Sunteți pe pagina 1din 10

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI KEPERAWATAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN


TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
CITRA TUBUH

LUH PUTU VIDIA DARMAYANTHI DEWI


P07120213033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


PRODI DIV
JURUSAN KEPERAWATAN
2014

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH
A. Masalah utama
Gangguan Citra Tubuh
B. Proses Terjadinya
a. Pengertian
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik
secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan
sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh
pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh
persepsi dan pandangan orang lain. Citra tubuh dipengaruhi oleh
pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan
yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek
penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek
lainnya dari konsep diri. (Perry & Potter, 2005)
Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk
dan

ukuran

tubuhnya,

bagaimana

seseorang

mempersepsi

dan

memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap
ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian
orang lain terhadap dirinya. (Melliana, 2006)
Menambahkan citra raga merupakan sebagian dari konsep diri
yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik. Konsep diri adalah evaluasi
individu mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan. Aspek
utama dalam konsep diri adalah citra raga yaitu suatu kesadaran individu
dan penerimaan terhadap physical self. Citra raga dikembangkan selama
hidup melalui pola interaksi dengan orang lain. Perkembangan citra raga
tergantung pada hubungan sosial dan merupakan proses yang panjang
dan sering kali tidak menyenangkan, karena citra raga yang selalu
diproyeksikan tidak selalu positif. (Hardy dan Hayes, 1988)
Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan individu
tentang bentuk, ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagianbagiannya yang digambarkan dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine,
2003).

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan
tidak disadari

terhadap tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan

sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi


tubuh (Stuart-Laraia, 2005).
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap
perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan
yang diinginkan (Stuart-Laraia, 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara
memandang dan menerima gambaran tubuh (Nanda, 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam
memandang fisik diri sendiri (Nanda, 2008).
b. Tanda dan Gejala
Beberapa gangguan pada gambaran diri tersebut dapat menunjukan tanda
dan gejala, seperti:
1) Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak
perubahan dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan.syok
psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi
yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien
menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari,
menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2) Menarik diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi
karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara
emosional. Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan
keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
3) Penerimaan atau pengakuan secara bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau
berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi
dengan gambaran diri yang baru.
c. Rentang Respon

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang


positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan
dapat diterima
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspekaspek identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek
psikososial kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
d. Faktor Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif
dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri.
Perilaku berhubungan dengan harga

diri yang rendah, keracuan

identitas, dan deporsonalisasi.


2) Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas personal

meliputi

ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan


perubahan dalam struktur sosial.
e. Faktor Presipitasi
1) Trauma seperti

penganiayaan

seksual

dan

psikologis

atau

menyaksikan kejadian mengancam kehidupan


2) Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga
jenis transisi peran :
1. Transisi peran perkembangan
2. Transisi peran situasi
3. Transisi peran sehat /sakit
f. Sumber Koping
Setiap orang mempunyai kelebihan personal sebagai sumber koping,
meliputi
1) Aktifitas olahraga dan aktifitas lain diluar rumah

2) Hobby dan kerajinan tangan


3) Seni yang ekspresif
4) Kesehatan dan perawan diri
5) Pekerjaan atau posisi
6) Bakat Tertentu
7) Kecerdasan
8) Imajinasi dan kreativitas
9) Hubungan interpersonal dengan orang lain.
10) Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
11) Keyakinan diri yang positif.
g. Mekanisme Koping
1) Konstruktif
1. Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta
nasehat/saran.
2. Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian
rewards, antisipasi.
2) Destruktif
1. Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi,
Isolasi.

C. Pohon Masalah
Harga Diri Rendah

Gangguan Citra Tubuh

Penyakit Fisik
D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Terjadi
1) Gangguan Citra Tubuh : Perubahan bentuk tubuh
2) Harga Diri Rendah
3) Penyakit Fisik
E. Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh : Perubahan
bentuk tubuh

Data Yang Perlu Dikaji


Subyektif :
a. Menolak perubahan anggota
tubuh saat ini, misalnya tidak

puas dengan hasil operasi.


b. Mengatakan hal negatif tentang
anggota tubuhnya yang tidak
berfungsi.
c. Menolak berinteraksi dengan
orang lain.
d. Mengungkapkan keinginan yang
terlalu tinggi terhadap bagian
tubuh yang terganggu.
e. Sering mengulang-ulang
mengatakan kehilangan yang
terjadi.
f. Merasa asing terhadap bagian
tubuh yang hilang.
Obyektif :
a. Perubahan anggota tubuh baik
bentuk maupun fungsi.
b. Menyembunyikan atau
memamerkan bagian tubuh yang
terganggu.
c. Menolak melihat bagian tubuh.
d. Menolak menyentuh bagian
tubuh.
e. Aktifitas sosial menurun.

F. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Citra Tubuh
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan :
a. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
c. Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar
Tindakan keperawatan untuk klien
a. Membina Hubungan Saling Percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara
harus membina hubungan saling percaya

terlebih dahulu agar klien

merasa aman dan nyaman saat interaksi. Tindakan yang harus saudara
lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah :
1) Mengucapkan salam terapetik, perkenalan diri
2) Berjabat tangan

3) Jelaskan tujuan interaksi,


4) Ciptakan lingkungan yang tenang,
5) Buat kontrak yang jelas pada tiap pertemuan (topic, tempat dan
b.
c.
d.
e.

waktu)
Jangan membantah dan mendukung klien
Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh citra tubuh terhadap aktivitas sehari-hari
Diskusikan kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi karena dapat

menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.


f. Jika klien terus menerus membicaarkan citra tubuhnya, dengarkan tanpa
memberikan

dukungan

atau

menyangkal

sampai

klien

berhenti

membicarakannya.
g. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas.
h. Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya pada saat
yang lalu dan saat ini
i. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
j. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
klien
k. Berbicara dalam kontek realita
l. Berikan pujian yang sesuai.
m. Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis obat,
jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat
yang benar)
n. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien behenti meminum obat tanpa
konsultasi.
Tindakan Keperawatan pada Individu
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.
2) Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
3) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya.
4) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
5) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
6) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.
b. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya
saat ini.
2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap,
bantu pasien menyentuh bagian tersebut.

3) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.


4) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang
terganggu.
5) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera
mungkin, gunakan pakaian yang baru.
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari.
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
keluarga dan sosial.
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan :
1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.
2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan
pujian atas keberhasilannya.
b. Tindakan Keperawatan :
1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi
pada pasien.
2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra
tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di
rumah.
b) Memfasilitasi interaksi di rumah.
c) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
d) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.
4) Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam
gangguan citra tubuh.
5) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilyadi,

Nadi.

2013.

Askep

Jiwa

Gangguan

Konsep

Diri.

Dalam

(http://adithmaulana.blogspot.com/2013/06/askep-jiwa-gangguankonsep-diri.html?m=1 diakses pada tanggal 3 Juli 2014 pukul


18.00 WITA)
Juwita, Elvi. 2013. Laporan Pendahuluan Gangguan Citra Tubuh. Dalam
(http://elvijuwita.wordpress.com/2013/04/12/laporanpendahuluan-body-image/ diakses pada tanggal 2 Juli 2014 pukul
13.00 WITA)

Susanto, Agung. 2013. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Klien


Gangguan Citra Tubuh. Dalam
(http://agungsusanto0112.blogspot.com/2013/09/laporanpendahuluan-asuhan-keperawatan.html diakses pada tanggal 2
Juli 2014 pukul 13.00 WITA)

S-ar putea să vă placă și