Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena
setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang
memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara
global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang
menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan
kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan
dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan
kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal. ( Depkes RI, 1992 ).
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah
satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya.
Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam Sistem
Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan
peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas
khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia
Lanjut, dan sebagainya.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk
mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada
pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.
Namun masih banyak perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan
pencahaannya kurang. Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan yang
cukup lancar, pembuangan sampah yang cukup tertib yaitu dibuang dan dikumpulkan di TPS
dekat makam setempat, dan terdapat sumber polusi yaitu berupa air selokan sehingga
memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti demam berdarah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue Hemorragi Fever(DHF),
sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1968 sampai sekarang, sering menjadi penyebab
kematian terutama pada anak remaja dewasa. Penyakit ini telah menyebar ke hampir seluruh
wilayah Indonesia dan dari tahun ke tahun penderitanya cenderung meningkat. (Christian
Effendy, 1995)
Di Indonesia, Demam Berdarah Dengue (DBD) pertama kali dicurigai di Surabaya pada
tahun 1968, tetapi konfirmasi virologist baru diperoleh pada tahun 1970. kemudian DBD
berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Jogjakarta (1972). Epidemiologi pertama di luar jawa
dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, di susul oleh Riau, Sulawesi Utara
dan Bali.
Dengan masih tinggi nya kasus Demam Berdarah sampai saat ini, membuat penulis
tertarik untuk mengangkat kasus Demam Berdarah Dengue dengan alokasi :
1. Merupakan penyakit menular yang tampak menjangkit masyarakat terutama yang
berekonomi rendah dan tinggi di daerah yang kebersihannya kurang.
2. Kurangnya pengetahuan tentang Demam Berdarah Dengue dan cara pencengahanya
3. Keluarga tidak mengetahui arti kebersihan yang sesungguhnya
4. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan penulis tentang penyakit Demam berdarah
Dengue.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada keluarga An A dengan gangguan
Demam Berdarah Dengue di kelurahan kecamatan ilir timur II palaembang.
3. Mampu menyusun rencana keperawatan pada keluarga dengan Kasus Demam Berdarah
Dengue
4. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan Kasus Demam Berdarah
Dengue
5. Dapat melakukan pembahasan asuhan keperawatan pada kelurga dengan kasus Demam
Berdarah Dengue
6. Dapat melakukan evaluasi hasil dari tindakan keperawatan yang di berikan kepada
keluarga dengan kasus Demam Berdarah Dengue
BAB II
TINJAUAN TEORI TENTANG
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat yang optimal. Dengan demikian
pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional khususnya
dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar
pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia,
maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada pada
masyarakat sehingga masyarakat dalat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.
kesehatan
Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan dan
Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orang
2.
Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitas
3.
Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin
kerjasama yang baik
4.
5.
6.
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dkembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas.
Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual)
terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang
ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk
menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya adalah konsep
menurut (Christine Ibrahim, 1986) keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok,
yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan
ini menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori itu
berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki
(Christine Ibrahim, !986).
2)
3)
4)
5)
6)
Mendorong
dan
meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pelayanan
kesehatan/keperawatan
7)
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris endiri oleh suatu hal dan
sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
maupun sosial.
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota
keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian darah
dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila
salah satu atau beberapa anggotat keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada
disekitarnya.
2)
Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta
asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti: DBD, TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung
koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3)
4)
d. Penitipan balita
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok
individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.
Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik
permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
2.4
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah:
1. Sebagai Pendidik (Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik
di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuanpertemuan, observasi dan pengumpulan data.
3.Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)
Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam
mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta
keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikianpelayanan kesehatan yang
diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu
dengan yang lainnya.
4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat
kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
2)
Peningkatan gizi
3)
4)
5)
6)
Rekreasi
7)
Pendidikan seks
2)
3)
4)
2)
Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah sakit.
3)
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4)
Perawatan payudara
5)
1)
Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah tulang
mapun kelainan bawaan
2)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.
2.8 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang digunakan
adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang keperawatan,
melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.8.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji
masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:
1)
Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor lingkungannya. Elemen
pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC. Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas,
yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat
kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan
transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi; ekonomi
dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif dalam
langkah-langkah selanjutnya.
2)
Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam suatu
format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor yang mengancam
dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan maslah atau
diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) maslah tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
3)
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan
dengan mempertimbangkan:
a.
b.
c.
d.
a.
b.
Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu
c.
Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan
terhadap kesehatan masyarakat.
d.
2.8.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1)
2)
3)
2.8.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1)
2)
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya
3)
a.
Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan diaplikasikannya ke dalam
populasi sehat pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
b.
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk menghambat
proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.
c.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil stabil atau
menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih
dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada tingkat
berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
2.8.4 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang
perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan
penilaian, yaitu:
1)
Daya guna
2)
Hasil guna
3)
Kelayakan
4)
Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1)
2)
3)
Efisiensi biaya
4)
Efektifitas kerja
5)
BAB III
TINJAUAN TEORI TENTANG PENYAKIT DEMAM
BERDARAH
3.1 Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti (betina) (Christian Effendy. Skp,1995)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit demam akut dengan ciri-ciri dengan
manifestasi pendarahan, dan bertendesi mengakibatkan renjatan yang dapat menyababkan
kematian. (Kapaita Selekta)
3.2 Etiologi
Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus Arovirus. (Suriadi,
Skp dan Rita Yuliani, Skp, 2002: 57)
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue yaitu virus Dengue yang tergolong dalam
famili flaviviridae dan dikenal ada 4 serotipe di Indonesia, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4. (Hendarwanto,1996)
3.3 Patofisiologi
-
Virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik
merah pada kulit(petekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa(spenomengali)
Renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia jaringan, metabolik asidosis,
dan kematian (Christian Effendy,1995)
Keluhan pada saluran pencernaan, mual, muntah, tak ada nafsu makan (anoreksia), diare,
konstipasi
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, takanan darah menurun, gelisah
capillary refiul lebih dari 2 detik, nadi cepat dan lemah( christantie effendy, 1995)
Adapun klasifikasi Demam Berdarah Dengue( WHO,1997) :
Derajat I
Drajat II
Derajat III
: Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulilt dingin, lembab dan pasien menjadi gellisah
Derajat IV
: Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur
Tirah baring
Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen, eukini, atau dipiron juga
pemberian kompres dingin
Pemberian obat antibiotik bila trdapat infeksi sekunder( kolaborasi dengan tim dokter)
Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum dan hasil-hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk
3.6 Pencegahan
Prinsip yang tepat dalam pencegahan DHF ialah sebagai berikut :
a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan
pemberantasan vektor pada saat sedikit terdapatnya kasus DHF.
b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vektor pada tingkat sangat
rendah untuk memberikan kesempatan penderita viremia sembuh secara spontan.
c. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran yaitu di sekolah, rumah sakit
termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.
d. Mengusahakan pemberantasan vektor di semua daerah berpotensi penularan tinggi.
Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :
a. Menggunakan insektisida. Yang lazim digunakan dalam program pemberantasan demam
berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan temephos (abate)
untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan atau
pengabutan. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate ke dalam sarang-sarang
nyamuk aedes yaitu bejana tempat penampungan air bersih, dosis yang digunakan ialah 1 ppm
atau 1 gram abate SG 1 % per 10 liter air.
b. Tanpa insektisida Caranya adalah :
1. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1 x seminggu
(perkembangan telur nyamuk lamanya 710 hari).
2. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.
3. Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah dan benda lain yang
memungkinkan nyamuk bersarang.
1. Pengartian
Perawatan kesehatan keluarga menurut Salivicin G. Balion dan Aracelis Maglaya (1978):
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan
atau di pusatkan pada keluargasebagai unit atau suatu kesatuan yang dirawat dengan sehat
sebagai tujuan dan melalui perawatan sebagai ssaran. Perawatan kesehatan keluarga adalah suatu
perawatan esensial yang berdasarkan kemanusiaan atau cinta kasih untuk mempertahankan
kesejah teraaan keluarga dari masing-masing anggota keluarga.
2. Definisi Keluarga
Keluraga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa
orang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI 1988)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan dan pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga
berinteraksi satu sama lain didalam perananya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
3. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang di
hadapi oleh keluarga
b. Meningkatkan kemamouan keluarga dalam menangulangi masalah-masalah kesehatan
dasar dalam keluarga
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarganya yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga
Sasaran :
Perawatan kesehtan keluarga adalah semua anggota keluarga baik yang sehat mauun yn sakit
serta lingkungan.
4.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Identitas Klien
Nama
: An. A
Umur
: 14 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: SISWA
Alamat
22
KK :
N
O
N A M A
UMU
R
JK
AG
PD
PK
HUB
TB
BB
1.
Tn.P
26
islam
SLTA
buruh
suami
160
55
2.
Ny.E
24
islam
SLTA
IRT
istri
156
41
3.
An. A
14
islam
SMP
Siswa
150
39
Keterangan :
JK : Jenis kelamin
L : Laki-laki
P : Perempuan
AG : Agama
anak
Dalam rumah keluarga AnA yang menderita Demam Berdarah Dengue dan dalam
anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit serupa seperti AnA saat ini.
b. Pada keluarga AnA jika ada keluarga yang sakit, kebiasaan keluarga ini langsung dibawa
ke puskesmas terdekat.
Perumahan
Rumah yang di tempati oleh keluarga AnA adalah rumah milik sendiri, semi permanen yang
berukuran 6 x 10 m2.
Dimana keadaan ventilasi kurang baik, lantai semen, mempunyai 1 kamar mandi, 2 kamar tidur,
1 ruang tamu, 1 ruang dapur. Penerangan dari listrik PLN, penataan ruangan dan kebersihan
rumah keluarga AnA kurang, kasur dirumah kadang-kadang saja di jemur, pakaian rumah
bergantungan di sembarangan tempat.
b.Sumber Air Bersih
Sumber air minum keluarga diperoleh dari PAM, yang juga digunakan untuk mandi,
mencuci pakaian, BAB/BAK. Bak penampungan air minum, air untuk mencuci pakaian tersebut
jarang dibersihkan ataupun dikuras.
c.
a.
Imunisasi
Keluarga AnA mengatakan bahwa AnA tidak pernah diimunisasi
Penghasilan
Penghasilan keluarga AnA perbulan kira-kira Rp. 500.000-750.000 dengan pendapatan
tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan menentukan pengeluaran belanja keluarga
adalah ibu.
b. Pendidikan
Anggota keluarga berpendidikan sebatas SMA dan tidak melanjutkan keperguruan tinggi
dikarenakan keterbatasan biaya.
c.
Data
Masalah Keperawatan
tinggi
secara
Penyakitmendadak,
DBD pada AnA
menggigil, pegal-pegal seluruh tubuh,
adanya ruam atau bintik-bintik merah
pada kulit ( petecia)
disembarangan tempat.
2. Penjajakan II
No
1
Data
Masalah Keperawata
sehubungan
dengan
kurang
pengetahuan
2
-
keluarga
lingkungan.
tentang
pentingnya
sanitasi
yang
lalu,
air
di
anggota
WC
bak
penampungan
jarang
dibersihkan,
dikuras
adanya
ataupun
pakaian
yang
keluarga
ketidakmampuan
sehubungan
keluarga
dengan
tentang
usaha
29
C. Prioritas Masalah
1. Penyakit DBD pada Nn
No Kriteria
Perhitungan
skore
Pembenaran
2/3 x 1
2/3
Sifat Masalah ;
kasur kadang-kadang
- Ancaman Kesehatan
dijemur,
banyak
sampah
yang
berserakan dihalaman
rumah karena jarang
dibakar,
ventilasi
kurang.
Keluarga
mampu
membersihkan
rumah,
2
Kemungkinan
dapat diubah
masalah
2/2 x 2
kasur
menjemur
setiap
hari,
sampah
dibakar,
menambah
ventilasi
rumah,
bila
ia
mengerti manfaatnya
Keluarga
mampu
membersihkan
rumah,
kasur
3
Pontesial
masalah
dapat 3/3 x 1
dicegah
menjemur
setipa
hari,
sampah
dibakar,
menambah
ventilasi
dirumah,
jika
keluarga
diberi
pengertian
Keluarga
membiarkan keadaan
rumah kotor, kasur
sehari-hari
dijemur,
4
Menonjolnya masalah
tidak
sampah
berserakan dihalaman
0/2 x 1
rumah,
ventilasi
kurang.
Total
3 2/3
3. Pontensial terjadinya penularan penyakit DBD pada anggota keluarga yang lain.
No
Data
perhitungan
skore
Pembenaran
Sifat masalah
2/3 x 1
2/3
bak
untuk
jarang
ataupun
dikuras
dibersihkan,
Keluarga
mampu
membersihkan bak-bak,
penampungan
dan
mengubur
barang-
barang bekas.
2
Kemungkinan
masalah
dapat
2/2 x 2
diubah
Keluarga
mampu
membersihkan
dan
menguras
bak-bak
penampungan
juga
mengubur
Pontensial
3
masalah
dicegah
barang-
dapat
3/3 x 1
disekitar rumah.
Keluarga
belum
mengerti
pentingnya
pencegahan
penyakit
penularan
Demam
Berdarah Dengue
Menonjolnya Masalah
4
Total Skore
0/2 x 1
0
3 2/3
Nama
:An A
Tanggal Pengkajian :
Umur
:14 Tahun
Diagnostik :DEMAM
BERDARAH DENGUE
Alamat :Jl.Serda KKO Usman Ali RT.8c No.56
Kelurahan :Sungai buah
Kecamatan :Ilir Timur II Palembang
NO.
PERENCANAAN
Masalah
Diagnosa
kesehatan
keperawatan
Sasaran
Tujuan
Kriteria
Standar
Rencana
keperawatan
15
september
2013
Ketidakmampua
Setelah
Agar supaya
Setelah
Keluarga An
-Jelaskan
Penyakit
n mengenal
dilakukan
keluarga
diberikan
A mampu
kepada
DBD pada
masalah DBD
penyuluhan
mengetahui
penyuluhan
menjelaskan
keluarga
An A
sehubungan
tentang DBD
dan mengerti
keluarga
tentangngerti
tentang
dengan kurang
keluarga akan
tanda, gejala
dapat
an, tanda,
pengertian
pengetahuan
mengerti dan
dan
menjelaskan
gejala dan
DBD tanda,
keluarga tentang
mengetahui
penyebab
tentang
penyebab
gejala dan
penyakit DBD
tentang tanda,
penyakit
tanda, gejala
penyakit
penyebab
gejala dan
DBD
dan
DBD
penyakit
penyebab
penyebab
penyakit DBD
penyakit
DBD
17
september
2013
Ketidakmampua
Setelah
Keluarga
Setelah
Keluarga An
-Berikan
Potensial
n memelihara
dilakukan
mengetahui
diberikan
A mampu
penyuluhan
terjadinya
lingkungan
penyuluhan
dan
penyuluhan
menjelaskan
kepada
penularan
rumah yang
dengan
memahami
selama 30,
tentang cara
keluarga
penyakit
dapat
keluarga akan
cara
keluarga
pencegahan
tentang cara
DBD
mempengaruhi
memahami
pencegahan
mampu
penularan
pencegahan
dengan
kesehatan dan
dan
penularan
menjelaskan
penyakit
penularan
anggota
perkembangan
mengetahui
penyakit
dan
DBD pada
penyakit DBD
keluarga
pribadi anggota
tentang cara
DBD dengan
memahami
anggota
pada anggota
yang lain
keluarga
pencegahan
anggota
tentang
keluarga
keluarga yang
sehubungan
penularan
keluarga
pencegahan
yang lain
lain
dengan
penyakit DBD
yang lain
penularan
ketidaktahuan
dengan
penyakit
keluarga tentang
anggota
DBD dengan
usaha
keluarga yang
anggota
pencegahan
lain
keluarga
penyakit DBD
yang lain
5.
21.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami simpulkan
sebagai berikut :
Masalah keperawatan komunitas yang muncul pada keluarga An A
1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah b.d
Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai dengan Pembuangan sampah yang
masih dekat dengan pekarangan
2. Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain
adalah memberikan penyuluhan kesehatn tentang DBD dan pemeriksaan jentik
jentik nyamuk di sekitar rumah yang ada disekitar rumah tersangka DBD
3. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari masyarakat
sekitar
5.2 SARAN
Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
1. Masyarakat
Peran serta dari keluarga dan masyarakat, ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang
kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain warga
aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk
2. Puskesmas dan Kelurahan
Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari pihak puskesmas dan
kelurahan yang berkesinambungan untuk memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh
warga