Sunteți pe pagina 1din 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari
aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan
merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki
hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan, sensitifitas
garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah
beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.
Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga
kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama
kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga,
hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus.
Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki
kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita
hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil
memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa
faktor.
Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar
hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih
serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan
sangat membahayakan baik baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa
menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari.
Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi.
Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi
1

otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan berat
badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur.
Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2
pada kasus keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa
sering pusing, penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria
(protein pada urin) pada pemeriksaan laboratorium.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipertensi dalam kehamilan?
2. Apa saja etiologi dari hipertensi dalam kehamilan?
3. Apa saja gejala hipertensi pada ibu hamil?
4. Apa saja klasifikasi hipertensi dalam kehamilan?
5. Apa patofisiologi dari hipertensi?
6. Apa saja penatalaksanaan pada ibu hamil?
7. Bagaimana cara penerapan asuhan keperawatan pada kasus ibu hamil dengan
resiko tinggi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari hipertensi dalam kehamilan
2. Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi dalam kehamilan
3. Untuk mengetahui gejala hipertensi pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari hipertensi
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan
7. Untuk mengetahui cara penerapan askep keluarga pada ibu hamil dengan resiko
tinggi.

BAB II
PEMBAHASAN

I.

Konsep Dasar
A. Pengertian
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan
nifas. (Obsteri Patologi, Univ. Padjajaran Bandung, 1984)
Hipertensi adalah kelainan yang tidak diketahui etiologinya yang terjadi
dalam kehamilan, dimanifestasikan dengan hipertensi, (tekanan sistolik 30 mmHg
dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai dasar) edema dan proteinura
(preeklamasia) yang dapat berlanjut pada kejang/koma (eklamsia). (Rencana
Perawatan Material Bayi, 2001)

B. Etiologi

Penyebab hipertensi pada sebagian besar kasus, tidak diketahui sehingga


disebut hipertensi esensial. Namun demikian, pada sebagian kecil kasus hipertensi
merupakan akibat sekunder prosespenyakit lainnya, seperti ginjal; defek adrenal;
komplikasi terapi obat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah:
1. Hipertensi Esensial
Penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktoremosi (Stress)
dan lingkungan (pola hidup).
2. Penyakit Ginjal
Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil
adalah :
a. Glomerulonefritis akut dan kronik
b. Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)
C. Gejala Hipertensi pada Ibu Hamil
a. Sakit kepala
b. Mudah lelah
c. Mual, Muntah
d. Sesak napas
e. Gelisah
f. Perdarahan dari hidung
g. Wajah kemerahan
h. Pandangan menjadi kabur sebab adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal.
D. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan
Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial.
2. Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
3. Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).
4. Pre-eklamsia.
5. Eklamsia.

E. Patofisiologi
Pada ibu hamil normal plasenta menghasilkan progesteron yang bertambah
hal ini menyebabkan ekresi natrium lebih banyak karena progesteron berfungsi
4

sebagai diuretik ringan.Kehilangan natrium menyebabakan penyempitan dari


vilume darah kompartemen vaskuler, pada kehamilan dengan pre eklamsi
menunjukan adanya peningkatan resistensi perifer dan vasokontriksi pada ruang
vaskuler, bertambahnya protein serum (albumin dan globulin ) yang lolos dalam
urine disebabkan oleh adanya lesi dalam glomerolus ginjal, sehimgga terjadi
oliguri karena menurunya aliran darah ke ginjal dan menurunya GFR (glomerulus
filtrat rate ) kenaikan berat badan dan oedema yang disebabka penambahan cairan
yang berlebiha dalam ruang intrestisial mungkin berhubungan dengan adanya
retensi air dan garam, terjadinya pergeseran cairan dari ruang intravaskuler ke
intertisialdiikuti oleh adanya kenaikan hematokrit, peningkatan protei serum
menambah oedem dan menyebabkan volume darah berkurang, visikositas darah
meningkat dan waktu peredaran darah teri menjadi lama.

F. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaannya antara lain :
1. Deteksi Prenatal Dini
Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia
kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36
minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Penatalaksanaan Di Rumah Sakit
Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
a. Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari
temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri
epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat.
b. Berat badan saat masuk
c. Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2
hari

d. Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara
tengah malam dan pagi hari
e. Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim
hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
f. Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara
klinis maupun USG
g. Terminasi kehamilan
Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat
inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu dan janin.
Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya
induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal, diindikasikan
seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
3. Terapi Obat Antihipertens
Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau
memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi
dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
4. Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat
Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran.
Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan
pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi
berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan
konservatif atau menunggu terhadap kelompok tertentu wanita dengan
tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

II.

Konsep Asuhan Keperawatan


Ny. T berusia 18 tahun sedang hamil anak pertamanya dengan usia
kandungan 28 minggu. BB ny.T pada saat sebelum hamil 50kg, pada saat hamil
menjadi 65kg. TD 180/150mmhg, R 26x/mnt, N 118x/mnt. Ny.T tinggal bersama

suami nya yang bernama Tn.K, Tn.K berusia 30tahun dan bekerja sebagai buruh
kuli bangunan yang berpenghasilan sekitar 300-500rb/bulan. Karena keterbatasan
biaya Ny. T tidak memeriksakan kandungan nya ke dokter ataupun ke bidan,
sehingga mengakibatkan kurang terkontrolnya kandungan Ny. T ini. Mereka
tinggal di sebuah kamar kontrakan yang berukuran 3x3 meter dengan ventilasi dan
pencahayaan yang baik. Ny. T mengatakan bahwa ibu nya dulu sewaktu
mengandung mengalami hal yang sama dengan diri nya saat ini, yaitu hipertensi
dan udem. Ny. T mengaku bahwa selama hamil tidak pernah mengontrol makanan
yang dia makan, dia juga mengatakan bahwa dia lebih suka pada makanan yang
asin dibandingkan dengan makanan yang manis.
A. Data Umum
Nama Kepala Keluarga (KK)
: Tn. K
Alamat
: Jl. Dahlia Kebun Sayur
Pekerjaan Kepala Keluarga
: Buruh Kuli Bangunan
Pendidikan Kepala Keluarga
: SD
Komposisi keluarga
:

No
1

Nama
Ny. T

Jenis kelamin

Hubungan dengan

Umur

Pendidikan

Perempuan

KK
Istri

18thn

SD

Genogram:

Amir
70 thn

Vx]

Ana
69 thn

Ari
75 thn

Nana
17 thn

Andri
23 thn
7

Susi
71 thn

Keterangan:
: Laki-laki
: Laki-laki sudah meninggal
: Perempuan
: Perempuan sudah meninggal
: Ibu hamil

: Identifikasi keluarga

: Tinggal dalam satu rumah

Tipe Keluarga

: Keluarga inti (Nuklear)

Suku bangsa

: Sunda

Agama

: Islam

Status sosial ekonomi keluarga

: Dibawah UMR

Aktifitas rekreasi keluarga

: Nonton tv

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga baru/pemula (beginning
family)
2. Tahap kembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Membangun perkawinan yang saling memuaskan : dari hasil
wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa komunikasi
yang terjalin antara Ny. T dan Tn. K kurang baik, karena Tn. K
merupakan

seorang

yang

keras

sehingga

tidak

memberikan

kesempatan kepada Ny. T untuk berpendapat.


Membangun jaringan keluarga yang harmonis : meskipun Tn. K ini
keras tetapi Tn. K masih menjaga hubungan antara keluarga nya
dengan keluarga istri nya begitu pun Ny. T. sehingga bisa disimpulkan
bahwa mereka sudah bisa menjalankan fungsi sosialisasi keluarga.
Merencanakan Keluarga : karena Tn. K keras dan tidak memberikan
kesempatan pada Ny. T untuk berpendapat, maka untuk masalah KB
ini keputusan nya diambil oleh Tn. K yang menginginkan untuk segera
mempunyai anak. Padahal Ny. T ingin nya menunda kehamilannya
dikarenakan dia merasa belum mampu untuk merawat anak dengan
kondisi ekonomi seperti sekarang ini. Dengan kondisi nya yang
sekarang Ny. T kurang mengetahui bagaimana cara nya melakukan
parawatan pada dirinya yang sedang hamil.
3. Riwayat Keluarga Inti :
Selama 6 bulan terakhir ini, Ny. T mengatakan belum pernah
memeriksakan kandungannya ke bidan di karenakan tidak ada uang untuk
membayarnya. Sehingga Ny. T tidak menyadari bahwa kenaikan berat
badannya tidak normal dan tekanan darah nya juga tidak normal. Untuk
Tn.K selama 6 bulan terakhir ini hanya pernah merasakan flu dan batuk
selama 4 hari dan sembuh dengan mengkonsumsi obat warung.
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
9

Tn. K mengatakan, keluarga Tn. K dan Ny. T tidak mempunyai riwayat


penyakit yang berbahaya seperti kencing manis, TBC, jantung, hipertensi,
dan hepatitis.
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Kondisi kamar kontrakan permanent dengan lantai yang memakai ubin,
luas kamar 3x3 meter2 dan hanya terdiri dari sebuah kamar. Ventilasi
dan pencahayaannya cukup baik yang berasal dari jendela dan ventilasi.
Di kamar kontrakan nya ini kamar mandi terletak di luar kamar dan
dipergunakan

bersama-sama

dengan

tetangga

kontrakan

lainnya.

Sedangkan sumber air minum keluarga berasal dari ledeng. Denah rumah
Tn. C dalah sebagai berikut.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tn. K mengatakan bahwa hubungan seluruh anggota keluarga dengan
masyarakat lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan
dilakukan dengan gotong royong, jarak rumah dengan tetangga cukup
dekat, disini tidak ada budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. Mobilisasi geografis keluarga
Tn. K mengatakan bahwa keluarga mempunyai kebiasaan berpindah
tempat karena keluarga belum memiliki rumah tetap.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. K mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi pada malam hari
setelah makan malam sambil menonton TV. Dalam keluarga sering
mengalami masalah serta konflik dalam berinteraksi
10

D. Struktur Keluarga
1. Sistem pendukung keluarga
Yang merawat Ny. T hanya suaminya, Ny. T mengatakan bila ada sisa dari
kebutuhan sehari-hari, ditabung untuk biaya persalinan.
2. Pola komunikasi keluarga
Tn. K mengatakan bahwa anggota keluarga berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Sunda. Komunikasi berlangsung dengan kurang baik
karena yang dilakukan Tn. K ini sering kali adalah komunikasi 1 arah dan
ini yang membuat Ny. T kurang nyaman sehingga tidak dapat berdiskusi
dengan baik untuk kesehatan kandungannya dengan Tn.K.
3. Struktur kekuatan keluarga
Tn. K mengatakan apabila ada masalah maka dia sendiri yang akan
mengambil keputusan tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan
istri.
4. Struktur peran
Tn. K mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah dan
Ny. T sebagai ibu rumah tangga.
5. Nilai dan norma keluarga
Ny. T sangat mempercayai kebiasaan pada orang sunda pada saat sedang
hamil. Dia selalu membawa-bawa gunting, penitik, benang dan panglai
kemana pun dia pergi. Dia percaya bahwa itu semua dapat melindungi
dirinya dan kandungannya.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain. Setiap anggota keluarga selalu membina
kehangatan

dalam

rumah

tangganya

dan

setiap

malam

menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga.


2. Fungsi sosial

11

selalu

Tn. K mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma


budaya dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
keluarga dan yang berlaku di masyarakat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Tn. K mengatakan jika ada keluarga yang sakit, cukup dengan
mengkonsumsi obat warung saja, karena alasan ekonomi.
4. Fungsi reproduksi
Ny. T mengatakan bahwa tidak dia tidak mengetahui bagaimana cara nya
merawat kandungan dan tidak pernah memeriksakan kandungannya
tersebut ke bidan dikarenakan masalah ekonomi.
5. Fungsi ekonomi
Tn. K mengatakan penghasilan yang didapat hanya mencukupi kebutuhan
makan sehari-hari dan keluarga hanya mampu menyajikan makanan
seadanya seperti : nasi putih, sayur-sayuran, tahu, tempe, telor, ikan laut,
kadang-kadang daging. Anggota keluarga mempunyai pakaian ganti
walaupun sangat sederhana. Keluarga belum bisa memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada karena hawatir harus membayar, sehingga apabila ada
anggota keluarga nya yang sakit cukup dengan mengkonsumsi obat
warung saja.
F. Stres dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Sressor jangka pajang : Tn. K mengatakan masalah dalam keluarganya
yang sampai saat ini masih dirasakan adalah masalah ekonomi. Ny. T
mengatakan penghasilan di keluarganya hanya pas-pasan bahkan
kadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Stressor jangka pendek : Ny. T merasakan kebingungan merawat
kandungannya ini. Dia tidak tahu bagaimana cara merawat
kandungannya tersebut.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor :

12

Tn. K mengatakan bila ada masalah dalam keluarga, maka segera dibicarakan
dengan anggota keluarga untuk mencari pemecahan masalah.
3. Strategi koping yang digunakan
Tn. K mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang
menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada seperti
menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dan selalu
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. K mengatakan anggota keluarganya

tidak

ada

yang

menggunakan cara-cara diluar cara umum seperti kekerasan


dalam menghadapi masalah.
G. Pemeriksaan Fisik
N

Pemeriksaan fisik

Tn. K

Ny. T

o
1.
2.

Keadaan umum
TTV

Baik, tampak kurus


TD :130/100 mmhg

Baik, gemuk
TD : 180/150 mmhg

Nadi : 90x/mnt

Nadi : 118x/mnt

Suhu : 36,5

Suhu : 36,7

RR : 20 x/mnt
BB : 50 kg

RR : 26x/mnt
BB : 65 kg

TB : 160 cm

TB : 155 cm

Bentuk

Lonjong, simetris

Lonjong, simetris

Rambut

Merata, tidak rontok

Merata, sedikit rontok

Kulit kepala

Tidak ada luka

Tidak ada luka

Kelainan

Tidak ada

Tidak ada

Konjungtiva

Merah

Pucat

Simetris

Simetris

Simetris

3.

Antropometri

4.

Kepala :

5.

Mata :

13

Visus
Hidung :

6/6

6/6

Tulang hidung

Tidak bengkok

Tidak bengkok

Septum nasi

Tidak berdarah

Tidak berdarah

Kelainan
Telinga :

Tidak ada

Tidak ada

Ukuran telinga

Sedang

Sedang

Lubang telinga

Tidak berdarah

Tidak berdarah

8.
9.
10

Pendengaran
Mulut dan faring :
Leher : kelenjar tiroid
Integument dan kuku

Baik
Tidak ada keluhan
Tidak membesar

Baik
Tidak ada keluhan
Tidak membesar

Integument

Tidak ada luka dan penyakit Tidak ada luka dan penyakit kulit

6.

7.

kulit
Kuku
11. Thorak
Paru-paru

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan


Tidak ada suara tamabahan

Tidak ada suara tambahan


Tidak ada pembesaran jantung

Jantung

12
.

Mamae
Abdomen

Tidak ada pembesaran jantung

Terjadi

pembesaran

Tidak ada keluhan

produksi air susu

karena

Tidak ada benjolan, tidak ada Palpasi :


nyeri, tidak ada acites

Leopold 1 : TFu 30 cm, usia janin


28 minggu, pada fundus teraba
keras, bulat dan lunak (bokong).
Leopold 2 : Punggung janin
terletak di bagiart perut kanan
dan

bagian

keci-kecil

(ekstremitas), teraba pada perut


14

sebelah kiri
Leopold

Teraba

bulat,

melenting dan keras (kepala) dan


bagian terbawah masih dapat
digoyang-goyangkan.
Leopold 4 : Kepala janin belurn
masuk PAP.

Auskultasi : DJJ 100x/mnt


13

Ekstermitas :

Gerakan
Udeme

Dapat digerakan

Dapat digerakan

Tidak ada udeme


Udeme
H. Harapan Keluarga
Ny. T berharap bisa memantau lebih lanjut kondisi kadungannya ini hingga
proses melahirkan nanti. Ny. T juga berharap agar bisa mendapat keringanan
biaya dalam hal pemeriksaan kehamilan dan proses melahirkan nantinya.
I. Analisis data

No Data
1. Data subjektif :

Masalah Kesehatan
Diagnosa keperawatan
Hipertensi
pada Hipertensi
pada
kehamilan

Klien manyatakan dirinya kehamilan

berhubungan dengan tidak tahuan

sedang

ibu dalam merawat kandungan.

hamil.

mengeluh

bahwa

klien (pre eklamsia berat)


dia

merasa nyeri leher dan


kepala.

Sebelum

hamil

klien menyatakan bahwa


klien tidak tahu apa itu
hipertensi,

serta

tidak

15

mengetahui apa diri nya


sebelum

hamil

juga

hipertensi atau tidak. Klien


tidak pernah menjalani diet
apapun
hanya

sehingga
makan

klien

makanan

kesukaannya saja (makanan


asin)

Data objektif :
TD : 180/150 mmhg
Suhu : 36,7
Nadi : 118x/menit
RR : 26x/menit
BB asal 50 kg
Bb sekarang 65 kg
2.

Data subjektif :

BUMIL, resti/ kehamilan Anemia

Ny. T

berhubungan

Ny. T mengatakan usianya diusiamuda

denganketidakmampuankeluarga

saat ini 18 tahun dan

merawatanggota keluargadengan

sedang hamil 28 minggu.

BUMIL resti

Ny. T mengatakan sejak


dulu

tidak suka

makan

sayur-sayuran
Ny.T
tahu

mengatakan
ba-haya

tidak

kehamilan
16

diusia muda.
Ny.T mengeluh tidak dapat
mengontrol kandungannya
karena masalah ekonomi,
sehingga tidak terpantau
perkembangan
kandungannya.
Ny.T mengatakan kadangkadang pusing

Data objektif :
Konjungtiva anemis
TD = 110/90 Mmhg
N = 82x/menit
S = 36,8C
RR = 23x/menit
CRT = 3 detik

J. DIAGNOSA
1. Hipertensi pada kehamilan berhubungan dengan tidak tahuan ibu dalam
merawat kandungan.
2. Anemia Ny. T berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan BUMIL resti

17

SKALA PRIORITAS MASALAH


MASALAH KESEHATAN HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

No.
1.

Kriteria

Perhitungan
3
x1
3

Sifat masalah

Skor
1

Pembenaran
Saat ini Ny. T hamil

Potensial = 1

28 minggu pada usia 18

Resiko = 2

tahun kehamilan usia

Aktual = 3

muda adalah keadaan


dimana seorang
mengalami masa konsepsi
dengan usia < 20 tahun
yang akan dapat
menyebabkan
komplikasi pada eklamsi
dan preeklamsi
dalam persalinan Ny. T

2.

0
x2
2

Kemungkinan masalah dapat diubah

tidak dapat mengontrol

Mudah = 2

kandungannya karena

Sebagian = 1

masalah ekonomi

Tidak dapat = 0
18

3.

Potensi masalah untuk dicegah


1
x1
3

Tinggi = 3

1
3

Kehamilan usia muda


dapat dicegah dengan

Sedang = 2

tingkat pengetahuan tinggi

Rendah = 1

dan perekonomian yang


memadai. Dengan
tingkat pendidikan SD
pada keluarga Ny. T maka
mereka tidak mengetahui
cara mencegah bahaya
kehamilan usia muda

4.

Menonjolnya masalah
1
x1
2

Segera ditangani = 2

1
2

Harus ditangani segera


supaya keluarga dapat

Dirasakan tapi tidak segera ditangani

memutuskan tindakan

=1

perawatan yang tepat pada

Masalah tidak dirasakan= 0

anggota keluarga yang


sakit.
5
1
6

JUMLAH SKOR

SKALA PRIORITAS MASALAH


MASALAH KESEHATAN PADA BUMIL RESTI

No.

Kriteria

Perhitungan

19

Skor

Pembenaran

1.

3
x1
3

Sifat masalah

Saat ini Ny. T hamil

Potensial = 1

28 minggu pada usia 18

Resiko = 2

tahun kehamilan usia

Aktual = 3

muda adalah keadaan


dimana seorang
mengalami masa konsepsi
dengan usia < 20 tahun
yang akan dapat
menyebabkan
komplikasi pada eklamsi
dan preeklamsi
dalam persalinan Ny. T

2.

Kemungkinan masalah dapat diubah


0
x2
2

Mudah = 2

3.

tidak dapat mengontrol

Sebagian = 1

kandungannya karena

Tidak dapat = 0

masalah ekonomi

Potensi masalah untuk dicegah


1
x1
3

Tinggi = 3

1
3

Kehamilan usia muda

Sedang = 2

dapatdicegah dengan

Rendah = 1

tingkat pengetahuan tinggi


dan perekonomian
yangmemadai.Dengan
tingkat pendidikan SD
padakeluarga Ny. T

20

makamereka tidak
mengetahuicara mencegah
bahayakehamilan usia

4.

1
x1
2

Menonjolnya masalah

muda

1
2

Segera ditangani = 2

Keluarga

Dirasakan tapi tidak segera ditangani

mengatakanmasalah

=1

BUMIL resti perlu untuk

Masalah tidak dirasakan= 0

segera ditangani karena


dikhawatirkan
dapatmembahayakankesel
amatan jiwa BUMILdan
janinnya

JUMLAH SKOR

5
6

Prioritas diagnosa adalah :


1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang preeklamsi berat
2. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat dan mengontrol kandungan karena
masalah ekonomi.

21

K. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnosa

Tujuan

Keperawatan

1.

Hipertensi pada

Umum
Keluarga

kehamilan

Kriteria Evaluasi

Rencana Keperawatan
Keluarga

Khusus
Keluarga

Kriteria
Kogniti

memiliki

mengetahui

berhubungan

pengetahua

bahwa penyakit

informasi

dengan

hipertensi

mengenai

ketidaktahuan ibu

penanganan

merupakan

penyakit, gejala

dalam merawat

dan kontrol

penyakit yang

kandungan.

penyakit.

disebabkan krn

Afektif

Standar
1. Memberikan
sejumlah

dan penyebabnya
dan bahaya

gaya hidup yang

komplikasi yang
Afektif

salah.
Keluarga tidak

ditimbulkan
tentang resiko pre

membiarkan
eklampsi terhadap
Ny. T memakan
istri dan calon
ikan asin dan
-

bayinya
2. Memberikan

daging.
Keluarga

daftar menu bagi


memisahkan
ibu hamil dengan
makanan
pre eklamsi
3. Anjurkan

anggota
keluarga dengan

keluarga untuk

makanan Ny.T.

memisahkan
makanan anggota
keluarga dengan

22

makanan Ny. T.

2.

Anemia Ny.

Setelah

Setelah diberikan

T berhubungan

diberikan

asuhan selama 30

Keluarga

1. Gali

mampu

pengetahuan

mengenal

keluarga tentang

faktor pen

anemia yang

Kogniti
dengan

asuhan

menit diharapkan:
f

ketidakmampuan

keperawata

Keluarga

keluarga merawat

n selama 2

mengenal

yebab,

anggota keluarga

minggu

faktor penyeba

gejala dan

dengan BUMIL

diharapkan

resti

keluarga
dapat
mencegah
terjadinya
penyulit
pada saat
kehamilan
dan
persalinan

Afektif

keluarga

b, gejala dan

dampak

dampak dari

dari

anemia pada

anemia

tentang pengertia
n, gejala dan
dampak buruk
Afektif

ibuhamil.
Keluarga

dialami ibu.
2. Jelaskan pada

pada ibu
akibat
hamil
anemia pada ibu.
3. Jelaskan

dapat
mengambil

kembali hal-hal

keputusan

yang belum

yang tepat

Keluarga

untuk perawat

dapat

an kehamilan

mengambi

untuk tetap

memeriksakan

keputusan

kehamilan istrinya

yang tepat

dengan teratur

istrinya.
Keluarga
mampu
merawat ibu
hamil dengan

23

dimengerti
4. Sarankan KK

ketempat
pelayanan

anemia.

Keluarga

kesehatan.
5. Sarankan pada

mampu
KK
merawat
untuk member
dan
perhatian yang
memperba
iki kondisi

lebih pada ibu.


6. Anjurkan ibu

ibu hamil

untuk mengurang

dengan

i aktivitas

anemia

yang berlebihan.
7. Anjurkan ibu
untuk makan
makanan yang
sehat dan bergizi.
8. Anjurkan ibu
untuk selalu
memeriksakan
kehamilannya dan
memeriksakan
kadar hemoglobin
darahnya
di pelayanan
kesehatan

BAB III
PENUTUP

24

A. Kesimpulan
Penyakit Hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang
terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas.
(Obsteri Patologi, Univ. Padjajaran Bandung, 1984)
Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil,
antara lainnya sebagai berikut:
1. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial adalah penyakithipertensi yang disebabkan oleh faktor

2.

herediter, faktoremosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).


Penyakit Ginjal

Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:


1. Hipertensi esensial.
2. Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced
hypertension.
3. Hipertensi diinduksi kehamilan(pregnancy-induced hypertension, PIH).
4. Pre-eklamsia.
5. Eklamsia.

B. Saran
Diharapkan ibu hamil dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang
dapat mengakibatkan seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factorfactor antara lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain.
Kami sadar Dalam pembuatan makalah ini saya masih terdapat banyak
kekuranganuntuk itu saya mohon saran demi menyempurnakan makalah ini.

25

26

S-ar putea să vă placă și