Sunteți pe pagina 1din 32

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

SASARAN BELAJAR
Setelah mengikuti mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa dapat menerapkan asuhan
pada neonatus, bayi dan anak balita

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu :
1.
2.

Mempraktekkan asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu


Mempraktekkan asuhan pada neonatus dan bayi baru lahir dengan masalah

3.

yang lazim terjadi


Mendokumentasikan hasil asuhan pada neonatus bayi dan anak balita

POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN


1.

2.
3.

Asuhan primer pada bayi 6 minggu pertama


a.
Peran bidan pada bayi sehat
b.
Bounding attachment
c.
Rencana asuhan
Neonatus dengan kelainan bawaan dan penatalaksanaannya
Dokumentasi dengan metode SOAP

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 1

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB 1
ASUHAN PRIMER PADA BAYI 6 MINGGU PERTAMA

Bayi yang baru lahir mendapatkan pengalaman yang sama sekali berbeda
dengan yang kita alami. Mereka sepenuhnya bergantung pada orang tuanya
untuk seluruh kebutuhan dasarnya. Untungnya mereka memiliki cara untuk
mengkomunikasikannya dengan orang tuanya. Di 6 minggu pertama, ibu dan
bayi akan belajar banyak satu sama lain. Proses give & take yang terjadi
antara ibu dan bayi akan menciptakan ikatan yang kuat. Hubungannya dengan
ibu akan menjadi landasan baginya untuk berhubungan dengan yang lainnya.
Perhatikan
seberapa

bayi
baik

baik-baik
ibunya

karena

bayi

sangat

memperhatikannya.

memperhatikan

Telentangkan

bayi

ibunya
selagi

dan
tidur

karena dia belum mampu mengubah posisi badannya jika dia sulit bernafas
kecuali jika dokter anak anda menyarankan lain.

A.

Peran Bidan pada Bayi Sehat


Beberapa prinsip pendekatan asuhan terhadap anak (termasuk didalamnya
bayi dan balita) yang dipegang oleh bidan yaitu:
1.
Anak bukanlah miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok individu
yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus sesuai dengan tahapan
2.

perkembangan dan pertumbuhannya.


Berdasarkan kepada pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga
permasalahan

3.
4.

asuhan

terhadap

klien

sesuai

dengan

tahap

perkembangan anak.
Asuhan kesehatan yang diberikan menggunakan pendekatan sistem.
Selain memenuhi keutuhan fisik, juga harus memperhatikan keutuhan
psikologis dan sosial.

Bayi sangat rentang terhadap penyakit, maka dari itu peran bidan pada
bayi sehat adalah dengan cara memberikan ASI karena ASI mengandung

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 2

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

kekebalan alami. Merupakan hal yang normal jika frekuensi BAB bayi yang
mendapat
benar

ASI

tidak

Seorang

menurun
terdapat

bayi

pada

saat

kolostrum

lagi

dalam

usia

ini

yang

ASI

dapat

bersifat

setelah

terus

pencahar,

sekitar

mempunyai

benarminggu.

frekuensi

BAB

sebanyak 5 kali per hari, kadang bahkan setiap habis disusui. Merupakan
hal yang normal pula untuk bayi ASI berusia lebih dari 6 minggu hanya
BAB

kali

seminggu

tiap

sekali.

beberapa
Bila

hari.

BAB

Beberapa

menjadi

lebih

bayi

yang

jarang,

sehat

volumenya

hanya

BAB

harus

lebih

banyak. Selama bayi bertambah berat badannya dengan baik, BAK cukup,
dan terlihat senang serta puas maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan
dari

BAB

yang

jarang

dan

tidak

perlu

memberikan

bayi

pencahar,

jus

buah, atau bantuan lainnya.


Mengidentifikasi peran bidan pada bayi sehat
1.

a.
b.
c.
d.

2.

Peran bidan sebagai pengawas


Melakukan
pemantauan,
pengkajian/pemeriksaan
perkembangan anak, meliputi:
Pemeriksaan fisik
Pengukuran fisiologis (tanda-tanda vital)
Penampilan umum
Perkembangan psikologis
e.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan anak.
Peran bidan sebagai health teaching
Penyuluhan kesehatan kepada keluarga:
a.
Pemberian makanan bergizi pada
makanan

bayi,

cara

pemberian

ASI

pertumbuhan

pertumbuhan

bayi

dan

pada

balita:

bayi,

dan

dan

pemberian

pola

pemberian

makanan bayi usia 0-2 tahun, cara menyusui bayi yang baik, cara
mengetahui
susu

ibu,

penggantian
makanan

apabila bayi telah kenyang dan


hal-hal
ASI

tambahan

yang

dengan
setelah

mempengaruhi
susu

buatan,

berumur

cukup mendapat air


produksi

perlunya
bulan,

ASI,

saat

bayi

mendapat

makanan

tambahan

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 3

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

bayi
b.

sebagai

pendamping

ASI,

menghentikan

mengatur makanan anak usia 1-5 tahun.


Pemeriksaan rutin/berkala terhadap
pencegahan

kecelakaan,

kesehatan

bayi
gigi,

dan

pemberian
balita,

ASI,

imunisasi,

peningkatan

kesehatan

pola tidur, bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak


balita

(sejak

anak

mengenal

identitasnya

sebagai

laki-laki

atau

perempuan)

Adapun

beberapa

langkah

yang

dilakukan

bidan

dalam

mewujudkan

bayi sehat:
1.

Promotif
Upaya untuk
kesehatan

meningkatkan
dan

motivasi

peningkatan

masyarakat

pengetahuan

tentang

pentingnya

masyarakat

mengenai

2.

kesehatan bayi. Misalnya: peyuluhan tentang imunisasi pada bayi dll.


Preventif
Upaya
pencegahan
terjadinya
masalah
yang
dapat
mengganggu

3.

kesehatan bayi. Misalnya: mengadakan pekan imunisasi untuk bayi dll.


Kuratif
Upaya
pengobatan/penanganan
terhadap
suatu
penyakit

4.

menyerang bayi.
Rehabilitatif
Upaya pemulihan

dari

sakit

untuk

dapat

kembali

sehat

yang

seperti

sebelumnya.

Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk mewujudkan


bayi sehat antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
B.

ASI Eksklusif
Pemberian makanan dan gizi yang seimbang
Hygiene dan sanitasi
Imunisasi
Tumbuh kembang bayi

Bounding Attachment
Bounding
adalah
(membangun

ikatan)

proses
jadi

pembentukan

Bounding

sedangkan

Attachment

Attachment

adalah

sebuah

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 4

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

peningkatan

hubungan

kasih

sayang

dengan

keterakitan

batin

antara

orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari
suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat
saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan.
Tahap- tahap Bounding Attachment
1.

2.

Perkenalan (acquaintance) :
a.
Kontak mata
b.
Sentuhan
c.
Berbicara
d.
Mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
Bounding (keterikatan) :
Pemberian kasih sayang

3.

timbul reaksi komunikasi timbal balik

keterikatan
Attachment (kasih sayang) :
a.
Perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
b.
Keinginan untuk mencintai
c.
Memberikan yang terbaik untuk bayinya dan keamanan
Contoh : bayi menangis

digendong

Cara untuk melakukan bounding attachment


1.

Pemberian asi ekslusif


Dengan dilakukannya
setelah

lahir,secara

pemberian

langsung

bayi

ASI

secara

akan

ekslusif

mengalami

segera

kontak

kulit

dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan ,


2.

rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.


Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satuh cara yang dapat dilakukan
agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother
bounding)

akibat

sangant

mempengaruhi

sentuhan

badan

antara

perkembangan

ibu

dan

psikologis

bayinya.
bayi

Hal

ini

selanjutnya,

karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak


dibutuhkan

oleh

bayi.

Bayi

merasa

aman

dan

terlindung,

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 5

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

merupakan
Dengan

dasar

terbentuknya

memberikan

ASI

rasa

ekslusif,

percaya
ibu

diri

merasakan

dikemudian

hari.

kepuasan

dapat

memenuhi kebutuuhan nnutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh


orang

lain.

refleks
karena
3.

Keadaan

let-down
dapat

ini

juga

bersifat

menyusui

memperlancar

psikosomatis.

dan

merawat

produksi

Ibu

akan

bayinya

sendiri

ASI,

karena

merasa

bangga

dan

bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.


Kontak mata
Beberapa
ibu
berkata
begitu
bayinya
bisa
mereka,
bayi

mereka

akan

lebih

menggunakan

dekat

dengan

lebih banyak

ibunya.

waktu untuk

bila

ayah

memandang

Orang

tua

dan

saling memandang.

Sering kali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkann lebih
4.

dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.


Suara
Mendengar dan merespon suara antara
sangat

penting.

Orang

tua

menunggu

orang

tangisan

tua

dan

bayinya

pertama

bayi

mereka

dengan tegang. Suara tersebut membuat merka yakin bahwa bayinya


dalam keadaan sehat. Tangisan tersebut membuat mereka melakukaan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara
5.

tinggi, bayi akan menjadi tenanng dan berpaling kearah mereka.


Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan

6.

cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.


Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat

kebiasaan.

bergerak-gerak

pembicaraan

Mereka
7.

sesuai

dengan

menggoyangkan

struktur

tangan,

mengangkat

Bayi

baru

orang

kepala,

(bioritme).

Orang

tua

dapat

membantu

proses

dewasa.

menendang-

nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.


Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk
personal

lahir

ini

ritme
dengan

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 6

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

memberi
8.

kasih

sayang

yang

konsisten

dan

dengan

memanfaatkan

waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.


Inisiasi menyusui Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan

diatas ibu.

Ia akan merangkak dan mencari putting susu ibunya. Dengan demikian,


bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.
Prinsip-Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Menit pertama jam pertama.


Sentuhan orang tua pertama kali.
Adanya ikatan yang baik dan sistematis.
Terlibat proses persalinan.
Persiapan PNC sebelumnya.
Adaptasi
Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa

8.
9.
10.
11.
12.

nyaman.
Fasilitas untuk kontak lebih lama.
Penekanan pada hal-hal positif
Perawat maternitas khusus (bidan).
Libatkan anggota keluarga lainnya.
Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

Kondisi-Kondisi Yang Mempengaruhi Proses Bounding Attachment


Berhasil

atau

tidaknya

proses

bounding

attachment

ini

sangat

anak

dalam

dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :


1.

Kesehatan emosional orang tua


Orang tua yang mengharapkan
kehidupannya

tentu

akan

kehadiran

memberikan

respon

si

yang

berbeda

dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut.


Respon
2.

emosi

yang

positif

dapat

membantu

tercapainya

proses

bounding attachment ini.


Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 7

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak,


orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada
kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua
dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding
3.

attachment terwujud.
Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan
faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya
dukungan

dari

orang-orang

terdekat

akan

memberikan

suatu

semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan


4.

kasih sayang yang penuh kepada bayinya.


Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak
dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin

5.

terwujud diantara keduanya.


Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain
ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan
yang diharapkan
Hambatan Bounding Attachment
1.
Kurangnya support system
2.
Ibu dengan resiko (ibu sakit)
3.
Bayi dengan resiko ( bayi premature, bayi sakit, bayi dengan cacat
4.

fisik)
Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

Keuntungan Bounding Attachment


1.
2.
3.
4.

Bayi merasa dicintai, diperhatikan, rasa percaya


Bayi merasa aman
Menjadikan ikatan batin yang kuat antara bayi dengan ibu
Dasar untuk mengadakan sosialisasi

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 8

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

C.

Rencana Asuhan Bayi usia 6 minggu pertama


S : Subjektif

Tanyakan mengenai keseluruhan kesehatan bayi

Tanyakan Ibu masalah masalah yang dialami terutama dalam

proses menyusui
Jika ibu sedang menyusui bayinya amati letak mulut bayi pada

puting, posisi menyusui, hisapan dan reflek menelan bayi


Apakah ada orang lain didalam rumahnya atau disekitarnya yang

dapat membantu ibu baru tersebut


Amati keadaan rumah kebersihan
Amati persediyaan makanan dan air
Amati keadaan suasana hati Ibu baru
Amati cara Ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya
Kapan bayi tersebut lahir ( Jika anda tidak menolong persalinan

bayi )
Apakah

badannya
Apakah bayi menunjukan tanda tanda bahaya
Apakah bayi menyusu dengan baik
Apakah bayi menyusu sedikitnya 2 4 jam sekali
Apakah bayi berkemih 6 hingga 8 kali sehari
Apakah bayi menderita demam
Apakah bayi tampak waspada saat bangun
Apakah matanya mengikuti gerakan Ibu

bayi

mengalami

pertumbuhan

dan

bertambah

berat

O : Objektif

Sistem pernafasan
Alveol alveol

baru

tumbuh

hingga

beberapa

tahun,

saluran

nafas perifer masih membuka dan masih sempit dan membrane

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 9

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

mukosa
-

mudah

dan

sensit

terhadap

trauma

mudah

tersedak, tidak boleh ada asap rokok dari orang lain )


Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar

keras

dan

bernada

bayi

akan

sedang,

jika

terjadi

kelainan

suara

terdengar bernada tinggi dan lemah


Sistem kardiovaskuler dan darah
Sirkulasi periver berjalan lambat , ini akan mengakibatkan sianosis

ringan pada tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit
Sistem ginjal
Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir
Hingga masukan cairan meningkat, kemungkinan air kemih akan

tampak

keruh

termasuk

berwarna

merah

muda,

hal

disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti


Sistem gastrointestinal
Kapasitas lambung 15 30 cc dan akan meningkat

terjadi
Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke10
tidak

ada

asam

lambung

oleh

karena

itu

dalam

jumlah

rentan

terhadap terjadinya infeksi


Waktu pengosongan lambung adalah 2,5 3 jam
Jumlah
tidak

dalam

minggu minggu pertama kehidupan


Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga gumoh lazim

ini

hampir

rusak

enzim

amilase

mencukupi

dan

lipase

sehingga

bayi

terdapat
kesulitan

lemak dan karbohidrat


Pada saat makanan

masuk

sehingga

makanan

sering

terhadap

hipotermia

hipotalamus

yang

masukan

lambung
Pengaturan suhu
Bayi masih
belum

rentan

matangnya

segera

terjadi

dalam

peristaltik

disertai

yang

mencerna
cepat

pengosongan

dikarenakan

karena

mengakibatkan

tidak

efisiensinya pengaturan suhu tubuh bayi

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 10

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Seorang

dan oksigen untuk meningkatkan suhu tubuhnya


Hipertermi rentan terjadi akibat berada
radiasi

bayi

yang

panas,

dapat

infeksi
Adaptasi imunologi
BBL menunjukkan
yang
-

masuk

ringan

juga

kerentanan
melalui

gastrointestinal
Kemampuan
bertahan
infeksi

mengalami

dapat

kedinginan

tinggi

terhadap

sumber

infeksi

terutama

rendah

berubah

terhadap

gastrointestinal

mata.

dan

infeksi

Kadarnya

menjadi

saluran
mencapai

dan

sehingga

umum
Terdapat 3 imunoglobulin utama adalah IgG, IgA dan IgM:
IgG: Melewati berier placenta sehingga sama kadarnya
saat lahir
IgA:
Melindungi

kalori

terjadinya

pernafasan

masih

mudah

pada

karena

sistem

infeksi

dengan

dekat

diakibatkan

mukosa
dari

membutuhkan

infeksi

pada

pernafasan,
dewasa

dalam

waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI


IgM: Mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun
ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif

Sistem reproduksi
Anak laki laki menghasilkan sperma hingga pubertas
Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur
Anak perempuan dapat mengalami ( pseudo ) menstruasi atau
pembesaran payudara terkadang disertai oleh sekresi cairan
dari putting pada hari ke 4 atau ke 5. Hal ini hanya berlangsung

sebentar.
Sistem muskuluskeletal
Ubun ubun posterior akan menutupi pada 6 8 minggu
Sistem Neurologi
Relatife belum matang setelah lahir
Reflek dapat menunjukkan keadaan normal

dari

integritas

sistem saraf dan sistem muskuluskeletal

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 11

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Panca Indera
Penglihatan

Sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola

hitam putih yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia


Jarak focus adalah 15 20 cm yang memungkinkan
seorang

bayi

dapat

melihat

wajah

ibunya

pada

saat

menyusui.
Pada usia 2 minggu bayi dapat membedakan muka ibunya

dari muka yang tidak dikenal


Perhatian pada warna, variasi

dan

kompleksitas

pola

berkembang dalam 2 bulan pertama kehidupan

Penciuman

Dapat membedakan bau menyengat

Menyukai pada bau susu terutama ASI

Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau

susu ibu dengan bau susu orang lain


Pengecapan
Bereaksi secara kuat terhadap berbagai

memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis


Pendengaran

Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan

rasa

dan

sekitar dan mampu membedakan berbagai suara


Pada akhir bulan pertama BBL lebih menyukai suara

dengan pola yang sama


BBL juga lebih menyukai suara ibunya daripada orang lain

dan merasa tenang dengan suara suara bernada rendah


Sentuhan

Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai refleks

Bayi sangat sensitif terhadap sentuhan

Merasa senang dengan kontak kulit ke kulit, berendam


dalam air, gosokan tangan, belaian dan gerak ayun Reaksi

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 12

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

terhadap sentuhan dan refleks genggam memperkuat


hubungan

A : Assesment
Bayi Usia 6 Minggu dengan Kondisi Normal/ Komplikasi Tertentu/
Masalah Tertentu

P : Planning
Dibutuhkan penyuluhan kepada keluarga tentang perawatan bayi yaitu
meliputi :

Tempat tidur yang tepat


- Tempat tidur bayi harus hangat
- Tempat tidur bayi diletakkan didekat tempat tidur Ibu
Memandikan bayi
- Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang
bertujuan untuk mempertahankan vernixcaseosa dalam tubuh
bayi yang guna stabilisasi suhu tubuh
- Bayi harus tetap dijaga kebersihannya dengan menyekanya
dengan lembut dan memperhatikan lipatan kulitnya
- Sabun dengan kandungan cholorophene tidak

dianjurkan

karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem saraf

bayi
Mengenakan pakaian
- Buat bayi tetap hangat
- Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat
- Pakaian berlapis lapis tidak dibutuhkan oleh bayi
- Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa mengakibatkan
gesekan

yang

mengganggu

Selama

musim

panas

bayi

membutuhkan pakaian dalam dan popok


Perawatan tali pusat
Perawatan dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar bayi

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 13

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Menjaga pusar bayi agar tetap kering


Puntung bayi akan segera lepas pada minggu pertama
Perawatan hidung

Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit

bernafas
Hindari memasukan gumpalan kapas kepada hidung bayi
Perawatan mata dan telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi
Jangan membiasakan menuangkan minyak hangat

kedalam

kanal telinga karena akan lebih menambah kotoran dalam

telinga
Perawatan kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek
Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali
Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau
lecet pada kulit bayi
Kapan membawa bayi keluar rumah
Bayi Harus dibiasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam
-

sehari (bila udara baik)


Gunakan pakaian secukupnya tidak perlu terlalu tebal atau

tipis
Bayi harus terbiasa dengan sinar matahari namun hindari

pancaran langsung di pandangannya


Pemeriksaan
Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan
rutin
Perawatan kulit
Bermain
Pemantauan BB
Bayi yang sehat akan mengalami penambahan BB setiap bulannya
Imunisasi

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 14

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB II
NEONATUS DENGAN KELAINAN BAWAAN DAN
PENATALAKSANAANYA

1.

Labioskizis dan labiopalatoskizis


Labioskizis adalah sumbing yang terjadi hanya pada bibir dan dapat
segera diperbaiki dengan pembedahan.
Labiopalatoskizis adalah sumbing yang mencakup palatum
Penanganan
a.
Masalah utama yang terjadi adalah tersedak. Bahaya tersedak
dikurangi dengan mengangkat kepala bayi pada waktu minum dan
b.

2.

menggunakan dot yang panjang.


Ibu harus dilatih untuk memberikan ASI secara hati-hati. ASI

dapat dipompa dan diberikan dengan sendok sedikit demi sedikit .


Atresia oesephagus
Atresia oesephagus adalah kelainan esophagus yang biasanya disertai
dengan fistula trakeoesphagus. Penyakit ini disertai kelainan bawaan
lainnya, biasanya kelainan jantung, kelainan tulang.
Penanganan
a.
Pada anak segera dipasang kateter kedalam esophagus dan bila
b.

3.

mungkin dilakukan penghisapan terus menerus.


Posisi anak tidur tergantung kepada ada tidaknya fistula. Anak

dengan fistula ditidurkan dengan posisi setengah duduk.


c.
Anak dipersiapkan untuk operasi segera.
Atresia rekti dan anus
Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan dimana tidak ada lubang
tetap pada anus.
Penanganan
a.
Melakukan colok dubur untuk mengetahui secara pasti keadaan

4.

anus
b.
Segera rujuk ke rumah sakit untuk penanganan selanjutnya
Hirschprung
Hirschprung adalah suatu kelainan tidak adanya sel ganglion
parasimpatis pada usus terdapat kolom sampai pada usus halus.

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 15

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Penanganan
a.
Medik
Dilakukan dengan cara operasi. Namun jika belum dilakukan
operasi,

biasnya

dilakukan

tindakan

sementara

dengan

cara

memasangkan pipa pada di rektum, atau pembilasan dengan garam


b.

fissiologis secara teratur.


Keperawatan
Perawatan dilakukan dengan spuling dengan air garam fifiologis
hangat setiap hari, mempertahankan kesehatan pasien dengan

5.

memberikan makan bergizi dan mencegah terjadinya infeksi.


Obstruksi dan atresia biliaris
Obstruksi dan atresia biliaris adalah penyumbatan yang terjadi pada
saluran empedu.
Penanganan
a.
Medik : operasi
b.
Keperawatan

Mempertahankan

kesehatan

makanan bergizi
Menghilangkan kontak infeksi

Pada bayi perlu tindakan

bayi

bedah

dengan

memberikan

karena

terdapatnya

penumbatan.

6.

Omfalokel
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui
akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan
tidak dilapisi oleh kulit.
Penanganan
a.
Sebelum dilakukan operasi, bila kantong belum pecah harus
diberikan mekrurokrom. Diharapkan terjadi penebalan selaput

7.

yang menutupikantong tersebut.


b.
Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir.
Hernia diafragmatika

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 16

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Hernia

diafragmatika

diafragma

sehingga

toraks.
Penanganan
Sebelum operasi

adalah

sebagian

dilakukan

tidak
isi

terbentuknya

perut

tindakan

masuk

sebagian

kedalam

pemberian

oksigen

rongga

bila

bayi

tampak biru, kepala dan dada harus lebih tinggi dari pada kaki dan

8.

perut.
Atresia duodeni
Atresia duodeni adalah ketiadaan atau tertutupnya suatu bagian
usus

yang

terdapat

didalam

surtubular secara congenital.


Penanganan
Tindakan penting adalah

tubuh

yang

atau

dengan

mengatasi deficit yang ditimbulkan oleh muntah-muntah.


Pengobatan
yang dilakukan
adalah
operasi,
sebelum

operasi

lambung

dikosongkan

dan

keadaan

terbuka

umum

hendaknya

memperbaiki

biasanya

diberikan

cairan

intravena

untuk memperbaiki gangguan air dan elektrolit yang terjadi.

9.

Meningokel, enshephalokel
Meningokel adalah benjolan berbentuk kista digaris tengah tulang
belakang yang umumnya terdapat di daerah lumba sacral.
Enshephalokel adalah suatu kelainan tabung saraf
dengan

adanya

berbentuk

seperti

tengkorak
Penanganan
a.
Biasanya
jaringan
membuang
b.

penonjolan
kantong

dilakukan
otak

meninges

yang

kantong

melalui

(selaput
suatu

pembedahan
menonjol
dan

lubang

untuk

kedalam

memperbaiki

yang

otak)

ditandai

dan
pada

otak
tulang

mengembalikan

tulang

tengkorak,

kelainan

kranofasial

lainnya.
Perawatan pra bedah: cegah jaringan saraf terpapar yaitu lesi
ditutup dengan kasa steril, pertahankan suhu tubuh.

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 17

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

c.

Perawatan pasca bedah: jaminan intake, rawat luka operasi,


posisi bayi diubah setiap satu jam, monitor BAB/ BAK, ukur
lingkar

kepala

setiap

hari,

beri

dukungan

bagi

orangtua

mengenai kelainan.
10. Hydrocephalus
Hydrocephalus adalah kelainan kongenital, dimana terjadi timbunan
cairan

serebrospinal

jumlah 1500 cc.


Penanganan
a.
Mengurangi
b.

dalam

produksi

ventrikel

CSS

kepala

dengan

janin

merusak

obsorpsi

yaitu

menghubungkan

menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih.


Penanganan
a.
Untuk menolongnya dapat dicoba dengan
dengan

prepesium.
Mencegah infeksi

cara
agar

tidak

tersebut dioleskan salep antibiotic.


12. Hipospadia
Hipospadia adalah perkembangan dimana

fleksus
dengan
dengan

kelainan

yang

melebarkan

lubang

belakang

kulit

merapat

lagi

pada

luka

uretra

pria

pada

sisi

mendorong

luka

CSS

ventrikel

subaraknoid.
c.
Pengeluaran cairan CSS dalam organ ekstrakranial
11. Phimosis
Phimosis adalah penyempitan pada prepusium,

prepusium

melebihi

sebagian

koroidalis dengan tindakan reseksi (pembedahan).


Memperbaiki hubungan antara tempat produksi
tempat

b.

yang

ke

bawah penis, anomaly perkembangan pada wanita diamana uretra


bermuara kedalam vagina.
Penanganan
a.
Pemeriksaan diagnostik: pemeriksaan fisik
b.
Pemeriksaan
teraupetik:
pemasangan
pembedahan

membuat

normal

fungsi

kateter,

tujuan

perkemihan,

fungsi

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 18

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

seksual.

Jika

lubang

kecil

saja

karena akan dapat menutup sendiri.


13. Malnutrisi
Malnutrisi
adalah
suatu
keadaan
gangguan

dalam

perkembangan
kurangnya

penggunaan

zat

tidak

memerlukan

dimana
gizi

dan

aktivitas.

Malnutrisi

asupan

makanan

maupun

tubuh
untuk

tindakan

mengalami
pertumbuhan,

disebabkan
gangguan

karena
obsorbsi,

pencernaan dan penggunaan zat gizi tubuh.


Penanganan
a.

Pemberian

makanan

tambahan

sebagai

pendamping

ASI

b.

dimulai sejak umur 6 bulan dengan tetap memberikan ASI


Memberikan makanan yang bergizi dan kaya akan

serat

c.

dengan makanan tinggi kalori dan berprotein tinggi


Melakukan
pengturan
makanan
dengan
berbagai

tahap.

Penyakit kwashiorkor cairan 200 ml/kg BB/hari dan marasmur


250 ml/kgBB/hari.

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 19

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

BAB III
DOKUMENTASI DENGAN METODE SOAP

Secara

umum

dokumentasi

dapat

diberikan

sebagai

suatu

catatan

otentik atau semua surat asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam

persoalan

hukum.

(Sudarti,

2010:2)

Dokumentasi

dalam

kebidanan

adalah suatu bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, bidan
dan

tim

kesehatan

dalam

memberikan

pelayanan

kesehatan

dengan

dasar

komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab
bidan.(Sudarti, 2010:3)

Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang


lengkap

dan

pelaksanaan

akurat
asuhan

2010:4)Pendokumentasian

terhadap
kebidanan
yang

keadaan/kejadian
(proses

benar

adalah

asuhan

yang

dilahat

dalam

kebidanan).(Sudarti,

pendokumentasian

mengenai

asuhan yang telah dan akan di lakukan pada seorang pasien, di dalamnya
tersirat proses

berfikir

bidan

yang sistematis dalam menghadapi

seorang

pasien sesuai langkah-langkah manajemen kebidanan

A.

Langkah-langkah manajemen kebidanan, diantaranya :


Manajemen varney
Helen Varney, alur berfikir bidan pada saat menghadapi klien meliputi
tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik.
1.
Langkah I : Identifikasi Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk evaluasi keadaan secara lengkap,
menyeluruh dan fokus yaitu:
a.
Riwayat kesehatan

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 20

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

b.
c.
d.
2.

Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya


Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil

studi.
Langkah II : Identifikasi Diagnosa Atau Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar, terhadap
diagnosa atau masalah kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yanag dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan

di

interpretasikan,

sehingga

ditemukan

masalah

dan

diagnosa keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat


diselesaikan seperti diagnose, tetapi sudah membutuhkan penanganan
3.

yang dituangkan dalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.


Langkah III : Identifikasi Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain, yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang
sudah

diidentifikasikan.

Langkah

ini

membutuhkan

antisipasi

bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan


diharapkan
4.

dapat bersiap-siap

bila

diagnose/masalah

benar-benar terjadi.
Langkah IV : Tindakan segera dan Kolaborasi
Pada langkah ini mencerminkan kesinambungan

potensial

dari

ini

proses

manajemen kebidanan. Proses manajemen kebidanan dilakukan secara


terus menerus selama klien dalam perawatan bidan. Proses terus
menerus ini menghasilkan data baru segera dinilai. Data yang muncul
dapat menggambarkan suatu keadaan darurat dimana bidan harus
segera untuk menyelamatkan klien.

5.

Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan


Pada langkah ini direncanakan asuhan

yang

menyeluruh

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya dan merupakan lanjutan


manajemen

terhadap

diagnosa

atau

masalah

yang

telah

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 21

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

diidentifikasikan

atau

diantisipasi.

Rencana

tindakan

komperhensif

bukan hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya dengan masalah


yang dialami oleh klien, serta konseling bila perlu mengenai ekonomi,
agama, budaya ataupun masalah psikologis. Rencana harus disetujui
oleh klien sebab itu harus berdasarkan rasional yang relevan dan
kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus secara teoritas.
Langkah VI : Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin

6.

rasa aman klien. Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh


bidan ataupun bekerja sama dengan kesehatan lain. Bidan harus
melakukan implementasi yang efesien dan akan mengurangi waktu
perawatan dan biaya perawatan serta akan meningkatnkan kualitas
pelayanan kebidanan klien.
Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

7.

asuhan

yang

diberikan kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan
pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi klien,
apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau
mungkin timbul masalah baru. Pada prinsipya tahapan evaluasi adalah
pengkajian

kembali

terhadap

klien

untuk

menjawab

pertanyaan

seberapa jauh tercapainya rencana yang dilakukan.

B.

Pendokumentasian

Manajemen

Asuhan

Kebidanan

catatan

manajemen

(Setiyawati Nanik,

2009, hal.122).
Pendokumentasian

atau

kebidanan

dapat

diterapkan dengan metode SOAP, sebagai berikut:


1.

Subjektif (S)

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 22

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen


Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
2.

diperoleh melalui anamneses.


Objektif (O)
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen
Varney langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang
diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik

3.

pasien, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan diagnostic lain.


Assesment ( A )
Merupakan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi dari data

4.

subjektif dan objektif.


Planning ( P )
Adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 23

5 Langkah

7 Langkah Varney

Kompetensi Bidan

ASUHAN

Data
NEONATUS,

1.

Pengumpulan data

2.

Merumuskan

Assesment/

diagnose

Diagnosa
Alur fikir

3.

BAYI DAN ANAK BALITA

Antisipasi

Pencatatan
asuhan kebidanan

diagnosa/Masalah

4.

potensial
Tindakan segera Proses manajemen
dan kolaborasi

Pendokumentasian
asuhan kebidanan

kebidanan

asuhan kebidanan

5.

Rencana tindakan

Membuat Rencana

asuhan kebidanan

6.

Implementasi
Gambar 1

Implementasi
Pendokumentasian

Evaluasi

Manajemen Asuhan

7.

Kebidanan

Evaluasi

SOAP Notes
Subjektif
Objektif
Assesment/
Diagnosa

Planning :

a.
b.
c.
d.

Konsul
Tes lab
Rujukan
Pendidikan/konseli
ng
Follow up

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 24

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

C.

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada bayi Baru lahir


Manajemen/asuhan segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan
sampai 24 jam setelah kelahiran.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan
asuhan yang adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir dengan
memperhatikan riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan
keadaan bayi segera setelah lahir.
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir adalah terlaksananya asuhan segera/rutin pada bayi baru lahir
termasuk

melakukan

pengkajian,

membuat

diagnosis,

mengidentifikasi

masalah dan kebutuhan bayi, mengidentifikasi diagnosis dan masalah


potensial, tindakan segera serta rencana asuhan.

1.

Data Subjektif ( S )
Langkah 1. Pengkajian data
Melakukan

pengkajian

dengan

mengumpulkan

semua

data

yang

dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan bayi baru lahir.

a.

Pengkajian setelah lahir


Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir
dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus yaitu
dengan penilaian APGAR, meliputi :

Tanda
Appearance
Pulse

0
Biru, pucat
tungkai biru
Tidak teraba

1
Badan pucat, muda
<100

2
Semuanya
merah
>100

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 25

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

Grimace

Tidak ada

Lambat
Gerakan

Activity

Lemas/lumpuh

sedikit/fleksi
tungkai

Respiratory

Tidak ada

Menangis kuat
Aktif/fleksi
tungkai baik/
reaksi

Lambat, tidak

melawan
Baik,

teratur

menangis kuat

Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai dengan angka
0,1 dan 2, nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat ditentukan
keadaan bayi sebagai berikut :

Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dalam keadaan baik

b.

(vigorous baby)
Nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan

membutuhkan tindakan resusitasi


Nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan

membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.


Pengkajian keadaan fisik
Data subyektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan, antara
lain :
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus dikaji
adalah :

2.

Faktor genetik

Faktor maternal (ibu)

Faktor antenatal

Faktor perinatal
Data Objektif ( O )
Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan antara lain :
a.
Pemeriksaan umum
Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang
dalam keadaan normal berkisar 33-35 cm, lingkar dada 30,5-33
cm, panjang badan 45-50 cm, berat badan bayi 2500-4500 gram.

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 26

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

b.

Pemeriksaan tanda-tanda vital


Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam
berespon terhadap lingkungan.
1)
Suhu bayi
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-37,5 0
2)

3)

C pada pengukuran diaxila.


Nadi
Denyut nadi bayi yang

berkisar

120-140

kali

permenit.
Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman,
kecepatan,

4)

normal

iramanya.

Pernafasan

bervariasi

dari

30

sampai 60 kali permenit.


Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk di ukur
secara akurat. Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir
adalah 80/64 mmHg.

c.

Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to too)


Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir di mulai
dari :
1)
Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan
tampilannya

normal.

Sutura

yang

berjarak

lebar

mengidentifikasikan yang preterm, moulding yang buruk atau


hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering
terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut moulding
atau moulase. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidroefalus,
sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika

fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 27

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

intakranial, sedangkan yang cekung dapat terjadi akibat


dehidrasi.
Perikssa adanya

trauma

kelahiran

misalnya

sefallhematoma,

suksedanium,

caput

pendarahan

subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya


kelainan
2)

congenital

seperti

: anensefali,

mikrosefali,

kranotabes dan sebagainya.


Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi
cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus
berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian
atas.

Perhatikan

letak

dan

telinga.

Daun

telinga

yang

letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang


mengalami

sindrom

tertentu

(pierre-robin).

Perhatikan

adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan


3)

dengan abnormalitas ginjal.


Mata
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna. Periksa adanya glaucoma congenital, mulanya akan
tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan
pada kornea. Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu
pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang
ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang
dapat mengindikasikan adanya defek retina.
Periksa adanya trauma seperti palpebra,
konjungtiva
konjungtivitis

atau
oleh

retina,
kuman

adanya

secret

gonokokus

pendarahan
pada

dapat

mata,
menjadi

panoftalmiadan menyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan


epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom

down.

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 28

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

4)

Hidung atau mulut


Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus
rata dan simetris,bibir dipastikan tidak adanya sumbing dan
langit-langit harus tertutup. Reflek hisaf bayi harus bagus,
dan berespon terhadap rangsangan. Kaji bentuk dan lebar
hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih 2,5 cm.
Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan

kemungkinan

adanya

obstruksi

jalan

nafas

karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau

ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.

5)

Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal.
Leher

berselaput

berhubungan

dengan

abnormalitas

kromosom. Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus


baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan
ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma leher yang
dapat

menyebabkan

kerusakan

pada

fleksus

brakhialis, lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya


pembengkakan.
Periksa adanya

pembesaran

kelenjar

tiroid

dan

vena

jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan dibagian


6)

belakang leher menunjukan adanya kemungkinan trisomi 21.


Dada
Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan
simetris. Payudara baik pada laki-laki maupun perempuan
terlihat membesar karena pengaruh hormone wanita dari
darah ibu. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.
Apabila

tidak

pneumotorik,

simetris
paresis

kemungkinan
diafragma

bayi
atau

mengalami
hernia

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 29

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

diafragmatika.

Pernafasan

yang

normaldinding

dada

dan

abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau


7)

interkostal pada saat bernafas perlu diperhatikan.


Bahu, lengan dan tangan
Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika
gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis
atau

fraktur.

Periksa

jumlah

jari.

Perhatikan

adanya

plidaktili atau sidaktili. Telapak tangan harus dapat terbuka,


garis rtangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya
paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
8)

sehingga menimbulkan luka dan pendarahan.


Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis,
perdarahan tali pusat. Perut harus tampak bulat dan begerak
secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernafas. Kaji
adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung kemungkinan
terdapat

hernia

diafragmatika,

perut

yang

membuncit

kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya.


Jika
9)

perut

kembung

kemungkinan

adanya

enterokolitis

vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus persisten.


Kelamin
Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya vrniks dan
smegma (kelenjar kecil yang terletak dibawah prepusium
mensekresi bahan yang seperti keju) pada lekukan. Labia
mayora normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris
normalnya menonjol. Menstruasi palsu kadang ditemukan,
diduga pengaruh hormone ibu disebut juga psedomenstruasi,
normalnya terdapat umbay hymen. Pada bayi laki-laki rugae
normalnya tampak pada skrotum dan kedua testis turun

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 30

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada


ujung glands penis. Epispadia adalah istilah yang digunakan
untuk

menjelaskan

kondisi

meatus

berada

dipermukaan

dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada


dipermukaan ventral penis.

10) Ekstermitas atas dan bawah


Ekstermitas bagian atas normalnya
dengan

gerakan

yang

simetris.

fleksi

Refleks

dengan

baik

menggenggam

normalnya ada. Kelemahan otot parsial atau komlet dapat


menandakan trauma pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis
normalnya ada. Ekstermitas bagian bawah normalnya pendek,
bengkok dan fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis
normalnya ada.
11) Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya
tanda-tanda

abnormalitas

seperti

spina

bifida,

pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak kecil


berambut

yang

dapat

menunjukan

adanya

abnormalitas

medulla spinalis atau kolumna vertebrata.


12) Kulit
Vemiks ( tidak perluu dibersikan karena untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi ),warna ,pembengkakan atau bercakbercak hitam, tanda tanda lahir. Perhatikan adanya lanugo,
jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.
13) Refleks
Refleks berkedip ,batuk,berkedip,dan muntah ada pada waktu
lahir dan tetap tidak berubah sampai dewasa. Beberapa
refleks lain normalnya ada waktu lahir, yang menunjukan
imaturitas neurologis, refleks-refleks tersebut akan hilang

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 31

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA

pada tahun pertama. Tidak adanya

refleks-refleks ini

menandakan masalah neurlogis yang serius.

3.

Assessment ( A )
Langkah 2. Interpretasi data
Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis, masalah dan
kebutuhan bayi berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada
langkah 1.
Langkah 3. Identifikasi diagnosis atau masalah potensial
Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial yang mungkin akan
terjadi

berdasarkan

Diognosis

atau

masalah

yang

sudah

diidentifikasi.
Langkah 4. Indentifikasi dan menetapkaan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
dan/atau ada yang perlu dikonsultasi atau ditangani bersama

4.

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi.


Planning ( p )
Langkah 5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh.
Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan pada langkah sebelumnya.
Langkah 6. Melaksanakan perencanaan
Mengerahkan atau melaksanakan rencana asuhan secera efektif dan
aman
Langkah 7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan.

AKBID PRIMA SENGKANG


Page 32

S-ar putea să vă placă și