Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya
mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini (Duvall,
1977). Lagi-lagi tahun-tahun pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini,
anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping
kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua
sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri, sama
seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas perkembangannya sendiri (Tabel 7).
Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya
mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan
generasivitas) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri ; sementara anak-anak
Tugas-Tugas Perkembangan
Keluarga
1. Mensosialisasikan
anak-anak,
termasuk
meningkatkan
sekolah
dan
prestasi
mengembangkan
hubungan
kebutuhan
kesehatan
Selama tahap ini orangtua merasakan tekanan yang luar biasa dari komunitas di
luar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi di luar keluarga yang
mengharuskan anak-anak mereka menyesuaikan diri dengan standa-standar komunitas
bagi anak. Hal ini cenderung mempengaruhi keluarga-keluarga kelas menengah untuk
lebih menekankan nlai-nilai tradisional pencapaian dan produktifitas, dan menyebabkan
sejumlah keluarga dari kelas pekerja dan banyak keluarga miskin merasa tersingkir dari
dan konflik dengan sekolah dan / atau nilai-nilai komunitas.
Kecacatan pada anak-anak akan ketahuan selama periode kehidupan anak ini.
Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak defek penglihatan, pendengaran,
wicara, selain kesulitan belajar, gangguan tingkah laku, dan perawatan gigi yang tidak
adekuat, penganiayaan anak, penyalahgunaan zat dan penyakit-penyakit menular
(Edelman dan Mandle, 1986). Bekerja dengan keluarga dengan peran sebagai konselor
dan pendidik dalam bidang kesehatan, selain untuk memulai rujukan yang layak untuk
skrining lanjutan, membutuhkan energi yang sangat banyak dari seorang perawat sekolah.
Ia juga bertindak sebagai narasumber bagi guru sekolah, memungkinkan guru mampu
menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan individu atau yang telah lazim dari siswasiswa secara lebih efektif.
Ada banyak keadaan cacat yang terdeteksi selama tahun-tahun sekolah, termasuk
epilepsi serebral palsi, retardasi mental, kanker, kondisi ortopedik. Fungsi pertama
perawat kesehatan disini disamping fungsi rujukan, mengajar dan memberikan konseling
kepada orangtua mengenai kondisi tersebut akan membantu keluarga melakukan koping
sehingga pengaruh yang merugikan dari cacat tersebut pada keluarga dapat
diminimalkan.
Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat keluarga di sekolah, klinik,
kantor, dokter dan lembaga-lembaga komunitas harus mengupayakan
keterlibatan
orangtua secara aktif. Memulai rujukan untuk konseling/terapi keluarga sering amat
bermanfaat dalam membantu keluarga agar sadar akan masalah-masalah keluarga yang
mungkin akan mempengaruhi anak usia sekolah secara merugikan. Jika orangtua dapat
menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah masalah keluarga yang
berupaya mencari resolusi dengan fokus yang baru tersebut, akan tercapai lebih banyak
fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat (Bradt, 1988)