandai dengan gejala gejala awa
berikut ini1. Tidak adanya persamaan pandangan antara anggota masyarakat mengenai
tujuan yang semula dijadikan pegangan bersama.
2. Nilai-nilai dan norma - norma masyarakat tidak lagi berfungsi dengan baik
Karen adanya perubahan pada lembaga-lembaga masyarakat.
3. Terjadinya pertentangan antara norma-norma dalam masyarakat.
4. Sanksi yang diberikan pada pelanggar norma tidak dilakukan secara
konsekuen.
5. Terjadinya proses-proses sosial yang dissosiatif, misalnya konflik sosia
kompetisi, dan kontravensi
c. Menurunnya rasa solidaritas sosial, tenggng rasa, gotong royong, toleransi, dan lain lain
d. Munculnya berbagai demonstrasi, kenakalan remaja, meningkatkan angka kriminalitas dan
pergolakan di berbagai daerah.