Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Infark miokard akut adalah penyebab utama morbiditas
maupun mortalitas diseluruh dunia. Laju mortalitas awal yaitu 30
hari pada pasien IMA sebesar 30% dengan lebih dari separuh terjadi
kematian sebelum pasien mencapai rumah sakit. Walaupun laju
mortalitas menurun yaitu sebanyak 30% dalam 2 dekade terakhir,
sekitar 1 diantara 25 pasien yang tetap hidup pada perawatan awal,
meninggal dalam tahun pertama setelah IMA.
Infark miokard akut merupakan penyakit yang diagnosis rawat
inapnya tersering pada negara maju. IMA ialah penyebab tunggal
kematian dinegara industri dan risikonya meningkat secara progresif
seumur hidup. Pasien yang terkena IMA diperkirakan 1,5 juta orang
dengan kematian sekitar 500.000 pasien setiap tahunnya di
Amerika Serikat. Usia yang sering menderita IMA berkisar antara 45
dan 54 tahun dan laki - laki memiliki kemungkinan terkena IMA
empat sampai limakali dibandingkan perempuan. Risiko penyakit
menjadi setara pada kedua jenis kelamin setelah usia 80 tahun
untuk penyakit sistemik secara umum
Infark miokard akut menyebabkan kematian setelah keluar
rumah sakit sebanyak 72%. Sedangkan 21% disebabkan oleh
serangan jantung dan 6% kematian mendadak disebabkan oleh
penyebab yang tidak diketahui. Peneliti mengidentifikasi 31.777
pasien IMA yang terdiri dari 19.058 pasien yang dirawat di rumah
sakit (60%) dan 12.719 pasien (40%) keluar dari rumah sakit
meninggal di Belanda pada tahun 2000 (Koek et al., 2007).
Infark miokard akut adalah masalah kesehatan di masyarakat
dan merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Angka
fatalitas kasus atau case fatality rate (CRF) IMA adalah tertinggi
dibandingkan penyakit jantung lainnya yaitu 16,6% pada tahun
2002 dan 14,1% pada tahun 2003 berdasarkan statistik rumah sakit
di Indonesia (Delima et al., 2009).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa defenisi dari Infark Miokard ?
2. Apa etiologi dari Infark Miokard ?
3. Bagaimana patofisiologi Infark Miokard ?
4. Apa klasifikasi dari infark Miokard ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari Infark Miokard ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Infark Miokard ?
7. Apa komplikasi dari Infark Miokard ?
8. Bagaimana penatalaksanaan Infark Miokard ?
9. Mengetahui dan memahami pengakajian pada klien Infark
Miokard
10. Mengetahui dan memahami diagnosa keperawatan Infark
Miokard
11. Mengetahui dan memahami intervensi yang dapat di lakukan
pada klien Infark Miokard
C. TUJUAN
a. Tujuan umum
Mampu mengetahui dan memehami konsep dasar penyakit
sistem endokrin dan asuhan keperawatan sistem endokrin
khususnya Infark Miokard.
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui dan memahami defenisi Infark Miokard
2. Mengetahui dan memahami etiologi Infark Miokard
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi Infark Miokard
4. Mengetahui dan memahami klasifikasi Infark Miokard
5. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis Infark
Miokard
6. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang Infark
Miokard
7. Mengetahui dan memahami komplikasi Infark Miokard
8. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan Infark
Miokard
9. Mengetahui dan memahami pengakajian pada klien Infark
Miokard
10. Mengetahui
dan
memahami
diagnosa
keperawatan
Infark Miokard
11. Mengetahui dan memahami intervensi yang dapat di
lakukan pada klien Infark Miokard
BAB II
2
TINJAUAN TEORITIS
totalpada
arteri
nekrosis
reaksi
inflamasi,
dan
mikroembolisasi
distal.
berkaitan
dengan
2) Penurunan
ketidak
aliran
darah
seimbangan
system
antara
koroneria
miokardial
O 2,
menyebabkan
suplai
dan
kompetitif).
-
akibat
terjadinya
aterosklerosis
atau
3. PATOFISIOLOGI
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki
satu atau lebih faktor resiko seperti : obesitas, merokok,
hipertensi dan lain-lain. Faktor-faktor ini disertai dengan proses
kimiawi terbentuknya lipoprotein di tunika intima yang dapat
menyebabkan interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan
cedera
endotel
pembuluh
darah
korner.Interaksi
tersebut
konduksi
disritmia.Iskemik
jantung
yang
sehingga
berlangsung
jantung
lebih
dari
mengalami
30
menit
yang
infark
mengalami
perubahan
selama
akan
menyebabkan
fungsi
vertrikel
terganggu
fungsional
infark
miokardium
akan
mengakibatkan
penurunan
stroke
volume,
pengurangan
ejeksi
vertrikel.Keadaan
jantung
dalam
tersebut
memompa
diatas
darah
menyebabkan
(jatuh
dalam
akumulasi
cairan
yang
menyebabkan
terjadinya
O2 dan nutrisi
jaringan miokard iskemik
nekrosis <30 menit
kebutuhan oksigen kejantung tidak seimbang
Kerusak
an
pertuka
ran gas
metabolisme anaerob
hipoksia
selular
Nyeri
Timbunan asam laktat akut
integritas membran
Resiko
penurunan
kontraktilitas curah
jantung
sel berubah
pH jaringan
perubahan elektro fisiologi jantung
aritmia
COP
kegagalan
oedem pulmo
Gangguan
perfusi
jaringan
jantung
Pola nafas
tidak efektif
memompa
gagal
jantung
4. KLASIFIKASI
Secara marfologis IMA dibedakan atas dua jenis yaitu:IMA
transmural,yang mengenai seluruh dinding miokard dan terjadi
pada daerah suatu arteri koronel
(sylvia A.Pric,2005):
1) IMA sub-ndokardial dimana nekrosis hanya terjadi pada bagian
dalam dinding ferntrikel dan umumnya berupa bercak-bercak
dan tidak konfluens.
kelainan
pada
gelombang
ST
(aru
W.
sudoyo,2006) :
Non stemi
Agina fektoris tak stabil (unstable agina = UA) dan miokat
akut tanpa elevasi ST (non ST elevation myocardial infarction
= NSTEMI) di ketahui merupakan kesinambungan dengan
kemiripan atau fisiologi dan gambaran klinis sehingga pada
prinsipnya
penatalaksanaan
keduanya
tidak
berbeda.
bukti
adanya
nekrosis
miokard
berupa
5. MANIFESTASI KLINIK
a. Nyeri dada yang tiba tiba dan berlangsung terus menerus,
terletak dibagian bawah sternum dan perut atas, adalah
gejala utama yang bisanya muncul. Nyeri akan terasa
semakin berat sampai tak tertahankan.Rasa nyeri yang tajam
dan berat,biasa menyebar ke bahu dan lengan yang biasanya
lengan kiri.(Brunner and suddarth, 2005)
b. Nyeri sering di sertai nafas pendek,pucat
,berkeringat
perubahan-perubahanmassa
reflekter,daya
hantar
dengan
8
kecendrungan
bradiaritmia
EKG
yang
rutin
atau
pemeriksaan
postmortem.
b) Meningkatnya kadar enzim enzim jantung yang dilepaskan
oleh sel sel miokardium yang nekrosis
9
Enzim-
fosfokinase.
Pola peningkatan enzim ini mengikuti perjalanan waktu
enzim
yang
dilepaskan
terdiri
dari
keratin,
ketepatan diagnosis.
Pelepasan isoenzim merupakan petunjuk enzimatik dari
infark miokardium yang paling spesifik.
7. KOMPLIKASI
a. Disritmia
Komplikasi paling sering dari infark miokard akut adalah
gangguan irama jantung (90%).
Faktor predisposisi adalah :
- Iskemia jaringan
- Hipoksemia
- Pengaruh sistem para-simpatis dan simpatis
- Asidosis laktat
- Kelainan hemodinamik
- Keracunan obat
- Gangguan keseimbangan elektrolit
b. Gagal jantung kongestif dan syok kardiogenik
10 15 % pasien mengalami syok kardiogenik, dengan
mortalitas antara 80 95%
c. Tromboemboli
Studi pada 924 kasus kematian akibat IM akut menunjukkan
adanya trombi mural pada 44% kasus pada endokardium.
Studi
autopsy
menunjukkan
10%
kasus
IM
akut
yang
d. Perikarditis
Sindrom ini dihubungkan dengan IM yang digambarkan
pertama kali oleh dressler dan sering disebut sindrom dressler.
Biasanya
terjadi
stelah
infark
transmural
ventrikel
kiri
tetapi
dapat
menimbulkan
pengembungan
keluar
segmen
aneurima
pada
morphin
sulfat,
nitrat,
melarutkannya)
Antilipemik (menurunkan konsentrasi lipid dalam darah)
Vasodilator perifer (meningkatkan dilatasi pembuluh
11
berkeringat,
mencengkram
dada,
napas
cepat,
B. ASKEP TEORITIS
I.
PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur
Faktor perangsang nyeri yang spontan
12
4)
5)
6)
dangkal
kepala dan leher
a) Inspeksi
:
b) Palpasi
:
c) leher
Mata dan telinga
a) Inspeksi
: penglihatan terganggu
b) Palpasi
: terjadi perubahan pupil
Hidung
Thorak
a) Inspeksi
:
13
b) Palpasi
:
c) Perkusi
:
d) Auskultasi : ditemukan bunyi Ronchi, krekles
7) Abdomen
a) Inspeksi
:
b) Palpasi
:
c) Perkusi
:
d) Auskultasi :
8) Genetalia
9) Ekstremitas atas dan bawah : Akral dingin
10)
Pemeriksaan diagnostic dan laboratorium
a) pemeriksaan darah
:b) peneriksaan EKG : c) Theraphy
:II.
III.
N
O
1
DIAGNOSA
1) Nyeri akut berhubungan dengan iskemia miokard akibat oklusi
arteri
2) Risiko Penurunan curah jantung berhubungan dengan
penurunan karakteristik miokard
3) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan
darah kealveoli
4) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan
mekanisme regulasi
5) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi,
kecemasan
INTERVENSI
DIAGNOSA
NOC
NIC
Mampu mengontrol
nyeri (tahu
penyebab nyeri,
mampu
dapat
menggunakan teknik
nyeri
nonfarmakologi
ruangan,
untuk mengurangi
kebisingan
14
mempengaruhi
seperti
suhu
pencahayaan,
nyeri)
Melaporkan bahwa
nyeri berkurang
dengan
menggunakan
- Ajarkan
tentang
teknik
pernafasan / relaksasi
- Berikan
analgetik
untuk
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
managemen nyeri
Mampu mengenali
nyeri (skala,
intensitas, frekuensi,
nyeri berkurang
Tanda vital dalam
rentang normal
Analgetic
Administration
1. Cek
instruksi
dokter
sign
sesudah
pemberian
analgetik
pertama kali
4. Berikan analgetik
waktu
tepat
terutama
nyeri hebat
5. Evaluasi
analgetik,
saat
efektifitas
tanda
dan
Risiko
Kriteria Hasil:
penurunan
curah
Cardiac care :
- Evaluasi adanya
nyeri
jantung
rentang normal
b.d penurunan
(tekanan darah,
karakteristik
durasi)
Catat adanya distritmia
nadi, pernafasan)
Dapat mentoleransi
jantung
Catat adanya tanda dan
miokard
kelelahan
Tidak ada edema
putput
Monitor
status
kardiovaskuler
Monitor
status
pernafasan
menandakan
kesadaran
-
yang
gagal
jantung
Monior abdomen sebagai
indicator
penurunan
perfusi
Monitor balance cairan
Monitor
adanya
efek
pengobatan antiaritma
Atur periode latihan dan
istirahat
untuk
menghindari kelelahan
Monitor toleransi aktivitas
pasien
Monitor adanya dispneu,
fatigue,
tekipneu,
ortopneu
Anjurkan
dan
untuk
menurunkan stress
dan RR
Catat adanya
tekanan darah
Monitor VS saat pasien
berbaring,
duduk,
atau
berdiri
Auskultasi TD pada kedua
16
fluktuasi
selama,
setelah aktivitas
Monitor kualitas nadi
dan
Kerusakan
pertukaran gas
b.d
darah
peningkatan
ventilasi
ke
dan
oksigenasi
alveoli
-
yang
adekuat
Memelihara
kebersihan
paru
pernafasan
Mendemonstrasikan
efektif
suara
nafas
bersih,
-
distres
batuk
jantung
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
Monitor suara paru
Monitor pola pernafasan
abnormal
Monitor suhu, warna, dan
kelebapan kulit
Identifikasi penyebab dari
Kriteria hasil :
- Mendemontrasikan
gangguan
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi
pasien
perlunya
pemasangan
jika perlu
Keluarkan sekret dengan
dan
yang
tidak ada
adanya
suara
tambahan
Berikan bronkodilator bila
perlu
Berikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan
dalam
mengoptimalkan
rentang
normal
keseimbangan
Monitor
respirasi
dan
status O2
Respiratory monitoring
17
Monitor
rata
rata,
kedalaman,
irama
dan
usaha respirasi
Catat pergerakan dada,
amati
kesemetrisan,
b.d
nafas
dengkur
Monitor
nafas
bradipena, taipena
Monitor kelelahan
regulasi
otot
status
hidrasi
nadi adekuat)
Monitor tnada vital
Monitor
adanya
indikasi
dilakukan
protein total
Monitor RR, HR
Monitor turgor kulit dan adanya
kehausa
Monitor warna, kualitas dan BJ
urine
askep Airway Management :
hiperventilasi,
Monitor
overload / retraksi
Bebas dari edema ana- Kaji daerah edema jika ada
sarka, efusi
Tanda vital dalam batas
Fluid Monitoring
normal
Monitor intake/output cairan
Monitor serum albumin dan
pola
mekanisme
intercostal
Monitor suara
diafragma
Aukultasi suara nafas
Auskultasi suara paru
Setelah dilakukan tindakan Fluid Manajemen
Kelebihan
volume
dan
kecemasan
kriteria :
mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas
pasien
untuk
memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya
sianosis
buatan
Keluarkan secret dengan batuk
dan
(mampu
dyspneu
mengeluarkan
Posisikan
pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa
tercekik,
irama
atau suction
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
Berikan bronkodilator bila perlu
Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan
Monitor respirasi dan status O2
rentang
ada
suara
abnormal)
Tanda tanda vital dalam
rentang normal
Monitor
rata-rata
kedalaman,
retraksi
otot
dengkur
Catat lokasi trakea
Monitor
kelelahan
tidak
otot
adanya
utama
Auskultasi suara paru setelah
tindakan untuk mengetahui hasil
19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infark miokard merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot
jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah
koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa
disertai perfusi arteri koroner yang cukup.
B. SARAN
Pasien dengan kecurigaan adanya serangan jantung harus mendapatkan diagnosis
yang cepat, penyembuhan nyerinya, resusitasi dan terapi reperfusi jika diperlukan.
Pasien dengan kecurigaan atau telah didiagnosis infark miokard harus dirawat oleh
staf yang terlatih dan berpengalaman di unit jantung yang modern. Mereka sebaiknya
mempunyai akses untuk mendapat metode diagnosis yang modern dan perawatan,
baik itu di tempat perawatan awal atau di tempat yang lebih khusus. Mereka harus
mendapat informasi yang cukup setelah pulang, rehabilitasi, dan pencegahan
sekunder.
20
21