Sunteți pe pagina 1din 19

Varises Pramugari

Posted: November 16, 2011 in Kesehatan


2

Analisis Hubungan Timbulnya Varises Pada Pramugari Dengan Konsep Segitiga


Epidemiologi

Hubungan antara pejamu, bibit penyakit, dan lingkungan dalam menimbulkan suatu penyakit
amat kompleks dan majemuk. Disebutkan bahwa ketiga faktor ini saling mempengaruhi, dimana
pejamu dan bibit penyakit saling berlomba untuk menarik keuntungan dari lingkungan ini
diibaratkan seperti timbangan. Bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya, akan
menyebabkan timbulnya penyakit tertentu (Noor, 2008). Pada profesi pramugari memungkinkan
adanya penyakit varises terkait dengan pekerjaannnya tersebut. Analisis segitiga epidemiologi
terhadap penyakit varises terhadap profesi pramugari, antara lain:

Agent

Agent penyebab varises pada pramugari berupa agen fisik yaitu karena tugas seorang pramugari
salah satunya membantu apa saja yang dibutuhkan oleh penumpang salah satunya yaitu ketika
penumpang membutuhkan bantuan untuk mengangkat barang kedalam bagasi yang terdapat
dikabin pesawat. Pekerjaan mengangkat beban ini dapat memicu timbulnya varises. Selain itu
gaya hidup seperti mengkonsumsi makanan siap saji yang telah menjadi gaya hidup para
pramugari juga dapat memicu tingginya resiko varises pada pramugari.

Host

Faktor manusia sangat komplek dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung pada
karakteristik yang dimiliki masing-masing individu. Berbagai karakteristik yang terkait dengan
penyakit varises pada profesi pramugari, antara lain:

1. Jenis kelamin dan ras


Untuk menghindari penyakit varises maka perbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi
dan makanan yang dapat merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah, dan juga makanan
yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6, magnesium, asam folat, kalsium dan
zinc.
Untuk karakteristik ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih dan pada keturunan
Asia . Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita Asia rendah. Salah satu
alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan, terlebih
lagi untuk para pramugari yang dituntut selalu menjaga bentuk tubuhnya agar tidak terlihat
gemuk. Oleh karena itu resiko terjadinya varises ini akan semakin meningkat pada pramugari
yang konsumsi sumber kalsium yang rendah. Hal tersebut mengakibatkan lebih rentan terhadap
suatu posisi sikap kerja yaitu berdiri dalam waktu yang lama, sehingga menghambat peredaran
darah.
2. Faktor keturunan
Faktor keturunan dalam hal ini adalah adanya kesamaan perawakan dengan orang tuanya,
sehingga dalam garis keluarga jika memiliki struktur genetik yang sama juga beresiko menderita
penyakit yang sama. Dalam hubungannnya dengan kejadian varises pada profesi pramugari
adalah varises biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat
badan. Varises yang terjadi di usia muda, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan.
Selain itu karena ditambah adanya kesalahan sikap kerja yaitu frekuensi berdiri yang terlalu lama
dapat memperparah terjadinya varises.
3. Nutrisi
Nutrisi bukanlah penyebab langsung terhadap terjadinya varises pada profesi pramugari tetapi
merupakan faktor pendukung yang memperparah terjadinya varises terutama pada pramugari
yang senang dengan makanan yang banyak mengandung garam karena dapat mengakibatkan
pembengkakan. Selain itu Nutrisi dalam hal ini adalah kurangnya konsumsi makanan sumber

kalsium seperti susu dan telur yang diperlukan tubuh untuk pembentukan, penguatan tulang dan
memperlancar peredaran darah.
4. Gaya hidup
Gaya hidup dalam hal ini adalah suatu faktor yang dapat mendukung terjadinya varises. Gaya
hidup yang berpengaruh adalah konsumsi alkohol yang berlebihan, merokok karena kandungan
zat berbahaya dalam rokok membuat pembuluh darah menjadi kaku dan terjadi penyempitan,
sehingga dinding pembuluh tidak elastis lagi dan penggunaan obat-obatan, menggunakan
pakaian sempit atau ketat pada bagian pinggang, paha, dan kaki, serta menggunakan sepatu hak
tinggi hal tersebut dikarenakan hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang
berfungsi membantu kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal. Selain itu pekerjaan
pramugari yang padat membuat mereka enggan melakukan olahraga, padahal olah raga secara
teratur dapat meningkatkan kekuatan otot kaki dan vena. Demikin juga posisi saat mereka duduk
sambil menyilangkan kaki terlalu lama karena dapat menghambat peredaran darah.
Dengan demikian keadaan pejamu yang memicu faktor resiko varises pada pramugari yaitu jenis
pekerjaan. Jenis pekerjaan pramugari yang mengharuskan paramugari untuk memakai hak tinggi,
dan sering berdiri. Hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang berfungsi
membantu kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal. Dan berdiri terlalu lama membuat
kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban kerja pembuluh vena dalam
mengalirkan darah.
Selain itu, pada saat berdiri aliran darah cenderung mengalir kuat ke bawah akibat gravitasi,
sedangkan pembuluh darah vena mengalir sebaliknya, dari kaki ke jantung. Sebenarnya
pembuluh vena tidak memiliki cukup kemampuan untuk mendorong darah kembali ke atas, tapi
vena mempunyai kelebihan yaitu memiliki katup. Katup yang seharusnya menahan aliran darah,
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, darah yang mengalir menuju jantung akan
kembali lagi ke seluruh tubuh. Darah yang mengalir ke jantung hanya sekitar 70-90
persen, sisanya akan mengumpul, sehingga terjadi penurunan atau hilangnya elastisitas dinding
vena. Vena jadi melebar dan berkelok-kelok yang kemudian menyebabkan terjadinya varises.

Environment

Keadaan lingkungan yang mendukung faktor resiko varises pada pramugari yaitu lingkungan
sosial, dimana pekerjaan seorang pramugari biasanya terdapat sebuah peraturan yang
mengharuskan para pramugarinya untuk memakai hak tinggi untuk menunjang performence
pramugari itu sendiri. Padahal hak sepatu yang terlalu tinggi membuat gerak otot tumit yang
berfungsi membantu kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal.

Analisis Varises Pada Pramugari Dengan Konsep Jaring-Jaring Sebab Akibat

Dari bagan diatas dapat diketahui bahwa penyebab dari varises yang terjadi pada pramugari tidak
berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari serangkaian proses sebab akibat. Faktor intrinsik
pada pejamu yaitu hilangnya elastisits dinding vena dan rusaknya katup pada pembuluh vena
menjadi factor yang dapat menyebabkan penyakt varises. Dan faktor yang lain seperti pemakaian
sepatu hak tinggi, berdiri lama, waktu istirahat yang kurang, mengangkat beban berlebih akibat
dari gaya hidup dan jenis pekerjaan seorang pramugari.
Profesi pramugari merupakan salah satu profesi yang mempunyai beban kerja tinggi karena
memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam memberikan pelayanan kepada para penumpang
pesawat setiap harinya. Adanya beban kerja tinggi tersebut dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan dari pramugari tersebut. Hal tersebut dapat terjadi ketika adanya jumlah penumpang
yang berlebih mengakibatkan banyaknya pelayanan yang harus diberikan kepada penumpang
pesawat. Besarnya pelayanan yang harus diberikan kepada penumpang tersebut mengakibatkan
beberapa keadaan yang memicu timbulnya penyakit varises, antara lain:
1. Menggunakan Sepatu Hak Tinggi
Pekerjaan Pramugari dituntut untuk selalu berpenampilan cantik dan anggun agar terlihat lebih
menarik dan penumpang merasa nyaman, salah satu yang menunjang kecantikan mereka adalah
dengan menggunakan sepatu berhak tinggi. Pekerjaan yang dilakukan setiap harinya membuat
pemakaian sepatu berhak tinggi menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Padahal pemakaian
sepatu berhak tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat membuat gerak otot tumit yang
berfungsi untuk membantu kerja pembuluh darah, menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu
pemakaian sepatu berhak tinggi juga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya penyakit
varises.

2. Waktu Istirahat yang Kurang


Banyaknya jumlah penumpang yang harus di layani mengakibatkan beban kerja yang berlebih
pada seorang pramugari. Hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan fisik. Adanya kelelahan fisik
tersebuk secara berkelanjutan akan mempengaruhi yaitu membuat rusaknya katup pembuluh
vena karena waktu istirahat yang kurang dan sedikitnya waktu yang diluangkan untuk
berolahraga.
3. Berdiri Terlalu Lama
Jenis pekerjaan pramugari yang utama adalah menjalankan tugas passenger service obligation
yaitu melayani penumpang dan memberikan kenyamanan pada mereka, merupakan pekerjaan
berat yang rutin dilakukan setiap harinya. Terlebih lagi pekerjaan tersebut dilakukan oleh
anggota dari awak pesawat wanita yaitu pramugari. Dalam memberikan pelayanan kepada
penumpang, mereka selalu menjalankan tugasnya dengan posisi berdiri, misalnya menyediakan
makanan dan minuman di pesawat, memenuhi kebutuhan individual para penumpangnya seperti
meminta penumpang memasang sabuk pengaman, duduk, atau meminta mereka mengikuti
prosedur keamanan pesawat yang ada. Posisi kerja yang selalu berdiri tersebut beresiko pada
kaki yang terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban kerja pembuluh vena dalam
mengalirkan darah sehingga resiko penyakit varises besar sekali terjadi pada mereka.
4. Mengangkat Beban Berlebih
Adanya jumlah penumpang yang berlebih menyebabkan seorang pramugari harus bekerja ekstra
sehingga terdapat tingkat kelelahan mental dan fisik yang tinggi, salah satunya adalah pekerjaan
mengangkat beban berlebih. Jumlah penumpang yang berlebih mengakibatkan banyaknya
pelayanan yang harus diberikan kepada penumpang pesawat. Besarnya pelayanan yang harus
diberikan kepada penumpang tersebut mengakibatkan beberapa keadaan yang memicu timbulnya
penyakit varises, dimana tugas seorang pramugari salah satunya membantu apa saja yang
dibutuhkan oleh penumpang misalnya ketika penumpang membutuhkan bantuan untuk
mengangkat barang kedalam bagasi yang terdapat dikabin pesawat. Pekerjaan mengangkat beban
ini dapat memicu timbulnya varises.

Analisi Riwayat Alamiah Penyakit Varises pada Pramugari

Pada penyakit varises terdapat riwayat alamiah perjalanan penyakit yang terjadi pada pramugari,
menderita penyakit dan terhentinya penyakit meliputi:
1. Tahap pre patogenesis,
Pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi
interaksi ini masih berada di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit belum ditemukan karena pada
umumnya daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Dengan perkataan lain seseorang yang berada
dalam keadaan yang seperti tersebut disebut sehat.
Manusia masih sehat dan faktor intrinsik (bibit penyakit) belum masuk ke dalam tubuh manusia
(pramugari). Akan tetapi host (pramugari) sudah terancam dengan adanya interaksi tersebut. Hal
ini kita temui saat pramugari masih baru menjalani profesinya.
2. Inkubasi,
Pada tahap inkubasi ini bibit penyakit telah masuk dalam tubuh pejamu, tetapi gejala penyakit
berbeda dengan penyakit lainnya, ada yang beberapa jam dan ada pula yang bertahun-tahun. Jika
daya tahan tubuh tidak kuat, tentu penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya
gangguan dalam bentuk dan fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit makin bertambah hebat,
sehingga timbul gejalanya.
Tahap inkubasi penyakit varises pada pramugari terjadi saat bibit penyakit/ faktor intrinsik yaitu
penurunan elastisitas dinding vena dan perkembang biakannya tetapi belum muncul gejala sakit
yang tampak oleh mata. Munculnya gejala tergantung pada masa inkubasi. Karena tiap penyakit
mempunyai masa inkubasi berbedabeda yaitu beberapa jam, hari, minggu, bulan bahkan ada
yang sampai bertahuntahun. Untuk penyekit varises pada pramugari, karena pekerjaan tersebut
dilakukan setiap hari, maka akan timbul gejala yang lebih cepat karena masa inkubasinya dalam
waktu yang cepat, yaitu pemakaian sepatu berhak tinggi setiap harinya dan posisi kerja yang

berdiri terus menerus. Hal ini ditandai dengan adanya penurunan daya tahan tubuh, penyakit
berjalan terus sehingga terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh.
3. Penyakit dini
Tahap ini dihitung mulai dari munculnya gejala penyakit. Pada tahap ini sekalipun pejamu telah
jatuh sakit, tetapi sifatnya masuh ringan. Umumnya penderita masih dapat diatasi dengan berobat
jalan.
Tahap penyakit dini sering menjadi masalah besar dalam kesehatan masyarakat, terutama jika
tingkat pendidikan penduduk belum sempurna. Manusia atau host dalam hal ini yaitu pramugari
mulai merasakan sakit atau gejala ringan seperti rasa pegal dan kram setelah lama berdiri.
Apabila pramugari menyadari bahwa gejala tersebut merupakan masalah yang nantinya akan
menyebabkan penyakit varises, maka ia akan segara mengobatinya. Namun apabila pramugari
tersebut menganggap hal yang biasa, apalagi ditunjang dengan kegemarannya mengkonsumsi
garam dan makanan pedas, maka dapat merangsang pelebaran pembuluh darah dan timbulnya
pembengkakan, sehingga resiko penyakit varises akan besar terjadi padanya.
4. Penyakit lanjut
Pada tahap ini varises sudah memasuki tahap yang mengkhawatirkan, karena pada tahap ini
penderita varises tersebut sudah tidak dapat melakukan aktivitasnya. Gejala penyakit semakin
memberat, tampak adanya kelainan pembuluh darah dan komplikasinya. Kaki terasa berat, rasa
pegal tetap ada meskipun sedang beristirahat. Timbul pembengkakan di daerah mata kaki, dan
warna kulit di sekitar varises menjadi gelap. Terjadi komplikasi seperti:
1. Gangguan pada kulit seperti rasa gatal , kulit kehitaman seperti eksim dan dapat timbul
ulkus ( luka terbuka ) pada permukaan kulit .
2. Emboli , dimana bekuan darah yang timbul dapat menyumbat jantung dan paru sehingga
dapat menimbulkan kematian
3. Vena pecah , bila varises terjadi di esophagus (saluran pencernaan ) dapat mengakibatkn
muntah darah

Pada tahap ini penderita telah tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat,
umumnya telah memerlukan perawatan yang relatif mahal.
1. Akhir penyakit.
Pada prapatogenesis penderita penyakit varises itu meliputi sembuh sempurna, sembuh cacat,
kronis, dan meninggal dunia. Pada tahap akhir penyakit varises dengan sembuh sempurna dapat
dilihat pada saat ketika orang tersebut berobat dengan operasi/ kanker dan pengobatan
kemoterapi sehingga sembuh sempurna tanpa adanya varises lagi. Pada tahap akhir sempurna
dengan cacat terjadi apabila penderita (pramugari) menderita varises dengan komplikasi, meski
varises telah sembuh tapi bekas dari varises masih meninggalkan bekas yang mengganggu
penampilan. Pada tahap akhir penyakit kronis dapat dilihat pada saat terjadi peningkatan stadium
karena semakin parahnya penyakit dan menjalar ke daerah yang di sekitarnya. Pada tahap
meninggal dunia terjadi apabila penderita penyakit varises tidak mampu mempertahankan diri
karena stadium yang semakin berat.

Analisis tingkatan pencegahan penyakit varises pada profesi pramugari

1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial ditujukan kepada masyarakat yang sehat untuk berperilaku positif dan
mendukung kesehatan umum dalam upaya menghindarkan diri dari varises.
1. Membuat sarana dan prasarana olahraga
2. Kebijakan di tempat kerja agar pekerja rajin berolahraga dan terhindar dari berbagai
macam penyakit.
2. Pencegahan tingkat pertama
a.

Promosi kesehatan masyarakat, misalnya: kampanye kesadaran masyarakat, promosi

kesehatan, pendidikan kesehatan masyarakat.


b.

Pencegahan khusus

1)

Jangan memijat daerah yang bervarises, karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh

vena. Lakukan pijatan secara ringan namun teratur, di daerah rawan varises dengan arah menuju
jantung. Lakukan dengan lembut dan gunakan minyak esensial yang sudah dilarutkan.
2)

Memperbanyak konsumsi sayuran dan buah berserat tinggi dan makanan yang dapat

merangsang sirkulasi darah, seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, jahe dan
cabai merah. Juga makanan yang kaya dengan vitamin B kompleks, vit C, vit E, vit B6,
magnesium, asam folat, kalsium dan zinc.
3)

Mengurangi konsumsi gula, garam, daging merah, gorengan, dan protein hewani.

3. Pencegahan tingkat kedua


Untuk penanganan dan obat varises, dokter dapat melakukan operasi (pembedahan), obat oral
atau obat suntik yang tergantung dari berat ringannya varises. Pengobatan varises adalah :
a.

Memakai stoking kompressi.

Stoking kompressi bermanfaat untuk memperbaiki pembengkakan, pertukaran nutrisi, dan


meningkatkan mikrosirkulasi pada kaki yang terdapat varises. Selain itu bermanfaat untuk
mengurangi rasa ketidaknyamanan akibat penyakit ini. Memakai stoking kompresi harus kuat
tapi tidak selalu harus ketat.
b.

Sclerotherapy.

Dalam prosedur ini, dokter menyuntikkan obat kedalam varises yang akan membuat varises
menyusut. Obat yang sering digunakan adalah golongan sklerosan seperti polidocanol (POL) and
sodium tetradecyl sulphate (STS). Sclerotherapy telah digunakan untuk mengobati varises
selama 150 tahun.
c.

Bedah laser.

Dokter menggunakan teknologi baru yaitu bedah laser untuk menutup pembuluh darah varises
yang kecil dan varises yang menyerupai sarang laba-laba.

d.

Endovenous thermal ablation.

Endovenous thermal ablation adalah metode pengobatan varises yang tergolong efektif untuk
jangka pendek maupun untuk jangka panjang namun tidak semua dokter dapat melakukan teknik
ini karena harus kursus dan memiliki peralatannya yang lumayan mahal.
e.

Vein stripping.

Vein stripping adalah membuang sebagian atau keseluruhan vena varises. Ini merupakan
prosedur rawat jalan bagi kebanyakan orang.
f.

Ambulatori phlebectomy.

Dokter akan menghilangkan varises yang lebih kecil melalui serangkaian tusukan kecil pada
kulit. Hanya bagian kaki Anda yang ditusuk yang mati rasa dalam prosedur ini dan umumnya
parut yang terjadi minimal.
g.

Obat tradisional herbal varises

Obat herbal yang dapat digunakan untuk varises adalah herbal yang berfungsi meningkatkan dan
memperlancar aliran darah. Obat herbal tersebut adalah bawang merah, bawang putih, bawang
bombay, jahe, ginko biloba dan cabai merah. Suplemen Ginko biloba memiliki efek samping
yaitu darah yang terlalu encer jika dikonsumsi dalam jangka panjang karena itu sebelum makan
ginko biloba anda konsultasi dulu dengan dokter dan selama makan ginko biloba anda harus rajin
cek darah. Adapun bawang merah, bawang putih dan cabai merah tidak memiliki efek samping
walaupun di makan dalam jangka panjang. Susu kedelai mengandung tinggi lesitin dan
antioksidan flavonoid yang sangat membantu memperlancar aliran darah.
4. Pencegahan tingkat ketiga
a.

Menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal.

b.

Jika pekerjaan anda dituntut untuk berdiri lama maka anda usahakan sekali-sekali

berjalan agar otot anda tidak statis (diam) dan duduk istirahat.

c.

Mengganti sepatu hak tinggi dengan sepatu yang hak rendah, jika diperbolehkan

pakailah sepatu tanpa hak.


d.

Menghindari kaos kaki dan stocking yang terlalu ketat.

e.

Meninggikan kaki pada saat tidur, kaki lebih tinggi dari posisi pinggul atau jantung

anda. Posisi kaki yang lebih tinggi dari jantung akan memudahkan aliran darah vena kembali ke
jantung.
f.

Asuransi.

g.

Rehabilitasi.

h.

Upaya untuk menghindarkan dari kematian.

Referensi :
Anonim. 2010. Penyakit Varises.[Serial Online]
(http://www.klikdokter.com/ads/healthnewstopics.) (Diakses pada tanggal 01 Desember 2010)
Anonim. 2009. Penyakit Varises dan Pencegahannya. [Serial Online]
(http://organisasi.org/penyakit-varises-dan-pencegahannya). (Diakses pada tanggal 01 Desember
2010)
Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Noor, Nur. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Varises
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

vein
Varises adalah pelebaran pembuluh balik. Kata varises berasal dari bahasa Latin yang berarti
memutar, "varix".[1] Varises (Varicose Vein) merupakan pelebaran vena yang sering terjadi di
vena superfisial, dan yang banyak terjadi di ekstremitas bawah.[2]
Daftar isi

1 Epidemiologi

2 Faktor Risiko

3 Klasifikasi

4 Manifestasi Klinis

5 Pilihan Terapi

6 Referensi

Epidemiologi

secara umum mengenai 10-20% dari populasi keseluruhan, [2] terjadi 2-3 kali lebih sering pada
perempuan dari laki-laki. hampir setengah dari pasien memiliki riwayat keluarga penderita
varises.[3]
Faktor Risiko
1. Adanya trauma secara langsung pada katup vena yang menyebabkan kerusakan 1 atau lebih
katup.
2. Terlalu lama berdiri.
3. Kelebihan berat badan (overweight)
4. Menumpangkan kaki saat duduk
5. Memakai Pakaian yang terlalu mengompresi (ketat).[2]
Klasifikasi
1. varises primer : varises yang berasal dari vena superfisial
2. varises sekunder : varises yang timbul akibat insufisiensi vena deep, inkompentensi vena
perforating, atau akibat oklusi vena deep yang dapat menyebabkan dilatasi atau pembesaran dari
vena superfisial.[3]
Varises dapat terjadi di vena di daerah mana saja, namun paling banyak terjadi di Vena Safena di
kaki dan percabangannya.[3] Varises juga dapat terjadi di area anorektal yang dikenal sebagai
Ambeyen (hemorrhoids), di esofagus (esophageal varices), dan spermatic cord (varikosel). [2]
Manifestasi Klinis
dilatasi vena pada varises terjadi akibat inkompetensi katup vena dan menyebabkan aliran darah
menjadi stasis di bawah, membentuk bendungan, hal ini menjadikan terjadinya edema akibat
tingginya tekanan di vena, nyeri, dan trombosis. Efek yang timbul yaitu edema yang persisten di
ekstremitas dan menyebabkan perubahan sekunder pada kulit yaitu iskemik, dermatitis stasis,
dan ulserasi. ulser dapat menjadi kronis bila luka sulit disembuhkan dan terjadi infeksi. perlu
diingat bahwa pada varises jarang terjadi embolisme, hal ini yang membedakan dengan
trombosis pada vena deep.[4]
Pilihan Terapi

Dibawah ini ada beberapa pilihan terapi yang akan disarankan oleh dokter yaitu :
1. Penggunaan stoking khusus (compression stocking)
2. Skleroterapi
3. Endovenous Laser Treatment (EVLT)
4. Ligasi vena
5. Vein Stripping
6. Ambulatory Phlebectomy[5]
Referensi
1.

^ "varix" di Dorland's Medical Dictionary

2.

^ a b c d (Inggris) Lilly, Leonard S. (2011). Pathophysiology of Heart disease.


Lippincots William & Wilkins, Inc. ISBN 978-1-60547-723-7.
^ a b c (Inggris) Fauci, Anthony S. (2008). principles of Internal medicine.

3.

McGraw-Hill's company. ISBN 978-0-07-147691-1.


4.

^ (Inggris) Kumar, Vinay (2004). Robbins & Cotran Pathologic Basis of Disease.
Elsevier. ISBN 978-0721601878.

5.

^ Varicose vein, Varicose vein. Diakses pada 28 Juli 2012.]

VARISES
VARISES

Definisi
Varises merupakan pelebaran pembuluh bali yang berkelok-kelok pada ekstremitas bawah dan
ditandai oleh katup di dalamnya yang tidak berfungsi. Varises dapat dibedakan menjadi varises
primer dan sekunder.

Epidemiologi
Sering dijumpai di negara Barat, menyerang sekitar 50% populasi dewasa.

Etiologi
Penyebab pasti varises vena belum diketahui. Faktor resiko terjadinya varises antara lain:
1.

Faktor-faktor yang meningkatkan tekanan hidrostatik dan volume darah pada tungkai misalnya
kehamilan dan berdiri lama

2.

Berat badan yang berlebihan

3.

Peradangan

4.

Keturunan (kelemahan dinding pembuluh darah yang diturunkan)

5.

Umur tua

6.

Pekerjaan tertentu yang kurang gerakan

Patofisiologi
Kegagalan katup vena, biasanya pada sambungan safeno-femoral (dan kadang-kadang pada vena
yang mengalami perforasi), meyebabkan peningktan tekanan vena pada vena safena magna
dengan dilatasi vena yang progresif selanjutnya disrupsi katup.

Tanda dan Gejala


Varises bisa terjadi tanpa gejala apapun, tapi ada juga varises kecil yang memberikan macammacam gejala antara lain:

1.

Asimtomatis.

2.

Rasa pegal pada varises primer bisa terjadi nyeri ringan pada tungkai, terutama menjelang
malam hari dan akan bertambah parah bila berdiri lama dan berkurang dengan mengangkat kaki
dan memakai kaus kaki penahan yang elastis. Rasa tidak nyaman karena varises sekunder
cenderung lebih berat.

3.

Kadang terjadi penyulit berupa koreng di mata kaki yang sukar sembuh yang biasanya dimulai
dari kelainan kulit berupa eksim yang sering disertai peradangan.

4.

Perdarahan dapat terjadi jika kulit di atas varises primer menjadi sangat tipis, biasanya disertai
trauma ringan.

5.

Keluhan dari segi kosmetika

Pemeriksaan Penunjang

Penilaian klinis dengan tes tourniquet Tredelenburg.

Velositometer Doppler: menilai sambungan safeno-femoral.

Scan dupleks: cari lokasi yang sering kambuh (khususnya vena varikosa yang berulang).

Diagnosis
Terdapat 4 stadium klinis:
Stadium I

: keluhan tidak spesifik

Stadium II

: Phleboektasia

Stadium III

: varises sesungguhnya, keluhan jelas

Stadium IV

: Chronic Venous Incuficiency, ada ulcus varicosum. Kelainan trofik

Komplikasi
1. Perdarahan varises yang pecah
2. Trombofeblitis akut/kronik
3. Selulitis, gangren

Penatalaksanaan
a.

Hindari berdiri terlalu lama

b.

Elevasi kaki

c.

Gunakan kaus kaki penunjang

1.

2.

Dilatasi Vena, vena memanjang dan berkelok-kelok


Varises dibedakan menjadi:
Varises Primer
Kelemahan struktur herediter dinding pembuluh darah.
Gangguan katup vena ; shg tidak mampu menutup dan menahan refluks
Terjadi pada vena-vena superficial.
Varises Sekunder
Karena gangguan patologis
Terjadi pada vena-vena profunda sampai ke vena superfisialis
Vena superfisialis berfungsi sebagai pembuluh darah kolateral untuk system vena profunda.
Faktor predisposisi

a.
b.

Kelemahan dinding pembuluh darah yang bersifat herediter


Tingginya tekanan hidrostatik dan tingginya volume darah tungkai; missal karena berdiri
terlalu lama dan pada kehamilan.
Terapi Varises
PENGOBATAN
Karena varises vena tidak dapat disembuhkan, pengobatan terutama ditujukan untuk mengurangi
gejala, memperbaiki penampilan dan mencegah komplikasi.
Mengangkat kaki bisa mengurangi gejala tetapi tidak dapat mencegah varises vena.

Varises vena yang timbul selama kehamilan biasanya akan membaik dalam waktu 2-3 minggu
setelah melahirkan.
Stoking elastis bekerja dengan cara menekan vena dan mencegah peregangan dan perlukaan pada
vena.
Penderita yang tidak ingin menjalani pembedahan atau terapi suntikan atau penderita yang
memiliki masalah medis sehingga tidak boleh menjalani pembedahan maupun terapi suntikan,
bisa menggunakan stoking elastis ini.
Pembedahan
Tujuan dari pembedahan adalah untuk mengangkat sebanyak mungkin varises vena.
Vena superfisial yang paling besar adalah vena safena magna, yang berjalan mulai dari
pergelangan kaki sampai selangkangan, dimana vena ini bergabung dengan vena dalam. Vena
safena dapat diangkat melalui prosedur yang disebut stripping.
Vena permukaan memiliki peran yang tidak terlalu penting dibandingkan dengan vena dalam,
karena itu pengangkatan vena permukaan tidak mengganggu sirkulasi darah selama vena dalam
berfungsi dengan normal.
Terapi suntikan
Pada terapi suntikan, vena ditutup, sehingga tidak ada darah yang dapat melewatinya. Suatu
larutan disuntikkan untuk mengiritasi vena dan menyebabkan terbentuknya gumpalan (trombus.
Pada dasarnya prosedur ini menyebabkan flebitis permukaan yang tidak berbahaya.
Penyembuhan trombus menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang akan menyumbat vena.
Tetapi trombus mungkin saja terlarut dan varises vena kembali terbuka.
Jika diameter dari vena yang disuntik ini bisa berkurang melalui penekanan oleh teknik
pembebatan khusus, maka ukuran trombus bisa diperkecil sehingga lebih mungkin terbentuk
jaringan parut, seperti yang diharapkan.
Keuntungan lain dari pembebatan adalah bahwa penekanan yang tepat bisa menghilangkan nyeri,

yang biasanya menyertai flebitis permukaan.


Terapi suntikan biasanya dilakukan hanya jika varises kembali timbul setelah pembedahan atau
jika penderita menginginkan tungkainya tampak cantik.

S-ar putea să vă placă și