Sunteți pe pagina 1din 2

ABSTRACT

Background : malnutrition, particularly nutrition deficiency remains a major


contributor to child mortality. In Indonesia, children under five years group
showed the highest prevalence of disease due to malnutrition and vitamin A
deficiency and iron deficiency anemia. Similarly, the prevalence thin Toddler,
there are 20 provinces that prevalence decreased and 13 provinces that prevalence
increased or relatively permanent. Province of Bangka Belitung have the lowest
prevalence of 7,6 percent and Jambi province has the highest prevalence of 20.0
percent. Work Area Community Health Center which has the highest data to cases
of nutrition deficiency and malnutrition are working in the region Puskesmas Aur
Duri of 13,39 percent malnutrition and 0,31 percent nutrition deficiency.
Methods : This study is a descriptive analytical study with Cross Sectional
method (cross-sectional).
Results : skinny nutritional status 26 and 49 toddlers are normal nutritional status,
37 toddlers are less concumption and 38 toddlers are good consumption, 18
toddlers do not have infection history and 57 toddlers have infection history. Chi
square test show that there is correlation between food consumption with toddlers
nutritional status and between infectious desease with toddlers nutritional status
Conclusion : there was correlation between food consumption with toddlers
nutritional status of 12 59 months and there was correlation between infectious
desease with toddlers nutritional status of12 59 months.
Key words : Nutritional status, food consumption, infectious desease

xv

ABSTRAK
Latar Belakang: salahgizi (malnutrition), utamanya kekurangan gizi masih
merupakan contributor utama terhadap kematian anak. Di Indonesia anak
kelompok balita menunjukkan prevalensi paling tinggi untuk penyakit akibat
kekurangan gizi dan defisiensi vitamin A serta anemia defisiensi Fe.Demikian
pula dengan prevalensi Balita Kurus, terdapat 20 provinsi yang menurun
prevalensinya dan 13 provinsi meningkat atau relative tetap. Provinsi Bangka
Belitung memiliki prevalensi terendah yaitu 7,6 persen dan Provinsi Jambi
memiliki prevalensi tertinggi yaitu 20,0persen. Wilayah Kerja Puskesmas
yang memiliki data tertinggi untuk kasus gizi kurang dan gizi buruk adalah di
wilayah kerja Puskesmas Aur Duri yaitu sebanyak 13.39 persen gizi kurang
dan 0.31 persen gizi buruk.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan
metode Cross Sectional (potong lintang).
Hasil: Status gizi Kurus 26 dan 49 balita status gizi normal, konsumsi kurang
sebanyak 37 balita dan yang konsumsi baik 38 balita, dan penyakit infeksi 18
balita yang tidak ada riwayat infeksi dan 57 balita dengan riwayat infeksi. Uji
Chi square membuktikan adanya korelasi antara konsumsi makanan dengan
status gizi dan antara penyakit infeksi dengan status gizi.
Kesimpulan: Adanya hubungan antara konsumsi makanan dengan status gizi
balita usia 12-59 bulan dan adanya hubungan antara penyakit infeksi dengan
status gizi balita usia 12-59 bulan.
Kata Kunci: Status gizi , konsumsi makanan, penyakit infeksi

xv

S-ar putea să vă placă și