Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Tujuan
.2.1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memahami konsep dasar Syok dan
mengaplikasikannya Asuhan keperawatan kegawatdaruratan pada klien
dengan syok.
.2.2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan
kegawatdaruratan syok.
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosis keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan syok.
c. Mahasiswa Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan syok.
d. Mahasiawa Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien
dengan kegawatdaruratan syok.
e. Mahasiswa mampu Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien
Asuhan
tentang
asuhan
keperawatan
kegawatdaruratan
syok
BAB II
PEMBAHASAN
.1.
Definisi
Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan
perfusi yang adekuat organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang
mengancam jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif untuk
menyelamatkan jiwa klien (BPPPKMN, 2010). Syok adalah suatu keadaan
disebabkan gangguan sirkulasi darah kedalam jaringan sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan tidak mampu
mengeluarkan hasil metabolisme (Sarwono, 2012).
Syok adalah sindroma yang ditandai dengan keadaan umum yang lemah,
pucat, kulit yang dingin dan basah, denyut nadi meningkat, vena perifer yang
tak tampak, tekanan darah menurun, produksi urine menurun dan kesadaran
menurun. Tekanan darah sistolik lazimnya kurang dari 90 mmHg atau menurun
dari 50 mmHg dibawah tekanan darah semula. Masalah utama adalah
penurunan perfusi (aliran darah) yang efektif dan gangguan penyampaian
karena
ginjal
mempunyai
cara
regulasi
sendiri
untuk
jika
tekanan
darah
arteri
tidak
lagi
mampu
diperbaiki.
Kekurangan
oksigen
mempercepat
timbulnya
(muntah,
diare
yang
sering/frekuensi, peritonitis)
b. Luka bakar (grade II-III & luas luka bakar >30%)
c. Perdarahan (trauma dengan perdarahan, non-trauma (perdarahan
post partum / HPP massif, KET-kehamilan ekstra-uterina
terganggu)).
2. Diagnosa
a. Perubahan perfusi perifer: Ekstremitas: dingin, basah dan pucat,
Capillary refill time memanjang > 2 detik
b. Tachikardia
c. Pada keadaan lanjut: Takipneu, Penurunan tekanan darah,
Penurunan produksi urine dan Tampak pucat, lemah, apatis,
kesadaran menurun
3. Tindakan
Pemasangan 2 jalur intravena dengan jarum besar dan berikan infus
cairan kristaloid, pada perdarahan diberikan sejumlah kristaloid melebihi
yang hilang.
Syok Hipovolemik (Dehidrasi, Muntah, Diare, Peritonitis)
Klasifikasi
Dehidrasi ingan
Kehilangan cairan
tubuh sekitar 5 %
BB
Dehidrasi sedang
Kehilangan cairan
tubuh sekitar 8 %
BB
Dehidrasi berat
Kehilangan cairan
tubuh sekitar 10
% BB
Klinis
Nadi normal atau
meningkat
Selaput lendir
kering
Pengelolaan
Penggantian volume cairan
yang hilang dengan cairan
kristaloid (NaCL 0,9% atau
Ringer Laktat atau Ringer
Asetat
Nadi cepat
Tekanan darah
Selaput
lendirkering
Oliguria
Status mental
tampak lesu dan
lemas
Nadi sangat
cepat, kecil, sulit
diraba
-Tekanan darah
turun
Anuria
Selaput lendir
pecah-pecah
Kesadaran
menurun
Makin banyak perdarahan, makin berat kerusakan yang terjadi, maka makin
besar risiko untuk meninggal. Perdarahan yang banyak mengakibatkan syok.
Makin berat syok yang terjadi dan makin lama syok berlangsung, makin besar
risiko mati. Satu jam pertama masa syok sering disebut The Golden Hour.
Dalam periode ini time Saving Is Life Saving. Pertolongan harus cepat
diberikan, yakni menghentikan sumber perdarahan dan mengganti kehilangan
voleume darah. Hipoksia sampai dengan anoksia di jaringan akibat syok
menyebabkan kematian sel jaringan. Jika sel mati mencapai jumlah kritis
(Critical Mass Of Cell), maka akan terjadi gagal organ dan kematian.
1. Perdarahan Menyebabkan :
a. Kehilangan voleume intravaskuler sehingga aliran (perfusi darah
dan jumlah oksigen jaringan menurun
b. Kehilangan eritrosit dan hemoglobin sehingga
kapasitas
Klasifikasi
Klinis
Pengelolaan
10
Kelas I :
kehilangan
volume
darah < 15%
Kelas II :
kehilangan
volume
darah 15-30%
Takikardia
(100-120
x/menit)
Penurunan
pulse pressure
Penurunan
produksi urine
(20-30 cc/jam)
Kelas III :
kehilangan
volume
darah 30-40%
Kelas IV :
Kehilangan volume
darah
>40%
Takikardia
minimal,
<100 x/menit
Tidak
perlu
volume
penggantian
C. Syok Anafilaktik
1. Definisi
Syok Anafilaktik (Shock Anafilactic) adalah reaksi anafilaksis yang
disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Reaksi
Anafilaktoid adalah suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa
melibatkan antigen-antibodi kompleks. Karena kemiripan gejala dan
tanda biasanya diterapi sebagai anafilaksis
2. Penyebab
11
pada
syok.
Peningkatan
permeabilitas
kapiler,
pada
perembesan cairan dari kapiler dan vasodilatasi adalah dua efek tersebut.
3. Tanda dan Gejala
Sepsis merupakan respon sistemik terhadap bakteriemia. Pada saat
bakteriemia menyebabkan perubahan dalam sirkulasi menimbulkan
penurunan perfusi jaringan dan terjadi shock sepsis. Sekitar 40% pasien
sepsis disebabkan oleh mikroorganisme gram-positive dan 60%
disebabkan mikroorganisme gram-negative. Pada orang dewasa infeksi
12
(Dopamine
lebih
atau
baik
dengan
diberikan
dikomnbinasi
dengan
Noradrenaline).
E. Syock Kardiogenik
1. Definisi
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang
mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama
sekali.Syok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat,
seperti
pada
infark
miokard
atau
obstruksi
mekanik
jantung;
13
kontusio
dikelompokkan
pneumothoraks
jantung.
Tamponad
dalam
syok
diketahui.
Hipoperfusi perifer, vasokonstriksi; kulit dingin, lembab, dan sianosis.
Status mental terganggu; kebingungan, agitasi, koma.
Oliguria atau anuria; <0,5 ml/kgBB/jam.
Asidosis metabolik.
Pemantauan hemodinamik :
a. Tekanan darah arteri
b. Tekanan vena sentral
c. Tekanan arteri pulmonal, dimonitor dengan kateter Swan-Ganz untuk
pengukuran Pulmonary Catheter Wedge Presure (PCWP).
d. Pengukuran tambahan. Pemantauan sensorium, jumlah urine, dan suhu
kulit. (Mansjoer, 2000)
.6. Penatalaksanaan
Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk
memperbaiki
perfusi
jaringan;
memperbaiki
oksigenasi
tubuh;
dan
14
e.
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN SYOK
1. Pengkajian
1. Pengkjian Primer
a. Airway
Jalan nafas dan prenafasan tetap merupakan prioritas pertama, untuk
mendapatkan oksigenasi yang cukup. Tambahan oksigen diberikan bila
perlu untuk menjaga tekanan O2 antara 80 100 mmHg.
b. Breathing
16
2. Pengkajian Sekunder
a. Identitas pasien
Pada anamnesis, pasien mungkin tidak bisa diwawancara sehingga
riwayat sakit mungkin hanya didapatkan dari keluarga, atau orang yang
mengetahui kejadiannya
b. Keluhan utama
Klien dengan syok mengeluh sulit bernafas, mengeluh muntah dan
mual, kejang-kejang.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Riwayat trauma (banyak perdarahan)
2) Riwayat penyakit jantung (sesak nafas)
3) Riwayat infeksi (suhu tinggi)
4) Riwayat pemakaian obat ( kesadaran menurun setelah memakan
obat)
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien sbelumnya pernah mengalami penyakit yang sama
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
17
Apakah kelarga ada yang pernah mengalami sakit yang sama seperti
klien sebelumnya.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Kulit: suhu raba dingin (hangat pada syok septik hanya bersifat
sementara, karena begitu syok berlanjut terjadi hipovolemia),
Warna pucat (kemerahan pada syok septik, sianosis pada syok
kardiogenik dan syok hemoragi terminal)dan Basah pada fase
lanjut syok (sering kering pada syok septik).
2) Tekanan darah: Hipotensi dengan tekanan sistole < 80 mmHg
(lebih tinggi pada penderita yang sebelumnya mengidap
hipertensi, normal atau meninggi pada awal syok septik)
3) Status jantung : Takikardi, pulsus lemah dan sulit diraba
4) Status respirasi : Respirasi meningkat, dan dangkal (pada fase
kompensasi) kemudian menjadi lambat (pada syok septik,
respirasi meningkat jika kondisi menjelek)
5) Status Mental: Gelisah, cemas, agitasi, tampak ketakutan.
Kesadaran dan orientasi menurun, sopor sampai koma.
6) Fungsi Ginjal: Oliguria, anuria (curah urin < 30 ml/jam, kritis)
7) Fungsi Metabolik: Asidosis akibat timbunan asam laktat di
jaringan (pada awal syok septik dijumpai alkalosis metabolik,
kausanya tidak diketahui). Alkalosis respirasi akibat takipnea
8) Sirkulasi: Tekanan vena sentral menurun pada syok
hipovolemik, meninggi pada syok kardiogenik
9) Keseimbangan Asam Basa : Pada awal syok pO2 dan pCO2
menurun (penurunan pCO2 karena takipnea, penurunan pO2
karena adanya aliran pintas di paru)
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah (Hb, Hmt, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit,
kadar ureum, kreatinin, glukosa darah.
2) Analisa gas darah
3) EKG
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang
(Santosa, 2005):
a. Penurunan curah jantung b/d gangguan irama jantung, stroke volume,
pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
18
4. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan/Masala
h
Kolaborasi
Penurunan curah
jantung b/d gangguan
irama jantung, stroke
volume, pre load
dan afterload,
kontraktilitas jantung.
DO/DS:
- Aritmia,
takikardia,
bradikardia
- Palpitasi,
oedem
- Kelelahan
- Peningkatan/pen
urunan JVP
- Distensi vena
jugularis
- Kulit dingin dan
lembab
- Penurunan
denyut nadi
perifer
- Oliguria, kaplari
refill lambat
- Nafas pendek/
sesak nafas
- Perubahan
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria intervensi
Hasil
NOC :
- Cardiac Pump
effectiveness
- Circulation
Status
- Vital Sign
Status
- Tissue
perfusion:
perifer
Setelah dilakukan
asuhan
Selama......penurunan
kardiak
output klien teratasi
dengan kriteria hasil:
- Tanda Vital
dalam rentang
normal
(Tekanan darah,
Nadi,respirasi)
- Dapat
mentoleransi
aktivitas, tidak
ada kelelahan
- Tidak ada
edema paru,
NIC :
- Evaluasi adanya nyeri
dada
- Catat adanya disritmia
jantung
- Catat adanya tanda dan
gejala penurunan
cardiac putput
- Monitor status
pernafasan
- Monitor balance cairan
- Monitor respon pasien
terhadap efek
pengobatan
antiaritmia
- Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari
Kelelahan
- Monitor adanya
dyspneu, fatigue,
tekipneu dan ortopneu
- Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
- Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
- Monitor TD, nadi, RR,
19
warna kulit
Batuk, bunyi
jantung S3/S4
Kecemasan
Diagnosa
Keperawatan/
Masalah
Kolaborasi
Perfusi jaringan
tidak
efektif b/d gangguan
afinitas Hb oksigen,
penurunan
konsentrasi Hb,
Hipervolemia,
Hipoventilasi,
gangguan transport
O2,
gangguan aliran
arteri dan vena
DS:
- Nyeri dada
- Sesak nafas
DO
- AGD
abnormal
- Aritmia
- Bronko
spasme
- Kapilare
refill > 3 dtk
- Retraksi dada
perifer, dan
tidak ada asites
Tidak ada
penurunan
kesadaran
AGD dalam
batas normal
Tidak ada
distensi vena
leher
Warna kulit
normal
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
NOC :
- Cardiac pump
Effectiveness
Circulation status
- Tissue Prefusion :
cardiac,
periferal
- Vital Sign Statusl
Setelah dilakukan asuhan
selamaketidakefektifan
perfusijaringan
kardiopulmonal teratasi
dengan kriteria hasil:
-
Tekanan systole
dan diastole
dalam rentang
yang diharapkan
CVP dalam batas
normal
Nadi perifer kuat
dan simetris
Tidak ada oedem
perifer dan
NIC :
- Monitor nyeri dada
(durasi, intensitas dan
faktor-faktor
presipitasi)
- Observasi perubahan
ECG
- Auskultasi suara
jantung dan paru
- Monitor irama dan
jumlah denyut jantung
- Monitor angka PT, PTT
dan AT
- Monitor elektrolit
(potassium dan
magnesium)
- Monitor status cairan
- Evaluasi oedem perifer
dan denyut nadi
- Monitor peningkatan
kelelahan dan
kecemasan
- Jelaskan pembatasan
intake kafein, sodium,
kolesterol
20
- Penggunaan
otot-otot
tambahan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah
Kolaborasi
Defisit Volume Cairan
Berhubungan
dengan:Kehilangan
volume cairan secara
aktif, Kegagalan
mekanisme pengaturan
DS :
- Haus
DO:
- Penurunan turgor
kulit/lidah
- Membran
mukosa/kulit
kering
- Peningkatan
denyut nadi,
penurunan
tekanan darah,
penurunan
- volume/tekanan
nadi
- Pengisian vena
menurun
asites
Denyut jantung,
AGD, ejeksi
fraksi dalam batas
normal
Bunyi jantung
abnormal tidak
ada
Nyeri dada tidak
ada
Kelelahan yang
ekstrim tidak
ada
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC:
- Fluid balance
- Hydration
- Nutritional Status :
Food and Fluid
Intake
dan lemak
Kelola pemberian obatobat: analgesik, anti
koagulan,
nitrogliserin,
vasodilator dan
diuretik.
Tingkatkan istirahat
(batasi pengunjung)
Intervensi
NIC :
- Pertahankan
catatan intake
dan output
yang akurat
- Monitor status
hidrasi
- nadi adekuat,
Setelah dilakukan tindakan
tekanan darah
keperawatan selama.
ortostatik ),
defisit volume
jika
cairan teratasi dengan
diperlukan
kriteria hasil:
Monitor hasil
lab yang sesuai
- Mempertahankan
dengan retensi
urine output
cairan
sesuai dengan usia
- (BUN , Hmt ,
dan BB, BJ
osmolalitas
urine normal,
urin, albumin,
- Tekanan darah, nadi,
total protein )
suhu tubuh
Monitor vital
dalam batas normal
- Tidak ada tanda
sign setiap
15menit 1
tanda dehidrasi,
- Elastisitas turgor
jam
- Kolaborasi
kulit baik,
21
Perubahan status
mental
Konsentrasi urine
meningkat
Temperatur tubuh
meningkat
Kehilangan berat
badan secara
tibatiba
Penurunan urine
output
HMT meningkat
Kelemahan
membran mukosa
lembab, tidak
ada rasa haus yang
berlebihan
Orientasi terhadap
waktu dan
tempat baik
Jumlah dan irama
pernapasan
dalam batas normal
Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas
normal
pH urin dalam batas
normal
Intake oral dan
intravena adekuat
pemberian
cairan IV
Monitor status
nutrisi
Berikan cairan
oral
Berikan
penggantian
nasogatrik
sesuai output
(50
100cc/jam)
Persiapan
untuk tranfusi
Pasang kateter
jika perlu
Monitor intake
dan urin output
setiap 8 jam
5. Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan tujuan spesifik.
Implementasi dilakukan pada klien dengan Syok adalah dengan
tindakan sesuai intervensi yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam
tindakan ini diperlukan kerja sama antara perawat sebagai pelaksana
asuhan keperawatan, tim kesehatan, klien dan keluarga agar asuhan
keperawatan yang diberikan mampu berkesinambungan sehingga klien
dan keluarga dapat menjadi mandiri.
6. Evaluasi
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Terpenuhunya penuruna cardiak output teratasi
b. Tercapainya perfusi jaringan kardiopulmonal
c. Tercapainya volume cairan secara adequat
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari
kemampuan mengenal gejala-gejala syok mengetahui, dan mengantisipasi
penyebab syok serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada menit-menit
pertama pasien mengalami syok. Diagnosis syok (shock) secara cepat dapat
ditegakkan dengan tidak teraba atau melemahnya nadi radialis/ karotis, pasien
tampak pucat, perabaan pada ekstremitas teraba dingin, basah dan pucat serta
memanjangnnya waktu pengisian kapiler (capillary refill time > 2 detik).
Syok merupakan suatu gangguan sirkulasi akibat penghantaran oksigen
ke jaringan atau perfusi yang tidak adekuat, ditandai dengan penurunan tahanan
vaskuler sistemik terutama di arteri, berkurangnya darah balik, penurunan
pengisian ventrikel dan sangat kecilnya curah jantung (George et al., 2009;
Guyton dan Hall, 2010; Sinniah, 2012; Schwarz et al., 2014). Seseorang
dikatakan syok bila terdapat ketidakcukupan perfusi oksigen dan nutrisi ke selsel tubuh. Kegagalan memperbaiki perfusi sehingga menyebabkan kematian sel
yang progressif, gangguan fungsi organ dan akhirnya kematian penderita.
Asuhan keperawatan dengan kasus Syok memerlukan tindakan cepat
sebab penderita berada pada keadaan Gawat darurat, obat-obat emergensi dan
alat bantu resusitasi gawat darurat serta dilakukan secepat mungkin. Hal ini
diperlukan karena kita berpacu dengan waktu yang singkat agar tidak terjadi
kematian atau cacat organ tubuh menetap.
4.2 SARAN
Dengan mempelajari materi ini mahasiswa keperawatan yang akan menjadi
seorang
23
klien yang mengalami syock sehingga dapat melakukan pertolongan segera. Dan
mahasiswa mampu mengaplikasikan teri kegawat daruratan syok sehingga
mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan pada klien dengan masalah syok.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Doenges, E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda N. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2 2013. Yogyakarta: Media hardy.
Mansjoer, arif. Dkk.2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media aesculapius.
Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8. Jakarta: EGC.
Zmerman J L, Taylor R W, Dellinger R P, Farmer J C. 1997. Diagnosis and
Management of Shock, dalam buku: Fundamental Critical Support. Society of
Critical
https://www.academia.edu/9746397/Syok. syifana.aqullia.2010.laporanpendahuluan
syok.
http://www.riyawan.com/p/bab-ii-tinjauan-teori syok-a.html
24