Sunteți pe pagina 1din 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Mual adalah suatu kondisi yang merujuk pada perasaan tidak nyaman
sebelum muntah, tetapi tidak selalu menyebabkan muntah. Mual setelah
makan bisa disebabkan karena berbagai keadaan, misalnya makan makanan
tertentu, makan makanan yang terkontaminasi dan juga makan terlalu cepat
dan lain-lain. Hal ini bisa terjadi baik pada anak-anak maupun orang
dewasa.
Mual biasa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari faktor yang
umum yang meliputi telat makan, terlalu banyak makan, masuk angin dan
lainnya, hingga faktor yang serius yang meliputi terkena penyakit maag,
penyakit ginjal, dan penyakit serius lainnya.
Oleh karena itu dalam makalah ini penulis mencoba untuk
menganalisis masalah keperawatan yang berhubungan dengan gejala mual.

1.2

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami tentang mual mulai dari definisi, macam-macam, skala,
komplikasi serta asuhan keperawatan dan contoh kasus dari mual.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi
Mual adalah perasaan subjektif, seperti gelombang yang tidak
menyenangkan di belakang tenggorok, epigasterium, atau abdomen yang
dapat mendorong keinginan untuk muntah.

2.2

Batasan Karakteristik
Subjektif :
Menghindari makanan
Sensasi ingin muntah
Peningkatan produksi saliva
Peningkatan menelan
Melaporkan mual [atau enek]
Rasa asam di dalam mulut
Gejala Non-NANDA INTERNATIONAL
Kemungkinan disertai adanya kulit pucat, dingin, dan basah,
takikardia, statis gratis. Diare biasanya terjadi sebelum muntah, tetapi dapat
juga dialami setelah muntah atau ketika muntah tidak terjadi.

2.3

Faktor yang Berhubungan


Terkait pengobatan :
Iritasi lambung [misalnya: akibat agen farmakologis (seperti aspirin,
inflamasinonsteroid, steroid, antibiotik), alkohol, zat besi, dan darah].
Distensi lambung [misal: pengosongan lambung yang lambat akibat agens
farmakologis, seperti narkotik dan anestetik].
Agens farmakologis [misal: analgenik, antivirus untuk HIV, aspirin, opioid]
dan agens kemoterapeutik.
Biofisik :
Gangguan biokimia [misal: uremia, ketoasibosis diabetik, kehamilan].
Penyakit esofagus atau pangkreas.
Dispense lambung [misal: akibat penggosongan lambung yang lambat,
opstruksi pylorus usus, distensi genitourinarius dan biliaris; statis usus
bagian atas; kompresi eksternal pada lambung, hati, limpa, atau organ

lain; pembesaran yang memperlambat fungsi lambung; kelebihan


asuhan makanan].
Iritasi lambung [misal: akibat inflamasi faring dan peritoneal].
Tumor intra abdomen.
Peregangan kapsula hati atau limpa.
Tumor setempat seperti neuroma akustik, tumor otak primer atau sekunder,
metastase tulang dibagian dasar tengkorak.
Mabuk gerak, penyakit meniere, atau labirintitis.
Nyeri.
Faktor fisik, seperti peningkatan intrakranial dan meningitis.
Toksin [misal peptide yang menghasilakn tumor, metabolik upnormal akibat
kanker].
Situasional :
Faktor psikologis seperti nyeri, rasa takut ansietas, bau yang berbahaya, rasa
yang berbahaya, atau stimulasi fisual yang tidak menyenangkan.
2.4

Saran Penggunaan
Diagnosis ini sesuai untuk mual dan muntah jangka pendek [misalnya,
pasca bedah. Apabila mual terjadi parah atau berlangsung lama dan dapat
menimbulkan masalah keadekuatan nutrisi, gunakan diagnosis resiko
ketidak seimbangan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan mual.

2.5

Alternatif Diagnosis yang Disarankan


Volume cairan, resiko kekurangan.
Nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, risiko ketidak seimbangan.

2.6

Hasil NOC
Selera makan : Keinginan untuk makan di saat sakit atau menjalani terapi.
Tingkat kenyamanan : Derajat persepsi yang positif tentang kenyamanan
fisik dan psikologis.
Hidrasi : Jumlah air yang mencukupi dalam kompertemen intraseluler dan
ekstrasel tubuh.
Pengendalian mual dan muntah : Tindakan individu untuk mengendalikan
mual, rasa ingin muntah dan grjala muntah.

Mual dan muntah : efek gangguan : Keparan efek gangguan yang


teramati atau dilalaporkan akibat mual, rasa ingin muntah, dan muntah pada
fungsi sehari-hari.
Keparahan mual dan muntah : Keparahan mual, rasa ingin muntah, dan
gejala muntah.
Status nutrisi : Asupan makanan dan Cairan : Jumlah makan dan cairan
yang masuk ke dalam tubuh dalam 24 jam.
2.7

Tujuan/Kriteria Evaluasi
Contoh menggunakan bahasa NOC :
Mual akan berkurang, yang dibuktikan oleh: selera makan dan tingkat
kenyamanan yang membaik. Hidrasi tidak terganggu, kendali mual dan
muntah, dan status nutrisi adekuat (asupan makan dan cairan).
Memperlihatkan efek gangguan mual dan muntah.yang apat diterima,
yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: sangan
berat, berat, sedang, ringan, atau tidak mengalami:
Penurunan asupan cairan
Penurunan asupan makanan
Penurunan haluan urin
Gangguan keseimbangan cairan
Gangguan eletrolit serum
Gangguan status nutrisi
Penurunan berat badan
Memperlihatkan Hidrasi, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut
(sebutkan 1 5: gangguan ekstrem,berat, sedang, ringan, atau tidak
mengalami gangguan):
Peningkatan hematokrit
Membrane mukosa lembab
Memperlihatkan Hidrasi, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut
(sebutkan 1 5: gangguan ekstrem,berat, sedang, ringan, atau tidak
mengalami gangguan):
Peningkatan Hematokrit
Rasa haus
4

Bola mata cekung dan lembek


Penurunan tekanan darah
Nadi cepat dan lemah

2.8

Intervensi NIC
Pemantauan cairan : Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mengatur keseimbangan cairan.
Manajemen cairan atau elektrolit : Mengatur dan mencegah komplikasi
akibat perubahan kadar cairan dan elektrolit.
Manajemen Medikasi : Memfasilitasi penggunaan obat resep dan obat
bebas secara aman dan efektif.
Manajemen Mual : Mencegah dan meredakan mual.
Pemantauan Nutrisi : Mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk
mencegah atau meminimalkan malnutrisi.
Manajemen Muntah : Mencegah dan meredakan muntah.

2.9

Aktifitas Keperawatan
Pengkajian :

Pantau gejala subjektif mual pada pasien.

Pantau warna, jumlah, dan berat jenis urine.

Kaji penyebab mual (missal : obstruksi usus, efek samping obat).

Pemantauan nutrisi (NIC)


Pantau kecenderungan peningkatan atau penurunan berat badan.
Pantau adanya kulit kering dan pecah-pecah yang disertai
depigmentasi.
Pantau turgor kulit, jika diperlukan.
Pantau adanya pembengkakan, kelunakan, penyusutan dan atau
pendarahan pada gusi.
Pantau tingkat energi, malaise, keletihan, dan kelemahan.
Pantau asupan kalori dan makanan.

Manajemen cairan (NIC)


Perthankan keakuratan pencatatan asupan dan haluaran cairan.
Pantau tanda vital, bila diperlukan.

Pantau makan dan cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori
setiap hari, jika diperlukan.
Pantau status hidrasi (misalnya, membrane mukosa lembab,
keadekuatan nadi, dan tekan darah ortostatik), jika diperlukan.
Penyuluhan untuk pasien/keluarga :
Jelaskan penyebab mual.
Apabila memungkinkan, beri tahu pasien seberapa lama kemungkinan
mual akan terjadi.
Ajarkan pasien menelan secara sadar atau napas dalam untuk menekan
refleks muntah.
Ajarkan makan secara perlahan.
Ajarkan untuk minum1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan.
Aktifitas kolaboratif :
Berikan obat antiemetik sesuai anjuran.
Konsultasikan dengan dokter untuk memberikan obat pengendali nyeri
yang adekuat dan tidak menyebabkan mual pada pasien.
Majemen cairan (NIC) : berikan terapi IV, sesuai dengan anjuran.
Aktivitas lain :
Tinggikan bagian kepala tempat tidur atau ubah posisi pasien lateral
untuk mencegah asppirasi (untuk klien dengan penurunan mobilitas).
Pertahankan kebersihan klien dan tempat tidur saat terjadi muntah.
Pindahkan segera benda-benda yangmenimbulkan bau (misalnya : pispot,
makanan).

Jangan menjadwalkan tindakan yang menyebabkan nyeri atau mual


sebelum atau sesudah makan.
Berikan perawatan mulut setelah terjadi muntah.
Berikan kain basah yang dingin dipergelangan tangan, leher, dan dahi
pasien.
Tawarkan makanan dingin dan makanan lainnya dengan aroma minimal.
Pemantauan nutrisi (NIC): perhatiak perubahan status nutrisi yang
signifikan dan sesegera lakukan penanganan jika diperlukan.

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1

Pengkajian:
3.1.1 Identitas pasien
Nama

: Nn.CL

Umur

: 18 th

Jenis kelamin

: Perempuan

Suku/ Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Pelajar

Alamat

: Surabaya

Sumber Biaya

: Orang tua

3.1.2 Keluhan utama:


Satu minggu tidak nafsu makan, mual dan perut terasa tidak
enak, berat badan saat ini 56 kg, tinggi badan 165 cm.
3.1.3 Riwayat penyakit saat ini:
Tanggal 16 Oktober 2013 (satu minggu sebelum dibawa ke
rumah sakit) klien mulai tidak nafsu makan, mual dan perutnya terasa
tidak enak. Berat badannya sekarang 56 kg dan tinggi badannya 165
cm. Kemudian klien dibawa ke rumah sakit tanggal 23 Oktober 2013
dan ditetapkan untuk menjalani perawatan di rumah sakit.
3.1.4 Riwayat penyakit dahulu:
(Tidak Ditemukan Riwayat Penyakit dahulu).
3.1.5 Pemeriksaan fisik
B1 (Pernafasan) : Tidak ditemukan keluhan.
B2 (Kardiovaskuler) : Tidak ditemukan keluhan.
B3 (Persyarafan) : Tidak ditemukan keluhan.

B4 (Sistem Perkemihan) : Tidak ditemukan keluhan.


B5 (Sistem Pencernaan) :
Pasien mengalami keluhan tidak nafsu makan, mual dan perut
terasa tidak enak, berat badan saat ini 56 kg, dan tinggi badan 165
cm.
B6 (Kekuatan Otot Tulang) : Tidak ditemukan keluhan.

3.2

Analisa Data/Identifikasi
Tanggal
24

Data
:
Pasien

DS

Oktober

Mengeluh

2013

nafsu makan.
DO : Berat badan

tidak

pasien 56 kg.
24
Oktober
2013

DS : Mual-mual.
DO
:
Pasien
terlihat lemas.

Etiologi
Tidak nafsu makan

Asupan nutrisi

Masalah
Gangguan
kebutuhan
nutrisi

berkurang

Kebutuhan nutrisi
tidak tercukupi
Mual-mual

Cairan di tubuh

Penurunan
Asupan Cairan

pasien berkurang

Penurunan asupan
cairan

3.3

Diagnosa Keperawatan
Tanggal : 24 Oktober 2013
1) Gangguan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan pasien tidak nafsu

3.4

makan.
2) Penurunan asupan cairan berhubungan dengan mual-mual.
Intervensi
1. Gangguan kebutuhan nutrisi
Tujuan: Meningkatkan nafsu makan pasien
Kriteria Hasil:

a.

Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.

Intervensi
a. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan
b.
c.
d.
e.

bagaimana memenuhinya.
Memotivasi pasien untuk memperhatikan pola makan.
Menganalisa apa yang membuat pasien kehilangan nafsu makan.
Membuatkan daftar makanan yang disukai pasien.
Memberikan makanan sesuai jam makan, dengan makanan yang

sehat dan bernutrisi.


f. Meminta keluarga membawakan makanan yang disukai pasien untuk
meningkatkan nafsu makan pasien.
2. Penurunan Asupan Cairan
Tujuan: Asupan cairan bertambah dan mual terhenti.
Kriteria Hasil:
a.

Mual-mual terhenti.

Intervensi
a.
b.
c.
d.

Pantau gejala subjektif yang menyebabkan mual.


Kajilah penyebab mual pada pasien.
Perhatikan keakuratan pencatatan asupan cairan pada pasien.
Pantau makanan dan asupan cairan pada pasien.

10

S-ar putea să vă placă și