Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
SRI WAHYUNI
NIM : 109011000285
ABSTRACTION
Personal Competence of Islamic Religion Teacher an Its Contribution on
the establishment of students Moral
Personal competence is one government demands passing law of teachers and
lecturers supposed to be possessed by a teacher. This is important, because a
teacher is not only required to transfer knowledge, but a teacher is also required in
order to be able to apply religious values, with the aim to stem the negative
impacts of development of science. This research aim to know competence
personality owned Islamic religious teacher, students moral, to know how much
contribution competence personality Islamic teacher on the establishment of
moral student of Kharisma Bangsa Junior high school by using survey method
with correlational technique, with technical data of spreading poll to 40
respondents of Kharisma Bangsa Junior High School, having acquired the result
of the poll about variable competence of personality of a religious teacher of Islam
and their students attitude, then the author calculates both such variable by using
the formula of the product moment. It is to know two variables such close
relationship, then the author using the formula of the coefficient of determination
to find a percentage of its influence. After the research was completed, then the
author obtained the result of the correlation with number of 0,381, which means
there are positive correlation between personal competence of Islamic religious
teacher with the moral of students, but the correlation is weak, because it was
among o,20-0,40. Based on close relationship to two variables, than known a
coefficient determination by 15 percent. It shows that teachers personal
competence has influence on the morals of students but it is not only thing that
can affect the morals of student, but there are many things that also affect it, such
a policy of the school, friends, family, and society environment.
Key Note
Sri Wahyuni
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAKSI ........................................................................................
ABSTRAC ............................................................................................
ii
iii
vi
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................
B. Identifikasi Masalah.......................................................
10
11
KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Kepribadian Guru .......................................
12
32
41
42
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................
44
44
C. Variabel Penelitian.........................................................
45
45
45
49
vi
BAB IV
BAB V
49
50
50
52
53
53
68
PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................
70
B. Implikasi........................................................................
70
C. Saran .............................................................................
71
72
vii
BAB I
PENDAHULUAN
h.4
3
Choirul Fuad Yusuf, Pendidikan Agama Berwawasan Kerukunan, (Jakarta : PT. Pena
Citasatria, 2008),h.43
4
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : UIN Jakarta Press, 2005), cet-ke 1,
h.71-72
5
Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, (PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2009),
h. 14
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berada diatas budi pekerti yang agung
(Q.S Al-Qalam, 68:4).
Ayat diatas menerangkan bahwa pahala yang tidak putus-putusnya
diperoleh oleh Rasulullah saw sebagai hasil akhlak agung, yang merupakan
akhlak beliau dan merupakan pujian dari Allah SWT kepada beliau, yang jarang
diberikannya kepada hamban-hambanya yang lain. 6
Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam ini.
Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilainilai yang terkandung dalam Al-quran dan As-sunnah. Dengan demikian bahwa
pendidikan akhlak merupakan asas bagi setiap pendidikan manusia.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan, sebab secara langsung
berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan peserta didik.Sebagai
ujung tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan
sebagai pendidik, pembimbing,dan pengajar. Kemampuan tersebut tercermin pada
kompetensi guru.
6
Universitas Islam Indonesia, Al-Quran dan Tafsirnya : PT Dana Bhakti Wakaf, h. 284
Trianto dan Titik Triwulan, Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi,
Kompetensi & Kesejahteraan, (Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher, 2007), cet.ke-1, h.71-72
8
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Kepribadian Guru : Melalui Pelatihan dan
Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta : Kencana, 2011), cet-ke 1, h. 43
Tingkah laku yang baik merupakan syarat mutlak bagi seorang guru, tanpa
itu semua pendidikan akan kehilangan jati dirinya. Manusia merupakan makhluk
yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk
pribadinya. Guru sebagai pendidik, dengan wibawanya dalam pergaulan
membawa murid sebagai anak didik ke arah kedewasaan. Memanfaatkan
pergaulan sehari-hari dalam pendidikan adalah cara yang paling baik dan efektif
dalam pembentukan pribadi dan dengan cara ini pula maka hilanglah jurang
pemisah antara guru dengan murid.
Sebegitu penting dan kompleksnya peran guru dalam pendidikan sehingga
tidak bisa digantikan dengan teknologi sekalipun. Sampai-sampai Rasulullah
SAW sangat memuliakan posisi guru, dalam sabdanya :
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para
Nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, akan tetapi mewariskan ilmu.
Maka barang siapa mengambilnya berarti ia telah mendapatkan bagian yang
banyak. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)9
Akan tetapi, kadang-kadang guru lupa, bahwa ada satu sisi yang
terlupakan, yakni unsur mendidik. Apalah artinya seorang anak didik pintar dan
cerdas, tapi tidak memilki hati nurani, angkuh, sombong, dan menganggap orang
lain tidak ada apa-apanya.
Kemerosotan moral para siswa seringkali dianggap karena kegagalan para
guru dalam mendidik dan memberikan suri tauladan kepada siswanya. Bila guru
dahulu berarti orang yang yang berilmu, arif, dan bijaksana, kini guru dilihat tidak
lebih sebagai fungsionaris pendidikan yang mengajar atas dasar kualifikasi
keilmuan dan akademis tertentu. Faktor-faktor lain seperti kearifan dan
kebijaksanaan yang merupakan sikap dan tingkah laku moral tidak lagi signifikan,
sebaliknya dalam konsep klasik, faktor moral berada di kualifikasi pertama,
sedangkan faktor keilmuan dan akademis berada di bawah kualifikasi
moral.10Kearifan dan kebijaksanaan yang jarang dimiliki oleh guru dewasa ini
menjadikan para siswa kesulitan mencari sosok idola panutan dan teladan mereka,
9
sedang anak-anak yang berada dalam usia remaja atau diambang kedewasaan
sangat mencari dan merindukan figur keteladanan dan tokoh identifikasi yang
akan diterima dan diikuti langkahnya.
Berbagai kasus yang disebabkan oleh kepribadian guru yang kurang
mantap, kurang stabil, dan kurang dewasa, sering kita dengar dari berita-berita
yang berasal dari media elektronik atau media cetak. Misalnya : adanya oknum
guru yang mencabuli peserta didik, adanya oknum guru yang telibat pencurian,
penipuan, dan kasus kasus lain yang tidak pantas dilakukan oleh guru.11
Sungguh sebuah keprihatinan yang mengiris hati sanubari bagi orangorang yang merindukan keluhuran moralitas, akhlak dan harga diri yang bernilai
bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Betapapun kemajuan teknologi
yang begitu cepat dalam berbagai hal, bukan berarti malah menjadikan kemajuan
itu sebagai senjata yang meracuni perilaku dan akhlak generasi bangsa ke arah
negatif, atau mungkin sengaja membiarkan sebuah arus negatif yang akan
membawa mereka kepada kehancuran. Tidaklah demikian, bagi orang yang
mengerti dan memahami esensi modernisasi zaman.
Mari kita telusuri bersama, apa yang menjadi akar permasalahan sehingga
bangsa ini belum mampu untuk mewariskan generasi bangsa yang unggul, yang
bermental kuat iman dan fisiknya, yang cerdas, terdidik dan berintelektual tinggi,
generasi bangsa yang jauh dari sikap berleha-leha melainkan senantiasa bekerja
keras, terampil, produktif, aktif, dan inovatif, generasi bangsa yang mandiri , kritis
dan memiliki sikap dewasa dalam menyikapi segala hal, generasi bangsa yang
bangga akan keagungan jati diri bangsanya, menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan akhlak. Inilah yang semestinya kita perjuangkan bersama, untuk
mengestafetkan perjuangan untuk perubahan nasib generasi bangsa. Menurut
sumber website Cendikia Centre,ada beberapa hal yang harus kita kritisi bersama
atas terjadinya kebobrokan moralitas generasi bangsa ini:12
11
pada
kehidupan yang lebih baik. Mari kita sadari, pendidikan adalah tanggung
jawab bersama, yang seharusnya diberikan perhatian khusus dari semua unit
di negeri ini, bukan hanya sekedar dititikberatkan pada lembaga pendidikan
formal dan guru saja, yang dianggapnya memiliki peranan penting untuk
membentuk generasi bangsa. Akan tetapi kita pun tidak bisa menafikan
bahwa sebuah lembaga pendidikan dan guru memiliki keterbatasan dalam
hal itu. Agar pendidikan mampu bergerak secara optimal, maka keterlibatan
semua komponen haruslah terjalin, baik itu dari keluarga, lembaga
pendidikan formal, masyarakat dan pemerintah.
2. Konsep pendidikan yang melupakan jati diri bangsa.Hal ini seringkali kita
lupakan : sebuah pembentukan generasi bangsa yang memiliki jati diri
bangsanya sendiri, melalui jalan konsep pendidikan. Hal ini seharusnya
mampu mewarnai para generasi bangsa yang diarahkan pada kemajuan
intelektual yang memiliki kesadaran penuh untuk membangun dan
membesarkan nama bangsanya sendiri. Akan tetapi semuanya itu pudar
terbawa arus gelombang kelonggaran dan kebiasan dalam menentukan
konsep pendidikan di negeri ini sehingga para generasi unggulan yang bisa
diharapkan malah beralih, menjauh dan meninggalkan kekhasan jati diri
bangsa sendiri. Dan pada akhirnya muncul produk-produk manusia tanpa
jati diri.
3. Pendidikan yang dikomersilkan.Nan jauh disana kita sebagai rakyat biasa
seringkali terjebak dengan keindahan bahasa dari para penguasa mengenai
peningkatan kualitas mutu pendidikan yang tidak terhingga mahalnya, mulai
dari jenjang terendah hingga jenjang teratas. Hal ini membuat rakyat biasa
merasa tertekan dan frustasi untuk menyeimbangkan kebijakan penguasa
yang tidak terarah. Bukankah pndidikan itu infestasi masa depan? Yang bisa
menjamin kemajuan sumber daya negeri ini? Namun faktanya, jalan untuk
perbandingan peran guru di masa kini dengan masa dulu, ada sebuah
pergeseran peran yang cukup jauh, mengapa hal ini bisa terjadi? Dulu, guru
mampu beperan sebagai pengganti orangtua disertai memberikan pengajaran
dengan penuh perhatian, perjuangan, pengorbanan, kesungguh-sungguhan,
dengan doa , cinta dan keikhlasan, jiwa keteladanan, sehingga mampu
menghujamkan pengaruh yang luar biasa ke pribadi-pribadi anak didiknya.
Saat itu guru dipandang sebagai sosok yang harus digugu dan ditiru,
dimuliakan dan dihormati. Memang seharusnya seperti itulah cerminan
seorang guru yang memiliki kepribadian, berjiwa kharismatik dan tanggung
jawab terhadap amanah yang diembannya.
Kompetensi kepribadian, baik itu berupa kearifan, budi pekerti atau
akhlak yang baik harus lebih dulu dimiliki oleh seorang guru. Kepribadian yang
mantap, sifat-sifat yang luhur dan suri teladan yang baik dapat meningkatkan
kewibawaan guru dan menumbuhkan kemantapan belajar siswa. Sehingga siswa
pun akan dengan senang hati menerima setiap materi pelajaran yang disampaikan
guru.
Kepribadian merupakan faktor terpenting bagi seorang guru. Kepribadian
itulah yang akan menentukan apakan ia menjadi pembina atau pendidik yang baik
bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari
depan anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah
dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat
menengah).13
13
bertanggung jawab dalam pembentukan pribadi peserta didik, semua guru dan
komponen-komponennya diharapkan dapat bersinergi dalam pembentukan akhlak
siswa. Melalui sentuhan guru disekolah diharapkan mampu menciptakan sumber
daya manusia yang berkualitas, baik secara keilmuan (akademis), maupun secara
sikap mental. Dengan guru yang mempunyai kompetensi kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, disiplin, arif, berwibawa, teladan, dan berakhlak mulia,
diharapkan dapat menciptakan peserta didik yang berkarakter dan berakhlak mulia
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Kharisma Bangsa adalah sekolah nasional yang menggunakan sistem
belajar bilingual dan memiliki fasilitas boarding. Menggunakan bahasa pengantar
resmi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kharisma Bangsa memiliki
jenjang untuk Sekolah Dasar ( SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Karisma Bangsa sebagai lembaga pendidikan
bertujuan membentuk lulusan-lulusan yang mampu berperan dalam kehidupan
sosial dan budaya dengan didasari akhlak yang mulia baik untuk lingkup
Indonesia maupun internasional, mampu menjadi pemimpin yang tangkas dan
cerdas.
Dalam rangka mewujudkan tujuan ini Sekolah Kharisma Bangsa
berkomitmen untuk mengajar dan membimbing siswa baik dalampemenuhan
kebutuhan akademik maupun pemenuhan bimbingan budi pekerti meliputi
menanamkan nilai kejujuran, menghargai hak dan kepentingan orang lain, serta
memberikan kesadaran bahwa kebebasan adalah bagaimana bertanggungjawab
menjaga hak dan kewajiban yang bersandar pada budi pekerti yang luhur. Tujuan
tersebut tentunya tidak lepas dari peran guru yang mempunyai kompetensi
kepribadian. Terutama guru pendidikan agama Islam yang paling berperan dalam
menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik
untuk membahas dan menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul
KOMPETENSI
KEPRIBADIAN
GURU
PAI
DAN
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
10
11
E. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan bermanfaat :
1. Bagi penulis,sebagaisyaratuntukmendapatkangelar strata 1 (S1),
dandapat
menambah
wawasan
sertamendapat
informasi
baru
BAB II
KAJIAN TEORI
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-Murid: Studi Pemikiran
Tasawuf Al-Ghazali. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001). Cet ke-1. Hlm. 41
2
Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta : PrismaSophie
yogyakarta, 2004), hlm.156
3
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Ceria,
2007), hlm. 93
4
Muhaimin, Pemikiran Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, (Jakarta :Rajawali
Pers, 2011), hlm. 172-173
12
13
b. Kompetensi guru
Kompetensi
adalah
kumpulan
pengetahuan,
perilaku,
dan
Mulyasa,
sebagaimana
dikutip
oleh
Jejen
Kompetensi
adalah
kemampuan,
kecakapan
dan
14
c. Kepribadian guru
Sebelum penulis membahas tentang pengertian kepribadian guru,
penulis akan menjelaskan tentang pengertian kepribadian terlebih
dahulu. Menurut Surya, yang dikutip oleh Tohirin, bahwa secara umum
kepribadian dapat diartikan sebagai keseluruhan kualitas perilaku
individu yang merupakan cirinya yang khas dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.10
H.J Eysenck, dalam sapuri, membuat definisi kepribadian sebagai
berikut :
Personality is the sum-total of actual or potential behavior patterns of
the organism as determined by heredity and environment; it originates
and develops through the functional interaction of the four main sectors
into which these behavior patterns are organized the cognitive sector
(intellegence), the conative sector (character) and affective sector
(temperament) and the somative sector (constitution)
Kepribadian adalah jumlah total bentuk tingkah laku yang aktual
atau potensial pada organisme sebagai suatu tingkah laku individu, baik
itu yang tampil maupun yang berbentuk potensi, dipengaruhi oleh
9
15
11
Rafy Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta :Rajawali Pers,
2009), h.150-151
12
Nana Saodih Sukmandinata, op. cit., h. 138-139
16
3)
4)
17
Rasulullah
SAW
diimplementasikan
dalam
praktik
pembelajaran.13
Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya pembelajaran di
sekolah dan madrasah, guru memegang peran utama dan amat penting.
Perilaku guru dalam pendidikan dan belajar akan memberikan pengaruh
dan corak yang kuat bagi pembinaan perilaku dan kepribadian anak
didiknya.
Oleh
karena
itu,
perilaku
guru
hendaknya
dapat
adalah
contoh
teladan
yang
sangat
penting
dalam
13
18
yang tinggi
terhadap
guru.
Begitu
tingginya
16
17
ilmunya.
Mengamalkan
ilmu
dengan
cara
19
Muhaimin
menjabarkan
tugas
guru
dalam
secara
berkelanjutan
20
21
Ibid ., h. 186
21
22
22
berani.
Berani
berarti
sikap
yang
dapat
23
nasional
yang
bermutu
diarahkan
untuk
kekurangan pada
akal
dan sifat
yang
mantap,
stabil
dan
bijaksana
tergambar
24
ibid., h. 254-255
25
Allah memberikan kearifan (hikmah) kepada siapa saja yang
dikehendakinya. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah
diberi kebaikan yang banyak (Al-baqarah : 269).
Pada tataran teoritis, kearifan diterangkan Al-Qayyim Al-Jauziyah
yang dikuti oleh Ilyas Ismail menunjuk pada kemampuan melihat dan
memahami makna dan hakikat dari segala sesuatu. Sedangkan dalam
tatana praktis kearifan menunjuk pada kemampuan melakukan suatu
pekerjaan secara tepat, baik dilihat dari segi kadar, tampilan, maupun
waktunya. Dalam pengertian ini orang yang arif adalah orang yang
mampu menciptakan suatu program yang tepat denganmetode yang
tepat, serta pada waktu yang tepat pula.31
Sebagai anugerah Alllah SWT yang amat tinggi, kearifan tentu
tidak berdiri sendiri. Ia lahir dan berakar dari sumber-sumber lain
yang mendukung. Diantara sumber-sumber itu menurut Ibnu alQayyim al-Jauziyah, adalah wawasan pengetahuan terutama wawasan
dan pemahaman orang yang bersangkutan terhadap la-quran dan
Sunnah. Sumber lainnya adalah sikap santun dan kasih sayang serta
sikap tekun dan tenang.
menurut Husain dan Ashraf yang dikutip oleh Jejen Musfah Guru
bukan hanya menjadi seorang manusia pembelajar tetapi menjadi
sosok bijak, seorang saleh yang dapat mempengaruhi pikiran generasi
muda.
32
26
Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum
(memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian Dia mengeluarkan
piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk
(mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum
saudaranya menurut undang-undang Raja, kecuali Allah menghendakiNya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas
tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha
mengetahui.(QS. Yusuf :76)33.
Sepintar dan seluas apapun pengetahuan manusia tidak akan
mampu menandingi keluasan ilmu Allah SWT.
d. Menjadi teladan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, bahwa teladan
yaitu
perbuatan
atau
barang
yang
patut
ditiru
dan
34
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis, (Bandung :PT. Remaja
Rosda Karya, 1995), cet. Ke-8, h. 138
27
seorang
peniru
yang
ulung.
Murid-murid
cenderung
yang
tersirat
dari
sebuah
keteladanan
akan
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Logos Wacana Mulia, Jakarta, Cet. I, 1999, h.
178.
36
Ibid, h.95
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta : Gema Insani, 1995), h. 263
38
. Ibid., h. 266-267
37
28
ditiru atau dicontoh dari orang yang berilmu atau memberi pelajaran
tentang materi pendidikan agama Islam, baik dalam bentuk tingkah
laku, sifat dan ucapan, yang kemudian dipraktekkannya sesuai dengan
apa yang dilihat.
Dari cakupan kompetensi kepribadian diatas, dapat dijabarkan berbagai
indikator, yakni seorang pendidik dalam dirinya harus melekat sifat, sikap,
dan prilaku yang antara lain :40
1) Merasa senang dan bangga terhadap pekerjaannya sebagai pendidik.
2) Selalu konsisten dan komitmen terhadap perkataan dan perbuatannya.
39
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2009), cet Ke-5, h. 170
A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang :UIN Malang Press,
2008). h.77-78
40
29
dan
bertanggungjawab
dalam
menerima
tugas
dan
30
31
Amongnya yaitu guru harus Ing ngarso sungtulodo, Ing madyo mangun
karso, Tut wuri handayani.41
Dengan kompetensi kepribadian maka guru akan menjadi contoh
dan
teladan,
membangkitkan
motivasi
belajar
siswa
serta
32
B. Pembentukan Akhlaksiswa
1. Pengertian akhlak
Menurut A.Mustafa sebagaimana di kutip oleh Yatimin Abdullah
bahwa Akhlak menurut bahasa islah bentuk jamak dari khuluq yang berarti
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.44 Akhlak disamakan
dengan kesusilaan, sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin
manusia, gambaran bentuk lahiriyah manusia, seperti raut wajah, gerak
anggota badan dan seluruh tubuh.
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah ini dapat
merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Abuddin Nata
dalam bukunya Akhlak Tasawuf merumuskan pengertian akhlak dari
beberapa pakar akhlak terkemuka, seperti Ibnu Maskawaih (w. 421
H/1030 M) dan Al-Ghazali (1059-1111 M). Ibnu Maskawaih secara
singkat mengatakan, bahwa akhlak adalah :
33
b.
c.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orng
yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan atas dasar
kemauan , pilihan dan keputusan yang bersangkutan.
d.
Perbuatan
akhlak
adalah
perbuatan
yang
dilakukan
dengan
47
48
34
atau
organisme
menuju
tingkat
kedewasaannya
atau
atau
saling
mempengaruhi
antara
bagian-bagian
Syamsuddin,
dalam
sudarwan
Danim
dan
Khairil,
50
Tahapan
Ciri2
Masa kanak2
ketuhanan
yang
dipersonifikasi.
Penghayatan secara ruhaniyah yang
belum mendalam.
Hal
ketuhanan
ideosyncritic
dipahamkan
(menurut
khayalan
pribadinya)
Masa sekolah
Sikap
reseptif
pengertian.
yang
Pandangan
disertai
ketuhanan
49
Hartati dkk, Islam dan Psikologi, (Ciputat Tangerang : UIN Jakarta Press, 2003) , h. 13
Dudarwan Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan; Dalam Perspektif Baru,
(Bandung :Alfabeta, 2010, h. 82
50
35
Penghayatan
secara
rohaniah
ritual
keharusan
diterima
moral.
sebagai
Sikap
negatif
ketuhanan
menjadi
sehingga
banyak
yang
dengan
intelektual
bahkan
kedewasaan
akan
agama
ketuhanana
dalam
konteks
setelah
melalui
proses
36
bentuk-bentuk
akhlak
terhadap
sesama
manusia
37
38
menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Jika
seseorang
sudah
memiliki
pembawaan
atau
56
Ibid. h. 166
Nety Hartati dkk, op., cit. h. 182
58
Abuddin Nata, op., cit. h. 167
57
39
b. Aliran Empirisme
Teori aliran ini dipelopori oleh John Locke (1632-1704) dari
Inggris dengan teori Tabula Rasa, yang mengatakan bahwa manusia
lahir ke dunia in pada dasarnya tidak membawa bakat apa-apa, kosong
seperti kertas putih tak berisi, menjadi berisi dan berkembang
sepenuhnya tergantung dari pengaruh lingkungan.
Umumnya lingkungan tersebut dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu
sebagai berikut :59
1) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana
dalam
kehidupan
manusia.Bagi
anak-anak,
keluarga
institusional
yang
ikut
mempengaruhi
H. TB.Aat Syafaat, Sohari Sahrani, Muslih, Peranan Pendidikan Agama Islam, (Jakarta
:Rajawali Pers, 2008).hlm. 163
40
lingkungan
semaksimal
mungkin
sesuai
dengan
yang
yang
baik
merupakan
bagian
dari
lebih
besar
dalam
perkembangan
jiwa
oleh
lingkungan
(empiris)
sekelilingnya.
Jadi
60
41
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat
manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang
baik pada diri seseorang.pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan. Dapat dipahami bahwa tujuan
pendidikan adalah menciptakan generasi bangsa yang tidak hanya pandai
dalam hal akademis tetapi pandai dalam hal mental/spiritual berupa akhlak
mulia.
Akhlak merupakan hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan, perjuangan
keras, dan sungguh-sungguh.61 Pada kenyataan dilapangan, usaha-usaha
pembinaan akhlak melalui berbagai macam metode terus dikembangkan. Ini
menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan pembinaan ini
ternyata membawa hasil berupa terbentuknya pribadi-pribadi muslim yang
berakhlak mulia, taat kepada Allah dan rasulnya, hormat kepada orang tua,
sayang kepada sesama makhluk Allah.
Seorang gurusebagaipembimbingdiharapkan dapat memberikan bantuan
61
42
43
(dibulatkan 0,6) dan dinyatakan dalam persen sebesar 36% yang berarti
terdapat korelasi positif antara kompetensi kepribadian guru Pendidikan
Agama Islam dengan akhlak siswa.62
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Said Riadi dari fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, tahun 2013.
Dengan judul penelitian Efektifitas Kompetensi Kepribadian guru PAI dalam
membina KepribadianSiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode deskriptif. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh
di lapangan, dapat disimpulkan bahwa deskripsi profil keribadian guru PAI
efektif dalam membina kepribadian siswa.63
62
Muhtar, Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI terhadap Akhlak Siswa, Skripsi
UIN Syarif Hidayatatullah Jakarta, (Jakarta : Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah, 2010)
63
Said Riadi, Efektivitas Kompetensi Kepribadian Guru PAI dalam Membina
Kepribadian Siswa, (Jakarta : Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2013).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
44
45
C. Variabel Penelitian
Dalam metodelogi penelitian ini, variabel yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian
ini terdapat dua variabel, yaitu Kompetensi Kepribadian Guru sebagai
variabel bebas/Independent Variable (X), sedangkan variabel terikat adalah
Pembentukan
Akhlak
siswa
sebagai
variabel
terikat/
Dependent
Variable(Y).f
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah bagian
dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu2 atau dapat juga diartikan sebagian wakil dari polulasi yang
diteliti.Teknik sampling yang digunakandalampenelitianiniadalahpurposive
sampling, yaituteknikpenentuansampeldenganpertimbangantertentu.3
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa SMP KharismaBangsa yang berjumlah 120 orang, dan yang
menjadisampeldalampenelitianinisiswakelas IX (Sembilan) berjumlah 40
orang denganpertimbanganbahwasiswakelas IX (Sembilan) lebih lama
mengenal guru PAI dibandingkandengankelas VII dan VIII.
E. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan
oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah
penelitian. Adapun dalam pengumpulan data tersebut diperlukan teknikteknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benarbenar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
Teknik yang digunakan dalam penelitian lapangan yang secara khusus
penulis lakukan dalam upaya melangkapi data-data akurat yang terkait
dengan pembahasan dalam bab-bab selanjutnya. Adapun teknik pengumpulan
data tersebut adalah :
2
46
1. Angket/Quesioner
Angket/Quesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. 4angket
ini diberikakepada siswa kelas IX SMP Kharisma Bangsa untuk
mendapatkan informasi tentang kontribusi kompetensi kepribadian guru
Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa.
2. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian.5Observasi ini
dilakukan untuk mencari data yang valid yang hendak diteliti dilokasi
penelitian yanitu mengamati lingkungan sekolah.
Adapun kisi-kisi intrumen penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 1
Kisi-kisi Instrument KompetensiKepribadian Guru PAI
Variabe.l
Kompetensi
dimensi
1. Keprib
indikator
1.1 bertindak
sesuai
Jml
soal
item
norma 1, 2, 3
kepribadian
adian
guru (X)
yang
mantap
dan
No
stabil
2. Keprib
adian
yang
2.1menampilkan
kemandirian 4, 5, 6
dalam bertindak.
2.2 memiliki etos kerja
6, 7,
8, 9
dewasa
4
5
47
3. Keprib
adian
yang
arif
11,
13,
14
4. Kepriba
dian
yang
16,
17,
berwiba
18,
wa
19,
5. Kepriba
dian
5.memiliki
prilaku
yang 20
diteladani siswa.
yang
menjadi
teladan
6. Pribadi
yang
berakhla
k mulia
norma agama
48
Tabel 2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Akhlak Siswa (Y)
Variabel
dimensi
Indikator
No Item
Jml
Item
Pembinaa
nakhlak
Allah SWT
akan 1,2,3,4,5,6,7 7
siswa
ibadah-ibadah
diwajibkan
shalat,
yang
seperti
puasa,
dan
zakat
Melaksanakan
ibadah-ibadah
yang
dianjurkan
seperti
shalat-shalat
sunnah
dan sedekah.
Akhlak terhadap Menghargai orang tua 8,9,10,11,12 8
sesama manusia
Menghormati guru
,13,14,15,
Menghargai teman
Tolong menolong
Akhlak terhadap Memeliharatumbuh-
16,17,18,19, 6
lingkungan
20,21
tumbuhan
Menyayangihewan
Menjagakebersihan
Menjagaketentraman
Jumlah
21
49
Keterangan :
Rxy
= Number of cases
X Y
50
: nilai 4
2) Setuju
: nilai 3
3) TidakSetuju
: nilai 2
4) SangatTidakSetuju
: nilai 1
b. Variabel Y
1) Selalu
: nilai 4
2) Sering
: nilai 3
3) Jarang
: nilai 2
4) Tidakpernah
: nilai 1
51
Keterangan :
Rxy
= Number of cases
(rxy) yaitu :
1. Interpretasi sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan
dengan indeks korelasi r product moment seperti di bawah ini :
Tabel
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Besarnya r Product
Interpretasi
Moment
0,00-0,20
52
0,20-0,40
0,40-0,70
0,70-0,90
0,90-1,00
b.
c.
J. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis yang dikemukakan diatas, maka untuk
menguji apakah ada kontribusi antara kmpetensi kepribadian guru PAI
terhadap pembentukan akhlak siswa, maka diperlukan hipotesa sebagai
berikut :
Ha
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data
Pada penelitian ini , penulis menggunakan teknik pengumpulan data
berupa angket, disebarkan kepada 40 siswa kelas IX, yang terdiri dari 21
siswa dan 19 siswi. Pengambilan sampel tersebut menggunakan Pusposive
Sampling, karena siswa kelas akhir, dalam hal ini kelas IX (Sembilan)
dianggap lebih lama mengenal sosok guru PAI di banding kelas VII dan
VIII.
Angket pada variabel X (Kompetensi Kepribadian Guru PAI) terdiri
dari 21 butir soal dengan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). begitupun
variabel Y ( Akhlak Siswa) terdiri dari 21 butir soal dengan laternatif
jawaban yaitu Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak Pernah. Angket tersebut
kemudian diolah dengan terlebih dahulu diberi skor kemudian dijumlahkan.
Data skor yang penulis sangat beragam. pada variabel X skor berkisar
antara 52-73, sedangkan pada varibel Y, skor berkisar antara 55-78. Adapun
skor masing-masing alternatif jawaban ialah Sangat Setuju/Selalu : 4,
Setuju/Sering : 3, Tidak Setuju/Jarang : 2, dan Sangat Tidak Setuju/ Tidak
Pernah : 1.
B.
53
54
masing-masing
Pernyataan
R hitung
kepada
R tabel
keterangan
0, 349
Tidak Valid
tidak 0,382
0, 349
valid
tidak 0,229
0, 349
Tidak Valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
valid
semua
siswa
2.
guru
agama
membeda-bedakan
siswa
3.
guru
agama
ketika
siswa
berbuat 0,334
salah,guru
agama
menghukum
sewajarnya.
5.
guru
senang
agama
tampak 0,566
mengajar
di
kelas.
6.
percaya
diri
dengan
yang dikatakannya
apa
55
8.
guru
agama 0,674
0, 349
valid
0, 349
valid
dapat 0,597
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
valid
bertanggungjawab atas
semua tindakan yang
dilakukannya.
9.
guru
agama
mampu 0, 392
guru
agama
mengatasi
permasalahan
disekitarnya
11.
pembelajaran
tepat
waktu
12.
Guru
agama 0,237
mengakhiri
pembelajaran
pada
waktunya
13.
Guru
agama
hadir,jika
selalu 0, 446
tidak
berhalangan mengajar.
14.
jika
tidak
bisa
masuk kelas.
15.
Guru
agama 0,397
mencarikan
pengganti,jika
berhalangan
kelas.
masuk
56
`16. Guru
agama 0, 463
menghargai
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
valid
0, 349
valid
setiap
prestasi siswa
17.
guru
agama 0,390
memberikan
tugas
ketika
harus
meninggalkan kelas
18.
guru
agama 0,394
berkomunikasi dengan
baik kepada siswa
19.
guru
agama 0, 662
memberikan
arahan,
ketika
merasa
siswa
kesulitan belajar
20.
guru
agama 0,616
menanggapi
setiap
pertanyaan siswa
21.
22.
23.
untuk
terus
belajar
24.
guru
agama
bekerjasama
baik
dapat 0,554
dengan
57
25.
0, 349
valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
valid
0, 349
valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
valid
0, 349
Tidak Valid
0, 349
valid
27.
tidak
pernah
meremehkan
saya 0,409
guru
agama
28.
saya
mematuhi 0, 422
30.
santun
dalam
berbicara
31.
32.
Tidak
melihat
pernah
guru
buang
saya 0, 540
agama
sampah
sembarangan.
33.
ketika
hendak
Guru
agama
selalu 0,371
mengingatkan
untuk
mengerjakan
ibadah
kepada Allah
58
35.
0,55
0,39
Tidak valid
R hitung
R tabel
keterangan
0,00
0, 349
Constant
0,590
0, 349
valid
0,118
0, 349
Tidak Valid
0,542
0, 349
Valid
0,421
0, 349
valid
0,574
0, 349
Valid
0, 301
0, 349
Tidak valid
mencela siswa
Tabel 2
Uji validitas variabel Y
No
1.
pernyataan
Saya
percaya
alam semesta
bahwa
beserta
Allah
tempat
saya
melaksanakan
shalat sunnah
4.
Adanya
kesibukan
Selain
saya
shalat
wajib,
melaksanakan
shalat sunnah
6.
Terasa
berat
puasa
Di
luar
bulan
ramadhan,
saya
laksanakan
puasa
sunnah
59
8.
jajan
0,315
0, 349
Tidak valid
0, 479
0, 349
valid
0,642
0, 349
valid
0,357
0, 349
valid
0,448
0, 349
Valid
0, 565
0, 349
valid
-0,019
0, 349
Tidak valid
0,423
0, 349
valid
-0,167
0, 349
Tidak valid
untuk
bersedekah
9.
Saya
berbahagia
saya
menerima
kelebihan
dan
kekurangan
dengan
lapang dada.
11.
menghadapi
kesulitan.
12.
13.
Saya
berpamitan
kepada orangtua,ketika
akan
berangkat
kesekolah.
14.
Saya
sering
mengabaikan
nasihat
orangtua.
15.
Saya
tidak
pernah
tidak
membuat
keributan,ketika
sedang
pelajaran
guru
mejelaskan
60
17.
Saya
menyapa
guru
0,589
0, 349
valid
0,635
0, 349
valid
0, 315
0, 349
Tidak valid
0,500
0, 349
valid
0, 466
0, 349
valid
0,137
0, 349
Tidak Valid
0, 588
0, 349
valid
mau
0,350
0, 349
valid
0,640
0, 349
valid
0, 129
0, 349
Tidak Valid
Saya
mematuhi
perintah guru
19.
Saya
meminta
izin
meninggalkan
kelas
20.
Saya
merasa
sanggup
tidak
menjaga
rahasia teman.
21.
Tanpa
diminta,
memaafkan
saya
kesalahan
Saya
dekat
tidak
berteman
dengan
orang
Saya
berinteraksi
Saya
tidak
menjelek-jelekkan
ajaran agama lain.
25.
tanpa pamrih.
26.
mendapatkan
imbalan darinya
61
27.
Dimanapun
berada,
0,133
0, 349
Tidak valid
0, 448
0, 349
valid
0,402
0, 349
Valid
0,339
0, 349
Tidak Valid
0,356
0, 349
Valid
0, 007
0, 349
Tidak valid
0, 210
0, 349
Tidak Valid
0,357
0, 349
valid
agar
dapat
Saya
tidak
merusak
tanaman seenaknya.
29.
Saya
tidak
mau
Dimanapun
berada,
Saya
membuang
sampah
pada
tempatnya.
32.
kebersihan
lingkungan .
33.
mengganggu
lingkungan.
34.
melanggar
ketertiban lingkungan.
2. Uji Hipotesis
Dari data yang diperoleh mengenai kontribusi kompetensi
kepribadian guru PAI terhadap pembentukan akhlak siswa dengan
responden sebanyak 40 siswa., hipotesis terakhir yang diajukan dalam
penelitian ini adalah untuk menjawab
62
guru
dan
seberapa
besar
kontribusinya
tehadap
Skor
1.
63
2.
60
3.
70
4.
61
5.
55
6.
56
7.
67
8.
57
9.
54
10.
60
11.
50
12.
66
13.
60
14.
63
15.
59
16.
52
17.
65
18.
60
63
19.
52
20.
58
21.
55
22.
55
23.
60
24.
67
25.
62
26.
60
27.
60
28.
59
29.
53
30.
63
31.
61
32.
62
33.
73
34.
59
35.
60
36.
53
37.
60
38.
55
39.
62
40.
52
Jumlah
2379
64
Tabel 4
Skor Angket Perkembangan Akhlak Siswa (Variabel Y)
Responden
Skor
1.
75
2.
63
3.
78
4.
58
5.
69
6.
68
7.
70
8.
65
9.
66
10.
57
11.
78
12.
63
13.
73
14.
58
15.
65
16.
65
17.
71
18.
62
19.
61
20.
66
21.
55
22.
68
23.
63
24.
59
25.
60
26.
70
27.
60
65
28.
63
29.
76
30.
64
31.
67
32.
69
33.
62
34.
73
35.
70
36.
58
37.
61
38.
72
39.
61
40.
63
Jumlah
2625
X2
Y2
XY
63
75
3969
5625
4725
60
63
3600
3969
3780
70
78
4900
6084
5460
61
58
3721
3364
3538
55
69
3025
4761
3795
56
68
3136
4624
3808
66
67
70
4489
4900
4690
57
65
3249
4225
3705
54
66
2916
4356
3564
10
60
57
3600
3249
3420
11
50
78
2500
6084
3900
12
66
63
4356
3969
4158
13
60
73
3600
5329
4380
14
63
58
3969
3364
3654
15
59
65
3481
4225
3835
16
52
65
2704
4225
3380
17
65
71
4225
5041
4615
18
60
62
3600
3844
3720
19
52
61
2704
3721
3172
20
58
66
3364
4356
3828
21
55
55
3025
3025
3025
22
55
68
3025
4624
3740
23
60
63
3600
3969
3780
24
67
59
4489
3481
3953
25
62
60
3844
3600
3720
26
60
70
3600
4900
4200
27
60
60
3600
3600
3600
28
59
63
3481
3969
3717
29
53
76
2809
5776
4028
30
63
64
3969
4096
4032
31
61
67
3721
4489
4087
32
62
69
3844
4761
4278
33
73
62
5329
3844
4526
34
59
73
3481
5329
4307
35
60
70
3600
4900
4200
36
53
58
2809
3364
3074
67
37
60
61
3600
3721
3660
38
55
72
3025
5184
3960
39
62
61
3844
3721
3782
40
52
63
2704
3969
3276
jumlah
2379
2625
142507
173637
156072
= 40
= 2379
= 2625
= 142507
= 173637
XY
= 156072
rxy =
=
=
=
=
= 0,381 0,39
Jadi koefisien yang diperoleh adalah 0,39
68
C.
Interpretasi Data
Dalam menginterpretasikan hasil korelasi antara kompetensi kerpibadian
guru PAI dan seberapa besar kontribusinya terhadap pembentukan akhlak
siswa di SMP Kharisma Bangsa Pondok Cabe, penulis menggunkan caracara sebagai berikut :
1.
2.
69
kontribusi
yang
berikan/
pengaruh
kompetensi
= (Rxy)2 x 100%
= (0,39)2 x 100%
= 0,1521 x 100%
= 15,21 % 15 %
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
penulis
mengkaji
secara
teoritis
mengenai
hubungan
dapat menarik
B. Implikasi
Untuk dapat hasil yang maksimal dalam pembentukan kepribadian
siswa, dibutuhkan konsekuensi guru agar lebig memperhatikan lagi masalah
kepribadian guru.ia harus selalu tampil unggul dan ikhlas dalam
kesehariannya.tanpa keikhlasan guru dalam menjalankan kompetensi
kerpibadian maka tak aka nada roh yang dipeorleh oleh guru. Kompetensi
kepribadian hanya akan menjadi beban berat bagi guru. Jadi kesadaran penuh
dalam menjalankan kompetensi sangat diharapkan agar tercapainya suatu
tujuan yang efektif.
70
71
C. Saran
Dari penelitian deskripsi yang lakukan, peneliti menyarankan :
1. Bagi para guru khususnya guru pendidikan Agama Islam, hendaknya
menyadari bahwa tugas pendidik tidak hanya sebatas memberikan mata
pelajaran saja, akan tetapi lebih dititik beratkan pada aspek pembentukan
kepribadian sisw. Oleh sebab itu menjadi guru harus benar-benar ia sadari
bahwa ia adalah model bagi siswanya.
2. Bagi orang tua, ciptakanlah lingkungan keluarga yang bersahabat dalam
pembentukan akhlak siswa. Orang tua haruslah dapat menyadari perannya
sebagai pendidik utama dalam pembentukan akhlak siswa.
3. Bagi peneliti lain, yang ingin melakukan penelitian kembali diharapkan
dapat memfokuskan lagi terhadap gejala-gejala melemahnya gejala-gejala
kompetensi kepribadian guru dan dampaknya terhadap akhlak siswa.
71
72
DAFTAR PUSTAKA
An-Nahlawi , Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta : Gema Insani, 1995.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodelogi Pendidikan Islam. Jakarta :Ciputat
Press, 2002.
Abdullah, M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-quran. Jakarta :Amzah,
2007.
Azra, Azyumardi. Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1998
Bashori, Agus hasan dan, Syuaib , Muhammad . Terjemah Riyadhus Sholihin,
Surabaya :Duta Ilmu, 2003
Cendikia Centre, Guru yang Sesungguhnya
(http://cendekiacentre.blogspot.com)
Ikut
Menangis,
2009,
73
I
;1,
: Sri Wahyuni
Nim
:1 0 9 0 1 1000285
Jurusan
: PendidikanAgamaIslam
No.
Paraf
Referensi
Pembimbing
I
AbdurrahmanAn-Nahlawi . PendidikanIslam di
RumahSekolahdan Masyarakat.Jakarta:Gema
Insani.1995.
,,.
7
Dudarwan Danim
dan Khairil. Psikologi
Pendtdikon;Dalam Perspektf Baru. Bandung
:Alfabeta.2010.
.1
'. 1
/tr{
/h(
/^f
/k(
/{
r
9
E. Mulyasa.StandarKompetensidan Sertifikasi
2008
Guru,(Bandung:RemajaRosdakarya,
10
l1
12
13
t4
15
16
t7
19
20
/W
II
Filsafat
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan
Pendidikan Islam. Banduns : Pustaka Ceria.
2007.
Abuddin Nata . Perspektif Islam tentang Pola
Hubungan (]uru-Murid: Studi Pemikiran
TasawufAl-Ghazali.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2001.
Aktualisasi
Muhaimin.
Pemikiran
Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta
:RajawaliPers,2011
Jejen Musfah. PeningkatanKampetensiGuru
melalui Pelatihon dan SumberBelajar Teori dan
Praktik. Jakarta:Kencana.2001.
{k(
/w
/,/
/h,f
/r/
/r{
/
21
22
23
24
25
26
2t
28
Landasan
Bandung
29
30
Yasin , A. Fatah.Dimensi-dimensiPendidikan
Islam.Malang:UIN MalangPress,2008
31
Ilyas
Ismail,
Pilar-pilar
Talasa,
(Jakarta
0,(
ft(
/{
/N
f
lrf
N
N
fr
Iakarta,12Mei2014
MasanAF, M.Pd
pernyataan
selalu
2
a
J
4
5
Sayatidak mudahputusasa
masalah
dalammenehadapi
8
9
r10
11
12
l3
t4
15
16
T7
18
19
20
Sayaberpamitankepadaorang
tua, ketika akan berangkatke
sekolah
Sayatidak pernah berkata
kasarkepadaorans tua.
Sayamenyapaguruketika
bertemudi luarkelas
Sayamematuhi perintah guru
Sayamerasatidak sanggup
maniasa rahasiateman
Tanpa diminta, saya
memaafkankesalahanorans
lain.
Sayaberinteraksi dengan
teman dari agamalain
Sayatidak mau menjelekielekkan aiarcnaeamalain.
Sayamembantuteman tanpa
oamrih
Sayatidak merusaktanaman
seenaknya
Sayatidak mau menyakiti
hewan Yang sayatemui.
Dimanapun berada,sayaturut
memeliharakeberadaanhewan
Sayamembuang sampahpada
temDatnya
Alternatif Jawaban
sering
Jarang
Tidak
nernah
21
rJ
I
Berilah tanda checklist ({ pada kolom yang telah disediakan,denganSangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS)
No
Pernyataan
SS
1
I
2
a
J
4
5
Guruagamaselaluhadirjikatidak
berhalansan
mensaiar
Guruagamamencarikangurupenggantijika
berhalansan
masuk
Guru agamamenghargaisetiapprestasi
siswa
Guru agamamemberikantugas ketika harus
meninesalkankelas
Guru agamaberkomunikasi denganbaik
kepadasiswa
Guru agamamemberikan arahan,ketika
siswamerasakesulitanbelaiar.
Guru agamamenanggapisetiappertanyaan
siswa
Guru agamamenerima sarandan kritik dari
siswa
Guru agamamemotivasi siswa untuk terus
belaiar
Guru asama dapatbekeriasamadeneanbaik
Guru agamamempunyai sikap yang
bersahabatdengansiswa
Tidak pernah sayameremehkanguru agama
Sayamematuhi perintah guru agama
10
11
12
13
T4
15
l6
t7
l8
t9
20
21
Alternatif Jawaban
TS
S
STS
ffi
t':
a l
a,
KHARISMABANGSA
SCHOOLOF GLOBALEDUCATION
SURATKETERANGAN
No :160/RETlsU
/ tv/ 2014
/ sKB
K e p a l aS e k o l a hK h a r i s m B
a a n g s am, e n e r a n g k abna h w a :
Nama
: SriWahyuni
Instansi
: U I NS y a r i H
f idayatullah
a d a l a h b e n a r m a h a s i s w iU I N S y a r i f H i d a y a t u l l a hy a n g t e l a h m e l a k s a n a k a n
penelitiandi SekolahKharismaBangsa,
terhitungtanggal24 Maret - 7 April 20L4,
d e n g a nj u d u lp e n e l i t i a n :
,.KCIMPETENSI
KEPRIBADIAN
GURUPAI DAN KONTRIBUSINYA
TARHADAPPEMBENTTJKAN
AHTAKSISWA''
Demikiansuratketeranganini dibuat.Atasperhatiannva
kami mengucapkan
terima
kasih.
Selatan,29 April2OL4
lah,