Sunteți pe pagina 1din 20

TUGAS KELOMPOK

PENINGKATAN KESEHATAN NEONATUS


Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar Keperawatan Anak Semester II
(Koordinator MK : Siti Dewi Rahmayanti, S.Kp.,M.Kep)

Oleh:
KELOMPOK I
Budi Somantri
Dewi Umu Kulsum
Edita Revine Siahaan
Erni Yuniati
Erlena
Lince Amelia
Lutiyah

NPM:
NPM:
NPM:
NPM:
NPM:
NPM:
NPM:

215114008
215114019
215114007
215114024
215114020
215113006
215114017

PROGRAM PASCASARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AHMAD YANI CIMAHI
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang
akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna
(dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang
dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk
mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan
melawan setiap penyakit.
Perubahan-perubahan yang segera terjadi sesudah kelahiran sebagai akibat
perubahan lingkungan dari dalam uterus ke luar uterus. Maka bayi
menerima rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil
perangsangan ini membuat bayi akan mengalami perubahan metabolik,
pernafasan , sirkulasi dan lain-lain. Hal ini untuk mengenal / menemukan
kelainan yang perlu mendapat tindakan segera yang berhubungan dengan
bayi baru lahir.
B. Tujuan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Bayi Baru Lahir


1. Pengertian
Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama
kehidupan (Maryunani & Nurhayati, 2008). Berat rata-rata bayi
yang lahir cukup bulan adalah 3,5 3,75 kg dan panjang 50 cm
(Simkin, Penny., et al)
Bayi

baru

lahir

memiliki

kompetensi

perilaku

dan

kesiapan interaksi sosial. Periode neonatal yang berlangsung sejak


bayi lahir sampai usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya
perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir (Bobak dkk,
2005). Pada masa ini, organ bayi mengalami penyesuaian dengan
keadaan di luar kandungan, ini diperlukan untuk kehidupan
selanjutnya

(Maryunani

mengalami

pertumbuhan

&

Nurhayati,

dan

2008).

perubahan

yang

Dimana

bayi

menakjubkan

(Halminton, 1995).

2. Adaptasi Ekstra Uterin


Periode neonatal adalah periode 28 hari pertama setelah bayi
dilahirkan, selama periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan ekstra uteri. Bayi harus berupaya agar fungsi-fungsi
tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang unik. Respirasi,

pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan sendiri


(Gorrie et al, 1998).
Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru
lahir merupakan periode kritis karena harus beradaptasi terhadap
lingkungan baru. Mekanisme hemodinamik dan thermoregulasi
mendukung keberhasilan beradaptasi dengan lingkungan ekstra
uteri (Simpson & Creehan, 2001).
Dalam uterus semua kebutuhan janin secara sempurna
dilayani pada kondisi normal yaitu nutrisi dan oksigen disuplai oleh
sirkulasi ibu melalui plasenta,

produk

buangan

tubuh

dikeluarkan dari janin melalui plasenta, lingkungan yang aman


disekat oleh plasenta, membran dan cairan

amnion untuk

menghindari syok dan trauma, infeksi dan perubahan dalam


temperatur (Maryunani & Nurhayati, 2008). Di dalam uterus bayi
juga hidup di lingkungan yang terlindung dengan suhu terkontrol,
kedap suara, terapung dalam suatu genangan cairan hangat, dan
memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya (Miriam,
1999).
Elemen-elemen kunci dalam transisi kelahiran adalah
pergeseran dari oksigenasi maternal bergantung pada respirasi terusmenerus, perubahan dari peredaran janin untuk dewasa sirkulasi
dengan meningkatnya aliran darah paru dan hilangnya kiri ke kanan
melangsir,

dimulainya

homeostatis

glukosa

independen,

termoregulasi independen, dan oral menyusui (Glutckman & Basset


dalam Matson & Smith, 2004). Adaptasi fisiologis dianggap lengkap
bila tanda- tanda vital, pemberian makan, dan pencernaan dan fungsi
ginjal normal (Kelly dalam Matson & Smith, 2004). Pengamatan
adaptasi bayi ke kehidupan extra uterin
mengidentifikasi

masalah

intervensi.

Perubahan pernafasan
Perubahan hemat

dalam

sangat
transisi

penting

untuk

dan melakukan

3. Perawatan Bayi Baru Lahir


Perawatan bayi baru lahir dimulai saat lahir. Perawatan yang dilakukan
bertujuan untuk mencegah adanya komplikasi sedini mungkin. Perawatan
yaitu berawal dari pengkajian awal hingga perawatan secara keseluruhan.
a. Pengkajian awal
Pengkajian pertama pada seorang bayi dilakukan pada saat lahir dengan
menggunakan nilai apgar dan melalui pemeriksaan fisik singkat.
Pengkajian nilai apgar didasarkan pada lima aspek yang menunjukkan
kondisi fisiologis neonatus yakni, denyut jantung, dilakukan dengan
auskultasi menggunakan stetoskop. Pernafasan, dilakukan berdasarkan
pengamatan gerakan dinding dada. Tonus otot dilakukan berdasarkan
derajat fleksi dan pergerakan ekstremitas. Pergerakan iritabilitas refleks,
dilakukan berdasarkan respon terhadap tepukan halus pada telapak kaki.
Warna, dideskripsikan sebagai pucat diberi nilai 0, sianotik nilai 1, atau
merah muda nilai 2. Evaluasi dilakukan pada menit pertama dan
menit kelima setelah bayi lahir. Sedangkan pengkajian usia gestasi
dilakukan dua jam pertama setelah lahir (Bobak dkk, 2005). Pengukuran
antropometri dengan menimbang berat badan menggunakan timbangan,
penilaian hasil timbangan dengan kategori sebagai berikut, bayi normal
BB 2500-3500 gram, bayi prematur
<2500 gram dan bayi marosomia >3500 gram (Maryunani & Nurhayati,
2009).
b. Mempertahankan bersihan jalan nafas
Bayi dipertahankan dalam posisi berbaring miring dengan selimut
diletakkan pada punggung bayi untuk memfasilitasi drainase. Apabila
terdapat lendir berlebih di jalan napas bayi, jalan napas bayi dapat dihisap
melalui mulut dan hidung dengan sebuah bulb syringe. Bayi yang
tersumbat oleh sekresi lendir, harus ditopang kepalanya agar menunduk

( Bobak dkk, 2005).


c. Suhu tubuh
Setiap kali prosedur apa pun yang dilakukan pada bayi, upayakan untuk
mencegah atau mengurangi hilangnya panas. Stres dingin (cold stress)
akan mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Temperatur ruang sebaiknya
24 0C. Bayi baru lahir harus dikeringkan dan dibungkus dengan selimut
hangat segera setelah lahir, perhatikan supaya kepala juga harus
diselimuti selama bayi digendong orang tuanya. Bayi dapat segera
diletakkan di atas abdomen atau dada ibu, dikeringkan, dan dibungkus
dengan selimut hangat ( Bobak dkk, 2005).
d. Perawatan Organ Tubuh Bayi
Pada organ kepala lingkar kepala diukur dengan menggunakan meteran
(Maryunani & Nurhayati, 2008). Kepala bayi juga dilakukan palpasi
dan memantau fontanel.
Mata harus bersih, tanpa drainase dan kelopak mata tidak bengkak,
perdarahan konjungtiva mungkin ada (Ladewigs et al, 2006). Untuk
membersihkan mata, gunakan kapas paling lembut. Jangan memaksa
mengeluarkan kotoran di mata jika sulit. Jika sudah dibersihkan pastikan
mata bayi bersih dari sisa kapas (Bonny & Mila, 2003).
Bayi cukup usia mempunyai dua per tiga ujung pinna yang tidak
melengkung. Rotasi telinga harus ada di garis tengah, dan tidak
mengenai bagian depan atau bagian belakang (Ladewigs et al, 2006).
Untuk membersihkan telinga, bagian luar dibasuh dengan lap atau kapas.
Bagian dalam hidung mempunyai mekanisme membersihkan
sendiri. Jika ada cairan atau kotoran keluar, bersihkan hanya bagian
luarnya saja. Gunakan cotton bad atau tisu yang digulung kecil, jika
menggunakan jari pastikan jari benar-benar bersih. Jika hidung bayi
mengeluarkan lendir sangat banyak karena pilek, sedotlah keluar dengan
menggunakan penyedot hidung bayi, atau letakkan bayi dalam posisi
tengkurap untuk mengeluarkan cairan tersebut (Bonny & Mila,2003).

Kebersihan mulut bayi harus diperhatikan, karena bercak putih


pada lidah (oral thurust) dapat menjadi masalah jika diikuti dengan
tumbuhnya jamur (Musbikin, 2005). Untuk membersihkan mulut bayi
digunakan kapas yang sudah direndam dengan air masak, diperas dan
mulut bayi dibersihkan dengan hati-hati serta mengeluarkan lendir yang
ada di mulut bayi (Dainur, 1995). Dapat juga dilakukan

dengan

menggunakan kain kasa atau waslap yang sudah dibasahi dengan air
matang hangat lalu dibalut pada jari telunjuk, kemudian membersihkan
mulut dari bagian luar, yaitu bibir dan sekitarnya. Setelah itu bagian gusi
belakang hingga depan, lalu membersihkan lidah bayi dengan perlahanlahan. Posisi bayi sebaiknya terbaring agar lebih mudah dibersihkan
(www.ayahbunda.co.id, 2010).
Kuku jari yang panjang dapat menimbulkan luka garukan pada
wajah bayi dan luka ini bisa terinfeksi. Kuku yang panjang dapat pula
terkoyak karena sekalipun panjang, tetapi kuku tersebut sangat lunak.
Jika kuku tersebut terkoyak, jaringan di bawahnya yang sensitif
terhadap infeksi dapat terpajan. Bayi dapat menggunakan sarung
tangan atau dengan melakukan pemotongan kuku dengan hati-hati
(Farrer, 1999).

e. Merawat Tali Pusat


Menurut Penny dkk. (2007) tali pusat bayi umumnya berwarna
kebiruan dan panjangnya 2,5 cm sampai 5 cm sesudah dipotong. Klem
tali pusat akan dipasang untuk menghentikan perdarahan. Klem tali pusat
dibuka jika tali pusat sudah kering. Sebelum tali pusat lepas jangan
memandikan bayi dengan merendamnya dan jangan membasuh tali pusat
dengan lap basah. Sebelum melakukan perawatan pada tali pusat harus
mencuci tangan bersih-bersih. Membersihkan sisa tali pusat terutama
pangkalnya dilakukan dengan hati-hati jika tali pusat masih berwarna
merah.
Tujuan

perawatan

tali

pusat

adalah

mencegah

dan

mengidentifikasi perdarahan atau infeksi secara dini. Setiap hari harus


melakukan pemeriksaan untuk menemukan tanda-tanda infeksi (Bobak
dkk, 2005).
f. Higiene dan Perawatan Kulit
Higiene bayi dapat terjaga dengan mandi. Mandi memiliki
beberapa tujuan yaitu membersihkan seluruh tubuh, mengobservasi
keadaan, memberi rasa nyaman, dan mensosialisasikan orang tua, anak
dan keluarga (Bobak dkk, 2005)
Memandikan bayi dilakukan di tempat yang aman, dengan suhu
yang hangat (Bonny & Mila, 2003). Menurut Helen dkk. (2007)
perawatan kulit yang ditutup oleh popok sangat penting untuk mencegah
terjadinya ruam popok. Perawatan kulit dengan menggunakan minyak
telon, krim, baby oil, dan colegne diperkenankan tetapi penggunaan
bedak tabur tidak dianjurkan karena dapat terhirup oleh bayi dan
mengganggu jalan napas atau membuat tersedak (Bonny & Mila, 2003).
g. Alat Genitalia dan Anus

Genitalia bayi laki-laki dibersihkan dengan menggunakan air sabun.


Gunakan kapas basah untuk membersihkan lipatan-lipatannya jangan
memaksa menarik kulit luar dan membersihkan bagian dalam atau
menyemprotkan antiseptik karena sangat berbahaya. Kecuali ketika kulit
luar sudah terpisah dari gland, sesekali bisa ditarik dan membersihkan
bawahnya. Bagian anus dan bokong dibersihkan dari luar ke dalam.
Kemudian keringkan dengan tisu lembut, jangan buru-buru memakai
popok, tetapi biarkan terkena udara sejenak. Lipatan kulit dan bokong
boleh diolesi krim (Bonny & Mila, 2003)
Genitalia perempuan dibersihkan menggunakan sabun dan air. Gunakan
gulungan kapas untuk membersihkan bagian bawah kelamin, lakukan dari
arah depan ke belakang. Bagian anus dan bokong dibersihkan dari arah
anus keluar. Kemudian keringkan dengan tisu lembut. Lipatan kulit dan
bokong boleh diolesi krim (Bonny & Mila, 2003).
h. Sirkumsisi
Menurut Ladewigs, et al. (2006) beberapa orang tua memilih
untuk melakukan sirkumsisi pada bayi laki-lakinya. Keputusan orang tua
untuk mensirkumsisi bayi yang baru lahir biasanya didasarkan pada
faktor-faktor berikut: higiene, agama, tradisi, budaya atau norma sosial
(Bobak dkk, 2005).
Pada bayi baru lahir akan disirkumsisi, pelaksanaannya baru
dilakukan sesudah bayi tersebut berusia lebih dari 8 hari dan kalau
bayinya sehat, matur serta tidak menunjukkan gejala ikterus. Bahaya
perdarahan dan infeksi harus dipikirkan pada waktu merawat bayi yang
menjalani prosedur pembedahan ini (Farrer, 1999). Lembaran kasa
berbentuk pita harus dibelitkan disekitar luka sirkumsisi dan kita dapat
menggunakan friars balsam (tinc benz co) untuk membuat kasa tersebut
melekat serta bersifat antiseptik. Kasa biasanya baru dilepas pada hari
ke-3 atau ke-4 setelah operasi.

i. Nutrisi
Nutrisi yang baik pada bayi memungkinkan kesehatan yang baik,
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal selama beberapa bulan
pertama kehidupan dan juga membiasakan bayi agar memiliki kebiasaan
makan yang baik pada masa selanjutnya. Pemenuhan nutrisi pada bayi
baru lahir sebaiknya dengan memberikan Air Susu Ibu (ASI), namun
jika

adanya

kendala-kendala

khusus dapat diberikan susu formula

(Bobak dkk, 2005). Kebutuhan nutrien yang diperlukan yaitu meliputi


energi, karbohidrat, lemak, protein, cairan, mineral dan vitamin.
Menurut Hubertin Sri (2004 dalam Saragih, 2010), perawat mempunyai
kewajiban untuk memberikan pelayanan kesehatan penerapan ASI
eksklusif agar bayi mendapatkan nutrisi yang adekuat untuk tumbuh
kembangnya. Keputusan untuk memberikan bayi susu botol adalah logis
jika ibu tidak ingin menyusui karena berbagai alasan yang tepat (Helen,
2007)
j. Imunisasi
Bayi dan anak akan diberi vaksinasi pada saat pemeriksaan
dengan kondisi bayi dan anak sehat, untuk melindunginya dari penyakitpenyakit dapatan yang mungkin serius. Kemampuan vaksinasi untuk
untuk memvaksinasi bayi terhadap penyakit-penyakit seperti polio dan
batuk rejan bahkan cacar. Beberapa orang tua dalam upaya melindungi
dari

efek

samping

resiko

vaksinasi

memutuskan

untuk

tidak

mengimunisasi anaknya. Mereka lebih suka mengambil resiko yaitu anak


mereka terkena penyakit dari pada melihat anaknya mengalami efek
samping dari vaksinasi. Sebaiknya orang tua mengumpulkan informasi
dari masing-masing vaksin saat membuat pilihan tentang imunisasi
(Ladewigs, et al 2006).

B. Pemberian Asi

Memberikan Air Susu Ibu (ASI) setelah persalinan menunjukan perlindungan


pada bayi baru lahir terhadap infeksi dan pengaturan suhu tubuh. Pemberian ASI
secara dini dan eksklusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan membantu
mencegah berbagai penyakit anak, termasuk gangguan lambung dan saluran
nafas, terutama asma pada anak-anak. Hal ini disebabkan adanya antibody penting
yang ada dalam kolostrum ASI (dalam jumlah yang lebih sedikit), akan
melindungi bayi baru lahir dan mencegah timbulnya alergi, maka semua bayi baru
lahir harus mendapatkan kolostrum. ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI
saja tanpa makanan dan minuman, kecuali apabila si bayi menderita sesuatu
penyakit sehingga diperlukan pemberian obat yang sebagian besar terbuat dalam
kemasan sirup. ASI eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi
(Depkes,
2001).
World Health Organization (WHO) dan United Nation of Children Fund
(UNICEF) merekomendasikan Menyusui Eksklusif (Eksklusive Breastfeeding)
sejak lahir selama 6 bulan pertama hidup anak dan melanjutkan menyusui
bersama pemberian makanan pendampin ASI (MP-ASI) sampai anak usia 2 tahun
atau lebih.
Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahancairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, nasi dan
nasitim (Roesli, 2007)
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah
makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya
dengan tatalaksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal
akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan,
ketika mulai diberikan makanan padat ASI dapat diteruskan sampai usia 2
tahun atau lebih (Soetjiningsih, 1997).
ASI juga mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat
putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon
enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara

proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang
mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat bagi pertumbuhan
bayi, sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Depkes, 2001).
Komposisi ASI menurut Depkes (2001) terdiri dari kolostrum, ASI transisi
dan ASI matang (mature). Kolostrum yaitu cairan emas, cairan pelindung yang
kaya zat anti- infeksi dan berprotein tinggi, keluar pada hari pertama dan
kedua yang sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum mendekati
kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Cairan encer dan seringkali
berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah dari pada
susu , sebab mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat
membunuh kuman penyakit.
Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat
yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran
pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Bila dibandingkan
ASI matang, kolostrum lebih banyak mengandung protein, mengandung zat
anti-infeksi 10-17 kali, rendah kadar karbohidrat, lemak dan total energi
serta mengandung volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Roesli,
2007).
ASI transisi/ peralihan, adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum menjadi ASI yang matang, kadar protein makin merendah sedangkan
kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi, dan volume akan semakin
meningkat. ASI matang (mature) yaitu merupakan ASI yang dikeluarkan
sekitar hari ke -14 dan seterusnya, komposisinya relatif konstan. Pada ibu yang
sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang
paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan (Roesli, 2007).
Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit, yaitu ASI yang keluar
pada 5 menit pertama dinamakan foremilk, mempunyai komposisi yang
berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer,
hindmilk mengandung lemak 4-5

kali

lebih

banyak

dibanding

foremilk.

Diduga

hindmilk

inilah

yang mengenyangkan bayi

(Soetjingsih, 1997).
Pada waktu lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat
membentuk kekebalan sendiri secara sempurna, ASI mampu memberikan
perlindungan baik secara aktif maupun pasif. ASI juga mengandung zat antiinfeksi berupa: 1) sel darah putih yang beredar dalam usus bayi dan
membunuh kuman-kuman jahat; 2) immunoglobulin atau atau antibiotik
alamiah, yaitu suatu protein yang beredar dan bertugas memerangi infeksi
yang masuk dalam tubuh bayi; 3) imunisasi pasif dan aktif; 4) sistem
perlindungan tubuh yang selalu diperbaharui, dimana tubuh ibu akan membuat
anti terhadap kuman baru melalui ASI dan dialirkan ke bayi sehingga bayi
menjadi kebal juga terhadap bakteri baru yang akan selalu berubah (Suhardjo,
1992).
ASI juga mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat
putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon,
enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang
mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat bagi pertumbuhan
bayi, sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Depkes, 2001).
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah bayi diberi kesempatan memulai/
inisiasi menyusu sendiri segera setelah lahir/ dini, dengan membiarkan kontak
kulit bayi dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih, sampai menyusu
pertama selesai. Pada jam pertama bayi menemukan payudara ibunya, ini awal
hubungan menyusui berkelanjutan dalam kehidupan antara ibu dan bayi
menyusui. Kontak dengan bayi sejak dini itu membuat menyusui menjadi dua
kali lebih lama, bayi lebih jarang infeksi, dan pertumbuhannya lebih baik.
Di Indonesia, pemberian ASI dini dua hingga delapan kali menjadikan

kemungkinan memberi ASI eksklusif lebih besar.


Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan diteruskan oleh serabut
syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin. Salah satu
fungsi hormon prolaktin adalah memacu payudara untuk menghasilkan ASI.
Semakin sering bayi mengisap puting susu ibu semakin banyak prolaktin dan
ASI yang dikeluarkan. Pada hari pertama kelahiran bayi produksi ASI antara 10100 ml ASI. Produksi ASI akan optimal produksinya apabila bayi berusia ke 1014 hari. Namun pada keadaan bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml ASI
perhari untuk tumbuh kembang bayi. Sedangkan produksi ASI akan mulai
menurun (500-700 ml) setelah 6 bulan pertama. Untuk itu pola pemberian ASI
yang dianjurkan ialah pemberian ASI segera atau 30 menit hingga satu jam
setelah melahirkan, selanjutnya pemberian ASI secara eksklusif hingga bayi
usia 6 bulan dan pemberian makanan tambahan setelah umur 6 bulan serta tetap
memberikan ASI diteruskan sampai umur dua tahun (UNICEF,2005).
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini antara lain:
1. Kebijakan Instansi pelayanan kesehatan tentang IMD dan ASI eksklusif.
2. Pengetahuan, motivasi dan sikap tenaga penolong persalinan .
3. Pengetahuan, motivasi dan sikap ibu.
4. Gencarnya promosi susu formula
5. Dukungan anggota keluarga
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui adalah sosial
budaya, psikologis dan biologis ibu sendiri. Selain itu faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu untuk menyusui adalah:
1. Faktor Psikologi
Status psikologi mendasari ibu dan pendukungnya untuk keberhasilan
menyusui, termasuk pecaya diri ibu dan komitmen menyusui, bayi merasa

kenyang merupakan kepuasan bagi ibu menyusui. Psikologi

ibu termasuk

disekitarnya yang dekat dalam struktur dukungan. Jenis dari dukungan antara
lain memberi dukungan informasi termasuk bagian dari pengetahuan tentang
keuntungan menyusui dan cara menyusui. Dukungan emosi termasuk memberi
pengertian, membesarkan hati dan menyayangi. Dukungan pertolongan
termasuk memberi pertolongan fisik untuk dapat menyusui bayinya. Pemberi
dukungan termasuk keluarga, teman, suami atau teman dekat, tenaga kesehatan
dan lingkungan hidup.
2. Faktor dukungan Tenaga Kesehatan
Dukungan yang diberikan tenaga kesehatan dapat membangkitkan
rasa percaya

diri ibu

untuk membuat

keputusan

menyusui

bayinya.

Informasi tentang perawatan payudara selama masa kehamilan, lama menyusui,


keuntungan menyusui, inisiasi menyusui dini, merupakan dukungan tenaga
kesehatan untuk menyukseskan kelangsungan pemberian ASI eksklusif.
3. Faktor Demografi
Faktor demografi terbagi menjadi dua, yaitu faktor sosio demografi dan
faktor biomedik. Faktor sosio demografi terdiri dari umur, pendidikan, status
perkawinan, suku, tingkat sosial dan penghasilan. Faktor biomedik terdiri dari
jumlah kelahiran, kesehatan

bayi

dan

kesehatan

ibu

(selama

hamil,

melahirkan, dan setelah melahirkan).


Penelitian Aidam et al

(2005) melakukan penelitian tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan ASI eksklusif diperoleh hasil bahwa


ibu

yang mendapatkan dukungan selama kehamilan lebih cenderung

berpeluang lebih besar untuk berperilaku menyusui ASI eksklusif dibanding ibu
yang tidak mendapatkan dukungan selama kehamilan OR=2,01 (95% CI; 1,213,34). Informasi yang diketahui selama masa kehamilan berdampak pada
perubahan perilaku sehingga ibu memiliki perilaku memberikan ASI eksklusif

pada bayinya.

C. Perlindungan dari Infeksi dan Cedera


Pencegahan Infeksi
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting,
penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi,
sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur,
termometer, stetoskop
Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual)
perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat
mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya
diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah
bayi selesai dengan perawatan tali pusat.Pemotongan tali pusat pada BBL normal
dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10
IU intramuskular kepada ibu.
Hindari pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril
dalam keadaan longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.
D. Bonding Attachment

1.3.9
.

1.3.10

S-ar putea să vă placă și