Sunteți pe pagina 1din 12

Letak GeografI Kecamatan Mijen

Kecamatan Mijen termasuk salah satu dari 15 kecamatan yang ada dalam wilayah
administrasi Kota Semarang. Secara administrasi kecamatan Mijen terdiri dari 14 Kelurahan
yaitu Kelurahan Kedungpane, Jatibarang, Pesantren, Cangkiran, Tambangan, Mijen,
Ngadirjo, Jatisari, Polaman, Wolopo, Purwosari, Bubakan, Wonoplumbon, dan
Karangmalang. Kecamatan Mijen adalah salah satu kecamatan terluas di kota Semarang,
dengan luas wilayah 57,55 Km2, terletak pada ketinggian 253,00 mdpl dengan batas wilayah
administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara
: Kecamatan Ngaliyan
Sebelah Selatan : Kabupaten Boja
Sebelah Barat
: Kabupaten Kendal
Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Pati

Tataguna lahan Kecamatan Mijen


Pada Kecamatan Mijen penggunaan lahan masih berupa kegiatan desa. Penggunaan
lahan yang bercirikan desa ini tersebar secara merata diseluruh wilayah. Sedangkan
penggunaan lahan yang bercirikan perkotaan tersebar di wilayah pusat aktivitas. Daerahdaerah yang cukup cepat perkembangannya memjadi kawasan terbangun menjadi kawasan
perkantoran, perdagangan dan jasa ada pada wilayah Kelurahan Wonopolo, Mijen, dan
Cangkiran. Kelurahan ini menunjukan perkembangan kawasan terbangun yang signifikan.
Di Kecamatan Mijen juga ada penggunaan lahan untuk perumahan terencana (real
estate).

Penentuan Lokasi Perencanaan di Kecamatan Mijen

Aksesbilitas, dilalui BRT dan lokasi strategis


Harga lahan yang masih murah dan terjangkau
Kelerengan datar dan landai serta hidrologi yang berupa akuifer sedang penyebaran
luas
Tata guna lahan berdasarkan RTRW Kota Semarang yang diperuntukan sebagai
kawasan pemukiman

Adapun kriteria penentuan lokasi permuahan dan permukiman adalah sebagai berikut:
1.
Kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi kecamatan mijen
tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan
produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah
dibawah jaringan listrik tegangan tinggi
2.
Kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi kecamatan mijen
tersebut bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran
air permukaan dan air tanah dalam;
3.
Kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas),
kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung), kemudahan
berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia) di kecamatan mijen. Lokasi
perumahan ini dekat dengan akses jalan dan di lalui BRT.
4.
Kriteria keindahan/ keserasian/ keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan
penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan kecamatan mijen.
5.
Kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan
fisik/ pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan
keterpaduan prasarana di kecamatan mijen.
6.
Kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian
ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap penempatan
sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; dan
7.
Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan
karakter sosial budaya masyarakat kecamatan, terutama aspek kontekstual terhadap
lingkungan tradisional/ lokal setempat di kecamatan mijen.

Konsep Perencanaan Perumahan Terjangkau


Livable And Properous Housing

Livable pada konsep ini mencangkup layak secara bangunan serta ruang-ruang di
dalam bangunannya.
Livable pada konsep ini juga mencangkup standarisasi kelayakan rumah yang ditinjau
dari lingkungan yang sehat dan aman yang di dukung prasarana, sarana dan utilitas

Prosperous atau sejahtera yang dimaksud dalam konsep ini adalah bagaimana
kebutuhan manusia yang mencangkup aspek fisik, sosial dan juga budaya dapat
terpenuhi.
Prosperous atau sejahtera, rumah merupakan salah satuwujud aktualisasi diri manusia.
Maka apabila seseorang memiliki sebuah rumah yang layak sebagai tempat
berlindung, dapat dikatakan pula bahwa kesejahteraan orang tersebut semakin
meningkat.

Tahapan Desain Proyek


Pada tahap awal proyek biasanya dilakukan feasbillity atau studi kelayakan, apakah sebuah
proyek perumahan ini layak dilaksanakan baik dilihat dari keteknikan maupun keekonomian.
Tahap kedua mengenai penjabarannya yaitu desain, evaluasi biaya dan pembuatan
dokumen kontruksi (Rencana Kerja dan syarat-syarat atau RKS)
1.

Preliminary Design

2.

Final Design

3.

Cost Re-evaluation or Value Engineering

4.

Construction Documents and Bid Specifications

1.PreliminaryDesign
Selama tahap desain awal, penekanan utama adalah pada desain arsitektural-mekanikal-sipil .
Desain semua proses atau Flowsheet juga akan selesai pada tahap ini untuk memastikan
bahwa Flow-nya benar dapat terintegrasi ke dalam Preliminary Design.
Karakter ini bisa dibayangkan misalnya pada Proyek Pembangunan Hotel,
perumahan, Gedung Perkantoran, Pembangunan Bendungan, Pembangunan Terminal
Batubara, Pembangunan Ruang Pendingin (ColdStorange) dan masih banyak lagi lainnya.
Tema tema tersebut tentunya bisa dibayangkan para pihak yang dilibatkan. Data awal
adalah Hal Mutlak dan Perlu seperti Peta Lokasi kecamatan mijen, Soil Test/analisis tanah
yang baik dan Data Topography dan Bathimetri kecamatan mijen dengan luas wilayah 57,55
Km2, terletak pada ketinggian 253,00 mdpl. Berdasarkan data awal tersebut batasan batasan
kriteria akan dapat dengan lebih mudah dikembangkan oleh Enginer. Ada kalanya data awal
juga berawal dari batasan kebutuhan, Peralatan Existing yang digunakan, Teknologi yang
sudah terlanjur dipakai, Pemahaman sebagian besar karyawan atau bahkan kebiasaan Client.
Sejumlah gambar yang cukup kemudian diselesaikan untuk mengkomunikasikan konsep
desain. Jumlah gambar yang dibutuhkan adalah sangat tergantung pada ukuran dan
kompleksitas proyek perumahan tersebut.
Pada perencanaan awal proyek dipersiapkan beberapa gambar preliminary design
perumahan yang mencakup garis besar dengan konsep design yang benar dan
diperhitungankan kemungkinan pen-detail-an drawing-nya.
Jika konsep Desain-Bid-Build, lengkap atau hampir lengkap dokumen dirancang, kemudian
diperhitungkan untuk harga dari semua input vendor

Sedangkan jika Design build method dilaksanakan maka Preliminary sudah dapat
dijadikan panduan untuk menghitung anggarannya. Meski sudah dilakukan langkah ini
akurasi 25% plus atau minus dari Desain Skema ditambah dengan perkiraan Perhitungan
Overhead dari biaya operasi dan jadwal konstruksi yang juga dimasukkan pada nilai akhir.
Biaya dan revisi penjadwalan dibandingkan dengan keuangan dan kendala untuk
memastikan bahwa proyek masih layak secara finansial. Jika tidak (karena, misalnya, struktur
itu harus dibangun dengan beton bertulang bukan bahan pra-fabrikasi) maka konsep desain
fasilitas harus diubah sesuai dengan kebutuhan.
Dalam beberapa kasus, mungkin setelah Data awal , ditemukan selama fase desain
awal bahwa proyek tersebut tidak dapat dikembangkan secara ekonomis. Hal ini perlu untuk
melanjutkan atau menghentikan proyek tersebut, atau kembali ke tahap perencanaan dan
merevisi tujuan. Namun, jika perencanaan perumahan telah dilakukan secara menyeluruh
atau sebagian. Paling mungkin dilakukan Pengedaliannya
2. Final Design
Selama tahap akhir desain arsitektur dan gambar teknik rinci (cetak biru) dari seluruh
komponen fisik proyek yang dihasilkan. Dalam beberapa proyek yang kompleks, seperti
pusat penelitian multi-disiplin, perlu untuk mempersiapkan selain desain laporan tertulis
terakhir. Ini merangkum fasilitas seperti yang dirancang.
Hampir semua masalah desain harus telah diselesaikan sebelum akhir tahap desain
akhir. Detail yang cukup harus disediakan oleh gambar-gambar dan laporan untuk
memungkinkan cukup akurat perkiraan konstruksi dan biaya operasional, serta jadwal
konstruksi. Semua revisi untuk bahan bangunan, mesin, dan spesifikasi peralatan yang dibuat.
Jadwal diperbarui, perkiraan biaya dan spesifikasi yang terkandung dalam laporan desain
akhir.
Sekali lagi, perlu untuk memverifikasi pada akhir tahap desain akhir bahwa proyek
perumahan tetap terukur ekonomis. Jika tidak maka perlu dilakukan revisi desain atau konsep
asli, atau mungkin menghentikan proyek tersebut.
Meskipun asumsi jelas harus menunjukkan bahwa perubahan apa pun pada tahap ini
yang paling penting. Desain Final perumahan adalah yang paling penting dari proses
perencanaan karena akan secara detail yang lengkap pada seluruh Desain akhir

3. Cost Re-evaluation atau Value Engineering


Ini merupakan elemen opsional dalam proses desain. Untuk proyek besar, dan orangorang yang mungkin akan mengalami kesulitan dengan proyeksi keuangan ekonomi,
mungkin berguna untuk memasukkan tahap Penilaian (value) engineering.
Penilai (Value) engineering adalah proses mengevaluasi kembali semua beban biaya
utama dalam proyek untuk menentukan apakah biaya sudah optimal dibandingkan dengan
nilai manfaat yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu ataupun parameter lainnya. Apakah

Prelimary desain yang dipilih adalah solusi desain yang efektif. Pendampingan oleh
Konsultan Teknik dengan beberapa disiplin ilmu yang terkait terkadang membutuhkan tidak
hanya desain dari Team Material Handling system saja tetapi juga mungkin melibatkan pihak
eksternal misalnya ahli perkereta-apian dalam mengoptimasi pemakaian jalur kereta api atau
pertimbangan yang didapat dari Vendor alat berat. Produk akhirnya adalah tersedianya
konsep hingga desain yang komprehensif selain untuk memastikan bahwa proyek tersebut
memenuhi kriteria operasional dan mengoptimalkan efisiensi biaya baik dalam pembangunan
dan pengoperasian sistem.
Nilai dari Feasibility (pada tahap pertama) dan Desain (pada tahap kedua) tentunya
bukan dimaksudkan supaya biaya menjadi semakin besar atau proses yang memakan waktu
dan mahal. Hal ini dapat menghasilkan penghematan biaya yang cukup besar terhadap proyek
dengan menemukan inkonsistensi antara kebutuhan operasional dan solusi desain.
Rekomendasi yang dibuat oleh tim Penilai (value) engineering harus dimasukkan ke dalam
rancangan akhir yang diperlukan.
4. Construction Documents and Bid Specifications
Tahap terakhir dari fase desain adalah penyusunan dokumen konstruksi dan
spesifikasi tawaran (RKS). Dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran serupa di seluruh
industri konstruksi untuk setiap proyek pembangunan, dan karena itu tidak ada deskripsi rinci
atau diskusi yang terpisah diperlukan untuk fasilitas akuakultur.
Adalah penting bahwa detail yang diberikan dalam dokumen-dokumen konstruksi dan
spesifikasi tawaran mencerminkan standar dari kontraktor yang diharapkan untuk tawaran
proyek tersebut. Selain itu, harus diingat bahwa banyak kontraktor tidak memiliki fasilitas
bangunan, pengalaman kerja, dan tidak akan memahami tingkat akurasi diperlukan untuk
beberapa komponen.
Ini sangat penting bagi pembangunan proyek untuk memenuhi kriteria kinerja yang
ditetapkan. Persyaratan ini harus disampaikan melalui gambar rinci dan spesifikasi. Demikian
pula, mesin, peralatan, dan spesifikasi material yang jelas harus menunjukkan standarisasi
material atau bahkan sampai pembatasan vendor tertentu yang memenuhi persyaratan
Procurement (Proses Pembelian)dan Traceability (dapat ditelusuri sumbernya).

Rumah Sangat Sederhana Sekali pada proyek perumahan ini hanya memiliki 1 kamar
tidur atau bahkan belum memiliki kamar tidur sehingga pemilik rumah harus membuat sekatsekat untuk memisahkan antara ruang tamu dan kamar tidur. Adapun dapur dan kamar mandi
diletakkan di belakang rumah. Rata-rata ukuran rumah sangat sederhana sekali ini adalah tipe
21. Tipe 21 maksudnya adalah ukuran rumah tersebut 21m2 .
Secara garis besar, desain rumah minimalis akan memiliki beberapa aspek diantaranya
:
1.
Aspek penghematan ruang, dimana ruangan yang fungsinya dianggap tidak
signifikan, akan dihilangkan dari tata ruang. Hal ini berkaitan erat dengan masalah
keterbatasan lahan, terutama di daerah perkotaan. Yang adalah dihilangkannya kamar tamu,
dan ruang keluarga (digantikan dengan ruang makan yang menyatu pula dengan pantry)
2.
Aspek penghematan massa bangunan, yaitu ukuran massa bangunan dibuat sesuai
kebutuhan tanpa perlu berlebihan. Hal ini juga berkaitan dengan masalah keterbatasan lahan
seperti poin diatas. Yang dikurangi adalah pengurangan dimensi ruang keluarga pada rumah
minimalis karena jarang digunakan.
3.
Aspek penataan ornamen, akan cenderung sederhana, ringan, lugas, tegas tanpa terlalu
banyak tambahan detail yang menambah waktu dan biaya pengerjaan. Penggunaan ornamen
lengkung seperti yang bisa dilihat pada desain rumah-rumah klasik adalah dihindari. Bentuk
railing dan pagar juga menggunakan bentuk garis-garis lurus, baik vertikal atau horisontal.
4.
Aspek pemilihan fasade, akan cenderung menampilkan bentuk asli bangunan dengan
meng-ekspose struktur dan bahan yang digunakan sebagai daya tarik bangunan tersebut.
Bentuk bangunan dibuat sederhana dan garis pembentuk bangunan umumnya adalah
perpaduan antara garis vertikal dan horisontal
5.
Aspek penghematan energi, yang diwujudkan dengan cara memaksimalkan
pencahayaan alami dengan cara membuat jendela berukuran lebar maupun dengan
penggunaan sekat dinding berbahan kaca atau glass block.

6.
Aspek pemilihan warna, umumnya akan didominasi dengan penggunaan warna-warna
dasar bahan bangunan seperti abu-abu, hitam, putih. Untuk menghindari kesan hampa dan
monton maka pada beberapa sisi ditambahkan warna-warna berani seperti oranye, merah
ataupun kuning mencolok.

Berdasarkan Tijnauan Tipologi diatas didapatkan beberapa keputusan yang akan


digunakan dalam proses desain Rumah Sangat Sederhana Sekali kecamatan Mijen, Antara
lain:
Tema

: Modern

Sifat

: Sederhana fungsional

Pangsa Pasar

: Masyarakat berpendapatan rendah

Nama Perumahan

: Perumahan Catur Putri

Bentuk Bangunan
Bentuk bangunan, baik massa utama maupun massa penunjang yang akan digunakan
dalam perancangan Rumah Sangat Sederhana Sekali ini adalah geometri. Geometri yang
digunakan adalah dominan segi empat dengan melakukan beberapa permainan aditif dan
substraktif pada bagian-bagian tertentu. Bentuk permainan aditif maupun substraktif tersebut
dapat berbentuk segi empat atau unsur lengkung. Pemilihan bentuk segi empat disesuaikan
dengan bentuk bangunan di sekitarnya dan berguna untuk mewadahi fungsi sebagai rumah
yang berprinsip rumah sangat sederhana sekali. Mengingat bahwa bentuk geometri segi
empat dapat mewadahi ruang fungsional yang lebih luas dibandingkan dengan bentuk
geometri seperti segitiga maupun lingkaran. Selain itu, dengan bentuk yang demikian pula
dapat menjanjikan susunan struktur bangunan yang lebih mudah dan juga efisien dalam
organisasi ruang dan sirkulasi ruangnya. Bangunan diusahakan tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu tinggi. Sehingga unsur kesatuan, proporsi, dan keseimbangan tetap terjaga karena
kesinambungan ukuran, tampilan, dan geometris bangunan.
Warna
Warna bangunan, baik massa utama maupun massa penunjang yang akan digunakan
dalam perancangan Rumah sangat sederhana sekali ini adalah warna-warna yang cenderung
didominasi warna netral. Penggunaan warna netral ini sebagai salah satu cara untuk

menyesuaikan dengan bangunan sekitar. Bangunan sekitar tapak merupakan pemukiman


dengan warna-warna lembut dan tidak terkesan mencolok satu sama lain. Maka dari itu,
untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar maka dipilih warna yang netral. Namun,
untuk menghindari kesan monoton muncul pada bangunan ini, maka dapat digunakan
pemakaian-pemakaian warna cerah sebagai ornament/hiasan tambahan.
MERAH :Warna yang terkuat dan menarik perhatian, bersifat agresif dan
lambang primitif. Warna ini mencerminkan darah, marah, berani, bahaya,
kekuatan, dan kebahagiaan.
UNGU

:Berkarakter sejuk, hampir sama dengan biru tetapi lebih tenggelam.


Warna ini mencerminkan dukacita, kontemplatis dan agamis.

BIRU

:Berkarakter sejuk, pasif, tenang dan damai. Biru warna yang


mempesona, spiritual, monotheis. Lambang kesucian, harapan dan
kedamaian.

HIJAU

:Bersifat netral dan pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif,


bersifat istirahat. Ungkapan kesegaran, muda, kesuburan dan harapan

kelahiran kembali.
KUNING:Dilambangkan seperti matahari sebagai sumber kehidupan dan emas
sebagai kekayaan alam mulia. Ungkapan keceriaan, kelincahan dan
intelektual, memaknakan kemuliaan cinta serta pengertian yang mendalam antar
manusia.
PUTIH :Berkarakter positif, cemerlang, ringan, dan sederhana. melambangkan
kesucian, polos, jujur dan murni.
HITAM : Lambang kegelapan, misteri, warna mati. Sifat tegas, kukuh, formal,
dan berkesan berstruktur kuat.
Sedangkan warna dan pengaruhnya terhadap psikologis manusia adalah sebagai
berikut:
a.

Merah dan Jingga, berkesan membangkitkan dan menggembirakan.

b.

Jingga muda dan Kuning,Berkesan keriangan, aktif dan semarak.

c.

Biru, berkesan sejuk, segar, santai dan konsentrasi.

d.

Hijau, merupakan warna yang disukai karena mengesankan kedekatan


dengan alam serta dapat menciptakan ketenangan.

e.

Coklat, memberikan kesan istirahat, hangat, gersang, alamiah, dan tenang.

f.

Putih, memberikan kesan luas dan bosan.

g.

Krem, memberikan kesan lembut dan akrab.

h.
i.

Abu-abu, kesan tenang dan damai.


Hitam, berkesan gelap dan dukacita.

Posisi Bangunan
Dalam penentuan posisi bangunan dalam tapak tetap mempertimbangkan jarak dari
batas tapak paling tepi. Pemberian jarak ini untuk menjaga agar pembayangan bangunan baik
pada sore maupun siang hari tidak menggaanggu bangunan rumah tinggal di sekitarnya.
Massa rumah diletakan pada bagian tapak yang tidak mengakibatkan pembayangan
dari penyinaran matahari sehingga tidak menghalangi pemukiman penduduk sekitar. Selain
itu peletakan posisi rusun juga mempertimbangkan jatuhnya sinar matahari sehinga keduanya
tidak saling membayangi satu sama lain. Jarak antara rumah juga diusahakan tidak terlalu
dekat karena dapat mengakibatkan terjadinya lorong angin.
Untuk posisi bangunan dalam tapak diputuskan membuat beberapa alternatif karena
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Alternatif-alternatif ini dibuat supaya
dalam satu kelompok terdapat variasi-variasi desain.
Sistem Bangunan Rumah Sangat Sederhana Sekali
1. Sistem Struktur
Struktur dan kosntruksi bangunan Rumah yang merupakan bangunan baru yang
terletak di sekitar kawasan perumahan harus mempertimbangkan struktur dan konstruksi
bangunan bangunan di sekitarnya. Namun struktur dan konstruksi bangunan Rumah ini
selain melihat dari konteks sekitarnya, juga harus mempertimbangkan fungsi dari
bangunan itu sendiri. Pada umumnya, konstruksinya menggunakan konstruksi beton
bertulang dengan batu bata sebagai pengisi dinding luar. Dinding luarnya menggunakan
konstruksi bata.
Untuk mempermudah penataan ruang, digunakan modul modul yang
disesuaikan dengan fungsi dan aktifitas ruang. Tidak menutup kemungkinan juga
digunakannya struktur dan konstruksi lain, selama tidak keluar dari prinsip pertimbangan
fungsi bangunan.
Pemilihan struktur yang digunakan dalam Rumah catur putri mempertimbangkan
beberapa hal yaitu :
a. Fungsi bangunan yang menampung berbagai kegiatan menuntut adanya fleksibilitas
dalam penataan ruang dan daya integrasi ruang

b. Pengaruh keadaan fisik setempat seperti jenis dan daya dukung tanah, perbedaan suhu,
kecepatan angin dan sebagainya.
c. Faktor biaya yang meliputi biaya pelaksanaan dan pemeliharaan.
d. Faktor teknis bangunan meliputi kekokohan, kestabilan,dan keamanan terhadap
kebakaran.
Fungsi bangunan sebagai hunian yang digunakan secara terus menerus dengan
aktifitas yang padat menuntut ketahanan sertafaktor keamanan.
Struktur Bangunan yang digunakan untuk Rumah Susun Mahasiswa antara lain :
Rangka Kaku ( Rigid Frame )
Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen
horizontal(lateral) dari pelat, balok dan kolom yang disusun saling tegak lurus dengan
memberikan hubungan yang menggunakan titik hubung (joints) yang dapat mencegah
terjadinya perputaran pada titik hubung tersebut.
Struktur rangka kaku terbuat dari kolom kolom dan balok balok yang di
sambung secara kaku satu sama lain. Kekakuan bangunan oleh batang batang menerus
diperlukan untuk menahan gaya gaya lateral dan aksi gaya vertical asimetris. Karena
tingkat ketaktentuan yang tinggi dari bangunan rangka kaku maka akan sangat berguna
untuk metode taksiran analisis yang akan sangat membantu untuk perkiraan ukuran
ukuran batang pada tahap rancangan awal. Penaksiran lainnya akan dikembangkan untuk
aksi beban vertical dan horizontal karena respons rangka kaku akan berbeda terhadap
masing masing beban.
Rangka kaku ini memiliki beberapa karakteristik yaitu :
Apabila diberi beban vertical yang didistribusikan secara merata maka rangka
kaku ini akan mengalami deformasi.
Rangka kaku ini sangat tak tentu
Untuk mendapatkan derajat tak tentu maka harus harus menggunakan statis tentu.
Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari balok
horizontal dan kolom vertikal yang dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan
sambungan kaku ( rigid ). Rangka ini bisa satu bidang dengan dinding interior bangunan
atau sebidang dengan fasade bangunan.
2. Bahan Sturktur
A. Untuk spesifikasi bahan bangunan yang digunakan yaitu :
Beton

Dalam penerapannya beton memiliki keuntungan spesial pada stuktur seperti struktur
parkir yang material strukturnya dapat juga memperlihatkan sama seperti hasil
akhirnya. Ketika, digunakan pada bangunan komersial, kebutuhan biaya konstruksi
beton menyediakan tambahan keuntungan pelaksanaan tanpa menambah kebutuhan
perawatan. Dengan menggunakan pembuatan beton di tempat maka pekerjaan segera
dimulai setelah pekerjaan pondasi, meskipun waktu pemasangan untuk lantai struktur
lantai banyak akan lebih lama dibandingkan dengan baja atau beton precast.
B. Untuk spesifikasi atap yang akan digunakan :
Untuk rangka atap menggunakan bahan Baja atau. Dan hal ini disebabkan karena di
lingkungan sekitar tapak rata rata penduduk menggunakan atap yang sederhana
yaitu atap kuda kuda. Baja struktural dapat juga digunakan sebagai rangka atap
miring dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Balok atap miring menopang gording interval balok = bentang gording
b. Balok induk menopang balok atap pada bubungan tepi sisi miring. Rangka baja
dapat dibiarkan terekspos dalam konstruksi tahan api.
Sistem selubung Bangunan
Selubung bangunan adalah bagian dari struktur bangunan yang menentukan bentuk
atau rupa dari wajah bangunan. Terdapat banyak variasi selubung bangunan tergantung
dengan jenis dan tema bangunan tersebut.
Selubung bangunan tersebut adalah :
Dinding
- Menggunakan sirip penangkap angin untuk mendinginkan bangunan dari panas matahari
dan juga mencegah penyinaran matahari secara langsung dalam ruang pada waktu radiasi
-

matahari tinggi.
Menggunakan vegetasi sebagai penyerap panas matahari, menyaring debu, pereduksi
bising dan secara estetika member kesan sejuk pada bangunan.

Atap
- Memberikan sedikit sentuhan hijau pada atap yang berfungsi untuk mereduksi panas,
menyaring debu dan polusi udara, pereduksibising dan sebagai elemen estesis pada
-

bangunan.
Bagian atap menggunakan Genteng pada umumnya yang dapat mereduksi panas, hujan,
dan sebagainya, tidak hanya dibagian selubung bangunan, bagian atap juga didesain
memiliki estetika agar menyatu dengan selubungnya.

Adapun bahan struktur bangunan bertingkat, paling banyak digunakan adalah kayu,
dan beton. Hal ini dapat kita uraikan dari struktur pondasi, kolom, balok, lantai dan atap,
1. Pondasi
o Pondasi dangkal : Foot Plate (beton bertulang)
o Pondasi sedang : Sumuran (beton bertulang dengan material lain)
o Pondasi dalam : Pancang (beton betulang,kayu dll) dan boorpile
2. Kolom Struktur
Bahan : Beton bertulang, kombinasi dan lain-lain.
3. Balok
Bahan : beton bertulang, kayu dan baja.
4. Lantai
Bahan : Keramik.
5. Atap
Bahan : asbes, baja ringan, dan lain-lain.

S-ar putea să vă placă și