Sunteți pe pagina 1din 6

LK 2.1.

Artikel Genre Sastra


Tulislah sebuah artikel tentang genre sastra yang bersumber dari minimal lima sumber bacaan
sastra. Artikel tersebut secara komprehensif memuat difinisi sastra dan genrenya yaitu puisi,
prosa, dan drama.
Artikel ini merupakan salah satu tagihan yang harus Saudara kumpulkan di dalam E-Portofolio.

Petunjuk:
1.
2.
3.
4.

Artikel ditulis maksimal 1000 kata


Ditulis dengan huruf arial 11, margin atas, bawah, kanan, kiri 2.
Menggunakan minimal 5 sumber bacaan.
Kerjakan seperti format berikut.

Nama
Instansi
Mengajar Kelas
Judul Artikel
Sumber Bacaan

: TITI IRIANTI
: SD N 02 SUNGAPAN
: III
: PENTINGNYA MENJAGA LINGKUNGAN
: 1. Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk SD kelas III
2. Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk SD kelas IV
3. Bahasa Indonesia untuk SD Kelas V
4. Bahasa Indonesia Untuk SD Kelas IV
5. Saya Senang Berbahasa Indonesia untuk SD kelas IV
Banjir Melanda Karawang

Berbicara mengenai bencana setiap manusia dialam semesta ini pastilah tidak menginginkannya
namun itu semua adalah rahasia allah yang akan menentukan sebuah bencana yang akan terjadi
kapan pun, dan dimanapun. Begitu juga dengan bencana banjir yang melanda kota Karawang.
Banjir melanda kota Karawang pada tanggal 22 Maret 2010,khususnya di daerah rawan
banjir,namun kini banjir menghampiri daerah yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir. Pada
saat banjir, warga di daerah Gempol Anjun mengungsi ke tempat- tempat yang belum terkena
banjir. Namun, warga pindah mengungsi lagi ke tempat lain ketika banjir semakin besar. Semua
warga panik ketika banjir semakin besar dan mereka berusaha menyelamatkan harta bendanya
yang berharga dan perlu di bawa. Sebagian warga ada yang mengungsi di masjid AlJihad,Kaum,dan rumah sanak saudara yang tidak terkena banjir. Semua warga mendapatkan
bantuan berupa mie instan, nasi bungkus, beras, pakaian, sembako, makanan bayi,dll.
Pada saat hujan turun sangat besar, ada beberapa pohon yang tumbang. Pohon tumbang
menyebabkan rumah- rumah rusak tertiban oleh pohon. Saat banjir ada seseorang yang kanyut
terbawa arus, ada pula nenek- nenek yang tertabrak kereta api saat memunguti cangkir akua
bekas. Banjir yang sangat besar menyebabkan beberapa rumah runtuh, juga menimbulkan
berbagai penyakit.
Banjir di sebabkan oleh tangan manusia yang tidak disiplin,banyak warga yang membuang sampah
ke sungai citarum sehingga sampah tersumbat di sungai. Banjir di Karawang memang kiriman dari
waduk Jati Luhur yang sedang musim hujan. Namun, semua itu akibat ulah warga yang tak pernah
disiplin. Cara mencegah banjir yaitu dengan membakar sampah yang kering,sedangkan sampah
yang basah di buang di lombang tanah. Kita juga harus menghentikan penebangan liar di hutan
karena dapat menyebabkan banjir.

Doa dan Pertolongan untuk Korban Bencana


Karya Yosua Adi Charisma
Lewat gemuruh bah dan balok-balok kayu
Tempatmu yang asri terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia
Seperti tak ada harganya
Mata manusia sedunia terperangah
Melihat kejadian yang begitu dahsyatnya
Bantuan dan portolonganmengalir
Dari setiap manusia yang punya nurani
Tak terkecuali engkau, wahai PMI
Jasamu sungguh besar untuk para korban bencana
Dalam perenungan kami pun bertanya
Kami tak mengerti
Tuhan, mengapa semua ini terjadi
Mungkin kami telah banyak mengingkari- Mu
Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan dosa
Tetapi boleh kah kami memohon
Belas kasihan-Mu atas ciptaan-Mu
Atas orang tua yang kehilangan anak-anaknya
Atas anak-anak yang jadi yatim
Atas ibu-ibu yang kehilangan suami
Kasihanilah hidup mereka
Merenda hari esok bersamamu
Karena tak ada siapa-siapa lagi
Dan tempat untuk berteduh
Kata "karawang" muncul pada Naskah Bujangga Manik dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke16.
Bujangga Manik menuliskan sebagai berikut:
leteng karang ti Karawang,
leteng susuh ti Malayu,
pamuat aki puhawang.
Dipinangan pinang tiwi,
pinang tiwi ngubu cai.
Dalam bahasa Sunda, karawang mempunyai arti" penuh dengan lubang". Bisa jadi pada daerah
Karawang zaman dulu banyak ditemui lubang. Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang
menginjakkan kakinya di pulau Jawa, pada tahun 1596 menuliskan adanya suatu tempat yang
bernama Karawang sebagai berikut:
Di tengah jalan antara Pamanukan dan Jayakarta, pada sebuah tanjung terletak Karawang.
Meskipun ada sumber sejarah primer yaitu Naskah Bujangga Manik dan catatan dari Cornelis de
Houtman yang menyebutkan kata Karawang, sebagian orang menyebutnya Kerawang adapula
yang menyebut Krawang seperti yang ditulis dalam buku Miracle sight West Java yang diterbitkan

oleh Provinsi Jawa Barat.


R. Tjetjep Soepriadi dalam buku Sejarah Karawang berspekulasi tentang asal-muasal kata
karawang,
pertama kemungkinan berasal dari kata karawaan yang mengandung arti bahwa daerah ini
terdapat
"banyak rawa", dibuktikan dengan banyaknya daerah yang menggunakan kata rawa di depannya
seperti,
Rawa Gabus, Rawa Monyet, Rawa Merta dan lain-lain; selain itu berasal dari katakera danuang
yang mengandung arti bahwa daerah ini dulunya merupakan habitat binatang sejenis monyet yang
kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang; serta istilah serapan yang berasal dari
bahasa Belanda seperti caravan dan lainnya.
sehingga dengan adanya kejadian banjir yang terjadi di Karawang kita harus selalu waspada dan
selalu menjaga lingkungan. Tindakan menjaga lingkungan dapat dilakukan dimulai dari diri sendiri
dan orang lain. Sebagaimana tindakan yang dilakukan dalam teks drama berikut :

Arda dan ketiga temannya, yaitu Yanto, Nirmala, dan Norman merasa sangat prihatin dengan
kesehatan lingkungan di desanya. Kampung mereka menjadi kampung yang kumuh, karena
kepedulian masyarakat terhadap kebersihan yang sangat memprihatinkan. Mereka berempat pun
sepakat untuk melakukan sosialisasi kepada warga untuk meningkatkan kepedulian sosial
berkaitan dengan menjaga kebersihan lingkungan di desa mereka.
Arda: Yan, menurut kamu bagaimana sih caranya supaya masyrakat disini itu bisa lebih care
dengan kondisi lingkungan?
Yanto: iya, aku tahu masyarakat didesa kita ini memang sangat tidak prihatin dengan kondisi
lingkungan. Lihat aja, sampah berserakan dimana-mana. Aku nggak tahu!
Nirmala: Bagaimana kalau kita adakan semacam agenda sosialisasi kepada masyarakat supaya
mereka bisa lebih terdorong untuk mau menjaga kesehatan lingkungan.
Norman: Bagus itu, akus setuju dengan ide Nirmala. Soalnya kalau kita biarkan saja, kondisi
lingkungan dikampung kita ini makin lama akan makin parah.
Arda: Lalu agenda sosialisasi kesehatan lingkungan seperti apa yang mau kita lakukan, Mala?
Nirmala:
Persisnya sih aku belum tahu, tapi aku akan mencoba mencari ide yang pas supaya nantinya
benar-benar bisa diterima oleh masyarakat.
Karena hari sudah semakin senja, Norman pun mengajak teman-temannya untuk pulan, dan
Norman mengajak teman-temannya untuk kembali membahasa agenda Nirmala pada keesokan
harinya.
Norman: Eh.. ini udah mau malam lo! Kita pada pulang dulu yuuk, besok pagi kita ketemuan lagi
untuk membahasa ide si Nirmala.
Nirmala: Okay, kita sudahi dulu pertemuan ini, dan besok pagi kita lanjutkan. Semoga saja nanti
aku bisa menemukan ide yang tepat untuk program sosialisasi tersebut.
Arda: Ya, okay.

Mereka berempat pun akhirnya pada pulang dan keesokan harinya mereka sepakat untuk
membahas agenda Nirmala.
Pada keesokan harinya akhirnya mereka berempat kembali mebahas program sosialisasi
kepedulian lingkungan.

Arda: Gimana, Mala, apa kamu sudah menemukan ide?


Nirmala: Iya, bagaimana kalau besok kita undang warga berkumpul di balai desa kemudian saya
akan sampaikan beberapa poin penting kepada mereka terkait dengan kepedulian terhadap
kesehatan lingkungan.
Norman : aku sih setuju saja, tapi poin-poin apa saja yang ingin kamu sampaikan ke publik?
Apakah itu bisa diterima nantinya?
Yanto: Benar juga itu, emangnya kira-kira apa saja yang ingin kamu sampaikan ke masyarakat
soalnya apa yang menurut kita baik itu kan belum tentu bisa diterima oleh mereka.
Nirmala: Begini, pertama-tama saya akan sampaikan ke mereka dampak dari ketidaksehatan
lingkungan dengan merujuk pada kondisi lingkungan kita sekarang. Kemudian saya akan mencoba
mendorong kepada mereka untuk bergerak aktif dalam membersihkan lingkungan.
Yanto: Lalu apalagi? Apa cukup hanya dengan itu saja? Kan kita harus bisa meyakinkan mereka,
dan bukan sekedar menyampaikan tentang bahaya ketidakpedulian terhadap lingkungan saja.
Nirmala: Iya aku tahu, pastinya kita harus punya banyak pembahasan untuk mereka, tapi kamu
tenang aja kok, InsyaAllah aku bisa mengatasinya.
Ketiga teman Nirmala pun akhirnya menyetujui ide Nirmala. Keesokan harinya mereka membuat
undangan kepada warga setempat untuk berkumpul di balai desa.
Yanto: Ok, ya sudah kalau begitu aku percaya deh sama kamu.
Norman: Ok, semoga saja ntar semunya bisa berjalan dengan lancar.
Arda: Ya, sip! Aku juga akan berusaha meyakinkan mereka dengan semampuku, semoga saja
mereka bisa menerima masukan kita.
SELESAI

S-ar putea să vă placă și