Sunteți pe pagina 1din 5

BAB I

TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Teori
Definisi
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak
sempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang
terserang tidak mengandung udara dan kolaps.
(KeperawatanMedikalBedah,vol.2,penerbit buku kedokteran.EGC.2002).
Kolapsnya paru atau alveolus disebut atelektasis, alveolus yang kolaps tidak
mengandung udara sehingga tidak dapat ikut serta di dalam pertukaran gas.
Kondisi ini mengakibatkan penurunan luas permukaan yang tersedia untuk
proses difusi dan kecepatan pernafasan berkurang.
( Elizabeth J.Corwin , 2009)
Atelektasis adalah pengembangan tak sempurna atau kempisnya (kolaps)
bagian paru yang seharusnya mengandung udara, Atelektasis juga disebut
pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran
udara ( bronkus maupun bronkiolus ) atau akibat pernafasan yang sangat
dangkal.
Etiologi
1. Atelektasis bawaan
Sering ditemukan pada bayi yang ditemukan mati atau bayi yang mati segera
setelah lahir jika sebelum sempat terjadi tangis yang pertama. Atelektasis bawaan
yang primer sering dijumpai pada otopsi bayi premature, diduga penyebabnya
adalah karena jaringan paru atau diafragma atau otot pernafasan yang belum
matur.
2. atelektasis didapat
Atelectasis ini relative sering terjadi pada bayi dan anak. Kempis paru dapat
terjadi karena beberapa hal yang sifatnya eksternal (dari luar paru) dan
internal (dari dalam paru). Penyebab eksternal diantaranya ialah:
a. Gangguan pada bentuk dan gerakan dinding toraks, misalnya deformitas
pada tulang rusuk dan tulang punggung, kelainan neuromuscular dan
mungkin terjadi karena pembalut yang terlalu kencang setelah suatu operasi.
b. Gangguan pada diafragma, misal karena paralisi saraf frenikus atau karena
tekanan dari rongga abdomen.
c. Gangguan yang langsung mempengaruhi pengembangan paru, misal efusi
pleural pneumotoraks, tumor intra toraks, hernia diafragmatika dan lain-lain
d. Tekanan langsung terhadap bronkus atau alveolus, misalnya karena
pembesaran getah bening, tumor intratoraks dan lain-lain.
Patofisiologi
Pada atelektasis absorpsi, obstruksi saluran napas menghambat masuknya
udara ke dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan.Udara yang
sudah terdapat dalam alveolus tersebut diabsorpsi sedikit demi sedikit ke
dalam aliran darah dan alveolus kolaps. Atelektasis absorpsi dapat
disebabkan oleh obstruksi bronkus intrinsik atau ekstrinsik.Obstruksi bronkus
intrinsik paling sering disebabkan oleh secret atau eksudat yang
tertahan.Tekanan ekstrinsik pada bronkus biasanya disebabkan oleh
pembesaran kelenjar getah benih.

Pada saat terjadi sumbatan pada bronkus, udara bagian paru yang
bersangkuatan akan terjebak. Lambat laun udara tersebut akan dihisap oleh
aliran darah yang melalui daerah itu.
Pembagian Atelektasis
Menurut luasnya atelektasis dibagi :
a. Massive atelectase, mengenai satu paru
b. Satu lobus, percabangan main bronchus
Gambaran khas yaitu tumor ganas bronkus dengan atelectase
lobus superior paru.
c. Satu segmen segmental atelectase
d. Platelike atelectase, berbentuk garis
Misal : Fleischner line oleh tumor paru
Bisa juga terjadi pada basal paru post operatif.
Gejala klinis
Atelektasis dapat terjadi secara perlahan dan hanya menyebabkan sesak nafas
yang ringan.
Gejalanya bisa berupa :
1. Gangguan Pernafasan
2. Nyeri Dada
3. Batuk

Diagnosis
Diagnosis biasanya ditegakkan dengan mudah berdasarkan gambaran radiologis. Kadangkadang pemeriksaan fisis yang teliti dapat pula menentukan adanya dan letak daerah atelektasis.
Pemeriksaan khusus misalnya bronkoskopi dan bronkografi, dapat dengan tepat menentukan
cabang bronkus yang tersumbat
Prognosis
Pada umumnya atelektasis dapat hilang jika penyebab obstruksi telah dihilangkan, kecuali
jika ada infeksi sekunder. Cepat lambatnya penyembuhan tergantung pula pada luas daerah
atelektasis, letak atelektasis, karena gerakan mukosilier pada bronkus yang bersangkutan
terganggu, sehingga efek batuk tidak bekerja. Jika infeksi ini berlangsung lebih lanjut dapat pula
menyebabkan bronkiektasis atau abses paru.
Pengobatan
Tujuan

pengobatan

adalah

mengeluarkan

dahak

dari

paru-paru

dan

kembali

mengembangkan jaringan paru yang terkena.


Tindakan yang biasa dilakukan :
1. Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa
mengembang
2. Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya
3. Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )

4. Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak


5. Postural drainase
6. Antibiotik diberikan untuk semua infeksi
7. Pengobatan tumor atau keadaan lainnya
8. Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau
menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin perlu
diangkat. Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang
mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan parut ataupun
kerusakan lainnya.
Pencegahan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya atelektasis :
1. Setelah menjalani pembedahan, penderita harus didorong untuk bernafas dalam, batuk teratur
dan kembali melakukan aktivitas secepat mungkin. Meskipun perokok memiliki resiko lebih
besar, tetapi resiko ini bisa diturunkan dengan berhenti merokok dalam 6-8 minggu sebelum
pembedahan.
2. Seseorang dengan kelainan dada atau keadaan neurologis yang menyebabkan pernafasan dangkal
dalam jangka lama, mungkin akan lebih baik bila menggunakan alat bantu mekanis untuk
membantu pernafasannya. Mesin ini akan menghasilkan tekanan terus-menerus ke paru-paru,
sehingga meskipun pada akhir dari suatu pernafasan, saluran pernafasan tidak dapat menciut.

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Keluhan Utama
Keluhan utama pada atelektasis keluhan utama yang dirasakan adalah
- Sesak nafas

- Nyeri dada
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasakan sesak nafas, setelah beraktivitas dan merasakan nyeri dada pada bagian
yang terkena atelektasis
c. Riwayat penyakit dahulu
Pada saat lahir pasien pernah mengalami kelainan yaitu setelah lahir belum sempat terjadi
tangisan yang pertama.
d. Riwayat psiko social
- Pasien merasakan cemas karena mengalami nyeri
- Pasien jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar
e. Pola aktivitas sehari-hari
- Mobilisasi berkurang karena pasien sesak nafas jika pasien banyak melakukan aktivitas
- Pola istirahat, tidur pasien menjadi berkurang atau tidak teratur
- Pemasukan nutrisi dan cairan berkurang
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan thoraks yang cermat, yang mencakup inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi, seringkali menunjukkan diagnosis kelainan paru yang terjadi. Hasil pemeriksaan fisik
pada atelektasis (obstruksi lobaris) yang sering ditemukan adalah :
Tanda-tanda vital
TD : hipertensi
S

: hipertermi >39C

RR : dipsnea 30x/mnt
N : takikardi 130x/mnt

Inspeksi

berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit,

adanya sianosis pada bibir dan ujung jari


pasien terlihat pucat
Palpasi

fremitus berkurang, trakea dan jantung bergeser

Perkusi

batas jantung dan mediastinumm akan bergeser


letak diagfragma meninggi

Auskultasi suara nafas melemah,dan terdengar ronki

Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen dada
Menunjukan adanya daerah bebas udara di paru-paru
2. CT scan
Menentukan penyebab terjadinya penyumbatan
3. GDA
Untuk menunjukan derajat hipoksemia dan keadekuatan ventilasi alveolar
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi dan perfusi tidak seimbang
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d pola nafas cepat dan dangkal
3. Ketidakafektifan bersihan jalan nafas b.d akumulasi mukus pada bronkus
4. Gangguan perfusi jaringan b.d oksigen jaringan menurun;sianosis

S-ar putea să vă placă și