Sunteți pe pagina 1din 3

Kelompok 1

1. Hefriansya Rizky P.
105040200111079
2. Gede Krisna A.
105040200111203
3. Yurike Dewi Ismawati135040200111018
4. Teja Kusuma
135040200111070
5. Ahmad Hhudan Nazaruddin 135040200111129
6. Raden Hutimi Hadi P.
135040200111137
7. M. Syaikhu Amri S.
135040200111170
8. Rifansyah Randy Baharuddin 135040201111022
9. Dinar Rustikawati
135040201111123

1. Dampak negative menurunya daya dukung


Tanaman tidak dapat berfotosintesis
Tanaman kerdil (kurang unsur hara)
Erosi dan run off pada kemiringan yang curam, pada lahan terbuka tanpa
cover crop
Pengolahan lahan secara kontinyu
Jarak tanaman terlalu dekat antar tanaman memicu munculnya penyakit
tanaman
Tanaman tidak tumbuh optimal jika jenis tanahnya tidak sesuai
Hasil produksi tidak optimal
Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya dukung lahan terhadap tanaman
bidudaya adalah dengan cara meminimalisir input dari luar (pupuk, bibit, maupun
pestisida) dan mengurangu pengolahan tanah yang sangat intensif. System pertanian
tersebut dapat diterapkan dengan system pertanian berlanjut
2. Manfaat recovery dalam pertanian
Mengembalikan unsur hara dalam tanah
Meningkatkan aktivitas organisme tanah
Meningkatkan biodiversitas
Meminimalisir degradasi lahan

3. PENGARUH LAMA CEKAMAN AIR DAN FREKUENSI PEMBERIAN


GANDASIL B TERHADAP KUALITAS MELON
Buah melon yang ditanam di daerah dengan curah hujan yang tinggi akan
menghasilkan buah dengan kadar gula yang rendah. Thompson dan Kelly (1978)
menyatakan bahwa untuk mendapatkan buah dengan rasa yang manis diperlukan
keadaan iklim yang panas, kering dan bercahaya penuh. Cuaca dengan curah hujan
yang rendah menyebabkan kualitas buah dan kadar gulanya tinggi, rasa buah manis
serta aroma khas berkembang dengan baik. Untuk itu pemberian air pada budidaya
melon merupakan salah satu masalah penting yang perlu diperhatikan dalam upaya
peningkatan mutu buah melon. Tanaman melon memerlukan air dalam jumlah yang
cukup pada saat penanaman sampai dengan munculnya bunga sempurna, dan
pemberian air dikurangi pada saat penyerbukan bunga sampai dua puluh hari
sesudahnya. Dengan mengurangi air maka pembentukan jala akan terjadi dengan baik,
mengurangi air menjelang panen akan meningkatkan kadar gula.
Esya (1997) melaporkan bahwa pada kondisi cekaman air 60% dari kapasitas
lapang, kadar gula total buah melon meningkat dibandingkan pada keadaan tanaman
cukup air, namun bobot buah menurun seiring dengan menurunnya kadar air tanah.
Untuk mencegah menurunnya bobot buah melon akibat cekaman air dan serapan
unsur hara melalui tanah maka perlu pula pemberian pupuk melalui daun yang
diharapkan dapat memenuhi kekurangan- kekurangan unsur hara tanaman dan

mencegah menurunnya bobot buah. Pemupukan melalui daun memiliki kelebihan


yaitu penyerapan haranya berjalan lebih cepat dibanding pupuk yang diberikan lewat
akar. Pada kondisi tanaman mengalami cekaman air, tekanan turgor akan berkurang,
dengan penyemprotan melalui daun, maka tekanan tnsuurgor akan meningkat dan
hara yang akan diperoleh tanaman (Prajnanta, 2002).
terbatasnya air akan menyebabkan pertumbuhan terganggu dan kekurangan air
mengakibatkan peningkatan etilen di daun dan buah yang dapat mempercepat panen.
Hal ini ditandai dengan berubahnya kondisi fisik tanaman yang memperlihatkan
gejala penuaan, seperti perubahan warna daun menjadi kuning. Cekaman air yang
diberikan pada awal pertumbuhan generatif menyebabkan berkurangnya asimilasi
CO2, dan pemberian air yang cukup setelah masa cekaman tidak mampu
memperlambat panen. Akibatnya dapat dilihat pada bobot kering tanaman yang
semakin menurun dan bobot buah yang semakin kecil serta ketebalan daging buah
yang semakin berkurang. Hal yang sama dilaporkan oleh Mederski dan Jeffers (1973)
bahwa tanaman yang mengalami kekurangan air akan mengalami penuaan yang cepat.
Lamanya cekaman air yang diberikan pada tanaman dapat mempercepat umur
panen, menurunkan bobot kering tanaman, menurunkan bobot segar buah, dan
mengurangi tebal daging biah.

DAFTAR PUSTAKA
Esya, L. V. Pengaruh Konsentrasi Cycocel (CCC) Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Melon Pada Kondisi Ceniversitas Andalas Padang. 68 halaman.
Mederski, H. J. And D. L. Jeffers, 1973. Yield Response of Soybean Varietas
Grown at Two Soil Moisture Stress Level. Agron. J. (65): 410 412.
Prajnanta, F., 2002.
Melon, Pemeliharaan Secara Intensif, Kiat Sukses
Beragribisnis. Penebar Swadaya Jakarta. 163 halaman.
Thompson, H. C. And W. C. Kelly. 1978. Vegetable Crops. Fifths edition. Mc.
Graw Hill Book Company. Inc. New York. P. 523 532.

S-ar putea să vă placă și