Sunteți pe pagina 1din 21

KEGAWATDARURATAN

KECELAKAAN AKIBAT KERJA

OLEH:

NAMA : NURMA
NIM

: 2014.027

KELAS: TERATAI
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN BUTON
TAHUN AKADEMIK
2016

KECELAKAAN KERJA
I.

Pendahuluan
Perkembangan industri di Indonesia saat ini semakin maju
tetapi perkembangan itu belum di imbangi dengan kesadaran
untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara
benar supaya untuk mencegah kecelakaan yang sering terjadi di
tempat kerja belum dilakukan dengan baik.
Banyak jenis kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dari
yang ringan sampai dengan berat, tetapi hal ini tidak dilaporkan
secara benar untuk ditindak lanjuti sebagai upaya pencegahannya.
Pencegahan kecelakaan dapat dipelajari dari kecelakaan itu
sendiri

dan

kecelakaan

yang

hampir

terjadi.

Dengan

menginvestigasi setiap kejadian, kita bisa mengetahui tentang


penyebab kecelakaan dan dapat menentukan langkah untuk
pencegahannya

atau

memperkecil

kemungkinan

terjadinya

kecelakaan.
II.

Pengertian dan teori kecelakaan kerja


Definisi dari kecelakaan kerja yaitu :
Situasi

tidak

terduga

yang

menimbulkan

kerusakan

materi,

kegagalan, proses produksi, luka bahkan kematian.


III.

Analisa Sebab dan akibat kecelakaan


Ada tiga penyebab utama kecelakaan kerja yaitu :
1. Peralatan kerja dan perlengkapannya
Tidak tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga
kerja.
2. Tempat kerja
Keadaan tempat yang tidak

memenuhi syarat, seperti faktor

fisik dan faktor kimia yang tidak sesuai dengan persyaratan


yang tidak diperkenankan.
3. Pekerja
Kurangnya pengetahuan dan pengalaman tentang cara kerja
dan keselamatan kerja serta kondisi fisik dan mental pekerja
yang kurang baik.

Kecelakaan ada penyebabnya dan dapat dicegah dengan


mengurangi faktor bahaya yang bisa mengakibatkan terjadinya
kecelakaan, dengan demikian akar penyebabnya dapat diisolasi
dan dapat menentukan langkah untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kembali. Akar penyebab kecelakaan dapat dibagi
menjadi 2 kelompok :
1. Immediate causes
Kelompok ini terdiri dari 2 faktor yaitu :
a) Unsafe Acts ( pekerjaan yang tidak aman ) misalnya
penggunaan alat pengaman yang tidak sesuai atau tidak
berfungsi,

sikap

penggunaan

dan

peralatan

cara
yang

kerja
tidak

yang

kurang

aman,

baik,

melakukan

gerakan berbahaya.
b) Unsafe Condition ( lingkungan yang tidak aman ) misalnya
tidak tersedianya perlengkapan safety atau perlengkapan
safety yang tidak efektif, keadaan tempat kerja yang kotor
dan berantakan, pakaian yang tidak sesuai untuk kerja,
faktor fisik dan kimia dilingkungan kerja tidak memenuhi
syarat.
2. Contributing causes
a) Safety manajemen system, misalnya instruksi yang kurang
jelas, tidak taat pada peraturan, tidak ada perencanaan
keselamatan, tidak ada sosialisasi tentang keselamatan
kerja, faktor bahaya tidak terpantau, tidak tersedianya alat
pengaman dan lain-lain.
b) Kondisi mental pekerja,

misalnya

kesadaran

tentang

keselamatan kerja kurang, tidak ada koordinasi, sikap yang


buruk, bekerja lamban, perhatian terhadap keselamatan
kurang, emosi tidak stabil, pemarah dan lain-lain.
c) Kondisi fisik pekerja, misalnya sering kejang, kesehatan
IV.

tidak memenuhi syarat, tuli, mata rabun dan lain-lain.


Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan kerja
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan :
1. Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja

Pengamatan resiko bahaya di tempat kerja merupakan basis


informasi yang berhubungan dengan banyaknya dan tingkat
jenis kecelakaan yang terjadi ditempat kerja.
Ada 2 ( dua ) tipe data untuk mengamati resiko bahaya di
tempat kerja
a) Pengukuran

resiko

kecelakaan,

yaitu

mengkalkulasi

frekwensi kecelakaan dan mencatat tingkat jenis kecelakaan


yang terjadi sehingga dapat mengetahui hari kerja yang
hilang atau kejadian fatal pada setiap pekerja.
b) Penilaian resiko bahaya, yaitu mengindikasikan sumber
pencemaraan,
kecelakaan,

faktor

tingkat

terjadi. Misalnya

bahaya

kerusakaan

bekerja di

yang
dan

menyebabkan

kecelakaan

yang

ketinggian dengan resiko

terjatuh dan luka yang diderita pekerja atau bekerja di


pemotongan dengan resiko terpotong karena kontak dengan
benda tajam dan lain-lain.
2. Pelaksanaan SOP secara benar di tempat kerja
Standar Opersional Prosedur adalah pedoman kerja yang harus
dipatuhi dan dilakukan dengan benar dan berurutan sesuai
instruksi yang

tercantum dalam SOP, perlakuan yang tidak

benar

menyebabkan

dapat

kegagalan

proses

produksi,

kerusakaan peralatan dan kecelakaan.


3. Pengendalian faktor bahaya di tempat kerja
Sumber pencemaran dan faktor bahaya di tempat kerja sangat
ditentukan oleh proses produksi yang ada, teknik/metode yang
di pakai, produk yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan.
Dengan mengukur tingkat resiko bahaya yang akan terjadi,
maka dapat diperkirakan pengendalian yang mungkin dapat
mengurangi resiko bahaya kecelakaan.
Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan :
a) Eliminasi dan Substitusi, yaitu mengurangi pencemaran
atau resiko bahaya yang terjadi akibat proses produksi,
mengganti bahan berbahaya yang digunakan dalam proses
produksi dengan bahan yang kurang berbahaya.

b) Engineering Control, yaitu memisahkan pekerja dengan


faktor bahaya yang ada di tempat kerja, membuat peredam
untuk mengisolasi mesin supaya tingkat kebisingannya
berkurang, memasang pagar pengaman mesin agar pekerja
tidak kontak langsung dengan mesin, pemasangan ventilasi
dan lain-lain.
c) Administrative

control,

administrative

untuk

yaitu

pengaturan

melindungi

pekerja,

penempatan

pekerja

sesuai

keahliannya,

pengaturan

dengan

shift

kerja,

pelindung diri yang sesuai dan lain-lain.


4. Peningkatan
pengetahuan
tenaga

secara
misalnya

kemampuan

dan

penyediaan

alat

kerja

terhadap

keselamatan kerja
Tenaga kerja adalah sumber daya utama dalam proses produksi
yang

harus

dilindungi,

untuk

memperkecil

kemungkinan

terjadinya kecelakaan perlu memberikan pengetahuan kepada


tenaga kerja tentang pentingnya pelaksanaan keselamatan
kerja saat melakukan aktivitas kerja agar mereka dapat
melaksanakan budaya keselamatan kerja di tempat kerja.
Peningkatan pengetahuan tenaga kerja dapat dilakukan dengan
memberi pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada awal
bekerja dan secara berkala untuk penyegaran dan peningkatan
wawasan. Pelatihan ini dapat membantu tenaga kerja untuk
melindungi dirinya sendiri dari faktor bahaya yang ada ditempat
kerjanya.
5. Pemasanngan peringatan bahaya kecelakaan di tempat
kerja
Banyak sekali faktor bahaya yang ditemui di tempat kerja, pada
kondisi tertentu tenaga kerja atau pengunjung tidak menyadari
adanya

faktor

bahaya

yang

ada

ditempat

kerja,

untuk

menghindari terjadinya kecelakaan maka perlu dipasang ramburambu peringatan berupa papan peringatan, poster, batas area
aman dan lain sebagainya.

Selain upaya pencegahan juga perlu disediakan sarana untuk


menanggulangi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja yaitu :
1. Penyediaan P3K
Peralatan P3K yang ada sesuai dengan jenis kecelakaan yang
mungkin terjadi di tempat kerja untuk mengantisipasi kondisi
korban

menjadi

lebih

parah

apabila

terjadi

kecelakaan,

peralatan tersebut harus tersedia di tempat kerja dan mudah


dijangkau, petugas yang bertanggung jawab melaksanakan P3K
harus kompeten dan selalu siap apabila terjadi kecelakaan di
tempat kerja.
2. Penyediaan

peralatan

dan

perlengkapan

tanggap

darurat
Kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja terkadang tanpa
kita sadari seperti terkena bahan kimia yang bersifat korosif
yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit / mata atau
terjadinya kebakaran, untuk menanggulangi keadaan tersebut
perencanaan dan penyediaan perlatan / perlengkapan tanggap
darurat di tempat kerja sangat diperlukan seperti pemadam
kebakaran, hidran, peralatan emergency shower, eye shower
dengan penyediaan air yang cukup, semua peralatan ini harus
V.

mudah dijangkau.
Sistem Pelaporan dan Statistik data Kecelakaan Kerja
Pelaporan dan statistik data kecelakaan dilakukan dengan
penilaian dan analisa kecelakaan yang ditemukan di tempat kerja,
hal ini di tujukan untuk upaya pencegahan kecelakaan, data ini
juga

berguna

untuk

menilai

besarnya

biaya

penggantian

perawatan bagi korban kecelakaan, data ini juga berguna untuk


menilai besarnya biaya penggantian perawatan bagi korban
kecelakaan. Adapun tujuan utamanya yaitu :
1. Memperkirakan

penyebab

dan

besarnya

permasalahan

kecelakaan yang terjadi.


2. Mengidentifkasi pencegahan utama yang dibutuhkan.
3. Mengevaluasi efektivitas pencegahan yang dilakukan.
4. Memonitor resiko bahaya, peringatan bahaya dan kampanye
keselamatan kerja.

5. Mencari masukan informasi dari pencegahan yang dilakukan.


Informasi tentang kecelakaan kerja yang harus di catat sebagai
berikut :
1. Identifikasi dimana kecelakaan terjadi.
2. Gambaran bagaimana kecelakaan itu terjadi.
3. Penentuan tingkat jenis kecelakaan yang terjadi.
Informasi ini harus didokumentasikan dengan benar untuk langkahlangkahpencegahan selanjutnya.
Pengumpulan informasi kecelakaan kerja mempunyai 3 fungsi yaitu
:
1. Ditempat

kerja,

data

kecelakaan

kerja

digunakan

untuk

peringatan bagi tenaga kerja agar berhati-hati saat melakukan


aktivitas.
2. Di bidang hukum, data ini digunakan untuk membuat peraturan
tentang

lingkungan

kerja

dan

keselamatan di tempat kerja.


3. Di bidang asuransi kecelakaan,

ketentuan
data

ini

penerapan

berguna

untuk

menentukan tingkat kecelakaan dan besarnya santunan yang


harus diberikan sesuai tingkat kecelakaan yang terjadi.
VI.

Beberapa

Contoh

Jenis

Kecelakaan

Kerja

dan

Penanganannya
A. GIGITAN ULAR
Ketika digigit ular, penting untuk mengetahui apakah ular
tersebut berbisa atau tidak. Beberapa contoh ular berbisa
antara

lain ular derik ( rattle snake ), ular mulut kapas

(cottonmouth/water mocasin), copperhead, dan ular laut ( coral


snake )
1. Buka jalan pernafasan dan lakukan pernafasan buatan jika
diperlukan.
2. Usahakan korban tenang ( diam ) untuk memperlambat
aliran

darah,

hal

ini

akan

membantu

menghentikan

penyebaran bisa.
3. Apabila gigitan tersebut terdapat pada lengan atau kaki
gunakan

alat

untuk

memperlambat

peredaran

darah

(turkinet ), seperti ikat pinggang atau tali elastis. Ikatkan 5


10 cm di atas gigitan dan jangan terlalu kencang. Pastikan

masih bisa merasakan denyut nadi pada bagian bawah luka,


atau selipkan jari anda diabawah ikatan. Darah akan menetes
keluar lewat luka gigitan.
4. Bila timbul pembengkakan

pada

daerah

yang

diikat,

pindahkan ikatan 5 - 10 cm menjauh ke atas dari ikatan


5.
6.
7.
8.

sebelumnya.
Jangan melepaskan ikatan sampai pertolongan medis datang.
Cucilah luka gigitan dengan menggunnakan sabun dan air.
Usahakan tangan atau kaki yang tergigit tidak bergeser.
Keluarkan racun dengan cara melukai bagian yang tergigit
sedalam 0,25 0,5 cm. Jika tersedia perangkat P3K untuk
gigitan ular (snake Kit) tersedia gunakan pisau didalamnya,
tetapi jika tidak ada gunakan pisau lain yang sebelumnya
disterilkan dengan cara dibakar di atas nyala api atau
direndam dalam rebusan air mendidih. Buatlah sayatan
vertikal sepanjang + 1,25 cm di antara lubang gigitan
mengikuti

arah

panjang

lengan

atau

kaki

jangan

menyilang / menyerong ). Berhati-hatilah sewaktu membuat


sayatan dan jangan terlalu dalam, cukup di bawah kulit saja
karena dapat merusak jaringan otot, saraf atau tendon pada
pergelangan tangan atau kaki.
9. Apabila tersedia alat penetralisir racun, keluarkan racun
dengan alat tersebut. Jika alat tidak tersedia, sedotlah
dengan

mulut

menelannya,

untuk

lanjutkan

mengeluarkan
samapi

30

racunnya.
menit

Jangan

atau

lebih.

Berkumurlah setelah anda selesai.


PERINGATAN :
Tidak diperkenankan mengompres luka dengan air dingin atau
es, karena akan memperparah luka.
Perawatan Lanjutan :
1. Tutupi luka dengan perban steril atau kain basah.
2. Usahakan korban tetap tenang dan diam.
3. Bantu korban dari kemungkinan terjadinya syok.
4. Jangan biarkan korban berjalan sendiri kecuali memang
sangat diperlukan, berjalanlah pelan-pelan.
5. Berikan sedikit minuman pada korban

bila

ia

tidak

mengalami kesulitan dalam menelan. Jangan diberi minum

jika korban merasa pusing, mual, tidak stabil, dan tidak


sadar.
6. Jangan memberikan minuman beralkohol pada korban.
7. Bawa korban ke rumah sakit, langsung dibawa ke unit gawat
darurat. Bila anda mengetahui jenis ular yang menggigit
katakan pada paramedis agar dapat memberikan obat atau
serum anti racun yang tepat.
B. MEMAR
Memar adalah luka yang sering kita jumpai dan dialami oleh
seseorang. Hal ini terjadi karena beberapa hal seperti misalnya
akibat terjatuh atau pukulan ke badan yang menyebabkan
beberapa pembuluh darah pecah di bawah permukaan kulit.
Perubahan warna dan pembengkakan pada kulit timbul karena
adanya rembesan darah kedalam jaringan.
Gejala :
1.
2.
3.
4.

Terasa sakit.
Kulit memerah.
Selanjutnya berubah warnanya menjadi biru atau hijau.
Terkadang timbul bengkak/benjolan yang disebut dengan

istilah hematoma pada bagian tersebut.


5. Akhirnya warna kulit berubah coklat dan kekuningan sebelum
sembuh dengan sendirinya.
Penanganan :
1. Kompres menggunakan air dingin atau es pada daerah yang
memar untuk mengurangi perdarahan dan pembengkakan.
2. Bila memar terjadi pada lengan atau kaki, angkat bagian
tersebut dengan posisi lebih tinggi dari jantung untuk
mengurangi aliran darah lokal.
3. Setelah 24 jam, gunakan kompres hangat untuk membantu
penyembuhan luka. Kompresan hangat akan membuka
pembuluh darah sehingga memperlancar sirkulasi pada area
tersebut.
4. Bila memar bertambah parah atau bengkak dengan rasa
sakit tak tertahankan, segera bawa ke Rumah Sakit karena
ada kemungkinan patah tulang atau luka lainnya.
C. LUKA BAKAR

Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah


untuk mengurangi rasa sakit, mencegah terjadinya infeksi,
mencegah dan mengatasi peristiwa syok yang mungkin dialami
oleh korban.
Pertolongan luka bakar adalah usaha untuk menurunkan suhu
di sekitar luka bakar sehingga dapat mencegah luka pada
jaringan di bawahnya lebih parah lagi.
Sebagaimana luka serius pada umumnya, tindakan pertama
yang dapat dilakukan adalah menjaga jalan napas agar korban
dapat bernafas dengan lancar.
Luka Bakar Tingkat I
Luka bakar tingkat I adalah luka bakar dengan tingkat
kerusakan jaringan hanya dibagian luar lapisan kulit. Sebagai
contoh kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung
dengan objek yang panas seperti air panas atau uap panas.
Untuk luka bakar seperti ini umumnya tidak disertai dengan
melepuh pada kulit.
Gejala :
1.
2.
3.
4.

Kemerahan pada bagian yang terbakar.


Bengkak ringan.
Nyeri.
Kulit tidak terkoyak karena melepuh.

Penanganan :
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau
kompres dengan air dingin (saputangan yang dicelupkan ke
air dingin). Lakukan sampai rasa sakit mengilang.
2. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah
infeksi.
3. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar.
4. Jangan memberikan obat-obatan lain atau ramuan tanpa
persetujuan dokter.
Luka Bakar Tingkat II
Luka

bakar

yang

menyebabkan

kerusakan

pada

lapisan

dibawah kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat II.


Contoh luka bakar tingkat II adalah sengatan sinar matahari

yang berlebihan, cairan panas dan percikan api dari bensin


atau substansi lain.
Gejala :
1.
2.
3.
4.

Kemerahan atau bintik-bintik/bergaris.


Melepuh.
Bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari.
Kulit terlihat lembab/becek.

Penanganan :
1. Siram air dingin atau air es pada daerah luka atau beri
kompres dengan menggunakan handuk kecil, saputangan
yang sebelumnya dicelup kedalam air.
2. Keringkan luka menggunkan handuk bersih atau bahan lain
yang lembut.
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi.
4. Angkat bagian tangan atau kaki yang terluka lebih tinggi dari
organ jantung.
5. Segera cari pertolongan medis jika korban menngalami luka
bakar disekitar bibir atau kesulitan dalam bernafas. Jangan
mencoba

mengempiskan

luka

yang

melepuh

atau

mengoleskan minyak, semprotan atau ramuan lain tanpa


sepengetahuan dokter.
Luka Bakar Tingkat III
Luka

bakar

yang

menghancurkan

semua

lapisan

kulit

dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III. Kontak terlalu lama


dengan sumber panas dan luka bakar akibat tersengat listrik
adalah penyebab utama luka bakar tingkat III.
Gejala :
1. Daerah luka tampak berwarna putih.
2. Kulit hancur.
3. Sedikit nyeri karena ujung syaraf telah rusak.
PERINGATAN
1. Jangan melepaskan pakaian yang melekat pada luka.
2. Jangan memberi es atau air es pada luka karena hal ini dapat
menyebabkan reaksi syok.
3. Jangan mengolesi minyak semprotan atau ramuan lainnya
pada luka.
Penanganan :

1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api


dengan menggunakan selimut , bed cover, karpet, jaket atau
bahan lain.
2. Kesulitan bernapafas dapat terjadi pada korban , khususnya
bila luka terdapat pada wajah, leher dan sekitar mulut.
Dikarenakan menghirup asap yang menyertai peristiwa
kebakaran . lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban
bisa bernafas.
3. Tempelkan kain

basah

atau

air

dingin,

tetapi

jangan

menggunakan air es untuk luka dibagian wajah, tangan dan


kaki. Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan suhu daerah
luka.
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih,
sarung bantal, popok bersih, atau bahan lain yang dapat
anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok
seperti kapas/kapuk.
5. Segera telepon ambulan,

penting

bagi

korban

untuk

mendapatkan perawatan walaupun lukanya tidak terlalu


besar.
Perawatan lanjutan :
1. Angkat bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi organ
jantung bila memungkinkan.
2. Jangan membiarkan korban berjalan sendiri.
3. Apabila bagian yang terbakar adalah muka atau leher, beri
bantal dibagian kepalanya, kemudian periksa apakah ia
punya masalah atau kesulitan dalam bernafas.
4. Tindakan untuk korban Syok :
a) Biarkan korban berbaring walaupun bagian yang terbakar
adalah muka atau leher.
b) Naikan kaki korban setinggi 25 - 30 cm, kecuali bila korban
tidak sadarkan diri atau terluka pada bagian leher, kepala,
dada, dan wajah. Korban yang pingsan dengan luka
dibawah muka (rahang) harus ditidurkan dalam posisi
miring untuk mencegah korban tersedak jika sewaktuwaktu ia mengalami muntah. Bila korban kesulitan dalam

bernafas,

tengadahkan

kepalanya

untuk

membantu

melancarkan jalan nafas.


c) Bila rasa sakit bertambah, turunkan lagi kakinya.
d) Selimuti korban supaya lebih nyaman, tetapi jangan terlalu
panas, bila mungkin taruhlah selimut dibawahnya.
e) Bila pertolongan medis belum datang setelah 2 jam
kemudian, berikan minuman atau cairan dengan sedikit
garam.
f) Jangan memberi minum korban jika ia pingsan
g) Usahakan korban setenang mungkin untuk menghindari
syok.
Luka Bakar Karena Bahan Kimia
Penanganan :
1. Cuci area yang terkena bahan kimia dengan air mengalir
paling tidak selama 5 menit. Kecepatan dan banyaknya air
yang mengucur sangatlah penting dalam mencegah
perluasan luka, gunakan air kran, shower atau air mnegucur
lainnya.(jangan terlalu deras tekanan airnya)
2. Bersihkan pakaian di daerah luka sambil tetap dikucuri air.
3. Lihat label pada bahan kimia dan perhatikan apakah ada
petunjuk yang tertera untuk penanggulangan luka bakar
akibat bahan kimia tersebut.
4. Tutupi luka dengan menggunakan perban steril atau kain
bersih.
5. Bawa korban segera ke Rumah Sakit, jangan mengoleskan
minyak, semprotan, anti septik, atau ramuan lainnya.
Memberi balutan kain basah dan dingin adalah yang terbaik
untuk mengurangi rasa sakit.
D. TERSENGAT LISTRIK
Jangan menyentuh korban pada saat listrik masih menyala
karena anda beresiko tersengat juga.
Penanganan :
1. Jika mungkin matikan sumber listrik atau suruhlah orang lain
untuk mematikannya.
2. Sangat penting untuk memindahkan korban dengan hati-hati.
Pakailah alas kaki kering seperti koran, papan, selimut,
matras karet atau baju kering.

3. Angkat korban dengan menggunakan papan kering, kayu


atau tariklah korban dengan papan yang disodorkan pada
bagian lengan atau kaki. Jangan gunakan bahan-bahan dari
besi dan bahan yang basah. Jangan menyentuh korban
hingga ia terbebas dari sengatan.
4. Pastikan korban tidak diletakan pada permukaan yang rata.
Bersihkan mulut dan jalan napas dari muntahan atau cairan.
5. Tengadahkan kepala korban dengan meletakan telapak
tangan pada dahi dan jari tangan lain mendorong ke atas
bagian dagu korban.
6. Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari ,
kemudian ambil napas dalam-dalam, letakkan mulut anda
pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
7. Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang.
Lepaskan mulut anda dari mulut korban, kemudian dekatkan
telinga kehidung korban untuk mendengarkan embusan
napasnya.
8. Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun
pertanda ia bernapas.
9. Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban
benar-benar dapat bernapas sendiri.
E. LUKA PADA MATA
Luka Karena Bahan Kimia
Peringatan
Luka bakar pada mata yang disebabkan oleh zat kimia adalah
hal yang sangat serius dan dapat menyebabkan kebutaan bila
penanganan tidak segera dilakukan. Kecepatan membersihkan
bahan kimia menentukan tingkat kerusakan. Kerusakan mata
akibat terkena bahan kimia terjadi 1 5 menit setelah kejadian.
Penanganan :
1. Sebelum dibawa ke dokter, bersihkan mata dengan
menyiram air dingin atau air yang mengalir selama 10 menit
untuk membersihkan bahan kimia yang menempel pada
mata. Gunakan susu bila tidak tersedia air. Letakkan kepala
korban di bawah air kran, kucuran kran usahakan sampai

menyentuh mata sehingga bahan kimia tadi tidak sampai


memengaruhi mata.
2. Metode lain adalah dengan mencelupkan mata ke wadah
yang berisi air, mata dikedip-kedipkan supaya terbebas dari
bahan kimia.
3. Setelah tahap pembersihan dengan air selesai, tutupi mata
menggunakan perban atau kain bersih.
4. Jangan biarkan korban menggosok mata.
5. Bawa korban ke unit gawat darurat dengan segera.
Luka Terkena Benda Tumpul
Luka pada mata yang disebabkan karena hantaman benda
tumpul dapat terjadi dapat sewaktu-waktu. Misalnya saja
terkena tendangan bola atau terkena tinju pada saat
berolahraga. Kondisi seperti ini membutuhkan pertolongan
medis walaupun kelihatannyatidak begitu membahayakan
tetapi ada kemungkinan terjadi perdarahan dalam pada mata.
Penanganan :
1. Kompres dengan air dingin atau es pada mata yang terluka.
2. Sarankan korban untuk tiduran dengan mata tertutup.
3. Bawa ke dokter.

Benda Asing Masuk Ke Mata


Perhatian
Jangan sekali kali mengeluarkan benda tumpul yang menancap
pada mata, perhatikan segera dibawah ini. Benda benda asing
seperti bulu mata, debu, arang atau kotoran yang menempel
pada bola mata dapat dikeluarkan dengan cara hati-hati.
Gejala :
1.
2.
3.
4.
5.

Sakit
Rasa terbakar
Air mata keluar
Mata memerah
Sensitif terhadap cahaya

Bila benda asing tadi masih menancap pada bola mata


Penganan :
1. Jangan biarkan korban menggosok mata
2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum menolong
korban.
3. Bila benda asing tersebut menancap pada bola mata jangan
berusaha mengeluarkannya.
4. Pelan-pelan tutup kedua mata untuk mencegah bola mata
bergerak yaitu dengan menutupnya memakai kasa / perban
steril atau kain basah.
5. Bawa ke dokter dengan segera terutama dokter spesialis
mata atau rumah sakit bagian gawat darurat.
Bila benda asing tersebut menempel/melayang pada bola mata
atau pada sisi dalam kelopak mata.
Penanganan :
1. Jangan biarkan korban menggosok mata.
2. Cuci tangan anda dengan menggunakan sabun dan air
sebelum melakukan pertolongan.
3. Secara perlahan tarik kelopak mata sebelah atas menuju ke
arah bawah, diamkan beberapa saat sampai keluar air mata.
4. Bila partikel benda tersebut tidak
dapat dikeluarkan,
gunakan semprotan air yang sebelumnya diisi air hangat,
kemudian semprotkan pada mata untuk mengeluarkan benda
asing.

5. Bila tidak berhasil juga, tarik lagi kelopak mata bagian atas
perlahan-lahan, bila benda asing tersebut terlihat di bawah
kelopak mata, angkat dengan menggunakan air bersih, sapu
tangan atau tisu.
6. Jika partikel masih tertinggal juga, tutup mata dengan kain
bersih dan bawa korban ke dokter atau paramedis dengan
segera.
F. LUKA
Luka Terbuka
Luka terbuka adalah luka dimana bagian kulit tubuh terjadi
sobekan. Pertolongan untuk korban luka terbuka meliputi
tindakan seperti berikut ini :
1. Menghentikan pendarahan.
2. Mencegah kontaminasi dan infeksi.
3. Mencegah atau penanganan bila terjadi syok.
4. Hubungi petugas medis bila luka semakin bertambah parah
atau bila korban belum mendapatkan suntikan tetanus
selama 5 7 tahun terakhir
Luka Pada Dada
Luka pada daerah dada dapat menyebabkan kemungkinan
terjadinya kerusakan pada organ paru-paru. Dimana akan
terjadi kebocoran aliran udara yang keluar masuk pada paruparu saat bernapas. Hal ini dapat menjadi masalah yang serius
dan membutuhkan tindakan gawat darurat.
Penanganan :
1. Pastikan korban diletakan pada permukaan yang rata.
Bersihkan mulut dan jalan napas dari muntahan atau cairan.
2. Tengadahkan kepala korban dengan meletakkan telapak
tangan pada dahi dan jari tangan yang lain mendorong ke
atas bagian dagu korban.
3. Pencet hidung korban dengan menggunakan ibu jari ,
kemudian ambil napas dalam-dalam, letakkan mulut anda
pada mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali.
4. Hentikan tiupan bila dada korban sudah mengembang.
Lepaskan mulut anda dari mulut korban, kemudian dekatkan
telinga

anda

ke

embusan napasnya.

hidung

korban

untuk

mendengarkan

5. Perhatikan dada korban apakah ada gerakan naik turun


pertanda ia bernapas.
6. Ulangi prosedur pemberian napas buatan ini sampai korban
benar-benar dapat bernapas sendiri.
Luka Tersayat
Bila perdarahan tidak parah
Penaganan :
1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air sebelum melakukan
pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada luka.
2. bila luka masih mengeluarkan darah, lakukan teknik tekanan
langsung pada daerah luka menggunakan oerban steril atau
kain bersih.
3. Ketika perdarahan sudah berhenti, basuhlah luka dengan air
dan sabun untuk membersihkan kotoran yang menempel.
4. Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot
dalam karena dapat menyebabkan perdarahan lebih serius.
Biarkan dokter yang melakukannya.
5. Bilas luka dengan air mengalir.
6. Keringkan luka dengan air perban steril atau kain bersih.
7. Jangan mengoleskan salep, obat-obatan anti septic atau
ramuan obat lain sebelum berkonsultasi dengan dokter.
8. Tutupi luka dengan pembalut steril, bila luka sayatan terbuka
lebar ( menganga ), gunakan pembalut bentuk kupu-kupu
atau pita untuk menyatukan luka.
9. Hubungi pertolongan medis bila terjadi :
a) Luka semakin parah
b) Perdarahan tidak berhenti
c) Luka disebabkan oleh objek benda kotor
d) Ada kotoran yang masu k ke dalam luka
e) Ada tanda-tanda infeksi seperti korban merasa demam,
kemerahan,

pembengkakkan,

sekitar luka terlihat merah


f) Korban tidak mendapatkan

bernanah,
suntikan

dan

daerah

tetanus

selama

beberapa tahun terakhir


10. Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada
tanda-tanda infeksi. Rebahkan korban dan bagian yang luka
jangan digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat,
sampai pertolongan datang.

Luka Tertusuk
Luka tertusuk umumnya terjadi karena tertusuk banda-banda
tajam.

Luka

biasanya

kecil

dan

dalam

dengan

sedikit

perdarahan. Namun hal ini justru meningkatkan resiko infeksi


karena kuman yang ada sulit dibersihkan.
Penanganan :
1. Cuci tangan dengan air dan sabun sebelum melakukan
pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada luka.
2. Periksa kembali apakah ada sebagian benda yang menusuk
korban tertinggal dalam jaringan kulit.
3. Jangan mengeluarkan kotoran yang masuk ke jaringan otot
lebih dalam karena dapat menyebabkan perdarahan lebih
serius dan biarkan dokter yang melakukannya.
4. Luka tusukan yang tidak terlalu parah dengan objek benda
tertinggal

pada

permukaan

kulit

dapat

dikeluarkan

menggunakan penjepit yang sebelumnya disterilkan dengan


merebusnya atau dipanaskan di atas api selama beberapa
menit.
5. Untuk menghindari kontaminasi kuman yang ikut masuk
pada jaringan kulit, pencet secara perlahan pinggir luka
sampai darah keluar.
6. Bila luka tusukan kecil, cucilah luka dengan sabun dan air
yang mengalir.
7. Tutup luka dengan perban steril atau kain bersih.
8. Lakukan pertolongan untuk korban syok bila diperlukan.
9. Bila pertolongan medis belum datang dan terlihat ada tandatanda infeksi. Rebahkan korban dan bagian yang luka jangan
digerakkan. Tutup luka dengan kain basah hangat, sampai
pertolongan datang.

Luka Goresan Atau Tergaruk


Luka goresan dapat dengan mudah menjadi infeksi bila
permukaan kulit bagian luar terbuka dan mengalami kerusakan.
Penanganan :
1. Cuci tangan dengan air dan sabun sebelum melakukan
pertolongan untuk mencegah kontaminasi pada luka.
2. Cuci bagian luka dengan sabun untuk menghilangkan kotoran
yang melekat pada luka, gosok secara perlahan.
3. Jangan mengobati luka sendiri tanpa persetujuan dokter.
4. Luka goresan kecil tidak perlu ditutup, tetapi jika luka terlihat
lebar tutup dengan kain bersih.
5. Periksa kembali jika terjadi tanda-tanda infeksi seperti warna
kemerahan, pembengkakan, dan bernanah. Usahakan korban
dalam posisi tidur dan tidak banyak bergerak. Tutup luka
dengan kain basah hangat, sampai pertolongan datang.
6. Hubungi petugas medis atau dokter apabila luka yang terjadi
lebar dan dalam. Ada kemungkinan perlu mendapat suntikan
tetanus.
Luka Tertutup
Luka seperti ini tidak dapat dilihat dari luar

permukaan kulit

dan tidak terlihat adanya goresan pada kulit.


Gejala :
1.
2.
3.
4.

Terasa sakit pada bagian yang terluka.


Korban muntah berwarna merah kehitaman seperti kopi.
Batuk-batuk disertai darah keluar berwarna merah terang.
Tinja berwarna gelap atau ada bercak darah berwarna merah

terang.
5. Pada urin yang keluar mengandung sel-sel darah merah.
6. kulit terlihat pucat.
7. Kulit tubuh lembap dan terasa dingin.
8. Denyut nadi cepat tetapi susah diraba.
9. Napas cepat.
10. Pusing.
11. Bengkak.
12. Tidak dapat beristirahat.
13. Merasa haus.
Penanganan :
1. Buka jalan perbapasan dan lakukan pernapasan buatan bila
diperlukan.

2. Hubungi segera petugas medis.


Perawatan Lanjutan :
1. Usahakan korban dalam posisi tidur dan tenang.
2. Bila korban muntah, miringkan kepala untuk mencegah
tersedak.
3. Bila korban kesulitan dalam bernapas, letakkan bantal
dibawah bahu.
4. Perioksa bila ada luka seperti luka patah tulang misalnya.
5. Usahakan korban sehangat mungkin.
6. Jangan memberi sesuatu pada korban seperti makan atau
minum.
7. Pastikan korban untu bersikap tenang, karena

hal ini

berperan penting dalam kelancaran pada pertolongan.


8. Bila korban terpaksa dipindahkan, lakukan dengan
didampingi oleh asisten medis yang sudah berpengalaman.
Bawa korban hati-hati dengan posisi tidur.

Sumber:

http://hadianzah28.blogspot.co.id/2012/07/penanganan-

kecelakaan-kerja.html?=1

S-ar putea să vă placă și